Dalam situs ini sudah cukup banyak artikel yang membahas tentang diskriminasi yang dialami wanita Muslim. Sayangnya, hampir seluruh umat Muslim (khususnya kaum pria) menolak. Menurut mereka apa yang dilakukan Muhammad justru mengangkat derajat wanita. Bagaimanakah pandangan Al-Quran terhadap derajat wanita Muslim?
Pandangan Allah Terhadap Wanita di Al-Quran
Mari kita lihat bagaimana Allah dalam Al-Quran menempatkan derajat wanita Muslim. Siapa-siapa wanita yang dimunculkan Allah dalam wahyu-Nya di Al-Quran. Dengan mengetahui ini, berharap kita dapat melihat wanita mana yang disebut-sebut sebagai sosok teladan yang ditinggikan Allah.
Bila saudara seorang Muslim, mungkin akan sedikit kecewa. Karena hanya satu wanita disebut dalam Al-Quran. Yaitu Maryam, ibunda Isa Al-Masih. Namanya disebut sampai 34 kali!
Bagaimana nama Siti Aminah, ibunda dari Muhammad? Juga nama Khadijah yang disebut mayoritas Muslim sebagai sosok yang lebih besar kemuliaannya ketimbang Maryam? Nama mereka tidak dimunculkan sama sekali dalam Al-Quran.
Al-Quran Menempatkan Wanita di Bawah Kaki Pria
Mengapa Allah Islam tidak menempatkan wanita sejajar dengan pria? Apakah karena pria pemimpin sehingga wanita di bawah kaki pria?
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. . . . Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka” (Qs.4:34).
Ayat Lain Al-Quran yang Merendahkan Wanita
Bagaimana Al-Quran menilai derajat wanita Muslim? Kita dapat merenungkan apakah benar ayat-ayat ini datang dari Allah sendiri: Qs 38:44 mengizinkan pemukulan istri; Qs 2:228 dan 24:31 yang meletakkan wanita dibawah pria. Qs 5:6 yang menganggap wanita itu najis dalam kaitan salatnya pria; Qs 4:24 dan 33:52 yang melecehi budak wanita.
Hadis-hadis Juga Merendahkan Derajat Wanita Muslim
Terdapat juga hadis yang merendahkan derajat wanita Muslim. Hadist Bukhari 6/301 meriwayatkan alasan mengapa wanita lebih banyak di neraka, yaitu karena kurang otak dan agamanya. Hadist ini menegaskan wanita sebagai penghuni mayoritas neraka. HSB 62:81 meriwayatkan hal terpenting yang dibawa wanita ke dalam pernikahan adalah apa yang ada di antara kedua kakinya!
HSB 62:58 menjelaskan betapa wanita-wanita yang disodorkan kepadanya, apabila dia (Muhammad) tidak berkenan maka dihadiahkan kepada pria lainnya! Hadis Muslim 4:1039 meriwayatkan Aisha berkata kepada Muhammad, “Engkau telah menyamakan kami dengan anjing dan keledai.”
Jadi, benarkah Muhammad membawa pembaharuan martabat wanita ketimbang jaman Jahiliah?
Wanita Masa Pra-Islam Arab
Hal-hal penting apakah yang dilakukan Muhammad dan Islam dalam meningkatkan status wanita? Apakah cocok dengan klaim para apologet Muslim? Untuk mengentahuinya, kita perlu melihat sumber sejarah yang menggambarkan kehidupan di seputar masa Muhammad.
Ada dua sejarawan Islam, Ibn Ishaq (ahli sejarah Arab pertama yang mengarang biografi Muhammad. Hidup antara 704-774 M) dan al-Tabari yang melukiskan pelbagai peristiwa tentang kehidupan wanita di Arab sebelum Islam. Menurut Sirat Rasul Allah oleh Ibn Ishaq, yang diterjemahkan oleh Muhammad b. Yasr, ada begitu banyak suku-suku yang mendiami Arabia sebelum keberadaan Muhammad.
