• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Islam Dan Kaum Wanita
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami
    • Kaum Wanita, Isa, Dan Al-Fatihah
    • Renungan Singkat Isa, Islam dan Kaum Wanita
    • Kebijakan dalam Membalas E-Mail
  • Jalan ke Surga
    • Jalan Ilahi Menuju Ke Surga
    • Doa Keselamatan
    • 4 Hal Yang Allah Ingin Anda Ketahui
  • Topik
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Isa Islam Dan Kaum Wanita > Topik > Gaya Hidup > Nabi Islam > Muhammad, Idola Setiap Wanita Muslim

Muhammad, Idola Setiap Wanita Muslim

25 Februari 2019 oleh Web Administrator 103 Komentar

wanita-berambut-pirang-tersenyum-sedang-memikirkan-idola-sesuatu-yang-membahagiakanSuatu saat saya bertanya kepada teman saya seorang Muslim, “Apa sich ciri-ciri suami yang kamu inginkan?” Dia menjawab, “Ciri fisiknya sich standar, yang paling penting sifatnya baik dan mulia, seperti Nabi Muhammad, idolaku.”

Ini adalah gambaran atau contoh konkret bagaimana wanita Muslim mengidolakan Nabi Islam. Mereka meyakini sepenuhnya dia bermoral baik dan mulia. Siapakah idola setiap wanita Muslim sebaiknya?

siluet-lelaki-berjas-rapi-idola-wanita

Sebaiknya Kita Mengidolakan Nabi Islam?

Memang, ada beberapa contoh dimana Nabi Islam sangat baik. Dia mengasihi anak yatim dan membela umat-Nya.

Namun, terdapat juga beberapa kisah yang membuat kita bertanya apakah sebaiknya mengidolakan Nabi Islam.

Ada cerita tentang “Ka’b ibn Ashraf dan Abu Rafi,” pria berusia 120tahun yang memberi peringatan kepada penduduk Medinah, agar tidak menerima ajaran Nabi Islam. Lalu apa yang terjadi?

Nabi Islam membunuh pria tua itu. “. . . nabi membunuh para pria yang melawan, membantai anak-anak keturunan mereka dan mengumpulkan para perempuan menjadi tawanan” (Bukhari V.5 B.59 N.512).

Ada sebuah kisah lain dalam Al-Quran. Yaitu bagaimana nabi mengatur sedemikian rupa agar dapat menikahi istri anak angkatnya.

Awalnya, Muhammad tidak menyetujui perceraian Zaid (anak angkatnya) dengan istrinya. Tetapi akhirnya dia menyetujui perceraian tersebut dengan dalih bahwa Allah-lah yang menyuruhnya. “. . . Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinlah kamu dengan dia (Zainab) supaya tidak ada keberatan bagi orang Mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya . . .” (Qs 33:37).

Apakah Anda ingin menikah dengan orang yang punya ciri-ciri demikian? Silakan menjawab di sini.

Tentu menjadi satu pemikiran bagi kita, khususnya wanita. Bukankah sang idola seharusnya memiliki sifat yang mengasihi semua orang dan memiliki hati mulia?

isa-al-masih-idola-sejati-pribadi-suci-suri-tauladanSiapakah Idola Sejati?

Idola sejati adalah pribadi mulia, suci, menjadi suri tauladan dalam cinta kasih bagi semua orang. Tanpa memandang teman dan musuh.

Kitab Allah bersaksi bahwa Isa Al-Masih mengasihi semua orang. Termasuk wanita yang terkenal sebagai seorang berdosa (Injil, Rasul Lukas 7:37).

Bahkan karena kasih-Nya Ia rela mati di kayu salib menjadi korban tebusan bagi dosa umat manusia. Demikian Ia menyediakan jalan keselamatan yang kekal di sorga.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia [Isa Al-Masih] telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [kata kiasan untuk Kalimat Allah], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).

Isa Al-Masih telah berkorban demi kasih-Nya kepada manusia. Seyogyanya para suami mencontoh teladan Isa: rela berkorban demi orang yang dikasihinya. “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25).

Jadi, sebaiknya idola setiap wanita Muslim ialah Isa Al-Masih! Silakan hubungi kami jika Anda ingin mengikuti Isa.

Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Setelah membaca tentang Nabi Islam dalam artikel ini, apakah saudara merasa sebaiknya dia idola setiap wanita Muslim? Jelaskan alasannya!
  2. Bukankah Isa Al-Masih mengasihi semua orang termasuk wanita yang terkenal sebagai seorang berdosa? Mengapa Isa Al-Masih tidak diidolakan orang Islam?
  3. Menurut saudara, siapakah yang pantas kita idolakan, Nabi Islam atau Isa Al-Masih? Berikan alasan saudara!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Apakah Muhammad Pembela Wanita?
  2. Derajat Wanita Di Mata Muhammad

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Gaya Hidup, Nabi Islam

Reader Interactions

Comments

  1. Wahyu Kurniawan mengatakan

    5 Maret 2019 pada 4:20 pm

    ~
    “Dari catatan-catatan Hadits Bukhari ini, fakta menyajikan berbagai tindakan sang nabi memperlakukan musuh-musuhnya”. Musuh dibunuh lewat perang itu disuruh Allah. Makanya Nabi melaksanakan perintah Allah. Allah menyuruh membunuh karena mereka memusuhi/memfitnah Islam. Islam itu agama yang punya harga diri. Kalo kafir tidak memusuhi/memfitnah Islam, maka Islam akan melindungi kafir. Sementara kalau sebaliknya, maka Islam akan memerangi.

    “… Isa perlakukan setiap orang hingga kaum pembenci-Nya sekalipun dengan kasih” Kamu Kristen, kalau ibumu diperkosa, apakah kamu tidak marah?

    “Nah, siapa yang lebih layak diidolakan dan diteladani, sang nabi Muslim, atau Isa Al-Masih?”
    Tentu Nabi Muhammad karena Allah sendiri yang mengatakan di Qs 33:20.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      6 Maret 2019 pada 3:05 pm

      ~
      Sdr. Wahyu Kurniawan,

      Sungguhkah membunuh para musuh itu perintah Allah? Mari pertimbangkan. Bagaimana sejatinya karakter Allah? Ia panjang sabar dan Maha Pengampun, bukan? Jika tidak, pasti semua orang ateis, hingga para kriminal langsung dibinasakan dalam waktu singkat. Jadi bukankah sangat aneh bila Allah tiba-tiba memberi mandat sekelompok umat untuk membunuhi musuh mereka? Apakah Allah menginginkan umat penyembah-Nya berkarakter seperti musuh-Nya yang sombong dan pembalas dendam?

      Saudaraku, tentu kita semua marah bila ibu kita didzalimi. Namun apakah rasa marah itu melegalkan kita main hakim sendiri demi membela harga diri? Bila itu yang terjadi, apa bedanya kita dengan si pendzalim? Bukankah penyembah Allah seharusnya meneladani karakter Allah, bukan karakter “musuh Allah” yang tercermin pada diri si pendzalim?

      Isa Al-Masih sempurna membuktikan bagaimana panjang sabar dan Maha Pengampunnya Allah lewat pengorbanan diri-Nya menebus dan menyelamatkan kita, orang-orang berdosa. Dialah Juruselamat sejati, dunia dan akhirat. Apakah Isa tidak lebih layak diidolakan dan diteladani?
      ~
      Yuli

  2. Wahyu Kurniawan mengatakan

    6 Maret 2019 pada 4:57 pm

    ~
    “Sungguhkah membunuh para musuh itu perintah Allah?” Sudah saya katakan, Islam itu agama yang punya harga diri.
    Qs 2:190 => Perangilah orang yang memerangi engkau tapi jangan sampai melampaui batas.
    Qs 4:90 => Jika mereka berdamai dengan engkau, Allah tak mengizinkan engkau memerangi mereka.
    Artinya Allah menyuruh membunuh hanya jika kafir duluan yang mengajak perang. Kalau kafir mengajak damai, Allah tidak mengizinkan membunuh.

    “Namun apakah rasa marah itu melegalkan kita main hakim sendiri demi membela harga diri?” Lalu kalau ibumu diperkosa, bagaimana cara marahmu? Nyengir aja? Atau bagaimana? Tolong diberitahu.

    “Tidakkah Isa layak diteladani?” Baca Qs 33:21 di situ ada jawabannya.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      8 Maret 2019 pada 9:35 am

      ~
      Sdr. Wahyu Kurniawan,

      Dengan asumsi yang Anda bangun atas ajaran agama yang Anda peluk, bagaimana Anda menilainya? Sungguhkah mencerminkan karakter Allah yang panjang sabar dan Maha Pengampun? “Bukankah penyembah Allah seharusnya meneladani karakter Allah, bukan karakter “musuh Allah” yang tercermin pada diri si pendzalim?”

