Sekarang, semakin banyak Muslimah yang berhijab. Mereka berusaha mentaati hukum berhijab dalam Al-Quran. Dengan berhijab, mereka merasa semakin sholehah.
Dari manakah asal usul jilbab? Apakah yang lebih penting dari jilbab?
Hukum Berhijab dalam Al-Quran
Al-Quran memerintahkan Muslimah untuk berhijab. “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka . . .’” (Qs 33:59).
Penjelasan Pakar Islam Soal Hijab
H. Sumanto Al Qurtuby, dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi menjelaskan sejarah hijab.
Katanya, “. . . Jauh berabad-abad sebelum Al-Quran hadir, Kitab Suci Yahudi [seperti Talmud], sudah mengsyari’atkan tentang hijab ini. Karena itu tradisi hijab ini bukan hanya ‘sangat Islami’ tetapi juga ‘sangat Yahudi’ . . .”
“. . . hijab dan cadar (niqab, burqa, khimar, dlsb) yang sudah lama dipraktekan oleh masyarakat Assyria pada tahun 5.000 sM [sebelum Masehi], yang kemudian diadopsi dan dipraktekan oleh . . . imperium-imperium Neo-Assyria di zaman pra-Islam seperti Babilonia, Partha, Roman, Sasania, Media, Persia, dlsb,” tambahnya.
Jika Anda ingin menanggapi penjelasan H. Sumanto Al-Qurtuby bisa lewat email ini.
Apa yang Jauh Lebih Penting daripada Hijab?
Dalam Kitab Taurat, Allah memerintahkan Adam dan Hawa untuk hidup suci, bukan berhijab. Mereka berdosa bukan karena Hawa tidak berhijab, tetapi karena melanggar firman-Nya (Taurat, Kejadian 1-3).
Wahyu Allah (Taurat, Zabur, Injil) menekankan hidup suci jauh lebih penting daripada busana. Isa Al-Masih juga menegaskan betapa pentingnya hati yang suci itu.
Firman-Nya, “Tetapi apa yang keluar . . . dari hati . . . yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 15:18-20).
Anisa Hasibuan adalah contohnya. Pemilik “First Travel” yang berhijab ini telah membohongi jemaah umroh yang menggunakan jasa perjalanannya. Dia tidak memberangkatkan mereka. Jadi sudah jelas hijab tidak menjamin perbuatan seseorang suci.
Dengan demikian, kesucian hidup jauh lebih penting daripada hijab. Sebab hanya orang suci yang masuk sorga.
Agar Hati Kita Suci dan Layak Masuk Sorga
Bukankah Islam dan Kristen percaya bahwa kesucian adalah syarat mutlak masuk sorga? Kitab Allah menegaskan, “. . . sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan [di sorga]” (Injil, Surat Ibrani 12:14).
Bagaimanakah cara agar hati kita suci dan beroleh jaminan sorga? Faktanya semua manusia telah berdosa dan pasti menderita penyiksaan kekal di neraka.
Syukurlah, Isa rela menanggung hukuman dosa manusia melalui penyaliban-Nya. Kepada orang yang percaya kepada-Nya, Dia menyucikan dosa-dosa mereka. Sehingga mereka layak masuk sorga-Nya.
Anda dapat menanyakan pokok ini kepada staff kami di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah akibatnya bagi umat Islam dari fakta bahwa hijab berasal dari budaya non-Islam?
- Mengapa sejak penciptaan Allah tidak memerintahkan wanita untuk berhijab?
- Mengapa Allah mementingkan kebersihan/kesucian hati, perbuatan dan kehidupan manusia daripada hijab?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Untuk Sdr. Doimic,
Terimakasih untuk kunjungan Anda. Namun mohon maaf, komentar Anda tidak dapat kami terbitkan. Forum diskusi ini disediakan agar kita bersama dapat memperdalam pembahasan isi topik artikel. Maka di luar tujuan tsb, terlebih lagi bila bahasa maupun konten yang dibawa mengabaikan penghormatan terhadap pihak lain, kami tidak dapat memuatnya.
~
Yuli
~
Memang benar, kesucian adalah hal mutlak dalam memperoleh surga yang kekal. Dalam hal ini adalah kesucian hati tentunya. Maka sudah pasti wanita yang menjaga kesucian hatinya akan berhijab, bertudung. Sedang berjilbabbertudung adalah salah satu cara untuk menjaga kesucian wanita dan agar tetap berada dalam ajaran/tuntunan Tuhannya.
~
Sdr. Awal,
Alasan apa yang membuat Anda berkesimpulan bila “sudah pasti wanita yang menjaga kesucian hatinya akan berhijab, bertudung”? Apa keterkaitan logis antara kesucian hati dan hijab? Apakah “hati” yang tidak kasat mata dapat dijaga kesuciannya dengan hijab, sebuah busana jasmaniah yang kasat mata? Sama halnya, apakah Anda bisa mengendalikan hati seorang pengumpat dengan cara memplester mulutnya dan memasangkan masker atau bahkan cadar ke wajahnya? Bukankah tanpa mulut sekalipun, hatinya masih bisa terus mengumpat? Lalu, apakah Allah yang Maha Tahu tidak bisa mendengar umpatan hatinya?
