Setujukah Anda bila “berjilbab” disebut sebagai salah satu diskriminasi terhadap wanita Muslim? Berikut pandangan kami tentang hal tersebut.
Jilbab dan Pria Berdosa
Seorang pria memberi komentar di salah satu artikel kami yang membahas tentang jilbab. Dia berkata “Jilbab bukan untuk menutupi dosa, tapi melindungi diri dari dosa. Menurut Anda, apakah yang dipikirkan pria jika melihat wanita setengah telanjang? Tentu zina!”
Sebagian pria Muslim berkata, jilbab bertujuan melindungi pria dari dosa. Dengan kata lain, wanita tidak berjilbab secara tidak langsung mengundang pria untuk berdosa. Benarkah? Bagaimana mungkin wanita disalahkan atas dosa yang dilakukan pria?
Wanita Berjilbab Lebih Solehah
Pendapat lain mengatakan “Wanita berjilbab lebih soleh dibanding wanita tidak berjilbab.”
Saya pernah mempunyai ibu kost seorang hajjah. Walau hajjah, tapi beliau tidak berjilbab. Beliau sangat taat beribadah juga berakhlak baik. Menurut saya, beliau adalah gambaran wanita Muslim solehah.
Di sisi lain, tidak sedikit wanita-wanita berjilbab yang hanya memperhatikan penampilan jasmani, dan mengindahkan hal-hal rohani. Akibatnya, terdapat wanita berjilbab yang hamil di luar nikah bahkan berkata-kata kasar. Dan masih banyak hal-hal negatif yang ditampilkan wanita berjilbab.
Dari dua kasus di atas, dapatkah kita mengatakan “berjilbab” bukan tolok-ukur tingkat kerohanian seseorang?
Jilbab “Memenjarakan” Wanita
Al-Quran menuliskan, awalnya tujuan berjilbab “agar isteri-isteri dan anak-anak perempuan Muhammad, serta isteri-isteri orang mukmin lebih mudah untuk dikenal” (Qs 33:59). Namun seiring berjalannya waktu, fungsi jilbab pun berubah. Bahkan seorang wanita Muslim Afganistan mengatakan, pakaian wanita Muslim ini bukanlah sebuah pakaian. Tetapi penjara kanvas! [Lihat selengkapnya pada tautan ini]
Mengapa wanita diharuskan memakai pakaian yang secara tidak langsung “memenjarakan” ruang gerak mereka? Sementara di sisi lain, pria dapat berpakaian sesuai keinginan mereka sendiri. Bukankah ini termasuk salah satu diskriminasi terhadap wanita Muslim?
Tuhan Menolong Pria dari Dosa, Bukan Jilbab!
Mengapa wanita harus menutup tubuhnya agar pria tidak berdosa? Yang dapat menolong pria terhindar dari dosa bukan jilbab. Tetapi Tuhan! Hanya Dia yang dapat menolong setiap orang agar terhindar dari dosa. Seorang pria yang jatuh dalam dosa perzinahan harus bertanggung-jawab sendiri atas dosanya.
Firman Allah mengatakan, “Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri” (Taurat, Kitab Ulangan 24:16). Demikianlah wanita tidak dapat disalahkan atas dosa perzinahan yang dilakukan oleh pria. Dia harus menanggung sendiri dosanya!
Isa Al-Masih Menyelamatkan Pria Berdosa
Dalam Kitab Suci Allah diceritakan bagaimana Isa Al-Masih menyembuhkan seorang pria, yang menderita lumpuh selama tiga puluh delapan tahun. Isa berkata kepadanya “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:14).
Juga dicatat bagaimana Isa Al-Masih mengampuni dosa seorang wanita pezinah. “Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni” (Injil, Rasul Markus 7:48).
Bagi Anda, wanita ataupun pria, bila Anda ingin diselamatkan dari dosa, yang perlu Anda lakukan bukan berjilbab atau memerintahkan wanita berjilbab, yang secara tidak langung justru malah mengacu pada diskriminasi terhadap wanita Muslim. Datanglah kepada Isa Al-Masih, Dia yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa. Sebab Dia adalah “Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:16).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, pantaskah wanita disalahkan atas dosa zinah seorang pria? Sebutkan alasan saudara!