      Bagaimana pula Anda melampiaskan amarah? Apakah main hakim sendiri Allah izinkan? Seandainya ya, pasti tidak perlu ada sistem pemerintahan yang menyelenggarakan peradilan, bukan? Dengan kata lain, Allah tidak lagi bisa disebut Maha Bijaksana karena berpihak pada kebrutalan. Bagaimana Saudaraku?

      Mana yang seharusnya kita teladani, Isa Al-Masih yang kasih penuh ampunan dan kesabaran-Nya menghantar pada pertobatan, atau ajaran membinasakan musuh yang justru memicu pembalasan dendam tiada berkesudahan? Mana yang mencerminkan karakter sejati Allah? Mana yang kita pilih? Sungguhkah kita memilih menjadi penyembah Allah?
      ~
      Yuli

  3. Wahyu Kurniawan mengatakan

    8 Maret 2019 pada 2:11 pm

    ~
    “Sungguhkah mencerminkan karakter Allah yang panjang sabar dan Maha Pengampun?” Sungguh betapa dungu dan menjijikkannya konsep keimananmu. Belumkah Anda baca kisah para nabi terdahulu? Misal, Nabi Nuh, dan Nabi Luth? Nabi Nuh dan Luth mengajak umatnya beriman kepada Allah. Tapi mereka membangkang. Nabi Nuh berdoa, “Ya Allah, binasakanlah orang kafir, selamatkanlah orang beriman” dan Allah mengabulkan. Nabi Luth berdoa, “Ya Allah, binasakanlah orang homo dan lesbi, selamatkanlah orang beriman” dan Allah mengabulkan. Apakah ketika Allah membinasakan mereka pada saat itu, Allah tidak Maha Pengampun?

    “Bagaimana pula Anda melampiaskan amarah?” Dasar tabiat kafir, selalu gemar bersilat lidah ketika ditanya.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      8 Maret 2019 pada 7:31 pm

      ~
      Sdr. Wahyu Kurniawan,

      Argumentasi Anda sungguh aneh. Sebagai Muslim Anda mengimani Taurat Kitab Allah, bukan? Semua peristiwa Nabi Nuh dan Lot [Luth/Lot bukan nabi] tercatat rinci dalam Kitab Taurat di zaman Nabi Musa yang ditulis lebih dari 2000 tahun sebelum Al-Quran ada. Nah, sudahkah Anda membaca Taurat? Baik Nabi Nuh maupun Lot tidak pernah memanjatkan “doa menghakimi”seperti yang Anda tulis. Juga, air bah ataupun hujan belerang dan api sama sekali bukan karena doa keduanya, tapi karena murka Allah atas orang berdosa yang terus menerus menegarkan tengkuknya. Jadi bagaimana bisa cerita Anda berbeda, jauh dari fakta?

      Jika standard hidup kita adalah ego diri, maka segala hal yang mengamankan ego akan selalu kita anggap benar. Sebaliknya, bila hati kita arahkan mengenal siapa Allah dan karakter-Nya, kita semakin peka melihat keegoan diri yang didorong dosa. Sebaliknya semakin mengarahkan kita menjadi serupa dengan karakter Allah. Pilihan hidup ada pada diri Anda sendiri: mejadi serupa dengan karakter Allah yang penuh rahmat dan ampunan, atau bertegar tengkuk menjadi serupa “musuh Allah”. Setiap pilihan ada konsekuensinya.
      ~
      Yuli

  4. Wahyu Kurniawan mengatakan

    9 Maret 2019 pada 9:15 am

    ~
    “Juga, air bah ataupun hujan belerang dan api sama sekali bukan karena doa keduanya, tapi karena murka Allah atas orang berdosa yang terus menerus menegarkan tengkuknya.”

    Ya terus bedanya apa ketika Allah mengirimkan hujan belerang dan api kepada kaum yang berdosa sehingga membuat mereka semua mati terkapar, dengan Allah menyuruh Nabi Muhammad membunuh orang kafir? Bedanya apa? Apakah orang kafir seperti golonganmu akan berkata bahwa “Allah membunuh”?

