Almarhum ibu saya adalah wanita yang cantik, bukan hanya luarnya saja, tetapi memiliki kecantikan dari dalam juga. Tegar, sabar, cekatan, dan menyayangi keluarga. Ia juga tak segan untuk “turun tangan” membantu keuangan keluarga. Ia menjahit pakaian, membuat makanan, atau pun berdagang. Kira-kira empat tahun yang lalu, ia harus meninggalkan kami untuk menghadap Allah di sorga. Meskipun ia sudah tidak bersama kami lagi, kenangan bersama dan kecantikan dari dalam dirinya terus membekas dalam hati kami.
Wanita Ingin Terlihat Cantik!
Wanita identik dengan kecantikan. Setiap wanita ingin terlihat cantik. Berbagai usahapun dilakukan. Dari sekedar menggunakan kosmetik, aksesoris, hingga operasi pelastik. Mereka juga tidak segan-segan mengeluarkan dana yang cukup besar agar terlihat cantik.
Pakaian juga tidak luput dari perhatian. Mereka ingin terlihat trendi dan modis melalui busana yang dikenakan. Para pelaku fashion pun memanfaatkan kesempatan tersebut. Indonesia, sebagai negara populasi Muslim terbanyak di dunia, jelas merupakan pasar yang sangat potensial bagi pelaku fashion di industri busana Muslim.
Hijab dengan kualitas dan produk yang bagus, modis serta modern tentu disenangi wanita-wanita Muslim di Indonesia. Tidak salah, bila tahun 2015 Indonesia diperkirakan akan menjadi kiblat fashion Muslim Asia. Dan tahun 2025 untuk tingkat dunia.
Kecantikan Dari Dalam Hati
Apa yang dijelaskan di atas hanya usaha memperbaiki kecantikan luar atau fisik semata. Tidak dapat memperbaiki kecantikan dalam hati wanita! Islam mengajarkan. wanita cantik adalah wanita solehah. “Dunia ada perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasannya adalah wanita shalehah” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai). Wanita yang solehah adalah wanita yang berakhlak atau berkarakter baik. Akhlak dan karakter yang baik berasal dari hati yang taat kepada Allah. “Sesungguhnya ALLAH tidak melihat bentuk rupa dan harta kalian, tetapi Ia melihat hati dan amal kalian” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
Kekristenan pun mengajarkan hal yang sama. “…tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, . . . )” (Injil, Surat Petrus 3:4).
Demikianlah, Islam dan Kristen menekankan. Seorang wanita harus lebih mengutamakan kecantikan batiniah daripada kecantikan luar! Bukan berarti ketika wanita memperbaiki kecantikan batiniah, mereka tidak perlu lagi memperhatikan kecantikan dan kesehatan tubuhnya. Itu perlu juga.
Isa Al-Masih Membentuk Akhlak yang Lemah Lembut dan Tenteram
Memiliki kecantikan dari dalam, jelas tidak dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri. Seorang wanita membutuhkan Isa Al-Masih untuk hal ini! Ketika seseorang menerima Isa ke dalam hidupnya, ia akan menjadi ciptaan yang baru. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17). Tabiat yang keras kepala dan tidak taat akan berubah menjadi lemah lembut dan tenteram.
Wanita yang lemah lembut bukan berarti berdiam diri saja. Atau pun bersuara halus. Tetapi berani menegur yang salah dan menasihati dengan bijaksana dan penuh kasih. Wanita yang tenteram adalah wanita yang tenang, taat kepada suami, suka berdamai dan menguasai diri. Merawat suami dan anak-anaknya dengan baik.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang Islam dan Kekristenan ajarkan tentang kecantikan dari dalam?
- Bagaimana mendapatkan kecantikan dari dalam?
- Bagaimana seorang wanita dapat memiliki hati yang murni?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Kalau anda sudah didalam Kristus anda tidak perlu berdoa kepada-Nya, karena Kristus sudah di dalam anda!
