Di Indonesia, kesadaran mengenakan jilbab semakin meningkat. Bahkan, muncul tren mode jilbab yang cantik dan stylish. Hal ini semakin menarik perhatian kaum Muslimah untuk mengenakannya. Tetapi, apakah wajib berjilbab menjamin masuk surga?
Jilbab Menurut Islam
Jilbab adalah kain panjang dan lebar, menutupi kepala sampai seluruh tubuh. Kecuali tangan, kaki dan wajah. Seseorang dapat dikenali sebagai Muslimah dari jilbab yang dikenakan. Jilbab diakui sebagai pakaian yang sopan. Sehingga pakaian ini dapat melindungi para Muslimah dari pandangan nafsu kaum pria.
“… Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka… supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu…” (Qs 33:59).
“Abu Malik berkata: “Ketahuilah wahai saudariku muslimah … para ulama telah sepakat wajibnya kaum perempuan menutup seluruh bagian tubuhnya…” (Fiqhu Sunnah li Nisaa’, hal. 382)
Sebuah hadist juga menuliskan bahwa wanita Muslimah wajib berjilbab. Bagi mereka yang tidak melakukannya, tidak akan masuk surga. “… Rasulullah SAW bersabda: “Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.”’ (HR. Bukhari)
Kontroversi Pemakaian Jilbab
Golongan Islam liberal menentang wajib berjilbab. Profesor Usdah Mulia, Guru Besar UIN Ciputat Syarif Hidayatullah, menyatakan jilbab tidak wajib. Menurut golongan ini, pemakaian jilbab lebih pada etika dan estetika, dibandingkan substansi ajaran agama.
Pada jaman jahiliyah, jilbab menutupi leher bagian dada seorang wanita, yang juga memamerkan perhiasan-perhiasan. Mereka menambahkan, terdapat faktor keamanan dimana banyak kejahatan terhadap kaum Muslimah.
Penudung Menurut Kitab Allah
Ketika Isa Al-Masih melayani di bumi, wanita-wanita Yahudi berpakaian mirip dengan jilbab. Tetapi, Kitab Allah tidak mengajarkan atau mengharuskan wanita memakai pakaian seperti jilbab. Kitab Allah lebih mengajarkan hal-hal rohani, bukan lahiriah.
“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah… menaruh pengharapannya kepada Allah…” (Injil, Surat Rasul 1 Petrus 3:4-5).
Di Surga, tidak ada jilbab! Atau jenis pakaian ataupun perhiasan lahiriah apapun. Pakaian kekudusan yang terpancar dari hati yang kudus, itulah yang menghiasi manusia roh di surga.
Isa Al-Masih Syarat Masuk Surga
Jadi menurut Kitab Allah, jilbab tidak menjamin seorang Muslimah masuk surga! Kitab Allah mengajarkan syarat masuk surga adalah kekudusan, “… sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (Injil, Surat 1 Petrus 1:16).
Seseorang dapat memiliki hati kudus hanya dengan menerima Isa Al-Masih! Meskipun dengan melakukan banyak kebaikan, kita tidak akan dapat memperoleh hati yang kudus. Karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk berdosa.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda, apakah seorang Muslimah wajib berjilbab? Apa alasan anda?
- Mengapa ada persepsi yang berbeda dalam memakai jilbab? Jelaskan pendapat anda?
- Sebagai wanita berjilbab, apakah anda yakin pasti masuk sorga? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
yuli mengatakan
*****
Bismillah…
1. setiap wanita Muslim wajib berjilbab secara syar’i, karena itu adalah ketentuan Allah yang tertulis dalam Al-Quran dan sabda baginda Rasulullah SAW
2. Mungkin itu terjadi karena ketidaktahuan orang tentang bagaimana jilbab yg syar’i itu sebenarnya
3. Saya tidak yakin bahwa semua wanita yang berjilbab pasti masuk surga tapi dengan berjilbab, saya yakin bahwa sedikit demi sedikit Insya Allah dosa-dosa saya akan berangsur-angsur berkurang
staff mengatakan
*****
Sdri. Yuli,
Terimakasih untuk partisipasi Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam artikel di atas.
Lebih jauh, kiranya Anda dapat menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Menurut Anda, apa yang menyebabkan Allah mewajibkan wanita Muslim berjilbab?