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      11 Maret 2019 pada 12:45 pm

      ~
      Sdr. Wahyu Kurniawan,

      Dengan tidak melupakan dialog-dialog kita sebelumnya, tiga hal ini perlu terus diingat:
      1) Karakter Allah panjang sabar, Maha Pengampun, namun Maha Adil dan Maha Benar
      2) Manusia pendosa terus menerus menegarkan tengkuknya, menolak pertobatan
      3) Penghakiman Allah atas item No. 2 terlaksana lewat tangan-Nya sendiri (air bah, hujan belerang, api – kasus masyarakat di zaman Nabi Nuh dan Lot)

      Allah menghendaki pertobatan, bukan kebinasaan. Ia sabar memperingatkan dan menasehati supaya manusia segera bertobat. Kala manusia terus bertegar tengkuk dengan dosanya, Allah menyatakan penghakiman-Nya lewat bencana bagi mereka. Jelas Allah tidak meminjam tangan manusia lain, bukan? Inilah bedanya dengan konsep Anda.

      Apakah Anda rela dihukum oleh orang yang melakukan kesalahan yang sama? Apa wewenang dia menghukum Anda? Demi keadilan, bukankah si penjatuh hukuman seharusnya orang yang bersih? Itu sebabnya hanya Allah yang berwenang menghukum, bukan kita. Maka jika seseorang berasumsi punya mandat dari Allah untuk membunuh orang yang berseberangan iman dengannya, betapa tidak adilnya Allah? Apakah Allah Yang Maha Tahu menutup mata atas kesalahan dan dosa yang juga orang tsb perbuat? Mari koreksi diri dengan jujur. Sudahkah kita bersih di hadapan Allah? Ataukah bertegar tengkuk?
      ~
      Yuli

  5. Wahyu Kurniawan mengatakan

    12 Maret 2019 pada 1:00 pm

    ~
    “Kala manusia terus bertegar tengkuk dengan dosanya, Allah menyatakan penghakiman-Nya lewat bencana bagi mereka. Jelas Allah tidak meminjam tangan manusia lain, bukan?”

    Saya paham sekarang. Jadi menurutmu, kalau Allah membunuh langsung dengan “tangan”-Nya, maka tidak apa-apa. Sementara kalau Allah menyuruh hamba-Nya untuk membunuh, maka tidak boleh. Begitu, bukan?

    Poin 1, artinya kamu membuat standardisasi sendiri bahwa Allah seharusnya berbuat seperti menurut pemikiranmu. Kalau Allah berbuat tidak sesuai pemikiranmu, maka itu bukan Allah yang sepatutnya disembah.

    Poin 2, kamu baca Qs 71:26-28. Nabi Nuh berdoa kepada Allah, lalu dikabulkan. Menurutmu, yang salah Nabi Nuh atau Allah?

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      13 Maret 2019 pada 5:34 pm

      ~
      Sdr. Wahyu Kurniawan,

      Bukankah sudah kami tanyakan sebelumnya, sebagai Muslim Anda mengimani Taurat Kitab Allah, bukan? Lalu mengapa tidak tahu isinya? Taurat yang memuat kisah rinci Nabi Nuh dan Lot, sudah Nabi Musa tulis lebih dari 2000-an tahun sebelum Al-Quran ada. Maka saat Anda lebih percaya kisah yang menyimpang dari isi Taurat, apakah artinya Anda menolak Musa selaku Nabi Allah dan menolak Taurat, Kitab-Nya?

      Mari kembali pada fakta bagaimana Taurat menyatakan karakter Allah sejati. Allah Maha Bijak dalam segala keputusan-Nya. Itu sebabnya selaku Nabi Allah, Nuh pun berkarakter bijak, tidak bersikap angkuh dengan menaikkan doa penghakiman seperti Anda sampaikan. Sebaliknya, dengan rendah hati Nuh menaati segala perintah Allah (silakan baca Taurat, Kitab Kejadian pasal 6 dan 7).