Jadi, tolok ukur apa yang Anda gunakan untuk memastikan bila dengan hijab, hati seseorang terjaga kesuciannya?
~
Yuli
~
Tidak ada tolok ukur antara hijab dan hati yang suci. Hijab itu kain yang wajib dipakai oleh wanita Muslim. Karena jelas diperintah langsung oleh Allah kepada istri-istri nabi dan kaum Muslimin.
Mengapa harus menggunakan hijab? Karena wanita Muslim dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat dan haram dilihat serta disentuh yang bukan mahramnya (muhrim).
Dan untuk kesucian hati, saya, Anda, dan banyak orang lainya mungkin tidak memiliki hati yang suci karena kesucian hati adalah keimanan (iman). Tetapi tidak sedikit wanita berhijab yang hatinya tidak suci Itu termasuk golongan munafik. Banyak juga wanita Muslim berhijab yang ahlak dan hatinya baik. Itu termasuk golongan beriman.
~
Sdr. Olonwh,
Terimakasih untuk pendapat yang Anda bagikan di forum diskusi ini.
Seandainya benar Allah yang mendefinisikan aurat wanita dihitung mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki sehingga wajib ditutupi, mengapa definisi dan perintah seperti ini tidak termuat baik dalam kitab Taurat, Zabur, maupun Injil? Bukankah ketiganya Kitab Allah? Mengapa baru diperintahkan ribuan tahun kemudian dalam Al-Quran? Seandainya demikian, tentu Allah membiarkan umat-umat terdahulu hidup dalam dosa dengan tidak menutup aurat, bukan? Tapi bukankah Allah sangat membenci dosa? Lalu mengapa Ia membiarkannya hingga ribuan tahun tanpa definisi dan perintah seperti itu?
~
Yuli
~
Saudara yang tidak mau bersunat, berhijab, dan mematuhi larangan makan babi (sebagai ajaran Tuhan di dalam Taurat ). Karena percaya Yesus sebagai Tuhan sudah menyunat hati, menyucikan dan menyelamatkan saudara mengikuti ajaran Paulus. Padahal Yesus menyatakan Ia bukanlah Tuhan, Ia menyatakan turun bukanlah untuk menghapus ajaran Tuhan di dalam Taurat.
~
Saudara Kebenaran,
Terimakasih telah menanggapi artikel di atas. Namun fokus artikel di atas adalah Lebih penting mana, berhijab ataukah hati yang suci? Bagaimana menurut pandangan saudara?
Mengenai ajaran Isa Al-Masih, Ketuhanan Isa Al-Masih silakan baca dan diskusikan di link ini https://bit.ly/2WgNTA8. Terimakasih atas perhatian dan waktunya.
~
Daniar
~
Berhijab agar selain selamat di akhirat manusia juga selamat di dunia. Larangan makan babi yang dilarang agar selain suci rohani manusia juga suci jasmani. Yang diikuti Muslim sebagai pengikut Yesus dan ajaran Tuhan, kecuali untuk menggenapinya di dalam Alkitab.
~
Saudara Kebenaran,
Pada komentar saudara di ruang yang lain, saudara mengatakan “Yang dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan.” Tetapi sekarang saudara berkata lain, bahwa berhijab agar selamat di akhirat. Jadi yang benar mana, yang dapat menyelamatkan dan memasukkan manusia ke sorga? Tuhan atau berhijab? Silakan beri penjelasannya!
Bukankah Islam dan Kristen percaya bahwa kesucian adalah syarat mutlak masuk sorga? Syukurlah, Isa rela menanggung hukuman dosa manusia melalui penyaliban-Nya. Kepada orang yang percaya kepada-Nya, Dia menyucikan manusia berdosa. Sehingga mereka layak masuk sorga-Nya.
~
Daniar
~
Kebenaran,
Sepertinya saudara lebih tahu ajaran Taurat daripada Nabi Islam? Tuhan Taurat berkata, “Jangan berzinah.” (Taurat, Kitab Keluaran 20:14), tetapi Nabi Islam menggauli budaknya (Qs 66:1), sehingga Allah Islam segera menolongnya dengan mengeluarkan wahyu.
Juga “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Taurat Kitab Nabi 1 Samuel 16:7), sedangkan ajaran Allah Islam lebih mengutamakan sunat, hijab dan tidak makan babi agar masuk surga? Tradisnya dengan melakukan hijab, dll tidak ada jaminan Muslim masuk surga? Pernahkah Isa berkata, memakai hijab dijamin masuk surga? Mengapa ajaran Isa dan Allah Islam berbeda?