~
Salam Sdr. Pengamat,
Benar bahwa orang yang sudah percaya kepada Isa Al-Masih berarti Isa Al-Masih pun sudah ada dalam diri orang tersebut. Apakah saudara memahami baha ketika kita berdoa atas nama Isa Al-Masih dengan kata lain bahwa Dialah yang berhak dijadikan dasar iman seseorang.
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
~
Salma
~
Kecantikan dari dalam (hati) tidak dapat diusahakan manusia sendiri, sebab manusia cenderung selalu berbuat dosa. Menurut saya, kecantikan wanita diperoleh dari bagaimana pengenalan dan hubungannya kita pribadi dengan Allah.
~
Salam Sdr. Jenni,
Kami senang dengan pemaparan saudara. Bahwa kecantikan itu dapat terlihat bagaimana seseorang mengenal Pribadi Allah yang benar. Sebab ketika ia sudah mengenal Allah yang benar dan ajaran dari Allah yang benar maka ia akan memiliki karakter seperti yang Allah ajarkan.
~
Salma
~
Mencampuradukkan agama.
~
Sdr. Question,
Terimakasih untuk tanggapan Anda.
Menanggapi pernyataan Anda, injinkan kami bertanya: manakah hal terpenting dari kehidupan ini, agama dengan segala ritual ibadahnya, ataukah kebenaran dari Allah yang menyejahterakan dan menyelamatkan baik di dunia maupun akhirat?
~
Yuli
*****
1 Apa yang Islam dan Kekristenan ajarkan tentang kecantikan dari dalam?
J : ”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhisannya adalah wanita shalehah.”
2 Bagaimana mendapatkan kecantikan dari dalam?
J : Dengan menjadi wanita shalehah
3 Bagaimana seorang wanita dapat memiliki hati yang murni?
J : Dengan menjadi wanita shalehah
Intinya, sebagai seorang Muslimah janganlah kita terlalu sibuk mempercantik penampilan fisik karena sesungguhnya kecantikan seorang Muslimah bukan dinilai dari fisiknya, tetapi dari perbuatannya, akhlak, dan ketaatan kepada Allah SWT. Kecantikan akhlak dan segala yang berasal dari dalam diri tidak akan pudar walau dimakan usia.
*****
Sdri. Kristin,
Terimakasih atas kesediaan Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan pada artikel di atas.
Jawaban Anda sangat baik, bahwa wanita shalehah-lah yang dimaksud dengan kecantikan dari dalam yang takkan pudar dimakan usia.
Ketika Anda memaknai kecantikan Muslimah dinilai dari perbuatan, akhlak, dan ketaatannya kepada Allah, seberapa jauhkah dapat dicapai? Apakah dengan berhijab, bersikap lembut dan sopan, serta rajin menjalankan perintah agama, kecantikan sejati sudah tercapai?
Jika kecantikan dikaitkan dengan kemurnian hati (pertanyaan no.3), adakah manusia yang berani menjamin hatinya murni? Bukankah terkadang keangkuhan hati tersembunyi di balik keramahan dan kelemahlembutan? Bukankah kemurnian identik dengan kebenaran, dan hanya Allah saja sumber kebenaran? Jadi, dapatkah memperoleh hati yang murni tanpa pertolongan Allah?
~
Yuli
~
Untuk Sdr. Islam,
Mohon maaf, pertanyaan Anda kami hapus karena tidak bersangkutan dengan topik artikel yang sedang dibahas.
~
Yuli
~
Assalamualaikum wr.wb,
Wanita berhijab karena mereka mengetahui bahwa dirinya sangat berharga. Makanya mereka menutup aurat. Ini dapat diibaratkan saya bertanya: Berapa password ATM Anda? Atau di mana surat tanah rumah Anda?. Apakah Anda langsung memberikannya pada saya? Jika ya, Anda sangatlah berjiwa besar. Namun kebanyakan manusia terlalu emosional menghadapinya karena “itu adalah milikku, itu adalah hartaku”. Nah sama halnya dengan wanita, ia menutup aurat karena dia tahu ada sesuatu rahasia yang sangat berharga untuk dijaga dan ditutup. Itu juga termasuk melindungi dirinya untuk tidak membangkitkan hawa nafsu seorang pria yang bukan muhrim baginya. Ini juga termasuk salah satu akhlak yang terpuji.
