RA Kartini adalah wanita Indonesia, yang membela hak-hak wanita. Sehingga kita mengenal semboyan “emansipasi wanita.” Sejak saat itu, wanita Indonesia dapat melakukan berbagai hal. Tidak hanya menjadi ibu rumah tangga.
Bagaimana pandangan agama tentang hal ini? Apakah agama memperbolehkan wanita mempunyai karir? Bagaimana pandangan negara Islam terhadap wanita karir?
Indonesia Negara Toleransi Wanita
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut toleransi terhadap wanita dalam hal karir. Sehari-hari kita dapat melihat kaum wanita beraktifitas di luar rumah. Mulai dari pekerja kelas rendah, hingga kelas atas. Bahkan Indonesia salah satu negara yang pernah dipimpin oleh presiden wanita.
Sebuah penelitian berkata bahwa di Indonesia partisipasi kaum wanita bekerja di luar rumah, hampir sama dengan negara-negara Eropa. Jadi, walaupun Indonesia mayoritas penduduknya Muslim, tapi tidak melarang kaum wanita berkarir di luar rumah.
Negara Islam Intoleran Pada Wanita
Tidak demikian halnya dengan negara Islam lain. “World Economic Forum” melaporkan 20 negara terendah dengan wanita bekerja di luar rumah. Sembilan belas dari negara terendah itu mayoritas penduduknya Muslim.
Satu ayat Al-Quran berbunyi, “. . . bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan . . .” (Qs 4:32). Menurut pakar Islam, berdasarkan ayat ini kaum wanita boleh bekerja di luar rumah. Selain itu, tidak satupun ayat dalam Kitab Suci Allah yang melarang wanita bekerja di luar rumah.
Bila Al-Quran memang memperbolehkan wanita bekerja di luar rumah, mungkinkah sikap negatif mengenai wanita dalam Hadits, menyebabkan negara-negara Islam lain melarang wanita bekerja di luar rumah?
Peranan Wanita di Dunia
Selain RA Kartini, masih banyak wanita-wanita hebat yang memberi pengaruh hebat bagi dunia. Siti Khadijah, misalnya. Salah satu wanita yang sangat berpengaruh dalam sejarah berdirinya agama Islam. Bahkan sebelum bertemu dengan Muhammad, dia adalah seorang wanita pengusaha sukses pada zamannya.
Kitab Allah juga mencatat beberapa wanita yang berhasil dalam karirnya. Diantaranya adalah Lidia. Seorang pedagang kain ungu dari kota Tiatira. Dari semua catatan yang ada diketahui, bahwa ia adalah seorang pengusaha yang sangat berhasil.
Tiga wanita di atas hanya sebagian kecil dari wanita-wanita yang memberi dampak besar bagi dunia mereka. Dan hal tersebut menegaskan, bahwa wanita tidak seburuk yang tertulis dalam hadist-hadist.
Allah Juga Mengasihi Kaum Wanita
Nabi umat Muslim dalam salah satu hadistnya berkata, bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. (Hadis Riwayat Al- Bukhari dan Muslim). Juga, Al-Quran umumnya hanya memberi janji sorga kepada kaum pria. Bagaimana dengan wanita?
Berbeda dengan Al-Quran, Kitab Allah menyatakan dengan jelas bahwa Allah mengasihi kaum pria dan kaum wanita. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Taurat, Kitab Kejadian 1:27).
Demikian juga halnya tentang sorga. Pria dan wanita mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan keselamatan sorgawi dari Isa Al-Masih. “Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Injil, Rasul Lukas 7:50).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa negara-negara Islam melarang wanita bekerja di luar rumah?
- Mengapa begitu sering hadist-hadist memberi pandangan negatif tentang wanita?
- Menurut saudara, mungkinkah Allah membeda-bedakan umat-Nya berdasarkan gender? Jelaskan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pandangan Islam Dan Kristen Tentang Wanita Karir” silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Untuk Sdr. A.T. Mandagie,
Terimakasih untuk partisipasi Anda dalam berkomentar. Namun, karena semua pertanyaan Anda tidak berkaitan dengan isi artikel di atas, kami tidak dapat menanggapinyanya.
Mengenai bahasan ketuhanan Yesus sebagai Allah yang esa dapat Anda diskusikan lebih jauh lewat artikel: http://tinyurl.com/q6z977d.