~
Saudara Jesus park,
Wahyu Allah (Taurat, Zabur, Injil) menekankan hidup suci adalah hal yang terpenting. Isa Al-Masih juga menegaskan betapa pentingnya hati yang suci itu. Firman-Nya, “Tetapi apa yang keluar . . . dari hati . . . yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 15:18-20).
Isa Al-Masih dengan jelas mengatakan bahwa “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15). Yang dijamin masuk sorga adalah mereka yang percaya kepada Isa Al-Masih, bukan dengan memakai hijab.
~
Daniar
~
Saudara Kebenaran, pada komentar saudara di ruang yang lain, saudara mengatakan “Yang dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan.” Tetapi sekarang saudara berkata lain,..(Daniar)
Respons: Berbeda konteks, itulah jawabnya. Yang dapat menyunat hati, menyucikan dan menyelamatkan manusia tetap adalah Tuhan. Tetapi dalam konteks jasmani dalam kehidupan di dunia, manusia tetap harus bersunat (agar juga bersih jasmani), mematuhi larangan makan babi (agar juga suci jasmani) dan berhijab (agar juga selamat di dunia). Itulah ajaran Tuhan sebagai pedoman hidup di dunia dalam hukum Taurat. Yesus bukanlah Tuhan. Tuhan tidak mungkin memiliki alat kelamin dan lahir dari makhluk yang diciptakan-Nya. Ia turun bukanlah untuk menghapus hukum Taurat kecuali untuk menggenapinya (Alkitab).
~
Saudara Kebenaran,
Kami sangat setuju bahwa yang dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan, bukan hijab. Menurut saudara bagaimana Allah menolong saudara memiliki hati yang suci bersih dari dosa-dosa saudara, sehingga saudara selamat di akhirat?
Mengenai hukum-hukum yang ada dalam Kitab Allah silakan baca dan diskusikan di link ini https://bit.ly/2XEaFqM atau mengemail kami di
~
Daniar
~
Kebenaran,
Hijab adalah pakaian tradisi orang gurun, bahkan sebelum ada bani Israel. Oh ya, saudara tidak menjawab pertanyaan kami, mengapa Muslim berhijab, tidak makan babi, sunat, tapi Allah Islam tetap tidak menjamin Muslim ke surga? Mengapa allah Islam tidak percaya dengan dirinya?
Lagi-lagi saudara merasa lebih tahu dari orang Kristen sendiri. Kami tidak pernah menganggap manusia Isa menjadi tuhan, tetapi Isa yang hakekatnya sebagai Kalimatulah dan Rohullah. Jadi wajar saja jika Tuhan menjadi manusia, Isa mempunyai tubuh layaknya manusia. Nah, apakah saudara menolak wujud allah Islam sebenarnya mempunyai kelamin pria (QS 21:17)? Mengapa saudara menyembah allah Islam yang punyai kelamin?
~
Saudara Jesus Park,
Terimakasih atas komentar saudara yang telah menanggapi komentar Sdr. Kebenaran. Kiranya Sdr. Kebenaran dapat mengenal Isa Al-Masih lebih dalam. Dan syukurlah, Isa rela menanggung hukuman dosa manusia melalui penyaliban-Nya. Kepada orang yang percaya kepada-Nya, Dia menyucikan dosa-dosa mereka. Sehingga mereka layak masuk sorga-Nya.
~
Daniar
~
Kami sangat setuju bahwa yang dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan, bukan hijab.
Respons : Benar sekali yang sdr setujui.Yang dapat dapat menyucikan, menyelamatkan, dan memasukkan manusia ke dalam sorga adalah Tuhan. Yesus bukanlah Tuhan. Ia adalah manusia. Karena sifat yang bertentangan maka Tuhan tidak mungkin menjelma menjadi manusia.Tuhan tidak mungkin tergantung kepada ciptaan dengan lahir melalui rahim manusia. Pertanyaan kepada sdr : Mungkinkah manusia (termasuk Yesus) dapat menyucikan, menyelamatkan dan memasukkan manusia ke dalam surga ?
~
Saudara Kebenaran,
Tidak ada satupun manusia yang sanggup dan layak membawa manusia lainnya ke dalam surga-Nya. Sebab manusia adalah makhluk yang berdosa dan dosa tidak akan dapat masuk surga-Nya yang Suci dan Mulia.
Hanya Allah saja yang memiliki otorita untuk membawa manusia mencapai surga-Nya. Dan Isa Al-Masih/Yesus memiliki kuasa untuk membawa manusia mencapai surga-Nya dan memberikan hidup kekal.
Isa berkata, “….Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku …akan hidup walaupun ia sudah mati… dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26)
Jika Isa hanya manusia biasa, mengapa Ia memiliki kuasa yang hanya layak dimiliki oleh Allah saja? Yaitu kuasa untuk memberikan hidup kekal di surga kelak.
~
Noni