      Lebih agung dari yang Nabi Nuh perbuat, dalam ketaatan Isa Al-Masih membuktikan karakter Allah Maha Penyayang lewat pengorbanan-Nya menyelamatkan kita dari hukuman kekal karena dosa. Perbuatan apa lagi yang lebih agung selain mengorbankan diri demi menyelamatkan ciptaan yang dikasihi-Nya? Apakah hal sama juga nabi Anda lakukan? Maka tidakkah Isa layak diidolakan dan diteladani?
      ~
      Yuli

  6. Jesus Park mengatakan

    7 April 2019 pada 1:13 am

    ~
    Wahyu,

    Nabi Allah tidak pernah berdoa kutuk. Jangan samakan dengan Nabi Islam yang sering berdoa kutuk. Orang berdosa tidak pantas membunuh orang berdosa karena orang itu tidak mau bertobat. Jadi siapa yang memerintahkan Nabi Islam memenggal kepala?

    Bagaimana mungkin kami percaya dengan Saudara bahwa kafir dilindungi? “Rasulullah berkata: “Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan “syahadat”, maka selamatlah harta dan nyawanya dari seranganku.” (HR. Muslim, 21a, 22). Apakah mereka akan menjadi kafir selamanya jika pedang ada di leher? Maka Saudara perlu menyelidiki siapa yang memberi wahyu kepada Nabi Islam.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      8 April 2019 pada 9:50 am

      ~
      Sdr. Park,

      Apa yang Anda sampaikan perlu kita pertimbangkan bersama, terkhusus bagi Sdr. Wahyu Kurniawan. Apa yang berasal dari Allah tidak akan pernah menyimpang dari karakter Allah Sang Pengutus. Bukankah kita mengenal-Nya Maha Pengasih lagi Penyabar? Bukankah Ia Maha Benar? Jadi apakah praktik-praktik dari sang nabi telah mencerminkan karater Allah? Layakkah diidolakan dan diteladani?

      Isa Al-Masih adalah pribadi yang mulia, suci, teladan sempurna. Seluruh karakter dan tindakan-Nya mencerminkan karakter Allah. Dengan pengorbanan-Nya menggantikan hukuman dosa kita, Allah Maha Adil sekaligus Maha Pengasih menyatakan kemahabenaran-Nya dalam diri Isa untuk menyelamatkan kita dari kebinasaan kekal. Jadi tidakkah Isa layak diteladani?
      ~
      Yuli

  7. Herman mengatakan

    16 Mei 2019 pada 12:10 pm

    ~
    Staf Isa,

    Hadist di atas palsu. Apakah boleh menampilkan hadist-hadist palsu demi pembenaran Saudara?

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      17 Mei 2019 pada 9:12 am

      ~
      Sdr. Herman,

      Dapatkah Anda jelaskan lebih lanjut mengenai pendapat Anda bahwa Hadits Bukhari yang terkutip dalam artikel di atas palsu? Bukankah Bukhari adalah Hadits Shahih?
      ~
      Yuli

  8. ENGGAR mengatakan

    14 Juni 2019 pada 7:52 pm

    ~
    Ini perdebatan tiada akhir. Setahu saya dibunuh bukan berarti Rasulullah jahat, tetapi karena Allah menghendaki orang tersebut dibunuh. Karena apabila dibiarkan hidup akan melakukan perbuatan maksiat lebih banyak dan merugikan sekitarnya. Tentunya sebelum dibunuh, sudah diingatkan terlebih dahulu. Islam tidak serta merta mengajarkan langsung bunuh.

    Dalam mempelajari suatu kasus/sejarah bahkan tafsir ayat/hadits itu harus keseluruhan termasuk melihat kondisi kenapa ayat/hadits turun bahkan harus analisis penuh kenapa Rasulullah melakukan hal demikian. Semoga Allah segera menurunkan balasan, hidayah atau apalah sehingga mata batin nurani penulis artikel ini terbuka.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      18 Juni 2019 pada 7:18 pm

      ~
      Saudara Enggar,

      Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih atas komentar dan doa saudara. Kami sependapat dengan saudara dalam mempelajari suatu kasus harus secara keseluruhan. Dan kami percaya hidup mati seseorang Allah yang menentukan. Menurut saudara Allah mencari dan menolong orang yang sesat atau yang benar?

      Dalam Kitab Suci Allah sangat jelas bagaimana Allah memperlakukan orang yang berdosa yaitu mencari dan mengampuninya. Allah membenci dosa, tapi mengasihi orang berdosa. Karena “Ia [Allah] menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (Injil, Surat 2 Petrus 3:9).