Suku-suku ini mempunyai tabiat dan budaya yang berbeda-beda. Di beberapa suku, wanita mempunyai kedudukan yang rendah. Di suku-suku lain, para wanitanya menikmati banyak kebebasan dan kemandirian. Kebebasan ini justru kemudian dikekang oleh pemberlakuan hukum-hukum Islam yang ditegakkan oleh Muhammad.
Wanita-wanita Berkuasa di Zaman Pra-Islam
Berikut adalah contoh wanita-wanita yang “berkuasa” pada zaman pra-Islam, yang ditulis oleh Ibn Ishaq dalam bukunya.
1. Seorang wanita bernama Salma d. ’Amr, disebutkan mempunyai kedudukan tinggi di antarakaumnya. Ketika akan menikah dia mengajukan syarat, untuk tetap mempertahankan kontrol atas pekerjaan dan urusannya (halaman 59).
2. Seorang wanita melamar untuk menikah dengan Abdullah. Dia memberikan unta-unta sebagai mas kawin jika Abdullah mau menikahinya (halaman 68). Bila wanita-wanita pra-Islam hanya sebagai budak tanpa hak (tidak mandiri) tidak mungkin mereka memiliki unta-unta. Merekapun tidak diijinkan melamar pria untuk pernikahannya.
3. Khadijah, isteri pertama Muhammad. Khadijah adalah seorang pedagang kaya yang mempekerjakan sejumlah orang pria. Muhammad sendiri mulai bekerja padanya sebagai karyawan. Bukankah akhirnya Khadijah yang melamar untuk menikahi Muhammad?
Kita dapat mencatat setidaknya ada empat kemartabatan yang dimiliki Khadijah di atas wanita Islamis Sharia: (1) Seorang wanita pedagang besar, (2) Memimpin sejumlah pegawai bawahan, (3) Melamar pria (Muhammad) yang inginkannya untuk menikahinya, (4) Dia adalah satu- satunya isteri Muhammad hingga dia meninggal.
Berdasarkan empat contoh di atas, dapatkah kita mengambil kesimpulan, Islam tidak meningkatkan martabat wanita di tanah Arab?
Reformasi Isa Al-Masih Tentang Wanita
Para pengikut Isa Al-Masih percaya akan model pembaharuan yang diserukan-Nya. Keteladanan-Nya senyawa dengan apa yang diperkatakan-Nya.
Ia memberi perhatian dan waktu khusus untuk mengajari Maria (bukan ibu-Nya), “Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.”
Kepada Marta, saudara Maria, Ia mengajar sekaligus menegur: ”Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Injil, Rasul Lukas 10:38-42).
Penghormatan Yesus juga didemonstrasikan kepada seorang wanita berdosa Ia datang kepada-Nya untuk mendapatkan belas kasih-Nya. Dan Dia mendapatkannya dengan cuma-cuma (Injil, Rasul Lukas 7:36-39).
Nilai Kesaksian Wanita
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus justru menyatakan diri terlebih dulu kepada murid-murid wanita-Nya. Mereka orang pertama di antara semua murid-Nya yang menjadi saksi atas kebangkitan-Nya (Injil, Rasul Besar Matius 28:8-10).
Artinya, nilai kesaksian wanita diangkat dan dihargai Yesus sama dengan pria. Kemartabatan mereka sama dengan kaum pria, tidak menjadi separuh kesaksian pria. Inilah bukti bahwa Yesus menempatkan pria-wanita adalah satu. “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Galatia 3:28).
Pria dan Wanita Mendapat Hak Sama Tentang Keselamatan
Yesus tidak hanya mereformasi hak-hak wanita secara jasmani. Dalam hal keselamatan, Yesus juga memberi kesempatan yang sama kepada pria dan wanita. Yesus rindu, melalui jaminan keselamatan yang dibawa-Nya, sorga Allah akan ditempati oleh pria dan wanita.
Suatu hari Yesus berkata kepada seorang wanita Samaria. Suku yang tidak bersahabat dengan bani Israel, “Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:14).