2. Dapatkah Anda jelaskan kepada kami, berjilbab seperti apakah yang dimaksudkan secara syar’i?
3. Bagaimana Anda menilai istri Gus Dur dan putri-putrinya sehubungan dengan penggunaan jilbab, apakah sesuai dengan syar’i yang Anda maksudkan? Tentunya kita semua tahu bahwa selain negarawan, Gus Dur dan keluarganya adalah tokoh ulama yang sangat dihormati.
4. Sehubungan dengan pernyataan Anda: “…dengan berjilbab saya yakin bahwa sedikit demi sedikit Insya Allah dosa-dosa saya akan berangsur-angsur berkurang…”, apa yang mendasari pernyataan Anda tersebut? Adakah Firman Allah yang menjamin bahwa dosa Anda berangsur berkurang ketika berjilbab?
~
Yuli
ida mengatakan
*****
Pertanyaan #3: Sebagai wanita berjilbab, apakah Anda yakin pasti masuk sorga? Mengapa?
Jawaban: Jilbab tidak menjamin masuk surga. Karena sorga bukan urusan sekuler seperti kehadiran di sekolah, harus mengenakan seragam sekolah. Kita harus fokus taat kepada perintah Tuhan. Intinya “tutup aurat”. Lihat jaman & lingkungan. Kalau di Timur Tengah itu harus, karena orangnya banyak yang garang. Di negara lain disesuaikan dengan budaya, kenyamanan, serta kesehatan kulit kepala & rambut juga dipertimbangkan. Jadi tidak perlu meributkan hal yang tidak penting.
staff mengatakan
*****
Sdri. Ida,
Terimakasih telah berpartisipasi menanggapi pertanyaan pada artikel di atas.
Apa yang Anda sampaikan sangat logis dan bijak. Namun, bagaimana pendapat Anda mengenai bunyi Hadits sebagaimana tertera dalam artikel? “Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.”’ (HR. Bukhari). Mungkinkah ayat ini menjadi salah satu penyebab para Muslimah menggunakan jilbab demi menghindari neraka?
Menurut Anda, jika bukan jilbab yang membawa kita ke sorga, apakah rajin beribadah & beramal soleh dapat menjamin akhirat kita di sorga?
~
Yuli
usil mengatakan
~
Jilbab tidak dapat memasukkan manusia ke surga. Hanya hati yang suci yang dapat memasukkan manusia kedalam surga.
Pantas saja pengikut Kristus senang mengumbar aurat karena penutup tubuh tidak penting bagi mereka. Dogma mereka berbunyi: “hanya kesucian hati yang dapat memasukkan manusia ke dalam surga”. Kehidupan surga adalah roh, tidak ada jilbab disana. Roh pun tidak membutuhkan pakaian. Pakaian hanya dibutuhkan oleh sesuatu yang bersifat fisik.
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
Terimakasih untuk partisipasi Anda berkomentar.
Yang Anda sampaikan tidak lengkap, hanya memaknai sepenggal isi artikel. Anda menyimpulkan kesucian hati membawa kita ke sorga. Pertanyaan besar yang perlu direnungkan:
“Adakah manusia yang berhati suci? Bukankah Qs 19:71 & Qs 43:74 setuju semua orang berdosa & masuk neraka? Apakah ketaatan ibadah termasuk berhijab bisa menyucikan hati?”
Tidak! Kesucian hati hanya bisa diterima bila bersedia menyerahkan hidup kepada Kristus yang membasuh dosa melalui darah pegurbanan-Nya. Nah, barulah kita bisa masuk sorga.
Andapun keliru memaknai trend “umbar aurat”. Setiap pengikut sejati Kristus akan meninggalkan kebiasaan buruk yang bertentangan dengan sabda Allah. Karena Isa Al-Masih telah menyucikan hatinya, maka seluruh hidupnya diarahkan pada kekudusan: “…Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (Injil, Surat 1 Petrus 1:16), termasuk saat berbusana.
Jadi, kini Anda dapat menilai, hanya pengikut Kristus sejatilah yang hidupnya sesuai dengan ajaran Kristus. Di luar itu, palsu!