Kembali pada topik artikel di atas, diskusi kita jauh lebih bermanfaat bila Anda dan rekan-rekan pembaca lainnya dapat memfokuskan diri pada pembahasan tiga pertanyaan fokus:
1) Menurut saudara, mengapa negara-negara Islam melarang wanita bekerja di luar rumah?
2) Mengapa begitu sering hadist-hadist memberi pandangan negatif tentang wanita?
3) Menurut saudara, mungkinkah Allah membeda-bedakan umat-Nya berdasarkan gender? Jelaskan alasan saudara!
Kami tunggu jawaban Anda.
Terimakasih.
~
Yuli
~
Agama Islam yang melahirkan hukum syariah, membiarkan kaum Adam mengendalikan hak hidup kaum Hawa.
Hawa yang berasal dari Adam membuktikan bahwa Adam dan Hawa adalah satu. Walaupun Hawa berasal dari Adam, tetapi kaum Adam tidak akan pernah ada juga jika tidak dari Hawa.
Jika memang benar Islam sebagai agama penyempurna yang berdasarkan iman Abraham, pasti agama Islam tidak akan kelolosan penjelasan dari kitab Taurat nabi Musa. Sebab Hawa diciptakan supaya rencana Allah untuk menyerahkan bumi ini kepada manusia agar dikelola dapat terlaksana dengan sempurna. Adam tanpa Hawa akan gagal, dan Hawa tanpa Adam tidak bisa. Maka Adam dan Hawa adalah kesatuan dalam ketetapan Allah, sehingga dalam kesatuan itu terbina persatuan yang mulia.
~
Sdr. Boas,
Penjelasan Anda tentang makna kesetaraan kedudukan pria-wanita serta kesatuan yang mulia diantara keduanya (tertulis dalam Taurat, Kitab Kejadian 1 dan 2) sangat baik. Kiranya segenap pembaca dapat memperoleh pengertian yang benar tentang firman-Nya.
Terimakasih.
~
Yuli
~
Isa Al-Masih bena- benar suatu bukti nyata bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Ajaran dan teladan Isa AlMasih sempurna supaya manusia sadar bahwa laki-laki dan perempuan sama di mata Allah.
Laki-laki pemungut cukai yang kasar dan tak ubahnya seperti perampok pada saat itu, dan seorang perempuan yang bersundal untuk mencari nafkah sama-sama berbuat dosa di mata Allah. Isa Al Masih mengajarkan supaya kita sadar bahwa dosa itu berusaha menjadikan laki-laki dan perempuan menjadi perampok dan pesundal juga. Tetapi siapa yang mau bertobat dan hidup dalam ajaran Isa Al Masih akan selamat.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 21:31).
~
Sdr. Boas,
Terimakasih untuk apa yang Anda sampaikan berdasarkan firman Allah di dalam Injil. Biarlah melalui ajaran dan sabda Isa Al-Masih, kita semua, baik pria maupun wanita sama-sama disadarkan terhadap keberdosaan kita sehingga tidak ada satu pihak / gender apa pun yan lebih baik daripada yang lain.
Juga, melalui kesadaran atas dosa, biarlah kita dengan rendah hati mau menerima karya keselamatan Isa Al-Masih bagi pengampunan dan penyelesaian dosa kita. Artikel berikut dapat menjadi referensi yang baik bagi kita: http://tinyurl.com/pfvmbbh.
~
Yuli
~
Firman yang nuzul ke dunia menjadi manusia membuktikan Allah sangat mengasihi kita. Tidaklah benar kalau Dia dengan sesuka hati-Nya melaknat dan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam, tetapi sangat menyayangi jiwa kita semua.
Tidak ada manusia yang berani berkata seperti Isa Al-Masih Sang “terkemuka di dunia dan akhirat”, yang perkataan-Nya mengandung pengertian yang sangat luar biasa. ini lebih membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan benar-benar sama di hadapan Allah.
“Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Injil, Rasul Besar Matius 12:50).
~
Benar, Sdr. Boas. Apa yang Anda simpulkan dari ajaran Isa Al-Masih di dalam Injil sungguh merupakan kehendak Allah sejak semula, bahwa tidak ada perbedaan kedudukan antara pria – wanita, sebab keduanya sama berharganya di hadapan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Untuk itu, mari terapkan dan taati setiap kebenaran firman Allah.