Melalui keselamatan yang dibawa-Nya, Yesus telah mematahkan penghalang rasial dan kultural. Kepada wanita Samaria tersebut, Dia menunjukkan identitas-Nya yang sesungguhnya sebagai Mesias. Juga Dia telah memberikan satu hidup kekal kepada wanita tersebut.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
1.Dari penjelasan di atas, derajat wanita yang bagaimanakah yang sudah diangkat oleh Islam dan Al-Quran?
2.Mengapa Allah Islam enggan mensejejerkan wanita dengan laki-laki dalam Al-Quran?
3.Menurut saudara, dalam hal keselamatan akhirat, apakah pria dan wanita boleh mendapatkan kesempatan yang sama? Sebutkan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Ternyata kafir Kristen pemuja Yesus.
”Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri” (Surat 1 Timotius 2:11-12).
“… perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat …” (Surat 1 Korintus 14:34).
“Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” (Surat Efesus 5:24).
~
Sdr. Marcopol,
Menurut Anda, mana yang benar: memuja manusia atau memuja Tuhan? Yesus adalah Tuhan (Injil Yohanes 1:1-14). Jadi, apakah salah bila kita menyembah Yesus? Dengan demikian, apakah dikatakan kafir bagi orang yang menyembah Tuhan Yesus?
Tentang ayat-ayat Alkitab yang Anda ambil, jika cara Anda mengambilnya sepotong saja, memang terkesan membenarkan maksud Anda. Di sini Anda mengabaikan keseluruhan perikop tempat ayat tsb berada. Sehingga konteks yang menjelaskan maksud ayat pun hilang.
Agar kita tidak salah paham dengan ayat-ayat yang Anda sitir, silakan baca keterkaitannya dengan ayat-ayat berikut:
– Surat 1 Timotius 2:8-10
– Surat 1 Korintus 14:26-33
– Surat Efesus 5:21-33
Nah, Sdr. Marcopol, bagaimana dengan ajaran Islam tentang martabat wanita terhadap pria? Banyak hal menarik yang seharusnya bisa Anda tanggapi dalam kupasan artikel di atas. Seperti misalnya fakta yang dijabarkan oleh sejarawan Islam pertama tentang kehidupan wanita pra-Islam yang di sebagian daerah justru menikmati kebebasan dan kemandirian. Sayangnya, justru di era Muhammad, kebebasan mereka justru dikekang oleh pemberlakuan hukum-hukum Islam. Bagaimana Anda menanggapi hal ini?
~
Yuli
~
Maaf saudara/saudari penulis artikel,
Islam sudah jelas mengangkat derajat wanita. Dalam Islam, wanita adalah makhluk mulia yang harus disayangi dan dikasihi. Yang awalnya wanita adalah bahan perbudakan dan pelampiasan nafsu laki-laki saja. Tetapi ketika datang Islam yang ajarannya dibawa Muhammad SAW, maka wanita ditempatkan di posisi yang layak dan dilarang diperlakukan semena-mena.
Artikel Anda mengatakan atau mengisahkan tentang beberapa wanita penguasa yang otomatis tidak mengalami penindasan dan perendahan martabat. Tetapi Anda tidak menceritakan bagaimana wanita-wanita dari golongan kaum menengah ke bawah yang hidupnya terhina sebelum datangnya ajaran agama Islam.
~
Sdr. Arun Ibnu Jarnuji.
Terimakasih untuk kesediaan Anda mendiskusikan topik yang sangat menarik untuk dicermati ini.
Bila Anda meyakini Islam telah mengangkat derajat wanita ke arah yang lebih baik, bagaimana dengan fakta-fakta yang secara jujur diungkapkan dua sejarawan Islam tentang sebagian keadaan wanita Arab pra-Islam yang memiliki kedudukan tinggi melebihi pria di zamannya? Sebaliknya, setelah Muhammad memberlakukan syariat Islam, masihkah kedudukan tinggi wanita-wanita tsb dilestarikan? Tidak lagi, bukan? Sebab Qs 4:34 jelas meletakkan kedudukan wanita di bawah pria.