- Setujukah saudara bila jilbab tidak dapat dijadikan sebagai tolok-ukur tingkat kerohanian seseorang? Mengapa?
- Apakah jilbab dapat memberi pahala bagi si pemakaiannya? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Jilbab Dan Diskriminasi Terhadap Wanita Muslim”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*****
No. 2. Berjilbab itu menunjukkan kesucian wanita dalam menjaga kehormatan dirinya dan taat kepada perintah Allah SWT, Qs 24:31.
No. 3. Dasarnya memakai pakaian adalah menutupi aurat. Pria dan wanita memiliki auratnya sendiri. Berjilbab adalah istilah lain dalam mengartikan menutupi aurat wanita. Dalil mana dalam Al-Quran mengatakan jilbab adalah penjara kanvas? Jika hanya asumsi dari pihak yang tidak diketahui dengan jelas buktinya tentu itu tidak bisa dikatakan penjara kanvas.
Menutupi aurat adalah kewajiban setiap Muslim. Jika dikatakan dengan melakukan kewajiban dapat pahala, ya Alhamdulillah cuma dengan berjilbab saja sudah dapat pahala.
~
Saudara Rian,
Bagaimana dengan wanita yang tidak berjilbab apa dapat dikatakan tidak menjaga kehormatan dirinya? Apakah hanya jilbab yang disebut pakaian? Karena faktanya tidak sedikit wanita berjilbab justru hidup tidak suci seperti hamil diluar nikah, berkata-kata kasar. Sebaliknya banyak wanita yang tidak berjilbab hidup dengan benar.
Jadi masalahnya terletak pada dosa dalam hati. Dosa dalam hati tidak dapat ditutupi dengan berjilbab. Untuk menjadi suci agar berkenan kepada Allah hal terpenting adalah membersihkan hati dari dosa! Caranya datang kepada Isa Al-Masih, karena hanya Dia yang dapat membersihkan seseorang dari dosa.
Saudara Rian, burka adalah pakaian menutup seluruh badan termasuk tangan. Di bagian depan mata diberi kasa kanvas. Pakaian jenis ini mempersulit ruang gerak wanita. Seorang wanita Afghanistan mengatakan burka adalah penjara kanvas. Menurut saudara kata apa yang tepat untuk mewakili?
~
Daniar
~
Fungsi jilbab melindungi Muslimah dari fitnah, mengangkat derajat dirinya di mata Allah, sebagai perisai dari perbuatan tercela.
Hal-hal yang utama dalam berjilbab/hijab ialah hijab itu adalah ketaatan kepada Allah dan rasul (Qs 33:36), hijab itu ‘iffah (kemuliaan) (Qs 33:59), hijab itu kesucian (Qs 33:53), hijab itu taqwa (Qs 7:26), hijab itu iman (Qs 24:31).
Sudah tahu apa belum hijab yang sesuai As-sunnah dan Al-Quran? Apakah Burka sesuai dengan yang dimaksud oleh Al-Quran dan As-sunnah?
~
Saudara Rian,
Apakah wanita yang tidak berjilbab tetapi berpakaian sopan renta fitnah? Apa menurut saudara wanita derajatnya rendah? Benarkah jilbab menjadi perisai dari perbuatan tercela? Karena pada kenyataannya jilbab sama sekali tidak menjamin seseorang hidupnya telah bersih dari dosa.
Jilbab hanyalah penutup yang bersifat lahiriah, tetapi Allah melihat hati manusia.
“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah” (Injil, Surat 1 Petrus 3:4).
Pertanyaannya, bagaimana supaya hati manusia menjadi bersih? Hanya Tuhan melalui pengorbanan Isa Al-Masih jalan satu-satunya manusia dapat terampuni dosa dan dibersihkan hatinya dari segala kotoran hawa nafsu.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Roma 3:23-24).
~
Daniar
~
Sebagai orang Kristen saya setuju kalau setiap orang harus berpakaian yang sopan. Tetapi yang membuat anda suci, dimuliakan oleh orang lain, dan dianggap beriman bukanlah dinilai dari apa yang anda pakai atau berapa banyak anggota tubuh yang anda tutup. Karena anda takut bahwa anggota tubuh anda akan memancing nafsu pria. Bukankah pria harus tahu cara mengendalikan nafsu mereka sendiri?