      Hal terbaik adalah mendoakan dan mengasihi. Dengan demikian mereka mendapat hidayah dari Allah dan kembali ke jalan yang benar. Jadi idola sejati adalah yang menjadi suri tauladan dalam cinta kasih bagi semua orang. Tanpa memandang teman dan musuh. Bagaimana menurut saudara?
      ~
      Daniar

  9. Gatot Sukmo Widodo mengatakan

    2 September 2019 pada 8:06 pm

    ~
    Benarkah Yesus dengan sukarela mengorbankan dirinya untuk menebus dosa orang-orang yang percaya kepadanya? Kita lihat fakta sejarah bahwa Yesus berusaha lari dan bersembunyi dari kejaran musuh-musuhnya. Kemudian sempat pula berdoa di taman Getsemani sampai mengeluarkan keringat darah. Namun maut tak bisa dihindarkan sehingga dia tetap tertangkap dan disalib. Itupun dia masih sempat berteriak “Tuhanku tuhanku mengapa Engkau tinggalkan aku”. Ini semua adalah ungkapan ketidakrelaan Yesus untuk dibunuh dan disalib oleh tentara Romawi.

    Adapun ajaran untuk mengasihi musuh dan tidak membunuh musuh yang telah menyerang kita itu tidak bisa dan tidak pernah dipraktekkan oleh satupun bangsa di dunia.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      11 September 2019 pada 2:28 pm

      ~
      Saudara Gatot Sukmo Widodo,

      Jika saudara dengan sungguh membaca keseluruhan Injil saudara akan mengerti kebenarannya. Isa sangat mengasihi semua manusia, termasuk orang Islam dan Kristen. Dia tidak ingin manusia menderita hukuman kekal di neraka. Karena itu Dia rela mati disalib untuk “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Injil Rasul Besar Matius 20:28) “… menghapus dosa dunia,” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus [Isa Al-Masih], yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita … (Injil, Surat 1 Yohanes Yang Pertama 3:16). Isa telah membayar lunas hutang dosa manusia, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan menanggung hukuman dosa lagi.  Inilah tujuan dari wafatnya Isa Al-Masih. Bila saudara sungguh ingin mempelajari lebih dalam silakan email kami di

      Seorang Pribadi yang telah memberikan nyawanya untuk keselamatan umat manusia layakkah diidolakan, bagaimana menurut saudara?
      ~
      Daniar

  10. Yaohahau mengatakan

    2 September 2019 pada 11:01 pm

    ~
    Saudara Enggar,

    Isa Al-Masih juga perintahkan supaya orang yang sudah tidak bisa dibetulkan agar batu besar diikat dilehernya lalu ditegelamkan ke laut. Akan tetapi yang saya lihat dari keseluruhan pembunuhan yang dilakukan nabi Islam itu semata untuk melampiaskan emosi namun mengatasnamakan Allah swt yang perintahkan.

    Kembali ke topik, siapakah yang pantas diidolakan? Apakah nabi Islam yang sibuk membantai kafir yang bahkan umatnya sendiri belum tentu sudah benar dihadapan Tuhan? Atau justru Isa Al-Masih yang mengoreksi umatnya sendiri, dan tidak segan menyatakan kesesatan kebanyakan umatnya lewat pengajaran disertai kasih dan bukan membunuh. Bukankah karakter keduanya bertolak belakang?

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      11 September 2019 pada 2:30 pm

      ~
      Saudara Yaohahau,

      Dari kriteria yang sudah saudara tuliskan kiranya Sdr. Enggar dapat merenungkannya. Tentu menjadi satu pemikiran bagi kita, khususnya wanita. Bukankah sang idola seharusnya memiliki sifat yang mengasihi semua orang dan memiliki hati mulia? Sehingga kita tidak salah dan kecewa memilih idola kita.
      ~
      Daniar

  11. Zulkifli mengatakan

    29 Juni 2020 pada 2:14 pm

    ~
    Daud sang penulis Mazmur melakukan zina dengan isteri orang sampai perempuan itu hamil. Berapa gundik Daud?Apa arti gundik? Bukan isteri tetapi ‘ digarap’. Karena itu wahai orang Kristen urusi dulu Mazmurmu. Di sana ada ucapan Daud yang mengaku dirinya tak menyimpang dari ajaran Tuhan. Berarti berzina cara Daud adalah perbuatan baik. Lalu milyaran orang mau ikutan cara Daud?