Nah, ketika berbicara tentang sebagian wanita Arab lainnya yang berkelas menengah ke bawah, kami tidak menolak pendapat Anda bila pada masa pra-Islam pun mereka mengalami penindasan dan perendahan martabat. Masalahnya, apakah setelah nabi Anda memberlakukan syariat Islam, mereka tidak lagi mengalami hal yang sama? Faktanya, ayat-ayat Al-Quran dan Hadits-Hadits yang terbahas dalam artikel di atas justru menuliskan hal yang berbeda dengan pandangan Anda. Jadi, bagaimana mungkin semua aturan tsb dapat menghapuskan penindasan dan perendahan martabat wanita?Bagaimana Anda memahami fakta-fakta tsb?
~
Yuli
~
Perjanjian Baru menyatakan bahwa derajat perempuan lebih rendah daripada derajat laki-laki (1 Korintus 11:10).
~
Sdr. Lukito,
Mohon maaf, komentar-komentar Anda lainnya telah kami hapus karena selain tidak berhubungan dengan isi artikel di atas, semua pernyataan Anda tsb sudah Anda tuliskan pada artikel kami lainnya (http://tinyurl.com/mljs7yd) dan telah kami tanggapi satu persatu. Untuk itu, silakan membacanya ulang pada halaman artikel tsb.
Saudaraku, bagaimana dengan tiga pertanyaan fokus artikel di atas? Bagaimana tanggapan Anda? Dengan fakta-fakta yang tersaji dalam artikel, kami mengharakan tanggapan Anda atas pertanyaan kami no.1:
“Dari penjelasan di atas, derajat wanita yang bagaimanakah yang sudah diangkat oleh Islam dan Al-Quran?”
Kami tunggu tanggapan Anda.
~
Yuli
~
Artikel sesat ini benar-benar harus dihapus. Anda buat ajaran Anda sempurna dengan kajian yang tidak masuk akal. Dan Anda buat ajaran Islam hina dengan kajian karangan bermodalkan ayat pelintiran.
~
Sdr. Sabar,
Sesuai dengan nama alias yang Anda gunakan (“Sabar”), kami telah menghapus beberapa kata dalam komentar Anda agar bernada sabar sehingga nyaman dibaca para pengunjung situs ini. Selanjutnya kami mohon agar penggunaan bahasa yang etis dapat diperhatikan.
Saudaraku, dua ajaran yang tertulis dalam artikel di atas bersumber dari kitab suci masing-masing ajaran. Ajaran Isa Al-Masih sepenuhnya bersumber dari Alkitab. Sedangkan ajaran Muhammad bersumber dari Al-Quran dan Hadits shahih. Nah, untuk menilai manakah kebenaran sejati diantara keduanya, tentu kelogisan berpikir berdasarkan bukti dan fakta sejarah tidak akan kita abaikan, bukan? Itu sebabnya artikel ini juga menyajikan fakta sejarah sebagai bahan pertimbangan. Karena setiap orang bisa memeriksa kesahihannya, fakta yang disajikan tidak mungkin terbantahkan.
Jadi Saudaraku, di mana letak kesesatan dari isi artikel ini? Apakah Anda dapat membuktikan secara logis bila kajiannya tidak masuk akal? Kiranya Anda bersedia mengargumentasikannya.
Terimakasih, kami tunggu.
~
Yuli
~
Semua artikel ini isinya salah. Ini bukan perdebatan tapi penafsiran Anda yang tidak punya ilmu. Berani-beraninya Anda tulis seperti ini.
Anda belum paham Islam tapi sudah membicarakan Islam dengan tafsiran sesat.
~
Sdr. Sabar,
Tulisan Anda kembali kami edit karena mengabaikan tata tertib yang telah kami sampaikan sebelumnya bagi diskusi di forum ini.