~
Saudara Laura,
Kami sependapat dengan saudara, wanita tidak berjilbab tentu dapat berpakaian dengan sopan. Jilbab adalah pakaian jasmani tidak lebih dari itu. Yang dapat menolong pria dari dosa adalah Tuhan, bukan jilbab.
Bagi wanita ataupun pria, bila ingin diselamatkan dari dosa, yang perlu dilakukan bukan berjilbab atau memerintahkan wanita berjilbab. Datanglah kepada Isa Al-Masih, Dia yang dapat menyelamatkan kita dari dosa. Sebab Dia adalah “Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:16).
~
Daniar
~
@Laura,
Bagaimana kalau itu merupakan perintah Tuhan?
Apakah kaum Kristen tidak diperintah berhijab oleh Tuhan?
Bagaimana dengan Bunda Maria, apakah anda setuju jika Beliau dikatakan suci? Jika setuju bagaimana anda menjelaskan?
~
Saudara Rian,
Adalah baik bila melakukan perintah Tuhan. Jika seorang wanita diharuskan mengenakan jilbab, namun hatinya penuh dengan keterpaksaan, apakah Allah berkenan?
Allah tidak melihat keadaan fisik manusia, seperti apa yang dipakai. Tetapi Allah melihat kedalaman hati manusia. Kitab I Nabi Besar Samuel 16:7 berkata: “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati“.
Saudara Rian, hati suci bukan karena perbuatan kita. Tetapi karena karya Allah, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).
Bukan hanya orang Kristen, tetapi semua orang yang sungguh-sungguh ingin memiliki hati yang bersih dapat lakukanlah seperti firman Allah yang ada di link ini http://tinyurl.com/c8zfqny
~
Daniar
~
Saudara Rian,
Maria itu suci bukan karena dia berhijab. Apakah seorang wanita Muslim yang bersembunyi di balik hijab tapi dibelakang beliau korupsi/suka selingkuh masih dianggap suci dan dimuliakan? Apakah wanita tersebut masih lebih suci daripada wanita muslim yang tidak berhijab?
~
To: Laura,
Maaf sebelumnya, saya tidak mengatakan Maria suci karena dia berhijab. Bunda Maria itu suci karena beliau tidak melanggar perintah Tuhan. Sehingga beliau dijadikan oleh Tuhan sebagai Ibu yang melahirkan anak yang suci (Nabi Isa AS.).
Hijab itu adalah tanda kemulian (Qs 33:59). Berhijab itu merupakan tanda orang yang suci (Qs 33:53).
Bagaimana kita bisa mulia dan suci di hadapan Allah SWT, jika kita tidak menaati perintah Allah SWT. (Qs 33:36).
Kalau berhijab itu adalah perintah Tuhan apakah anda akan melanggarnya? Apakah ajaran Saudari tidak mengajarkan demikian?
~
Saudara Rian,
Hati yang suci hanya kita peroleh dari Allah, bukan karena perbuatan kita. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).
Benarkah jilbab adalah tanda orang yang suci? Tapi faktanya orang berjilbab banyak yang hidup tidak benar. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak berjilbab tetapi hidup benar di hadapan Allah, bukankah orang tersebut dapat dikatakan solehah?
~
Daniar
~
Rian,
Mungkin anda harus mempelajari dan membedakan antara tradisi dan ajaran Tuhan. Memang benar Maria bertudung tapi itu dikarenakan tradisi di sana dan juga itu merupakan salah satu pelindung karena alasan cuaca yang panas dan kering. Mungkin kalau kejadian Maria berlangsung di Jawa misalnya, maka beliau akan berpakaian kebaya dengan konde. Saya sependapat kalau kita harus menjalankan perintah Tuhan kita, tapi apa benar berhijab itu ajaran Tuhan anda atau hanya peraturan yang dibuat oleh nabi anda yang hanya relevan di zaman dan tempat mereka tinggal?
~
Para Biarawati bertudung mengikuti ajaran Islam.