~
Yuli
Ata mengatakan
*****
Jawaban fokus pertanyaan:
1) Jika sudah diwajibkan oleh Allah, layakkah seseorang yang mengaku beriman berdalih macam-macam dengan tujuan menolak apa yang diwajibkan Allah?
2) Persepsi berbeda karena iman, pikiran dan hati orang juga berbeda-beda. Pendapat seseorang adalah batas pemahamannya atas suatu ajaran. Pendapat perorangan tidak bisa dijadikan dalil hukum bila bertentangan dengan apa yang telah diwajibkan Allah.
3) Jilbab tentu tidak bisa memasukkan seseorang ke surga. Ketakwaan menjalankan perintah Allah dengan hati ikhlas semata demi Allah yang dapat mengundang ridha Allah untuk memberikan rahmat-Nya kepada yang bersangkutan.
staff mengatakan
*****
Sdr. Ata,
Terimakasih telah berpartisipasi menjawab fokus pertanyaan. Berikut tanggapan kami:
#1 dan #2: Masalahnya, benarkah berhijab adalah perintah Allah? Dengan tujuan apa diwajibkan? Jika benar dari Allah, tentu alasannya bernilai kekal, tidak sekedar agar mudah dikenali dan tidak diganggu, bukan? Mengapa baru diperintahkan dalam Al-Quran dan bukan pada Taurat (2150 tahun sebelum Al-Quran) atau Injil (700 tahun sebelum Al-Quran)?
#3: Berdasarkan kutipan hadits Al-Bukhari di atas, tentu yang tidak berhijab masuk neraka, bukan? Jika “ya”, bagaimana dengan amal saleh dan ketaatan ibadahnya yang lain? Apakah tidak berguna? Berkaitan dengan jawaban Anda “…Ketakwaan menjalankan perintah Allah dengan hati ikhlas…dapat mengundang ridha Allah…”, tentu tak seorangpun bisa sempurna bertakwa, bukan? Bukankah tak berhijab saja masuk neraka? Tentu kecacatan amal saleh di lain hal juga tak mungkin mendapat ridha Allah, bukan? Jadi, masih mungkinkah Anda selamat?
~
Yuli
ata mengatakan
~
Yuli,
Kitab suci Islam adalah Al-Quran. Ketika Al-Quran menyatakan suatu perintah untuk melakukan sesuatu, maka menjadi kewajiban bagi Muslim, termasuk jilbab. Jadi mengapa kami harus mencari pembenaran dari kitab lainnya?
Hadist Bukhari di atas berbicara tentang penolakan mengerjakan perintah Allah. Apakah penolakan mengerjakan perintah Allah adalah sesuatu yang Anda anggap biasa? Toh dalam hadist di atas tidak disebutkan apakah kesalahan satu-satunya yang diperbuat para wanita hanyalah karena tidak mau memakai jilbab, sedangkan mereka shalih di segala bidang amal lainnya?
Konsep Islam sudah sangat jelas: perimbangan perbuatan, lalu rahmat Allah yang menyelamatkan.
staff mengatakan
~
Sdr. Ata,
Seandainya Qs 5:46 (Taurat dan Injil adalah petunjuk bagi orang bertakwa) tidak pernah ada, maka masuk akal bila Anda menulis: “…mengapa kami harus mencari pembenaran dari kitab lainnya?”. Kenyataannya, kitab Anda sendiri mengakui Taurat dan Injil, sedangkan dalam dua kitab tsb tidak ada perintah untuk berjilbab. Jadi, benarkah jilbab adalah perintah Allah? Atau perintah si penulis Al-Quran sendiri?
Mengenai ganjaran atas penolakan perintah Allah, argumentasi Anda justru mengaburkan arti yang sebenarnya jelas tersurat dalam hadits :
“… Rasulullah SAW bersabda: “Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.”’ (HR. Bukhari).
Tentang keselamatan, Anda menggunakan standard ganda. Jika ada syarat perimbangan perbuatan, maka bukan rahmat Allah yang menentukan keselamatan, melainkan usaha manusia. Mari, pertimbangkan ulang konsep Anda.