Saudaraku, pada kolom sebelumnya kami telah meminta klarifikasi dari Anda, bagian mana pada isi artikel yang Anda anggap salah dan sesat? Tentu klarifikasi yang sehat dan logis selalu disertai dengan bukti sanggahan yang faktual dan logis dari sumber yang sahih. Nah, hal inilah yang kami tunggu-tunggu dari Anda, sebab seluruh isi artikel kami juga tidak lepas dari bukti dan fakta sejarah yang kredibel.
~
Yuli
~
Surveilah pada wanita-wanita soleh. Belajar dulu apa benar kajian Anda yang salah. Kalau belum survei jangan ditulis. Itu namanya adab. Anda tidak sopan pada ajaran Islam. Jangan harap Anda dihargai kalau cara Anda seperti ini. Kalau belum paham, jangan coba-coba menafsirkan sendiri.
~
Sdr. Sabar,
Bagaimana dengan Anda sendiri, sudahkah saran dan peringatan yang Anda berikan telah Anda terapkan sebelumnya?
Menurut Anda, apakah wanita sholehah hanya ada di Indonesia sehingga mereka mengalami kemerdekaan hak asasi setara dengan pria? Apakah Anda sudah mempelajari berbagai kajian ilmiah tentang kehidupan para wanita yang hidup di negara-negara bersyariat Islam seperti Timur Tengah dan Asia Selatan? Apakah nasib mereka seindah wanita Muslimah di Indonesia atau negara-negara Barat? Silakan kunjungi artikel berikut ini untuk membuka wawasan kita terhadap fakta-fakta memprihatinkan yang terjadi di negara bersyariat agama: http://tinyurl.com/y7deae6v.
~
Yuli
~
Bersumber tapi Anda tidak tahu makna sebenarnnya. Apa benar sesuai fakta yang terjad? Mana buktinya?Tersiksakah wanita Muslim? Rendahnya dimana?
~
Sdr. Sabar,
Kiranya Anda dapat mencermati ulang isi artikel dan komentar-komentar kami sebelumnya, khususnya pada kolom # Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2017-08-07 13:44.
~
Yuli
~
Islam menempatkan wanita pada posisinya, pada kemampuannya. Wanita itu dilindungi, bukan pelindung. Apalagi menempatkan wanita di bawah kaki pria, sangat menghina.
~
Sdr. Anda Stress,
Kami menghargai pendapat Anda tentang Islam dalam memposisikan wanita. Namun, mari kita uji kebenarannya.
Bicara tentang bagaimana Islam menempatkan wanita berdasarkan kemampuannya dalam perbandingannya dengan pria (berdasarkan Qs 4:34, pria dilebihkan dari wanita sehingga prialah pemimpin wanita), mengapa hasil riset ilmiah justru membuktikan bila kemamuan wanita di atas pria (silakan baca artikel ini: http://tinyurl.com/y8olq6mk)? Tidakkah fakta ini bertentangan dengan ayat tsb?
Tentang anggapan Anda bahwa Islam melindungi wanita, bagaimana dengan ajaran suami boleh memukul isteri (Qs 4:34) dan pelegalan poligami (Qs 4:3)? Tidakkah keduanya justru menempatkan wanita sebagai pihak yang tidak terlindungi, bahkan terancam rasa aman?
~
Yuli
~
Tafsiran sesat, artikel sesat. Dengarlah! Dalam Islam ada sesuatu yang umat Nasrani tidak punya. Ajaran kami mengedepankan ketundukan kepada Allah, berserah diri kepada Allah yang menciptakan manusia. Sudah sepantasnya manusia menaati setiap perintah Tuhannya. Tidak ada alasa bagi umat Islam untuk menentang aturan yang sudah ada.
~
Sdr. Anda Stress,
Sebagai seorang Muslim, tentu Anda meyakini Allah Maha Adil, bukan? Nah, dari pengalaman hidup yang Anda jalani hingga kini, bagaimana Anda mengartikan “keadilan”? Seandainya Anda diduakan oleh pasangan, dianggap sebagai penyebab zinah, menjadi korban KDRT, tidakkah Anda merasakan ketidakadilan? Menurut Anda, apakah yang Anda alami ini takdir Allah, atau sebaliknya, ulah kesewenangan orang lain? Mustahil jika Allah yang Maha Adil dan Maha Baik mendatangkan celaka bagi umat-Nya demi kepentingan pihak yang menindas kita, bukan?
Apa yang kami tanyakan sangat berhubungan dengan sejauh mana kita mengenal siapa Allah yang wajib kita taati. Mustahil jika Ia Maha Adil, namun perintah-Nya tidak menunjukkan keadilan, bukan? Atau, akan marahkah Allah yang Maha Penyayang jika umat-Nya menanyakan dengan kesungguhan hati tentang perintah-Nya? Sedangkan pertanyaan kita kepada guru atau orang tua saja mereka jawab dengan penuh kasih. Pasti Allah yang Maha Penyayang memberikan pengertian supaya kita lebih paham dan menaati-Nya dengan tulus dan kasih, bukan? Maka, mari kita buang konsep keliru yang menganggap “bertanya berarti membangkang kepada Allah”. Sebab Allah mengaruniakan kemampuan berlogika agar kita tidak mudah tersesat. Justru dengan bertanya kepada-Nya, kebenaran sejati yang kita cari akan Allah singkapkan. Bukankah demikian, Saudaraku?
~
Yuli
~
Sebaiknya Anda hapus artikel ini. Kesombongan Anda sudah melebihi batas. Anda akan melebihi Tuhan Anda yang katanya sempurna. Sedangkan Anda menghina ajaran orang lain.
Sudahkah Anda berkaca bagaimana akhlak wanita Muslim? Anda melihat hanya dari kacamata Anda. Sudahkah Anda periksa artikel kehidupan wanita Muslimah di Timur Tengah? Sudahkah Anda pergi ke sana? Kalau belum, berarti perkataan Anda omong kosong. Sudahkah Anda bandingkan kehidupan wanita Muslim di sana dengan ajaran Islam yang benar? Kalau belum, berarti Anda omong kosong. Kalau belum ada bukti otentik, jangan pernah kalian bahas lagi.
~
Sdr. Anda Stress,
Tidakkah Anda perhatikan dalam seluruh kajian artikel di atas, bahwa semua fakta yang terangkum di sana adalah catatan otentik baik dari Al-Quran, Hadits, maupun catatan sejarawan Islam yang kredibel?
Juga, tentang berbagai fakta diskriminasi yang dialami wanita di negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, dan negara-negara lain yang bersyariat agama, Anda dapat memeriksanya pada artikel-artikel berikut untuk membuka wawasan:
– http://tinyurl.com/kyjg39b
– http://tinyurl.com/yaxxdrdx
– http://tinyurl.com/ybj25nv4
– http://tinyurl.com/y7czjfxo
– http://tinyurl.com/yacoe4r4
~
Yuli
~
Saya tidak pernah membuat artikel tentang Nasrani karena saya sadar belum memahaminya. Saya tahu diri bagaimana menghargai umat Nasrani. Kalau seandainya dalam ajaran Nasrani ada yang ganjil pun, saya hanya bisa bertanya, bukan menafsirkan sendiri karena saya sadar tidak ada kompetensi untuk menafsirkan Alkitab.
Seharusnya pun umat Nasrani sadar tentang kamampuannya dalam membedah ayat-ayat kami. Kalian tidak punya ilmunya. Kalian bodoh dalam menafsirkan Al-Quran karena tidak belajar tentang Islam. Hati kalian tidak pernah mau memahami Al-Quran sehingga keluarlah penyesatan tafsir. Ini berbahaya. Yang Anda cari itu kesalahan Al-Quran, tapi tidak belajar Al-Quran secara utuh.
~
Sdr. Anda Stress,
Dari setiap artikel yang tersaji dalam situs kami, dapat Anda lihat sejauh mana kami telah mempelajari dengan cermat ajaran Islam dengan disertai berbagai sumber yang shahih. Bahkan, tidak jarang kami dapati banyak diantara rekan-rekan Muslim yang bahkan masih asing dengan seluk beluk ajaran yang telah mereka peluk. Kami dapat memahami hal ini karena ajaran yang mereka terima tidak langsung mereka pelajari dengan seksama dari sumbernya. Melainkan sekedar menerima tafsiran para ulama. Akibatnya, banyak variasi tafsiran yang bahkan saling bertentangan sehingga membingungkan umat.
Nah, bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Sejauh mana Anda mencermati ajaran yang Anda peluk? Seberapa jauh Anda merasakan kesenjangan antara fakta lapangan dengan ajaran yang termaktub seperti poligami, talak, dan diskriminasi lainnya? Apakah semua ini mencerminkan sifat Allah yang Maha Benar, Maha Adil, dan Maha Penyayang bagi segala kaum?
~
Yuli
~
Apakah karena uang hingga Anda membuat artikel seperti ini? Apakah Anda begitu miskin sehingga mencari uang dengan cara begini?
Ayo kita selesaikan semuanya dalam perdebatan terbuka agar Anda dan umat Islam saling memahami.
~
Sdr. Anda Stress,
Sejak awal kami secara terbuka telah melayani setiap kontak agar berdiskusi dengan cara yang sehat di forum ini. Itu sebabnya kami pun menanggapi komentar Anda dengan positif. Maka bila Anda berkenan melanjutkan diskusi yang bersifat membangun dan memberi manfaat bagi semua pengunjung situs ini, Anda dapat memulainya dengan menanggapi tiga pertanyaan fokus artikel di atas. Bagaimana, Saudaraku? Kami tunggu tanggapan Anda.
~
Yuli
~
Bukan saya enggan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda. Jawabannya mudah bagi kami.
Tapi tafsiran kalian justru memposisikan kalian menjadi manusia paling merasa benar, merasa sudah sangat tahu maksud dari ayat itu adalah merendahkan wanita. Doaku hanya satu, semoga kalian kekal di neraka.
~
Sdr. Anda Stress,
Bila Anda merasa jawaban atas tiga pertanyaan fokus artikel atau pertanyaan-pertanyaan di komentar kami sebelumnya sangat mudah, apa yang menjadi halangan Anda menjawabnya? Bukankah dengan menjawabnya, Anda memiliki kesempatan untuk menyanggah isi kajian artikel? Tentu harus disertai juga dengan bukti dan fakta shahih. Untuk itu, kami tunggu jawaban-jawaban Anda.
~
Yuli
~
Seandainya kamu tidak menulis artikel inii tapi mengajukan pertanyaan, itu lebih baik daripada saya menanggapi Anda yang tidak sadar siapa diri Anda sebenarnya.
Anda umat Nasrani, kami umat Muslim. Kami tahu sejauh mana kami mengenal Tuhan kami. Yang jelas isi artikelnya salah, apalagi judul dan sub judulnya sangat tidak etis.
~
Sdr. Anda Stress,
Sayang sekali Anda tidak menggunakan kesempatan yang sangat terbuka ini untuk mengklarifikasikan dengan jelas mengapa Anda menyebut isi artikel di atas salah.
Kapanpun Anda siap menjawabnya dengan disertai fakta dan bukti yang shahih, forum diskusi ini selalu terbuka bagi Anda. Kami tunggu.
~
Yuli
~
Saya baca sedikit saja sudah tidak mau membaca semuanya. Kerena saya malas dengan Anda yang bisanya memutar balikkan fakta.
~
Saudaraku,
Terimakasih untuk kunjungan Anda. Dapatkah Anda uraikan kepada kami, bagian manakah dari isi artikel di atas yang Anda asumsikan pemutarbalikan fakta? Kiranya Anda sertakan juga bukti yang menguatkan asumsi Anda tsb untuk kita diskusikan lebih jauh.