~
Saudara Wiwiek,
Para Biarawati bertudung, itu adalah identitas mereka. Sebagaimana halnya seorang Hakim menggunakan jubah hakimnya. Hal itu sudah dilakukan sebelum Islam ada. Jadi dapatkah dikatakan mengikuti?
Tudung Biarawati jelas berbeda dengan jilbab Islam, bukan? Berbagai model jilbab yang dikenakan wanita Muslim, salah satunya burka.
~
Daniar
~
Sebagai seorang Muslim yang berjilbab, saya merasa tidak ada diskriminasi di dalamnya. Tentu saja, memakai jilbab harus datang dari hati masing-masing. Setelah itu barulah kebaikan mengikuti. Tapi tetap, memakai jilbab adalah bentuk ketaatan. Jika dikatakan jilbab membatasi kebebasan, maka apabila saya sendiri yang memilih apa yang boleh orang lain lihat dan mana yang tidak boleh dilihat bukanlah suatu kebebasan?
~
Saudara Ran,
Kami memaklumi bila saudara berpendapat demikian. Karena khususnya di Indonesia berbagai model dan gaya jilbab didesain sangat modis. Sehingga mereka yang menggunakan sangat nyaman.
Bagaimana bila saudara merasakan seperti wanita Afganistan yang memakai burka? Burka mempersulit ruang gerak wanita, bahkan melelahkan, karena burka sangat berat (7 kg). Bukankah ini termasuk salah satu diskriminasi terhadap wanita?
~
Daniar
~
To: Laura,
Saya sudah mempelajari antara tradisi dan ajaran Tuhan. Anda mempertanyakan apakah berhijab itu adalah perintah Allah SWT apa bukan? Bukankah saya sudah memberikan referensi ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang berhijab pada komentar saya sebelumnya.
Jika anda sependapat untuk menjalankan perintah Tuhan, apakah anda akan menjalankan perintah Tuhan dalam Perjanjian Baru (Injill, Surat1 Korintus 11:5).
To: Wiwiek,
Sebenarnya bertudung sudah ada di Perjanjian Baru (Injil, Surat 1 Korintus 11:5).
~
Saudara Rian,
Untuk mengerti makna ayat tersebut saudara perlu membaca ayat sebelumnya dan sesudahnya.
Mari perhatikan ayat ini: “Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung” (Injil, Surat 1 Korintus 11:14-15).
Perihal bertudung yang dijelaskan pada perikop tersebut adalah masalah kesopanan dan juga budaya di tempat itu. Di zaman dulu, adalah sebuah kehinaan bila ada seorang wanita yang kepalanya botak. Bila karena suatu hal wanita itu harus menggundul rambutnya, maka untuk menutupi kepalanya dia harus bertudung.
Jadi, tingkat kesolehan seseorang tidak terletak pada tudung kepala yang dia pakai.
~
Daniar
~
Lama-lama saya merasa kasihan dengan admin IDI. Karena yang dibahas jilbab lagi dalam banyak artikelnya. Sebenarnya ada apa antara admin IDI dengan Jilbab? Kenapa anda begitu mempedulikan Jilbab kami? Apakah Jilbab kami mengganggu anda?
Kita ini kan berlainan aqidah, jadi biarlah kami menjalani apa yang menjadi keyakinan kami. Jika anda berpikir bahwa seseorang itu tidak perlu berjilbab, mungkin ada baiknya anda mengingatkan para biarawati yang notabene satu kepercayaan dengan anda.
Apa untungnya sih buat anda membuat artikel ini? Kalaupun ada yang berhasil anda sesatkan 1 atau 2 orang itupun tidak akan mengurangi kesempurnaan Islam dengan perintah berjilbab. Kami tidak merasa di diskriminasi, malah kami merasa dihormati dengan jilbab. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.
~
Saudara Muslimah,
Artikel ini bukan untuk menyesatkan, sebaliknya ingin menyampaikan kebenaran dari Allah. Yang kami pertanyakan adalah pendapat orang Islam yang menghubungkan jilbab dengan kerohanian seseorang. Bahwa wanita yang berjilbab pasti lebih solehah dibanding wanita yang tidak berjilbab. Namun faktanya, tidak sedikit wanita berjilbab moralnya tidak benar.