~
Yuli
Hamba allah mengatakan
~
Untuk urusan penjaminan masuk surga atau neraka hanya Allah yang tahu. Tetapi orang yang tidak berjilbab artinya belum taat perintah Allah. Yang saya tahu, untuk masuk surga jalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Artinya memakai hijab itu salah satu syarat masuk surga tapi harus diiringi menjalankan perintah Allah lainnya dan juga atas izin Allah.
Untuk pembahasan saudara mengenai Injil dan Taurat, Muslim itu beriman kepada semua kitab Allah, tetapi Al-Quran kitab terakhir dan penyempurna dari kitab lainnya. Agar lebih jelasnya, hendaklah Saudara membaca Al-Quran dari awal sampai akhir agar mengetahui Islam secara jelas dan benar. Tapi kalau Anda tidak percaya, saya hanya bisa berkata: “Untukmu agamamu, untukku agamaku”.
staff mengatakan
~
Sdr. Hamba Allah,
Jika syarat masuk sorga adalah melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, pastilah semua manusia gagal. Jika hal ini menjadi syarat, tentu ‘izin Allah’ pun diberikan atas dasar kepatuhan sempurna kita kepada-Nya, bukan? Atas dasar ini, tentu Anda setuju bila seorang pendusta yang berhijab, atau seorang jujur yang tidak berhijab, sama-sama gagal masuk sorga, bukan?
Nah, pertanyaan lebih jauh, benarkah berhijab perintah Allah? Mengapa dalan Taurat dan Injil yang menurut Anda juga Muslim imani, tidak ada perintah tsb? Padahal jarak penulisan antara Taurat dan Al-Quran adalah 2150 tahun dan antara Injil dengan Al-Quran adalah hampir 700 tahun. Mungkinkah dalam rentang yang panjang itu, Allah lupa berfirman tentang hijab jika memang menjadi salah satu aturan masuk sorga?
Jika Al-Quran kitab penyempurna, apakah firman Allah dalam Taurat dan Injil tidak sempurna sehingga perlu penyempurnaan? Jika seperti itu, Allah tidak ada bedanya dengan manusia. Bukankah manusia sering melakukannya juga? Maka tanpa sadar, Anda sedang meragukan kemahasempurnaan Allah.
~
Yuli
Dewi kemala mengatakan
*
Sebagai wanita berjilbab, apakah anda yakin pasti masuk sorga? Mengapa?
Jawab:
Hijab adalah wajib. Masalah akan masuk surga itu adalah hak Allah untuk memberikan kepada hamba-Nya. Tugas kita sebagai hamba-Nya adalah berusaha sesuai yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang-Nya. Inshaaallah surga bagi kita. Tapi kalau masalah hijab masuk surga belum tentu.
Jazakallah
staff mengatakan
*
Terimakasih Sdri. Dewi Kemala atas kesediaan Anda menjawab salah satu dari tiga pertanyaan fokus artikel.
Jika demikian, apakah tujuan Allah mewajibkan kaum Muslimin berhijab?
Jika sorga hanya diyakini “jika Allah menghendakinya = Insyaallah“, sebetulnya, apa yang Allah kehendaki terhadap umat-Nya? Sedangkan kewajiban berhijab pun tidak memberikan jalan bagi syarat masuk sorga. Tentu jika Allah menghendaki ketaatan umat-Nya, ketaatan seperti apa yang Allah kehendaki? Apakah ketaatan karena ketakutan dimurkai Allah jika melanggar, tanpa mengerti tujuan dari perintah Allah itu sendiri?
Sdri. Dewi, berbeda dengan kitab Anda yang tidak pernah menjelaskan esensi dari peraturan yang dibuat, Kitab Suci Allah di dalam Taurat dan Injil secara terang menjelaskan alasan kehendak Allah bagi manusia. Allah menghendaki manusia berdosa selamat dari hukuman neraka. Untuk itulah Allah hadir di dalam Isa Al-Masih untuk menggantikan hukuman kita. Yang Allah kehendaki ialah agar kita menerima kasih pengorbanan-Nya supaya kita selamat di akhirat dan hidup dengan cara yang mulia selagi di dunia. Itulah ketaatan sejati yang Allah kehendaki.