~
Yuli
~
Untuk Staff Isa dan Islam: Kalau seseorang ingin percaya Yesus, sebagai apa Dia harus dipercaya? Sebagai bagian dari Trinitas atau Dia hanya sebagai Anak Allah?
~
Sdr. Usil,
Bila pertanyaan serupa ditujukan untuk Anda, sebagai siapakah Anda ingin dikenal? Tentu sebagaimana adanya Anda, bukan?
Demikian juga Yesus. Sebagaimana eksistensi-Nya, Ia telah memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Allah yang sama sekali tidak dimaksudkan sebagai “anak biologis dari Allah”, melainkan Pribadi kedua dari Allah Tritunggal/Trinitas yang turun ke dunia untuk menyelesaikan misi yang telah Allah Tritunggal rancangkan bagi penyelamatan manusia dari hukuan kekal atas dosa.
Nah, jika kita mempercayai-Nya hanya sebagai manusia berjabatan nabi utusan Allah seperti nabi-nabi lainnya, kita gagal mengenal kesejatian-Nya. Maka karya keselamatan-Nya pun tidak bisa kita kenali, bahkan kita alami. Tentu saja kita yang rugi sendiri, bukan?
~
Yuli
~
Isa Al-Masih adalah Pribadi yang menggenapi nubuatan dalam kitab Taurat nabi besar Musa pada kitab Ulangan 18:15 yang datang dalam misi membebaskan manusia dari ikatan perbudakan jasmani dan rohani. Bangsa Arab dan Yahudi yang berasal dari satu bapa yaitu Abraham, memiliki pandangan terhadap kaum Hawa yang berbeda dengan kaum Adam. Isa Al Masih banyak melakukan mujizat terhadap perempuan, yang artinya di Mata Allah tidak ada pembedaan kepada manusia.
“Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Galatia 3:28).
~
Terimakasih Sdr. Boas atas pemaparan Anda.
Anda benar bahwa Isa Al-Masih, Pribadi Sang Penggenap seluruh nubuatan firman Allah dalam Taurat telah meluruskan kesalahan konsep (ketidaksetaraan kedudukan pria-wanita) yang telah terbentuk sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Melalui ajaran dan teladan Isa Al-Masih, kedudukan kesetaraan pria-wanita yang telah Allah tentukan sejak semula, kembali dipulihkan.
~
Yuli
~
“Demikian juga Yesus. Sebagaimana eksistensi-Nya, Ia telah memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Allah yang sama sekali tidak dimaksudkan sebagai “anak biologis dari Allah”, melainkan Pribadi kedua dari Allah Tritunggal/Trinitas yang turun ke dunia untuk menyelesaikan misi yang telah Allah Tritunggal rancangkan bagi penyelamatan manusia dari hukuan kekal atas dosa”.
Respon: Jadi menurut anda Yesus hanya ingin dikenal dan dipercaya sebagai bagian dari Trinitas?Trinitas hanya ada di dogma Katholik. Hanya melalui Katolik Yesus ingin dikenal dan dipercaya. Lantas apa arti pernyataanmu bahwa Yesus turun tidak membawa agama ketika Dia hanya mau dikenal dan dipercaya melalui Iman Katholik?
~
Sdr. Usil,
Dari sumber manakah Anda dapatkan bahwa konsep Allah Tritunggal hanya ada dalam iman Katholik? Ketahuilah bahwa sumber tsb tidak valid, tidak benar.
Perlu Anda ketahui bahwa iman setiap pengikut Yesus Kristus (tidak peduli dari denominasi apapun) selalu bersumber pada firman Allah di dalam Alkitab. Nah, di dalam Alkitab inilah Allah menyatakan ketritunggalan-Nya yang esa. Maka siapapun yang dengan sungguh mempelajari Alkitab, ia akan mengenal dan beriman kepada Allah Tritunggal.
Jadi Sdr. Usil, masihkah Anda berpuas diri dengan hanya menelan informasi dari apa kata orang, bukan langsung dari sumbernya? Kesesatan selalu berawal dari keengganan untuk mencari kebenaran.