Dan juga, menurut sebagian umat Muslim, jilbab bertujuan untuk menghindari pria jatuh dalam dosa. Yang dapat menolong pria terhindar dari dosa bukan jilbab. Tetapi Tuhan! Jadi bila pria berpikiran dan berbuat dosa harus bertanggung jawab sendiri.
Nah, bagaimana tanggapan saudara Muslimah dengan tiga pertanyaan yang kami tulis di akhir artikel di atas?
~
Daniar
~
Hidup Kristen, karena menantang poligami dan mengharuskan pelacuran itu penting.
~
Saudara Alexander, maaf beberapa komen saudara kami hapus. Mengapa kami hapus, silakan membaca aturan dalam memberi komentar.
Kekristenan adalah beriman kepada Isa Al-Masih yang timbul dari firman Allah. Tidak ada satupun ayat dalam Kitab suci Allah dimana Allah memerintahkan poligami. Namun sejak semula ketetapan Allah mengenai pernikahan adalah monogami.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:23-24)..
Demikian pelacuran adalah perbuatan zinah, dengan jelas hal itu dilarang Allah. Bahkan Isa Al-Masih menegaskan: “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:27-28).
Bila saudara ingin membahas tentang poligami silakan beralih ke topik pernikahan.
~
Daniar
~
To admin,
Jilbab bagi kami adalah perintah Allah yang harus kami jalankan. Menaati perintah Allah adalah bagian dari keimanan kami. Kalaupun yang berjilbab masih berkelakuan buruk, maka itu adalah tanggungjawabnya kepada Allah, bukan kepada anda. Karena tidak merugikan bagi anda bukan?
Untuk pertanyaan ke-2 dan 3, silakan anda jawab sendiri dengan tolak ukur para biarawati dari kepercayaan anda. Menurut anda bukankah pakaian Biarawati itu adalah pakaian keimanan? Untuk apa mereka berpakaian seperti itu? Lalu bagaimana dengan yang tidak, apakah berarti mereka tidak beriman? Dan lagi, menurut anda jika ada wanita berjilbab dan tidak berjilbab, mana yang akan digoda oleh kaum pria?
~
Saudara Muslimah,
Artinya kita tidak dapat menilai keimanan seseorang dari jilbab yang dipakainya. Dan jilbab tidak membuat hati pemakaianya bersih dari dosa, bukan?
Jilbab hanyalah penutup yang bersifat lahiriah, tidak lebih. Al-Quran menerangkan bahwa wanita menggunakan jilbab supaya mereka tidak diganggu. Setidaknya itulah yang dituliskan dalam Qs 33:59 “…Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. . . “
Allah lebih melihat hati manusia. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab I Nabi Besar Samuel 16:7).
Apakah Allah berkenan bila menutup tubuh dengan jilbab tapi hati kotor dan hitam karena dosa?
Saudara Muslimah, mengenai pakaian Biarawati silakan baca penjelasan kami pada kolom komentar Saudara Wiwiek.
~
Daniar
~
Makanya anda jangan suka menafsirkan ayat Al-Quran seenaknya karena anda tidak punya kapasitas untuk itu.
Maryam adalah penganut Taurat yang taat dan atas perintah Allah untuk berhijab makanya jangan anda pakai Taurat yang anda pelajari sekarang. Jangan salahkan ajarannya tapi salahkan orangnya, dia sendiri yang akan ke neraka karena melanggar perintah Allah.
Pertanyaannya apakah para pelayan Tuhan anda itu benar melayani Tuhan atau yang lain? Coba anda tanya langsung ke orangnya.
~
Saudara Yunaedy,
Bila saudara menemukan apa yang kami tulis tidak benar, silakan memberitahukan kami. Dengan senang hati kami akan mendiskusikannya.
Saudara Yunaedy, kiranya dapat menunjukkan kepada kami Taurat dimana Allah memerintahkan berhijab?
Hanya Allah yang tahu hati manusia, “Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 2:25). Sedangkan kecenderungan manusia adalah berdosa. Dosa disebabkan dari hati, bukan jilbab. Dari hatilah “timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Besar Markus 7:21-23).
Bagi Anda, wanita ataupun pria, yang ingin diselamatkan dari dosa. Datanglah kepada Isa Al-Masih, Dia yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa.