~
Yuli
~
Ini komen kebencian saja yang ditampilkan, komen yang intelektualnya tidak. Ajaran Islam dan Kristen hampir sama persis, derajat wanita itu sama. Kamu kira dulu di Inggris tentang perempuan dari mana? Dari Al-Quran? Perempuan harus menurut sama suami, kalau cerai otomatis hak asuh langsung jatuh ke suami, dan si istri tidak boleh ketemu lagi sama anak-anaknya. Dulu marak pemukulan terhadap si istri. Saya lebih percaya atheis yang menilai diantara kedua agama ini. Bukan dari anda, yang jelas-jelas bukan Islam dan pastinya si penganut lebih condong ke agamanya.
~
Saudara Penting Banget,
Terimakasih atas komentar saudara di atas. Apa yang saudara maksud dengan komen kebencian, komen intelektual? Mungkin saudara dapat menjelaskan!
Menurut saudara ajaran Islam dan Kristen tentang derajat wanita hampir sama, benarkah? Untuk mengetahui kebenaran asumsi saudara, mari kita lihat beberapa ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Kristen yang terdapat dalam Alkitab.
Dalam memperlakukan wanita Al-Quran mengajarkan “… Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka” (Qs.4:34). Sedangkan Alkitab, Walau dalam kondisi bagaimanapun seorang suami tidak diperkenankan memukul isterinya. “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33).
Dalam Al-Quran menghalalkan perceraian, “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik” (Qs 2:229). Sedangkan Isa Al-Masih mengajarkan kepada pengikut-Nya untuk tetap memegang teguh hukum yang telah Allah berikan pada pernikahan pertama sejarah manusia. Yaitu, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Ajaran lainnya dapat saudara baca dalam artikel di atas. Jika ada yang salah kiranya saudara dapat menjelaskan. Kami juga ingin mengetahi tanggapan saudara, derajat wanita yang bagaimanakah yang sudah diangkat menurut Islam dan Al-Quran?
~
Daniar
~
Staff,
Pada dasarnya manusia (pria dan wanita) sama di mata Allah. Islam pun menerima Tjut Nyak Dien menjadi Komandan pasukan Aceh saat Teuku Umar mninggal, tidak pada Pang Laot Panglima pasukannya, 1905. Megawati menjabat Presiden pun Umat Muslim santai. Kadang pria di atas, kadang wanita yang di atas. Dinamislah, tidak statis yang penting Frekwensinya tetap normal.
Dilebihkannya pria sangat realistis. Dan sekali-kali kemuliaan bukanlah diukur dengan jenis kelamin, melainkan taqwanya pada Allah. Saudara semua tentu akan mengangkat raja adalah pria dan istrinya tentu ratu. Neraka banyak wanita, yang terlahirpun banyak wanita. Di neraka pria pun sedikit.
~
Saudara Al Indunisi,
Sejak semula Allah menciptakan wanita sepadan dengan pria. Dia berkata, “ . . . tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Galatia 3:28).
Juga ayat lain menjelaskan, “Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan” (Injil, Surat 1 Korintus 11:11).
Demikianlah wanita sama berharganya di mata Allah. Dalam hal keselamatan, Isa Al-Masih juga memberi kesempatan yang sama kepada pria dan wanita. Isa Al-Masih rindu, melalui jaminan keselamatan yang dibawa-Nya, sorga Allah akan ditempati oleh pria dan wanita.
~
Daniar
~
Semoga engkau diberi Hidayah oleh Allah SWT. dan dilindungi dari segala macam gangguan.
~
Saudara Nisa,
Terimakasih atas doanya. Apakah saudara seorang perempuan, boleh kami panggil Mbak? terimakasih. Menurut pengalaman dan keyakinan saudara, apakah derajat wanita sejajar dengan pria, mengapa? Apakah wanita juga mendapat kesempatan yang sama dalam hal keselamatan? Kiranya Mbak Nisa dapat membagikan penjelasannya di sini, terimakasih.
Kalau di dalam Isa Al-Masih menempatkan pria-wanita adalah satu. Memiliki martabat dan hak yang sama. “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Galatia 3:28).
~
Daniar