Suatu hari saya bertemu dengan teman lama saya semasa saya kuliah. Dia pria Muslim. Setelah kami selesai kuliah, kami tidak pernah bertemu. Hingga hari itu tanpa sengaja kami bertemu lagi. Di akhir pembicaraan kami, dia berkata kepada saya, “Kamu isteri yang taat pada suami, kamu pasti nanti masuk sorga.” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suami penjamin surga isteri.
Dalam hati saya bertanya, “Bagaimana mungkin keselamatan saya tergantung pada ketaatan saya pada suami?” Dia sama seperti saya, orang berdosa. Benarkah ketaatan isteri pada suami dapat mempengaruhi keselamatan kekal isteri sehingga menjadi penjamin sorga isteri?
Hak Suami atas Jiwa Isteri Menurut Hadits
Saya dapat memahami pernyataan teman saya itu. Sebagai seorang pria Muslim, mungkin dia tahu akan hadist yang menekankan bahwa jika isteri menyenangkan suami setiap malam, si isteri akan masuk sorga (HR Tirmizi, Vol. 1, Hal. 428).
Hadits lain berkata, “. . . suami kamu . . . menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadits Hasan).
Bila demikian, jadi betul Hadits yang berkata:“Sesungguhnya (suamimu) adalah Surgamu dan nerakamu” (HR. Ahmad dan Nasa’I).
Sebagai seorang isteri, walaupun saya sungguh mengasihi suami saya, bagaimana mungkin saya meletakkan keselamatan kekal saya pada ketaatan kepadanya!? Bila Anda mempunyai pandangan yang berbeda dengan saya, silakan mengirimkan pendapat Anda lewat email.
Siapakah Menentukan Nasib Kekal Jiwa Wanita?
Dosa adalah beban dan tanggung jawab kita masing-masing. Demikian, keselamatan setiap isteri pun berada dalam tangannya sendiri. Bukan pada ketaatan terhadap suaminya.
Memang, setiap isteri harus menaati suaminya. Sebagaimana Kitab Allah berkata, “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan” (Injil, Surat Rasul Besar Efesus 5:22).
Tujuan perintah Allah ini adalah bentuk penghormatan isteri kepada suaminya sebagai kepala keluarga. Jika Anda punya pandangan lain, silakan mengemail kami.
Isa Al-Masih, Bukan Ketaatan Pada Suami, Penjamin Keselamatan!
Kitab Suci Allah berkata, “. . . kepada orang-orang [wanita dan pria] yang menerima-Nya [Isa Al-Masih] diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya [Isa Al-Masih]” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
Para wanita, para isteri, yang menentukan nasib kekal jiwa Anda bukan seberapa taat Anda kepada suamimu! Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat memberi jaminan itu. Sebagaimana firman Allah berkata, “setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa Nabi Islam mengajarkan suami adalah penentu bagi isteri untuk masuk sorga atau neraka?
- Apakah saudara setuju bahwa keselamatan sorga seorang isteri ditentukan oleh suaminya? Jelaskan alasannya!
- Kitab Allah berkata bahwa hanya Isa Al-Masih yang dapat menjamin keselamatan setiap orang, termasuk isteri. Menurut saudara, adakah cara lain yang dapat menjamin keselamatan isteri selain Isa Al-Masih? Jelaskan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Al-Quran – Suami Penjamin Surga Isteri!”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Kalau anda belajar Islam setengah-setengah atau membaca hadits setengah-setengah, maka tidak paham bagaimana kewajiban suami terhadap isteri dan kewajiban isteri terhadap suami.
Surga tidak ditentukan oleh suami, tetapi ketaatan kepada Allah. Mengapa? Karena Allah lebih diutamakan daripada yang lain. Jika isteri menaati suami yang tidak menjalankan ketaatan kepada Allah, maka isteri pun ikut berdosa. Tidak ada ketaatan dalam hal maksiat. Contoh: isteri Abu Lahab taat dan setia kepada suaminya. apakah isterinya masuk surga?
Tanggung jawab suami itu berat terhadap isteri. Bagaimana jika isteri melakukan maksiat kepada-Nya? Maka suami akan ikut terjerat ke dalamnya. Bahaya, bukan?
~
Sdr. Hakkullah,
Terimakasih telah mengunjungi artikel di atas dan memberikan komentar. Kami senang menerimanya.
Kami sepakat dengan pernyataan Anda bahwa nasib sorga isteri tidak ditentukan oleh suami. Hanya saja, dapatkah Anda jelaskan lebih jauh tentang dua pernyataan hadits sebagaimana terkutip di atas:
“. . . suami kamu . . . menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadits Hasan)
“Sesungguhnya (suamimu) adalah Surgamu dan nerakamu” (HR. Ahmad dan Nasa’I).
Bila nasib sorga isteri menurut ajaran Islam tidak ditentukan oleh ketaatannya kepada suami, bagaimana dengan pernyataan nabi Anda dalam kedua hadits tsb? Bukankah umat Muslim mengakuinya sebagai sumber ajaran Islam selain Al-Quran? Kiranya Anda bersedia menjelaskannya.
~
Yuli
~
Isa As. bukan Tuhan karena dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Nabi Isa as pasti akan dipanggil Allah dimintai keterangan apa yang dilakukan oleh kaumnya.
Persoalannya: manusia bisa benar dan bisa juga salah. Kalau standard orang kafir, apakah penyataan itu salah atau benar, maka tidak ada satupun yang akan beragama, bukan? Kalau yakin Allah itu adalah Tuhan kami, dan Muhammad adalah utusan-Nya baik ucapannya bisa dibuktikan secara ilmiah ataupun tidak. maka tidak ada keraguan di dalamnya. Yang menjadi persoalan adalah apakah yang disampaikan ini sampai kepada nabi atau tidak. Jika tidak, yang meragukan pernyataan bukan nabinya. Jika pernyataan itu sampai kepadanya, apa pantas saya ragu?
~
Sdr. Hakkullah,
Dapatkah Anda jelaskan, fakta apa yang mendasari Anda berkesimpulan bila:
1) Isa Al-Masih tidak bisa menyelamatkan diri-Nya sendiri? Sedangkan faktanya, Isa justru sudah menyatakan misi kedatangan-Nya ke dunia (sebelum Ia wafat) bahwa: “Anak Manusia [Isa Al-Masih] datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil Matius 20:28). Dapatkah dibayangkan seandainya Isa lebih memilih menyelamatkan diri, tentu penebusan bagi manusia berdosa supaya selamat ke sorga tidak mungkin terjadi, bukan?
2) Isa Al-Masih bukan Tuhan? Bukankah hanya Tuhan saja yang bisa menebus dan meyelamatkan kita? Lalu, saat Isa menepatinya dengan wafat menjadi tebusan, kemudian bangkit mengalahkan maut dan kembali ke sorga (silakan baca Injil), tidakkah ini bukti nyata ketuhanan-Nya yang setia menepati janji-Nya? Juga, bukankah Islam sendiri mengakui Isa akan datang di akhir zaman untuk mengalahkan dajjal dan menjadi Hakim yang adil? Jika Isa bukan Tuhan, mungkinkah Allah rela berbagi kuasa dengan yang bukan Tuhan?
Jadi bagaimana Saudaraku, ketika nabi Anda menyatakan dalam hadits: “Sesungguhnya (suamimu) adalah Surgamu dan nerakamu” (HR. Ahmad dan Nasa’I), sedangkan Anda menyakini ketaatan kepada Allah menjadi kunci sorga bagi istri, tidakkah hal ini mengesankan keraguan atas kenabian Muhammad?
~
Yuli
~
Saya rasa banyak artikel Anda yang hanya asal ambil hadits dan ayat (tidak menyeluruh pembahasannya). Hanya mengambil dalil-dalil yang dapat mendukung kesimpulan yang Anda inginkan.
~
Sdr. Rama,
Terimakasih untuk pendapat Anda atas artikel-artikel kami, mudah-mudah Anda sudah berkesempatan membacanya dengan cermat.
Berkait dengan isi artikel di atas, dapatkah Anda uraikan lebih rinci pengertian dari hadits-hadits yang terkutip dalam artikel? Bila menurut Anda tidak sesuai dengan maksud dari hadits tsb, kiranya Anda jelaskan sehingga kita dapat mendiskusikannya lebih lanjut.
~
Yuli
~
“Anak Manusia [Isa Al-Masih] datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil Matius 20:28). Terang benderang disebut “anak manusia”, Isa seperti halnya para nabi dan utusan lainnya untuk mengajak kepada manusia menyembah Allah, Tuhan Yang Esa serta memperbaiki akhlak dalam berkehidupan sosial kemasyarakatan.
~
Hamba,
Memang benar bahwa Isa Al-Masih menyatakan diri-Nya adalah Anak Manusia. Istilah ‘Anak Manusia’ diambil dari kitab nabi Daniel di mana Anak Manusia di sana adalah Yang Ilahi. Dengan demikian, Anak Manusia yang dapat menyelamatkan manusia dari neraka, bukan suami. Suami adalah manusia berdosa. Mengetahui Allah yang esa pun tidak menjamin masuk sorga. Sebaliknya, hanya Isa Al-Masih yang dapat menolong manusia dari neraka. Itu sebabnya, Isa Al-Masih berfirman, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
Oh ya, kalau boleh tahu, apakah Anda memiliki istri? Jika Anda memiliki istri, apakah Anda dapat menjamin istri Anda masuk sorga? Dapatkah Anda membagikan pengalaman Anda?
~
Solihin