~
Daniar
~
Identitas itu muncul dari budaya. Budayanya adalah bagaimana menutupi bagian tubuh itu untuk menjaga kehormatannya. Kalau anda tidak setuju jilbab, kenapa anda tidak pakai bikini saja sekalian?
~
Saudara Wiwiek,
Setahu kami baik jilbab maupun bikini bukan budaya kita, orang Indonesia. Apakah yang disebut pakaian adalah jilbab saja? Apakah wanita tidak berjilbab berarti tidak menjaga kehormatannya?
Berjilbab memang baik, tetapi yang lebih penting adalah menutup hati dari dosa-dosa yang akan membuat kita binasa selamanya, bukan?
Yang kami pertanyakan adalah pendapat orang Islam yang menghubungkan jilbab dengan kerohanian seseorang. Bahwa wanita yang berjilbab pasti lebih solehah dibanding wanita yang tidak berjilbab.
Dan juga, menurut sebagian umat Muslim, jilbab bertujuan untuk menghindari pria jatuh dalam dosa. Yang dapat menolong pria terhindar dari dosa bukan jilbab. Tetapi Tuhan!
Nah, bukankah ini adalah salah satu diskriminasi terhadap wanita Muslim?
Menurut kami, dosa disebabkan bukan karena berjilbab atau tidak. Tetapi disebabkan hati. Dari hatilah “timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Besar Markus 7:21-23).
~
Daniar
~
Mbak Wiwiek,
Anda tinggal di Indonesia yang kaya budaya. Orang Papua juga orang Indonesia hanyalah menutupi bagian bawah mereka, apakah menurut anda itu budaya yang salah? Orang barat berpakaian minim juga tak selalu punya tujuan menggoda pria. Kalau anda pernah tinggal di luar negeri anda akan mengerti bahwa orang barat tidak memakai bikini ke mana saja mereka mau. Mereka pakai baju yang menurut mereka nyaman di musim yang sesuai. Kalau sedang musim dingin, mereka pun akan menutupi semua bagian tubuhnya supaya tetap hangat.
Apa pendapat anda dengan wanita berjilbab yang menutupi semua bagian tubuh tapi tetap memperlihatkan lekuk tubuh dengan pakaian yang ketat? Bukankah itu sama saja dengan bohong?
~
Saudara Laura,
Memang setiap suku memiliki budaya sendiri-sendiri.
Kamipun sering menemui wanita Muslim berjilbab dengan pakaian yang ketat. Tentu akan lebih baik menggunakan pakaian yang umum tapi sopan, daripada pakai jilbab tapi ketat, bukan? Sebab, jilbab hanya sebuah pakaian. Tidak dapat menghindari kita dari dosa, juga tidak dapat menolong menghapus dosa-dosa kita.
Pertanyaan yang perlu kita renungkan, bermanfaatkah menutup tubuh dengan hijab namun hati kotor dan hitam karena dosa?
~
Daniar
~
Pertanyaan 1: Pantas.
Setiap mahluk hidup diberikan sifat dasar atau Fitrah. Dan fitrahnya pria adalah diberikan rasa senang terhadap wanita (pria normal tentunya). Jadi ketika pria tanpa iman yang kuat melihat wanita cantik yang terbuka secara fitrahnya akan bernafsu. Dan ketika iman lemah, dia bisa melampiaskan ke arah yang salah (onani, berzinah, dll). Sama seperti gula dan semut. Apakah anda mau menyalahkan semut karena suka gula?
~
Saudara Daniel,
Firman Allah mengatakan, “Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri” (Taurat, Kitab Ulangan 24:16). Demikianlah wanita tidak dapat disalahkan atas dosa perzinahan yang dilakukan oleh pria. Dia harus menanggung sendiri dosanya!
Satu-satunya cara untuk menghindari dosa adalah memberitahu Allah, bahwa kita tidak berdaya untuk mengubah diri sendiri.