    Maaf, kami umat Islam tidak percaya pada tuduhan buruk pada Daud tersebut. Lut berzina dengan dua anak gadisnya sampai kedua anak itu melahirkan. Nabi Yesaya selama 3 tahun telanjang. Oh lamanya nabi telanjang. Ibrahim, Yakub dan Muhammad memang berpoligami. Poligami itu wajar. Jangan poliandri.

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      30 Juni 2020 pada 9:22 am

      ~
      Zulkifli,

      Saya menghargai pendapat Anda di atas. Apakah Anda telah membaca kisah Daud hingga selesai? Saya ragu Anda telah membacanya. Tetapi izinkan saya memberitahu Anda bahwa Daud pun dihukum Tuhan berkenaan dengan perzinahan yang dilakukannya. Tetapi bagaimana dengan nabi Anda? Nabi Anda menginginkan istri anak angkatnya sendiri. Namun, untuk melegitimasi keinginan nabi Anda, keluarlah ayat berikut: “. . . Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinlah kamu dengan dia (Zainab) supaya tidak ada keberatan bagi orang Mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anaak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya . . .” (Qs 33:37).

      Mengapa nabi Anda menikahi istri anak angkatnya sendiri? Mengapa Allah SWT segera mengikuti keinginan nabi Anda? Bukankah Aisyah pun telah menyatakan ini: Aku (Aisyah) berkata: “Demi Allah, aku melihat Tuhanmu selalu bersegera menuruti keinginanmu(keinginan Muhammad)” (Hadits Sahih Muslim No:2658)? Bukankah ini janggal? Bagaimana Anda menjelaskan hal ini? Saya berharap Anda mampu menjawabnya karena seringkali Anda tidak pernah mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
      ~
      Solihin

  12. Jesus Park mengatakan

    19 Juli 2020 pada 5:17 pm

    ~
    Zulkifli,

    Saudara memfitnah raja Daud. Daud sudah mendapatkan hukuman akibat dosa dan perzinahannya, dan ia mengungkapkannya dalam Mazmur 51. Daud sangat suka dengan syair dan lagu, sehingga ia mengungkapkan perasaannya dengan syair dan lagu. Jadi Taurat tidak menutupi kesalahan yang dilakukan raja, nabi dan semua orang yang masuk dalam sejarah Israel. Ini bukti bahwa seua manusia berdosa.

    Lalu mengapa banyak umat muslim klaim, nabi Islam suci? Dari pendapat diatas, apakah saudara termasuk didalam klaim tersebut? Bagaimana takala nabi islam kedapatan berzina dengan budak oleh istri kecilnya Aisyah dan Hafsah pada surah Qs 66:1-5? Apakah yang dilakukannya suci dan halal menurut nurani saudara?

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      21 Juli 2020 pada 9:48 pm

      ~
      Park,

      Allah tidak pernah membiarkan kesalahan umat-Nya dibiarkan begitu saja, termasuk nabi. Uniknya, nabi Islam tidak pernah mendapatkan teguran dari Allah SWT. Sebaliknya, nabi Islam mendapatkan restu untuk menikahi siapa saja yang dikehendakinya, termasuk menantunya sendiri. Bukankah ini menakjubkan?
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 5 Alasan Wanita Terhitung Penghuni Neraka! Apakah Solusinya?
  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Sejarah Hukum Memakai Hijab, Apakah Sebuah Keharusan?
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Ciri Wanita yang Allah “Memilih” dan “Memuliakan”

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Khadijah Tidak Lagi Takut Kematian Setelah Mengikut Isa
  • Cinta Allah Bagi Seorang Perempuan Muslim
  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Siti Maryam dan Siti Aminah: Dua Wanita Mulia
  • 5 Alasan Wanita Terhitung Penghuni Neraka! Apakah Solusinya?

Artikel Yang Terhubung

  • Jilbab Dan Diskriminasi Terhadap Wanita Muslim
  • Wajibkah Wanita Muslim Berhijab?
  • Apakah Wanita Berhijab Adalah Wanita Solehah?
  • Wanita Sholehah Berjilbab
  • Wanita Islam Dan Kristen – Hendaklah Kecantikan Dari…

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Renungan Berkala Isa dan Kaum Wanita

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat Isa Dan Kaum Wanita setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Kaum Wanita

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Social Media


Facebook

Twitter

Instagram

YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa Islam Dan Kaum Wanita. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami