• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Islam Dan Kaum Wanita
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami
    • Kaum Wanita, Isa, Dan Al-Fatihah
    • Renungan Singkat Isa, Islam dan Kaum Wanita
    • Kebijakan dalam Membalas E-Mail
  • Jalan Keselamatan
    • Jalan Ilahi Menuju Ke Sorga
    • Doa Keselamatan
    • 4 Hal Yang Allah Ingin Anda Ketahui
  • Topik
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Isa Islam Dan Kaum Wanita > Topik > Hak & Kewajiban > Benarkah Muhammad Pembela Wanita?

Benarkah Muhammad Pembela Wanita?

8 Juli 2013 oleh Web Administrator 79 Komentar

tidak-sama

Disadari atau tidak, agama Islam telah menempatkan wanita pada posisi kedua setelah pria. Walau umat Muslim tidak jarang mengatakan bahwa Muhammad pembela wanita. Contoh: Dia tidak mengijinkan bayi perempuan dibunuh seperti yang terjadi pada zaman pra-Islam di tanah Arab.

Tetapi hal itu bukanlah keseluruhan dari cerita tentang wanita dalam Islam. Dilarangnya bayi  perempuan untuk dibunuh, tidak serta merta mengangkat derajat wanita setara dengan pria.

Di bawah ini, Penulis mencoba menguraikan sisi lain dari pandangan Islam tentang wanita. Di samping diskriminasi yang sudah sering dibahas dalam situs ini. Seperti: Islam tidak memberi janji bagi wanita di sorga. Wanita lebih bodoh dibanding pria dan wanita lebih banyak di neraka. Wanita harus sedia untuk dipoligami dan siap untuk diceraikan sewaktu-waktu, dan diskriminasi lain yang harus diterima setiap wanita Muslim dengan berbesar hati.

Harapan Wanita Dalam Pernikahan

Bagi setiap wanita, status menjadi seorang isteri adalah hal yang sangat didambakan. Hal ini membuat wanita tidak jarang melepaskan apa yang menjadi impian mereka demi orang yang dicintainya. Mungkin karir, orang tua, teman-teman, hobby, dll. Semua mereka lakukan hanya untuk satu alasan, menyerahkan seluruh hidupnya untuk suami. Pria yang mungkin baru hadir dalam hidupnya beberapa tahun belakangan.

Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, tidak jarang dalam sebuah pernikahan ada pertengkaran dan perbedaan pendapat. Sebagai kepala rumah tangga, bagaimana suami menyelesaikan perseteruan ini?

Suami Berhak Memukul Isterinya

Hukum dalam sebuah rumah tangga, suami adalah kepala keluarga. Menjadi kepala rumah tangga bukan berarti suami dapat berlaku sewenang-wenang terhadap anggota keluarganya. Tugas kepala rumah tangga adalah melindungi dan mengayomi keluarganya.

Namun sepertinya hal ini tidak berlaku dalam ajaran Islam. Sebaliknya, justru Islam menyarankan agar seorang suami memukul isterinya, bila si isteri tidak dapat diatur. Dan bila perlu, suami bisa mengambil tindakan untuk pisah ranjang.

“ Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya ” (Qs 4:34).

Apakah karena suami telah menafkahi isterinya, sehingga dia dapat berlaku kasar? Apakah dalam menasehati isteri harus dilakukan dengan cara kasar dan pisah ranjang? Bukankah seharusnya justru seorang suami menjadi pembela bagi isterinya, pembela wanita.

Isa Al-Masih, Kasihi Isterimu, Jangan Dipukul

Isa Al-Masih memberi jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan di atas. “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19). Juga dikatakan  “ Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya ” (Injil, Surat Efesus 5:25).

Perlakukan kasar yang diberikan suami terhadap isteri, bukan hanya menyakiti tubuhnya. Tetapi juga akan membuat hatinya terluka. Sehingga, menasehati isteri dengan penuh kasih adalah jauh lebih baik. Inilah yang seharusnya terjadi dalam sebuah rumah tangga. Dimana suami dapat mengasihi semua anggota keluarganya.

Isa Al-Masih, Datang Untuk Pria dan Wanita

Isa Al-Masih datang ke dunia untuk mati bagi semua orang. Untuk pria dan wanita. Agar setiap orang dapat hidup kekal di sorga dengan Tuhan.

Firman Allah dalam Kitab Suci Injil mengatakan, “ Karena kamu sekalian anak-anak Allah oleh sebab iman akan Isa Al-Masih. Karena seberapa banyak orang diantara kamu yang sudah dibaptiskan ke dalam Al-Masih, maka Al-Masih itu menjadi pakaianmu. Maka tidak ada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, dan tidak ada lagi hamba atau merdeka, laki-laki atau perempuan: karena kamu sekalian menjadi satu dalam Isa Al-Masih ” (Injil, Surat Galatia 3:26-28)

Ini adalah janji indah yang diberikan Isa Al-Masih bagi seluruh kaum wanita. Tanpa terkecuali! Jelas ajaran Isa Al-Masih lebih mendukung hak-hak wanita, Isa Al-Masih adalah pembela wanita

Anda sebagai wanita, tidakkah Anda rindu mendapatkan bagian dalam janji indah tersebut? Renungkanlah ayat ini, “ Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan ” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).

Sabda Isa Al-Masih, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).

Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:

  1. Mengapa dalam ajaran Islam suami diperbolehkan berlaku kasar pada isterinya?
  2. Bagaimana ajaran Islam memandang peranan isteri dalam sebuah keluarga?
  3. Menurut saudara, bagaimana cara mengingatkan suami-suami yang suka berlaku kasar pada isterinya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.

Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.

[Staff Isa dan Islam – Kami mempersilakan saudara membaca kesaksian dari para wanita Muslim yang telah menemukan “Janji Indah” dalam Isa Al-Masih.]

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Benarkah Muhammad Pembela Wanita?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718

Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.

Ditempatkan di bawah: Hak & Kewajiban

Reader Interactions

Comments

  1. sandy mengatakan

    11 Juli 2013 pada 5:08 am

    *
    Berhaknya suami memukul dalam Islam adalah dalam alasan tertentu. Yang saya ingin tanyakan pada saudara admin: Apa yang anda lakukan bila anda melihat dalam jarak 2 meter istri anda sedang bersetubuh dengan pria lain? Apa anda ikut main atau hanya menegur? Nah, bagaimana bila sang istri selalu demikian?

    Dalam Islam memukul bila diperlukan untuk mendidik sang istri itu hukumnya wajib, namun dengan alasan tertentu. Itu adalah bentuk perduli dan perhatian sang suami ketimbang hanya menegur dan menasehati saja sang istri.

    Satu hal lagi saudara Admin, dalam Islam yang pertama dilakukan oleh kaum pria terhadap wanita bila melakukan kesalahan adalah dengan lisan, lisan, dan lisan bukan main pukul.

    Balas
    • staff mengatakan

      19 Juli 2013 pada 9:30 am

      ~
      Saudara Sandy,

      Maaf kami menghapus beberapa komentar Saudara Sandy, karena diluar topik yang dibahas. Bila ingin membahas tentang poligami silakan beralih di topik pernikahan.

      Seorang istri Kristen yang benar-benar mengerti kebenaran Firman Allah, telah menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih, tentu mereka akan tahu bahwa selingkuh adalah zinah di mata Allah.

      “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).

      Apapun alasannya, Isa Al-Masih tidak mengajarkan suami berlaku kasar “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33).

      Tidak dalam hukum Islam. Sebab Al-Quran mengijinkan suami memukul istrinya dengan alasan tertentu.

      Dapatkah suami mengasihi istrinya walau sang istri bertindak salah? Firman Allah berkata, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17). Demikianlah, seorang pria yang telah menerima pembaharuan dalam kasih Isa Al-Masih, akan mampu mengasihi istrinya dengan kasih ilahi.

      Baca di sini akan menolong saudara http://tinyurl.com/cy279x
      ~
      DA

  2. Hajar mengatakan

    11 Juli 2013 pada 2:18 pm

    *
    Mengapa anda tidak boleh menjawab semua soalan kami di sini? Adakah anda sudah bingung karena jawabannya tiada di dalam kitab anda?

    Contohnya: Babi di larang di makan. Di tulis di Taurat, Kitab Ulangan 14:8, “Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya”.

    Orang Yahudi tidak makan babi. Kami Islam juga sama. Mengapa anda makan babi? Ini adalah salah satu contoh anda mengubah ajaran kitab Taurat. Inilah sebab hati anda tidak boleh tenang karena mengubah hukum Tuhan. Lihatlah sendiri agama Kristiani. Tidak berkumpul, masing-masing mengatakan mereka di jalan yang benar tanpa bersatu.

    Balas
    • staff mengatakan

      19 Juli 2013 pada 9:32 am

      ~
      Saudara Hajar,

      Kami mengucapkan terimakasih atas kesediaan saudara dalam memberi komentar. Kami dengan senang hati akan memjawab komentar-komentar yang masuk.

      Mengapa kami tidak menjawab komentar di kolom ini, silakan Saudara Hajar perhatikan peraturan-peraturan kami. Seperti komentar yang tidak berhubungan dengan topik di atas, tidak sesuai dengan peraturan, walaupun dari Kristen maupun Islam, kami hapus.

      Jadi bila Saudara Hajar memberi komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:

      Harapan kami diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.

      Terimakasih.
      ~
      DA

  3. Hajar mengatakan

    19 Juli 2013 pada 1:24 pm

    *
    Mengapa anda menghapus link jawapan saya?

    Islamlah yang telah memuliakan wanita sehingga tiada hadis mengatakan sorga adalah di bawah tapak kaki ibu (wanita). Islam agama yang terlengkap diturunkan oleh Allah.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Juli 2013 pada 9:20 am

      ~
      Saudara Hajar,

      Sekali lagi kami ingatkan, bila tidak ingin komentar saudara dihapus, perhatikan aturan dalam memberikan komentar.

      Saudara Hajar, kami menghargai pandangan saudara. Kata “sorga di telapak kaki ibu” kami kira hanya suatu ungkapan untuk menghargai dan menghormati ibu. Jadi bukanlah “sorga” yang sama dengan yang akan dimasuki manusia pada akhir zaman kelak. Memuliakan yang bagaimanakah menurut Saudara Hajar?

      Apakah memukul istri, tindakan pisah ranjang bila istri tidak dapat diatur dapat dikatakan memuliakan istri?

      Memang beberapa ayat Al-Quran “sepertinya” memandang wanita setara dengan pria. Tetapi kita juga tidak dapat menutup mata pada ayat-ayat Al-Quran dan ajaran-ajaran Islam yang menomor-duakan wanita.
      ~
      DA

  4. staff mengatakan

    23 Juli 2013 pada 9:21 am

    ~
    Kepada pembaca situs kami, kiranya dapat memperhatikan pedoman di bawah ini dalam memberi komentar.

    PEDOMAN MEMASUKKAN KOMENTAR:

    (1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
    (2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
    (3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
    (4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
    (5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
    (6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
    (7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
    (8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
    (9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.

    Kami mempersilakan Saudara mengemail masukanidionline.info untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.

    Wassalam,
    Staff, Isa dan Islam

    Balas
  5. Hajar mengatakan

    23 Juli 2013 pada 1:40 pm

    *
    Kali ke 3 anda hapus jawaban saya? Anda sendiri mencantumkan hiperlink dari status lain, tapi kami tidak boleh.Mengapa anda tidak dapat menerima kenyataan kebenaran tulisan ini? Terlalu berdosakah anda sehingga tidak dapat melihat kebenaran?

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Juli 2013 pada 11:21 am

      ~
      Saudara Hajar,

      Mengapa kami terus menghapus komentar yang Saudara Hajar berikan, kiranya Saudara Hajar dapat mengoreksi dengan memperhatikan peraturan yang ada. Bila saudara ingin membagikan yang terdapat dalam link tersebut, silakan menuliskannya secara singkat. Tidak mencantumkan link dari situs lain.

      Link yang kami beri bukan link dari situs lain. Situs tersebut juga masih bagian dari situs kami jadi sama.

      Terimakasih atas perhatiannya.
      ~
      DA

  6. Debora mengatakan

    27 Juli 2013 pada 12:25 am

    *
    Wanita diperkosa yang terpenjara. Dengan alasan sang wanita tidak punya saksi. Itu ya yang dinamakan menghormati wanita? Melakukan pernikahan beberapa jam saja sesuai dengan keinginan nafsu pria. Itu menghormati wanita ya?

    Tanya saja, toh kenyataannya begitu di negara yang mengaku negara Islam yang patuh dan taat pada ajaran nabinya.

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Juli 2013 pada 3:42 pm

      ~
      Saudara Debora,

      Apa yang saudara sampaikan adalah hal yang memang sering dialami oleh wanita Muslim. Wanita memiliki posisi yang tidak sama dengan kaum pria dan dianggap lebih rendah dari pria, sehingga wanita sering menjadi korban ketidakadilan.

      Kiranya pemaparan saudara bermanfaat bagi para pembaca.
      ~
      NN dan Salma

  7. Hajar mengatakan

    27 Juli 2013 pada 1:37 pm

    *
    Debora,
    Saya sebagai orang Islam yang mengamalkan Islam tidak pernah mendengar hukum begitu. Kitab kami ada 4, Taurat, Zabur, Injil dan terakhir Al-Quran juga tidak menceritakan begitu. Negara Islam mana yang anda maksudkan?

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Juli 2013 pada 3:22 pm

      ~
      Saudara Hajar,

      Realita yang terjadi di sekitar kita wanita Islam sering mengalami ketidakadilan. Contohnya seperti yang dijelaskan oleh saudara Debora. Di negara-negara yang berlandaskan hukum syariah, wanita memiliki kedudukan yang lebih rendah dari pria dan tidak memiliki kebebasan seperti pria. Wanita seringkali tidak berdaya untuk membela dirinya sendiri dan dalam hukum Islam saat suami mengucapkan talak untuk menceraikannya, istri harus menerima begitu saja.
      ~
      NN

  8. Hajar mengatakan

    27 Juli 2013 pada 1:45 pm

    *
    Saudara Isa dan Islam.

    Anda asik mengatakan Islam memukul wanita berdasarkan ayat Al-Quran. Anda tidak mempercayai Al-Quran, tapi ayat ini itu anda percayai. Tetapi kami sebagai Islam tidak memahaminya sebegitu.

    Adakah anda coba mengatakan anda lebih Islam dari kami yang beragama Islam? Ataupun anda berbohong lagi?

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Juli 2013 pada 3:04 pm

      ~
      Saudara Hajar,

      Jika saudara memiliki pemahaman lain mengenai ayat yang saudara maksud, lalu apa maksud sebenarnya dari ayat tersebut? Sangat jelas Kitab saudara menyatakan mengizinkan untuk memukul wanita. Atau saudara ingin menyangkali Kitab saudara sendiri?

      Apapun alasannya memukul adalah tindakan kekerasan. Apakah Allah mengajarkan kekerasan terhadap sesama manusia?
      ~
      NN

  9. Hajar mengatakan

    27 Juli 2013 pada 4:28 pm

    *
    Debora,

    Jikalau anda berkata-kata tanpa bukti, anda adalah pembohong. Adakah agama anda menyuruh pengikutnya berbohong?

    Jikalau anda tidak dapat memberitahu saya, tempat, tarikh dan negara Islam mana yang melakukan perkara sedemikian, anda adalah pembohong. Negara Islam manakah yang anda maksudkan. Bila dan tempat berlakunya kejadian itu?

    Kitab anda. Taurat, Kitab Keluaran 23:1-2
    (1) “Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar”
    (2) “Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum”.

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Juli 2013 pada 3:23 pm

      ~
      Saudara Hajar,

      Tanpa diberitahukan pun, kami pikir saudara dapat melihat sendiri ketidakadilan yang terjadi pada wanita di sekitar saudara, jika saudara mau melihat dengan hati dan pikiran yang terbuka. Karena hukumnya sudah jelas tertulis dalam Kitab saudara, bagaimana kedudukan wanita dalam Islam. Bahwa wanita memiliki hak dan kedudukan yang lebih rendah dibandingkan pria.
      ~
      NN

  10. Hajar mengatakan

    30 Juli 2013 pada 5:33 pm

    *
    Staff Isa,

    Saya merasa pelik terhadap anda. Anda bukan orang beragama Islam tapi mengatakan wanita Islam di tindas. Sedangkan wanita Islam tidak pernah berkata begitu, kata-kata anda tidak selaras dengan keadaan sebenarnya? Kalau penindasan berlaku, bagaimana agama Islam berkembang? Bagaimana bisa wanita memeluk Islam? Betulkah apa yang anda ajarkan sedangkan agama Islam berkembang dengan pesatnya? Adakah karena anda sebenarnya yang tidak pahami Islam?

    Kami orang Islam disuruh menggunakan akal bila berbicara, karena akallah yang membedakan manusia dengan hewan. Kalau kata-kata anda benar, bagaimana Islam boleh berkembang? Adakah Islam di dunia ini hanya pria atau anda tak menggunakan akal untuk memikirkan?

    Balas
    • staff mengatakan

      5 Agustus 2013 pada 3:04 am

      ~
      Saudara Hajar,

      Bukankah benar bahwa dalam hukum Islam, suami boleh memukul istri dengan alasan tertentu, berpoligami, menceraikan istrinya. Apakah menurut Saudara Hajar hal itu tidak memilukan hati kaum wanita?

      Cobalah Saudara Hajar mulai melihat di sekeliling Saudara. Mungkin Saudara Hajar tidak pernah mendengar keluhan wanita Muslim yang menderita lahir dan batin. Karena mereka hanya bisa diam saja. Kiranya berita seperti ini dapat Saudara Hajar renungkan: http://tinyurl.com/c39gksp

      Saudara Hajar, suatu kebenaran tidak dapat diukur dari kuantitas pengikutnya, bukan? Maaf, apakah bila banyak yang mengikut ateis maka Saudara Hajar akan mengatakan bahwa ateis adalah benar?

      Kebanyakan agama seseorang karena keturunan. Sehingga apa yang dialaminya selama menjadi Islam tidak lebih karena begitulah Islam mengajarkan.
      ~
      DA

  11. chakim mengatakan

    31 Juli 2013 pada 10:27 pm

    *
    Mas Hajar, ternyata admin staff terdiam. Itu salah satu bukti, jadi kelihatan seperti anak ayam kehilangan induknya. Padahal sebagaimana kita semua tahu bahwa “padi semakin berisi akan semakin menunduk”. Ada juga “tong kosong berbunyi nyaring”. Kata lain, yang berkata-kata seakan dia benar sebenarnya kosong tidak ada isinya.

    Balas
    • staff mengatakan

      5 Agustus 2013 pada 3:19 am

      ~
      Saudara Chakim,

      Kami tentu saja tidak asal bicara, tetapi apa yang kami sampaikan berdasarkan kitab saudara.

      Bukankah benar bahwa kitab saudara memberi ijin untuk memukul istri meskipun dengan alasan tertentu?

      Bila menurut saudara apa yang kami sampaikan di atas tidak benar. Silakan Saudara memberi penjelasan menurut pemahaman saudara.

      Isa Al-Masih justru memberi satu pengajaran bahwa seorang istri harus dikasihi. Walau dalam kondisi bagaimanapun seorang suami tidak diperkenankan memukul isterinya.

      “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19). Dan kebenaran inilah yang ingin kami bagikan.
      ~
      DA

  12. staff mengatakan

    14 Agustus 2013 pada 8:32 am

    ~
    Terimakasih atas kesetiaan saudara-saudara mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami.

    Dalam memberi komentar kiranya saudara dapat mengikuti aturan yang sudah kami cantumkan pada setiap artikel yang ada di situs ini.

    Berikut kami copy kembali aturan tersebut:

    (1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
    (2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
    (3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
    (4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
    (5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
    (6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
    (7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
    (8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
    (9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.

    Kami mempersilakan Saudara mengemail untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
    ~
    DA

    Balas
  13. pasundan mengatakan

    2 September 2013 pada 3:34 pm

    *
    Yang dimaksud dengan dibolehkan memukul seorang istri dalam hukum Islam perlu anda garis bawahi.

    1. Tidak diperbolehkan memukul bagian mukanya.

    2. Memukulnya (bigoeri jarohin) tidak sampai melukai atau tidak berbekas pada bagian yang dipukul.

    Kalau anda ingin paham dan mengetahui maksud-maksud ayat Al-Quran dan hukum-hukum Islam. Anda harus baca dari tafsiran-tafsiran Al-Quran. Jangan cuma baca dari terjemahannya saja. Tafsir Al-Quran seperti tafsir Ibnu Katsir, tafsir Al-Marogi, tafsir Sowi, tafsir Khozin, Almanar, Alkurtu bi, Pakhrurozi, dan masih banyak yang lainnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      4 September 2013 pada 8:41 am

      ~
      Saudara Pasundan,

      Terimakasih atas referensi tafsiran-tafsiran Al-Quran, serta penjelasan saudara akan aturan dalam memukul istri.

      Katakanlah memukul tidak di mukanya dan tidak sampai melukai atau membekas. Bukankah perlakuan seperti itu akan tetap membekas di hatinya?

      Apakah dalam menasehati istri harus dilakukan dengan cara kasar?

      Isa Al-Masih memberi jawaban tentang pertanyaan di atas. “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).

      Juga dikatakan “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25).

      Menasehati istri dengan penuh kasih adalah jauh lebih baik. Inilah yang seharusnya terjadi dalam sebuah rumah tangga.
      ~
      DA

  14. bewe mengatakan

    7 September 2013 pada 4:25 pm

    *
    Staff Isa,

    Bagaimana anda dan umat Kristiani memandang keadilan dalam perkawinan? Siapa yang dapat dijadikan contoh konkrit dalam Alkitab anda kalau Isa Al-Masih belum pernah berkeluarga? Kami umat Muslim mempunyai contoh konkrit yang baik yaitu Rosullulloh Saw. Coba anda pelajari juga kisah beliau dalam kehidupan rumah tangganya.

    Sedangkan Isa Al-Masih menjelang hari kiamat akan diturunkan kembali ke dunia untuk menyelesaikan tugas-tugas kenabiannya. Menyempurnakan syariat sebagai Muslim sebagaimana nabi-nabi pendahulunya.

    Isa Al-Masih akan menjadi jalan terang bagi umat-Nya seperti sabdanya “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).

    Balas
    • staff mengatakan

      12 September 2013 pada 10:35 am

      ~
      Saudara Bewe,

      Pernikahan adalah lembaga pertama yang didirikan Allah. Allah memberikan Adam pendamping yaitu Hawa. Demikianlah dalam pernikahan Allah mempersatukan, satu pria dengan satu wanita. Itulah ketetapan dan keadilan Allah.

      Memang Isa Al-Masih tidak menikah, tetapi Dia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dari sebuah pernikahan. Dia menyatakan pernikahan adalah sesuatu yang sakral, sehingga tidak dapat dipermainkan.

      “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6). Jelas apa yang dicontohkan nabi saudara tidak sesuai dengan kebenaran firman Allah.

      Saudara Bewe, nabi saudara berkata, “Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah kamu Dia akan menjadi Hakim yang adil” (Hadits Shahih Muslim 127).

      Nah, siapkah saudara akan kedatangan Isa Al-Masih?
      ~
      DA

  15. Hamba Allah mengatakan

    8 September 2013 pada 3:22 am

    *
    Buat admin,

    Anda harus tahu terlebih dahulu penafsiran ayat tersebut. Yang ditekankan pertama yaitu “menasehati” lalu “pisah ranjang” baru “pukul”. Bukan serta-merta jika istri salah lalu kita pukul sebelum kita nasehati terlebih dulu. Karena dosa seorang istri juga ditanggung oleh suami tapi dosa suami, istri tidak menanggungnya. Karena rasa cinta pada istri dan takut akan azab Allah.

    Coba kalau negara ini memakai hukum Islam. Yang mencuri di potong tangannya, masih ada yang beranikah untuk mencuri?

    Balas
    • staff mengatakan

      16 September 2013 pada 9:32 am

      ~
      Saudara Hamba Allah,

      Terimakasih atas penjelasannya bagaimana memperlakukan istri.

      Jadi, bila ada pria Muslim yang memukul istrinya setelah melalui beberapa tahap, secara hukum Islam suami tidak dapat disalahkan. Sebab, Al-Quran memberi jaminan yang memperbolehkan pria Muslim memukul istrinya.

      Namun tidak demikian halnya dengan ajaran Isa Al-Masih. Isa Al-Masih memberi satu pengajaran bahwa seorang istri harus dikasihi. Walau dalam kondisi bagaimanapun seorang suami tidak diperkenankan memukul istrinya.

      “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33).

      “Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).

      Mengenai menanggung dosa, kitab saudara menjelaskan bahwa “Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” (Qs. 6:164).
      ~
      DA

  16. bhakti mengatakan

    21 September 2013 pada 6:42 am

    *
    Judul anda benarkah Muhammad pembela wanita? Kalau begitu agar setara kita bandingkan dengan pendeta dan gereja, karena kalau dibandingkan dengan Yesus/Isa, Ia sebagai Tuhan.

    Gereja Ortodox pada masa abad pertengahan selalu mengecam Islam sebagai agama yang terlalu free sex, memberi kebebasan tak selayaknya pada wanitanya. (Cari buku-buku sejarah banyak buktinya)
    Lalu jaman abad berganti, demokrasi, kesetaraan dan kebebasan individu jadi trend. Sekarang kaum gereja dan pastor banyak mencela Islam sebagai agama yang mengekang perempuan, makhluk kelas 2 lah, dan lain- lain. Di sini tampak siapa yang lebih ambigu dan siapa yang ajaran masih konsisten dari jaman ke jaman.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 September 2013 pada 9:34 am

      ~
      Saudara Bhakti, maaf beberapa komen saudara kami hapus. silakan perhatikan aturan dalam memberi komen, terimakasih.

      “Benarkah Muhammad pembela wanita?”, ini mengacu pada ajaran yang dibawanya. Jadi menurut kami tidak dapat dibandingkan dengan Pendeta dan Gereja. Tetapi justru apa yang diajarkan Tuhan.

      Contoh: Nabi saudara membawa ajaran bahwa suami berhak memukul istri meskipun dengan alasan tertentu. Namun Tuhan dalam firman-Nya melarang suami berlaku kasar kepada istri.

      “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).

      Dari artikel di atas apakah dapat dikatakan bahwa nabi saudara membela wanita? Atau mungkin saudara dapat menjelaskan pembelaan yang bagaimana yang dilakukan nabi saudara terhadap wanita?
      ~
      DA

  17. staff mengatakan

    24 September 2013 pada 8:33 am

    ~
    Saudara Abdul Aziz Alaydrus, maaf kami menghapus komentar saudara.

    Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:

    1. Mengapa dalam ajaran Islam suami diperbolehkan berlaku kasar pada istrinya?
    2. Bagaimana ajaran Islam memandang peranan istri dalam sebuah keluarga?
    3. Menurut saudara, bagaimana cara mengingatkan suami-suami yang suka berlaku kasar pada istrinya?

    Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: .

    Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
    ~
    DA

    Balas
  18. bhakti mengatakan

    24 September 2013 pada 2:04 pm

    *
    Peranan wanita jelas telah dicontohkan Nabi Muhammad. Khodijah, setelah wafat digantikan Aisyah, adalah penyampai ajaran ke jamaah wanita. Bukan istri tak mungkin jadi penyampai ajaran. Sebagai mana Mari Magdalena bagi Isa. Janda-janda lain istrinya orang yang lemah.

    Wanita sudah diberi kesempatan kepemimpinan di masyarakat. Itulah sebabnya presiden, gubernur kita ada yang wanita. Bandingkan negara yang mayoritas pemeluk agamamu adakah yang memberi porsi kepemimpinan pada wanita?

    Balas
    • staff mengatakan

      25 September 2013 pada 9:04 am

      ~
      Saudara Bhakti,

      Terimakasih atas komentarnya, namun kami bingun saudara menanggapi atau menjelaskan bagian yang mana dalam artikel atau pertanyaan kami?

      Artikel di atas membahas tentang “Benarkah Muhammad pembela wanita?”

      Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:

      1. Mengapa dalam ajaran Islam suami diperbolehkan berlaku kasar pada isterinya?

      2. Bagaimana ajaran Islam memandang peranan isteri dalam sebuah keluarga?

      3. Menurut saudara, bagaimana cara mengingatkan suami-suami yang suka berlaku kasar pada isterinya?
      ~
      DA

  19. Wawan mengatakan

    24 September 2013 pada 10:55 pm

    *
    Jangan mencampur adukkan Al-Quran dengan Alkitab, pada akhirnya anda menjatuhkan umat Islam. Sadarkah anda banyak ayat dalam Alkitab yang merendahkan kaum wanita?

    Wanita yang menolong suaminya harus dipotong tangannya.
    “Apabila dua orang berkelahi dan isteri yang seorang datang mendekat untuk menolong suaminya . . . , dan perempuan itu mengulurkan tangannya dan menangkap kemaluan orang itu, maka haruslah kaupotong tangan perempuan itu;” (Taurat, Kitab Ulangan 25:11-12) .

    Wanita Kristen tidak boleh menikah dengan pria pilihannya.
    “Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar” (Taurat, Kitab Ulangan 25:5).

    Bagaimana jika si ipar adalah homo, muka ancur, akhlak bobrok, item, dekil? Masih maukah kalian wanita Kristen mematuhi perintah Alkitab?

    Balas
    • staff mengatakan

      2 Oktober 2013 pada 5:11 am

      ~
      Saudara Wawan,

      Maaf kami menjadikan satu kolom komentar saudara. Karena kami lihat masih dalam satu tanggapan.

      Saudara Wawan, situs ini bermaksud untuk membahas tentang, bagaimana seharusnya wanita diperlakukan sesuai dengan kebenaran firman Allah. Sedangkan ajaran yang dibawa nabi saudara berbeda dengan yang diajarkan Isa Al-Masih.

      Sebagai contoh sesuai topik di atas tentang pernikahan – memperlakukan istri. Nabi saudara mengajarkan boleh memukul istri dengan alasan tertentu. Namun dengan alasan apapun Isa Al-Masih melarang berlaku kasar terhadap istri.

      Untuk mengerti maksud dari Alkitab harus mengetahui konteknya. Hukum dan peraturan dalam Perjanjian Lama diberikan pada bangsa Israel sehingga orang Kristen tidak terikat. Karena Kristus (Al-Masih) adalah kegenapan hukum Taurat. Dan mengajarkan Hukum Kasih. Perbuatan kasih adalah suatu perbuatan yang memenuhi hukum Taurat.
      ~
      DA

  20. Adimuyo Raharjo mengatakan

    4 November 2013 pada 4:36 am

    ~
    Dan tidak mungkin Allah tidak menjelaskan secara tersurat maupun tersirat di dalam Al-Quran dalam perkara ini yaitu: Kewajiban isteri terhadap suami (Qs 4:34 dan 35), kewajiban suami lemah-lembut dengan isteri (Qs 4:19,34, 65:6), kesetiaaan (Qs 4:129, 7:199).

    Semoga jadi pencerahan untuk Saudara.

    Balas
    • staff mengatakan

      12 November 2013 pada 8:46 am

      ~
      Saudara Adimuyo Raharjo,

      Maaf kami menghapus sebagian komentar saudara. Komentar saudara tersebut menjelaskan pengertian agama Islam. Sedangkan topik di atas membahas benarkah Muhammad pembela wanita?

      Pertanyaannya, Apakah dalam menasehati isteri harus dilakukan dengan cara kasar dan pisah ranjang? Bila benar kewajiban suami lemah-lembut pada istri dan setia? Mengapa dalam menyelesaikan masalah dengan cara kasar?

      Apakah yang demikian dapat disebut membela wanita?

      Namun apapun alasannya, baik untuk mendidik atau mendisiplinkan, tidak seharusnya suami berlaku kasar terhadap istrinya. Itulah yang diajarkan Isa Al-Masih “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33).
      ~
      Daniar

Baca komentar lainnya:

1 2 3 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Siti Maryam dan Siti Aminah: Dua Wanita Mulia
  • Muhammad Menikahi Isteri Anak Angkatnya, Zainab
  • Mengurangi Nikah Siri Dengan Poligami, Solusi Terbaikkah?
  • Banyak Artis yang Lepas Hijab, Mereka Dapat Hidayah Allah?
  • Isteri Keluar Rumah Tanpa Ijin Suami Masuk Neraka?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Pandangan Islam Dan Kristen Tentang Pernikahan Beda Agama
  • Isteri Keluar Rumah Tanpa Ijin Suami Masuk Neraka?
  • Menyakiti Hati Suami Islam, Penyebab Isteri Masuk Neraka
  • Apakah Nikah Siri Ajaran Islam Dan Sesuai Dengan Kitab Allah?
  • Muhammad Menikahi Isteri Anak Angkatnya, Zainab

Artikel Yang Terhubung

  • Apakah Muhammad Pembela Wanita?
  • Derajat Wanita Di Mata Muhammad!
  • Derajat Wanita Muslim Bagaimanakah Diangkat Muhammad?
  • Wanita Muslim: Mengapa Agama Selalu Menyalahkan Wanita?
  • Mukmin, Pria Dan Wanita Di Sorga

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Renungan Berkala Isa dan Kaum Wanita

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat Isa Dan Kaum Wanita setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Kaum Wanita

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Social Media


Facebook

Twitter

Instagram

YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2019 Dialog Agama Isa Islam Dan Kaum Wanita. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

 

Sebelum Anda meninggalkan situs ini, silakan mengisi formulir di bawah ini untuk menerima Bulletin Berkala Isa dan Al-Fatihah

 
 
 
 

×