~
Yuli
fia mengatakan
~
Apakah Allah masih mengampuni wanita yang menutup aurat namun belum istiqomah karena faktor lingkungan misalkan mandi di sungai?
staff mengatakan
~
Sdr. Fia,
Menurut kami Allah maha pengampun. Dan pengampun Dia tidak dibatasi oleh pakaian seseorang. Artinya, ketika Allah ingin mengampuni dosa sdr, Dia tidak terlebih dahulu melihat apa yang sdr pakai, atau bagaimana cara sdr berpakaian.
Ketika sdr memohon pengampun dari Allah, yang Dia lihat adalah hati sdr. Apakah sdr datang dengan hati yang benar-benar merindukan pengampun-Nya, atau ibadah sdr hanya sekedar ritual semata?
Perhatikanlah firman Allah berikut ini, “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rasul BesarMatius 15:19).
~
Saodah
R mengatakan
*****
1. Tentu saja, karena berjilbab itu menutupi aurat.
2. Sebenarnya berjilbab itu tidak boleh berlebihan, niat menutup aurat bukan karena tren.
3. Tentu tidak, karena masuk tidaknya seorang di surga hanya karena amal ibadah di dunia dan karena ridho Allah. Bukan karena jilbab, sebab jilbab adalah suatu kewajiban.
staff mengatakan
*****
Sdr. R,
Terimakasih sudah berusaha menjawab tiga pertanyaan yang kami berikan. Berikut sedikit tanggapan kami:
1. Kami setuju dengan pendapat saudara. Selain menutup aurat secara fisik, akan lebih baik kita juga menutup hati dari dosa-dosa yang membawa kita kepada kebinasaan, bukan?
2. Benar yang sdr katakan. Tapi sayangnya, tidak sedikit wanita Muslim berjilbab karena mengikuti tren atau agar terlihat lebih solehah dibanding mereka yang tidak berjilbab.
3. Sekali lagi kami setuju dengan sdr bahwa jilbab tidak dapat menjamin seseorang masuk sorga. Satu pertanyaan dari kami: Seberapa banyakkah amal yang harus dikumpulkan agar seseorang dapat masuk sorga?
~
Saodah
muslim mengatakan
~
Staff Isa dan Islam,
Dalam Islam, kami diajar agar melakukan amalan kebaikan tanpa mengira batasan.
staff mengatakan
~
Sdr. Muslim,
Benar apa yang Anda sampaikan. Bahkan bukan hanya ajaran Islam yang mengajarkan bahwa melakukan amal kebaikan tidak ada batasnya. Semua agama di dunia juga mengajarkannya. Namun pertanyaannya, apakah banyaknya amal kebaikan menentukan masuk tidaknya seseorang ke sorga? Jika jawaban Anda “Ya”, tentu ada batasan jumlah minimum yang harus dicapai, bukan? Mustahil Allah tidak memberitahukannya jika Ia Mahapenyayang umat-Nya, bukan? Masalahnya, justru hal ini yang membingungkan Anda sendiri karena Anda tidak akan pernah menemukan jawabannya dalam seluruh kitab suci.
Jika demikian, benarkah kitab suci Allah menyatakan bila syarat masuk sorga adalah banyaknya amal kebaikan manusia? Silakan baca artikel berikut untuk jawaban lebih rinci: http://tinyurl.com/n4qyrer.
~
Yuli
Abraham Manaha mengatakan
~
Bang Usop menulis: “Sudah dijelaskan bahwa memakai jilbab adalah wajib untuk Muslimah. Ya, itu adalah pakaian yang diperintahkan Allah SWT kepada Muslimah, apa Daniar juga belum mengerti?”
Namun saya membaca Al-Quran dan Hadits sepertinya berjilbab bagi kaum wanita bukan perintah Allah, tapi usulan Umar agar wanita memakai jilbab karena Umar sering mengintip para isteri nabinya yang buang hajat di lapangan terbuka pada malam hari. Jadi Bung Usop perlu belajar Al-Quran dan Sunah lebih banyak lagi sehingga tidak hanya berasumsi.
staff mengatakan
~
Sdr. Abraham Manaha,
Menanggapi apa yang Anda sampaikan, kiranya rekan-rekan Muslim dapat terdorong untuk mempelajari setiap ajaran dalam Al-Quran dan Hadits dengan lebih teliti. Sungguhkan berhijab adalah perintah Allah dalam kaitannya dengan kehidupan rohani manusia? Seandainya ya, mengapa Taurat dan Injil yang Al-Quran akui sebagai kitab Allah (Qs 5:46) tidak memuat perintah tsb? Apakah Allah lupa memfirmankannya sehingga baru disusulkan dalam Al-Quran dan Hadits?