Ini untuk jawaban yang kedua: Menjadi diri sendiri. karena mudah untuk menemukan mengapa saya berbeda dengan dia, mengapa saya hidup, dll. Dengan menjadi diri sendiri, kita sudah membuka pintu hati lebar-lebar untuk menerima perubahan. Dengan cara mencintai diri sendiri, kita mencitai orang-orang di sekeliling sekaligus Tuhan Pencipta kita. Akhirnya kita sadar bahwa banyak hal bahagia yang perlu kita kejar sendiri. Itu lebih berguna dibandingkan selalu mencari kesalahan orang lain apalagi Tuhan. Itu semua sudah menjadi pilihan hidup masing-masing, jadi jangan diganggu, begitupun dengan Anda.
Itulah mengapa saya bisa bersaudara baik dengan saudara dari ibu saya yang semuanya beragama Kristen. Saya membuka pintu hati untuk perubahan. Karena itu, saat bersama mereka, saya tetap bahagia. Daripada terus memikirkan hal yang menurut saya “hak hidup orang lain”, lebih baik berteman baik dengan mereka. Saya menghormati saudara saya yang non-Muslim, akhirnya dia pun menghargai saya yang beragama Islam. Jadi tentram kan hidup ini?
~
Sdri. Kirana,
Kami memuji keterbukaan Anda terhadap perubahan dan sikap positif menanggapi perbedaan. Sikap ini sangat diperlukan bagi keharmonisan hidup di tengah kemajemukan.
Mengenai “menjadi diri sendiri” seperti Anda sarankan, “diri sendiri” seperti apakah maksud Anda? Jika seseorang sering gelisah, kecewa, benci, putus asa, atau sering marah, haruskah ia tetap menjadi dirinya? Tidakkah makin mengganggu relasi dengan sesama? Sementara jika “bertopeng” kebaikan, ia tak berdamai dengan dirinya, bukan? Menurut Anda, dapatkah dengan kekuatan sendiri, orang ini merubah hatinya menjadi baik? Seberapa tahan lamakah perubahannya?
Kepada siapapun yang dengan tulus hati mengakui keberdosaannya serta beriman kepada Isa Al-Masih, Allah berfirman: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Kitab Nabi Yehezkiel 36:26).
Tanpa pembaharuan roh dan hati, keharmonisan relasi dengan Allah, diri sendiri, dan sesama akan selalu gagal. Hanya melalui Isa Al-Masih, roh dan hati kita diperbarui. Artikel berikut menjelaskan lebih jauh: http://tinyurl.com/8829qar.
~
Yuli
~
Benarkah hanya dengan menerima Yesus akan melembutkan hati manusia? Bagaimana dengan orang-orang yang berciuman di tempat umum, yang berlaku di negara umat Kristen, adakah mereka tidak percaya kepada Yesus.
~
Sdr. Muslim,
Orang-orang yang tinggal di negara yang mayoritas Kristen, belum tentu mereka semua orang Kristen. Juga, sekalipun mereka Kristen, belum tentu mereka semua mengerti dengan benar tentang ajaran kekristenan. Demikian juga halnya dengan umat Muslim. Belum tentu semua Muslim hidup sesuai dengan ajaran agama Islam, bukan?
Jadi, sdr harus dapat membedakan: 1) Mana ajaran agama; 2) Mana prilaku/sifat pribadi.
Ketika seseorang memutuskan menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka orang tersebut harus berani meninggal sifat kehidupannya yang lama, yang bertolak-belakang dengan ajaran Isa. Untuk kemudian hidup sesuai dengan ajaran Isa Al-Masih.
Inti dari ajaran Isa Al-Masih adalah “Kasih.” Dan firman Allah berkata, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong” (Injil, Surat Kolose 1 Korintus 13:4).
~
Saodah