Itulah sebabnya Isa Al-Masih datang ke dunia dan mati di kayu salib. Dia datang sebagai Juruselamat. Tujuan-Nya membebaskan manusia dari dosa dan kesalahan. Juga untuk memberi kuasa-Nya, agar manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Bagaimana dapat menghindari dosa baca di url ini: http://tinyurl.com/nvevfkm
~
Daniar
~
Pertanyaan 2: Setuju. Karena jilbab bukan tolak ukur. Tapi kewajiban, setiap Muslimah wajib mengenakan jilbab. Tingkat kerohaniannya tergantung akhlaknya. Jika akhlaknya baik maka akan berjilbab. Seperti anda sekolah, diwajibkan pakai seragam. Tapi bisakah seragam yang diwajibkan menentukan tingkat kecerdasan? Tidak pengaruh. Begitulah logikanya.
Pertanyaan 3: Bisa. Karena hal itu adalah kewajiban. Ketika kewajiban ditunaikan tentu mendapatkan nilai pahala. Besar atau kecilnya pahala Tuhan yang menentukan tergantung niat dan usahanya. Seperti anda sekolah, tentunya wajib ikut ujian. Kalau ikut tentu dapat nilai, tapi besar kecilnya nilai tergantung usaha anda. Begitu logikanya.
~
Saudara Daniel,
Kami sependapat dengan saudara Daniel. Jilbab tidak dapat dijadikan tolok-ukur tingkat kerohanian seseorang. Dengan kata lain, wanita berjilbab belum tentu lebih rohani dibanding wanita tidak berjilbab. Tingkat kerohanian seorang wanita akan terlihat dari buah-buah kehidupannya.
Kitab Suci Allah menegaskan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik” (Injil, Rasul Besar Matius 7:17-20).
Juga jilbab tidak ada pengaruhnya atas keselamatan, dosa, ataupun pahala bagi si pemakainya.
Karena keselamatan seseorang adalah pemberian Allah, bukan karena berjilbab. Firman Allah mengatakan “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9)
~
Daniar
~
1. Pantaskah Muslim memprotes perintah Allah yang Menciptakannya?
2. Jika Muslim menaati perintah tanpa protes sedikitpun, wajarkah anda membahasnya?
3. Jika ada beberapa Muslimah protes tentang hijab, pantaskah dia disebut Muslimah?
4. Jika anda bukan Muslim, apakah pantas anda memasuki rumah dan peraturan Islam?
5. Anda hanya ingin menunjukan kebaikan di mata anda sendiri, kebaikan dalam konsep manusia. Tapi anda tidak menemukan kebaikan dalam perintah Allah.
6. Ketahuilah, bahwa kaum Muslimin tidak akan mengubah perintah/hukum Allah seperti kaum Kristiani yang mengubah hukum Taurat. Padahal Tuhan mereka sendiri (Yesus) tidak mengubahnya (khitan dan babi).
~
Saudara Kasbruks,
Terimakasih atas pertanyaan-pertanyaan saudara di atas.
Adalah baik bila melakukan perintah Allah. Namun yang jelas aturan-aruran itu tidak dapat menyucikan hati pemakainya.
Kami tidak memprotes jilbab wanita Muslim. Yang kami pertanyakan adalah pendapat orang Islam yang menghubungkan jilbab dengan kerohanian seseorang. Bahwa wanita yang berjilbab pasti lebih solehah dibanding wanita yang tidak berjilbab. Dan jilbab bertujuan untuk menghindari pria jatuh dalam dosa.
Kedua alasan di atas seakan tidak adil bagi wanita Muslim. Karena tingkat kerohaniannya hanya dinilai dari apa yang dikenakan secara jasmaniah. Dan wanita disalahkan atas dosa yang dilakukan pria, aneh bukan?
~
Daniar
~
Sudah untuk teman-teman tidak usah ditanggapi situs ini yang menurut saya bisa cuma “Provokasi”. Pertanyaan tentang jilbab sudah pernah ditanyakan dan dijawab cuma sedikit di modifikasi dan di posting ulang.
~
Saudara Mautanya,
Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel-artikel kami.
Saudaraku, tujuan situs ini bukan untuk provokasi. Situs ini bermaksud untuk membahas tentang, bagaimana seharusnya wanita diperlakukan sesuai dengan kebenaran firman Allah.
Setujukah saudara bila: kerohanian seseorang dilihat dari jilbab yang dipakainya, berjilbab agar terhindar dari orang lain yang ingin berbuat jahat?
~
Daniar