~
Yuli
Budi Haris mengatakan
~
Apakah Kristen dijamin masuk surga? Buat kami ayat ini sangat jelas, mengapa kalian buta?
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Yesus tidak akan mengenal umat yang menuhankan dia, yang melebih-lebihkan mujizat beliau.
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Budi Haris,
Anda benar. Alkitab tidak pernah mencatat firman Allah: “Kristen dijamin masuk surga”. Melainkan: “… Allah … telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [Yesus], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil Yohanes 3:16). Menjadi “Kristen” dan menjadi “… orang yang percaya kepada-Nya [Yesus]” adalah dua hal berbeda. Seseorang bisa saja ber-KTP Kristen meski tidak mempercayai Yesus. Sebab mempercayai Yesus berarti mengenal siapa Dia (Injil Matius 7:23) dan hidup seperti Dia, yakni “… melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Injil Matius 7:21), sebagaimana ayat Injil yang Anda kutip. Orang yang mempercayai Yesus seperti inilah yang memperoleh jaminan “hidup yang kekal” dalam “Kerajaan Sorga”.
Maka jika Anda perhatikan baik-baik Injil Matius yang Anda kutip, tentu yang Yesus maksud dengan orang-orang yang ditolak-Nya masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang seolah-olah menuhankan Yesus tapi tidak mengenal-Nya dan hidup menurut kehendak sendiri, bukan kehendak Bapa di sorga seperti yang Yesus teladankan.
Nah, bagaimana dengan Anda? Bersediakah Anda mengenal siapa Yesus lebih dalam? Hanya melalui Yesus-lah Anda bisa mengenal Allah Bapa dan melakukan kehendak-Nya. Sebab Yesus sendiri menyatakan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil Matius 10:30). Mempercayakan hidup pada Yesus membawa pada anugerah hidup kekal di sorga.
~
Yuli
Kebenaran mengatakan
~
Yang dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan.
Yesus menyatakan Ia bukanlah Tuhan. Ia hanya menjadi utusan sebagai kalimat yang lahir tanpa ayah agar dapat turun sebagai kalimat yang langsung berasal dari Tuhan (untuk dibaca). Bagi bangsa Yahudi (Alkitab) yang turun menjelaskan tanda-tanda kekuasaan di dalam perbuatan Tuhan sebagai mujizat (mencipta dsb) di dalam diri Yesus. Agar umat Yahudi mau mengesakanNya, bukan menganggapnya sebagai Allah di dalam konsep Trinitas. Akal mengatakan Allah tidak mungkin menjelma memiliki alat kelamin dan lahir dari makhluk yang diciptakan-Nya.
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Saudara Kebenaran,
Kami sependapat dengan saudara, bahwa yang dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan. Jadi, dengan berjilbab tidak dapat menjamin masuk sorga, bukan? Lalu bagaimana cara Allah menyelamatkan saudara agar tidak dihukum di neraka tetapi masuk sorga? Silakan berikan penjelasan saudara!
Mengenai ketuhanan Isa Al-Masih silakan pelajari dan diskusikan di link ini https://bit.ly/2WgNTA8
~
Daniar
Ishaq mengatakan
~
Semoga kalian dirahmati. Mudah-mudahan Tuhan mendatangkan seorang penolong yang dapat mengeluarkan kalian dari gelap menuju terang.
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Ishaq,
Saya senang dengan doa dan harapan yang dipanjatkan untuk saya. Ini baik sekali. Berharap Anda pun menemukan kebenaran sesungguhnya. Sebab berjilbab tidak akan memberikan jaminan pasti masuk sorga. Jilbab hanya menolong manusia dalam menutupi aurat. Tetapi tidak menjamin saudara masuk sorga. Bukankah demikian? Itu sebabnya, saya menduga saudara pun sedang mengalami kebingungan tentang nasib saudara di akhirat.
Apakah saudara telah yakin dan pasti masuk sorga? Dapatkah saudara berbagi dengan kami mengenai ini?
~
Solihin