~
Yuli
~
Kalau Yesus sudah nuzul sebagai firman Allah, lantas apa fungsi Alkitab? Logika mengatakan: Yesus sebagai firman adalah dogma murid-murid Yesus di dalam Alkitab. Kalian beriman bukan kepada Yesus, tetapi kepada perkataan murid-murid-Nya. Roh Kudus pun kalian kenal melalui tulisan murid-murid Yesus di dalam Alkitab. Kalian adalah pengikut perkataan murid-murid Yesus. Kalian adalah pengikut ajaran Paulus.
~
Sdr. Usil,
Kami luruskan bahwa Yesus nuzul ke dunia bukan menjadi Firman Allah! Yang benar: di dalam kekekalan, Yesus adalah Firman Allah yang nuzul ke dunia menjadi manusia suci tanpa dosa. Kedatangan-Nya sebagai manusia bertujuan:
1) Menjadi contoh sempurna bagi kita, bagaimana seharusnya manusia yang berkenan kepada Allah itu mempraktikkan hidupnya
2) Menyelamatkan setiap orang yang beriman kepada-Nya dengan menggantikan hukuman maut yang seharusnya kita tanggung sebagai orang berdosa
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Injil, Kisah Para Rasul 1:8). Nah, silakan Anda pikirkan cara paling efektif apakah untuk memenuhi mandat tsb selain menuliskan apa yang telah mereka lihat, dengar, dan alami dalam hidupnya bersama Yesus? Dengan mendokumentasikannya berupa tulisan, setiap generasi dapat mendengar berita siapa Yesus, bukan?
Sabda Yesus di atas juga menekankan bahwa Roh Kudus memberi mereka kuasa menjadi saksi-Nya. Maka, setiap tulisan mereka pun dituntun Roh Kudus Allah. Jika tidak, tulisan mereka tidak akan berdampak pada pemulihan hidup milyaran para pengikut Yesus hingga akhir zaman kelak.
~
Yuli
~
Astagfirullah… Orang Kristen kafir najis bicara tentang Islam? Beginilah jadinya. Peremehan, sinisme, dan penghinaan terhadap ajaran Islam yang suci dan mulia berkedok dialog. Kalian memang kafir najis!
Kalian tidak terima disebut najis?! Ketahuilah, Allah sendirilah yang menyatakan bahwa kalian orang-orang kafir najis. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang kafir musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini” (Al-Quran surah At-Taubah ayat 28).
~
Sdr. Ibnu Lahm,
Tentu Anda mengimani bahwa Allah yang Anda sembah adalah Maha Adil, bukan? Bukankah Qs 4:32 menuliskan “… bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan …”? Maka, pakar Islam pun berpendapat kaum wanita boleh bekerja di luar rumah berdasarkan ayat ini. Lalu, manakah isi dari artikel di atas yang meremehkan, sinis, dan menghina ajaran Islam? Bukankah fakta sendiri yang menunjukkan bila pada praktiknya, 19 negara yang menerapkan syariah Islam termasuk dalam kategori 20 negara terendah dengan wanita bekerja di luar rumah?
Maka, mari berpikir bijak sebelum mengeluarkan kata-kata yang tidak bijak. Firman Allah, tujuh abad sebelum ayat Al-Quran yang Anda kutip terbit, sudah menegur kita: “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik” (Injil, Surat Titus 1:15-16).
~
Yuli
~
Islam membenarkan wanita bekerja, tetapi bagi wanita yang sudah menikah sebaiknya duduk di rumah mendidik anak-anak.
~
Pada kodratnya, wanita diciptakan sebagai pendamping suami. Dalam pernikahan, suami sebagai kepala keluarga bertanggung-jawab memenuhi kebutuhan keuangan keluarga. Sementara isteri bertanggung-jawab mengurus pekerjaan rumah tangga.
Seiring dengan perkembangan jaman, tidak sedikit wanita memutuskan untuk bekerja di luar rumah. Alasannya pun beragam. Karena penghasilan suami yang kurang mencukupi, bahkan ada juga wanita yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga, karena suami tidak bekerja. Dan berbagai alasan lainnya.
Namun dalam kondisi apapun, isteri harus tunduk pada suami. Sebagaimana firman Allah berkata, “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan” (Injil, Surat Kolose 3:18).
Demikian juga suami, harus mengasihi isterinya, “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).
~
Saodah