Beberapa ajaran dalam agama Islam mengatakan: wanita setara dengan laki-laki dalam semua hal. Wanita diciptakan sebagai pelindung (penolong) bagi Pria.” Namun, benarkah ajaran ini berdasarkan apa yang diajarkan Nabi Islam?
Saya sering mendengar sahabat-sahabat saya, kaum Muslimah, begitu menyanjung nabi mereka. Sering mereka berkata: “Seandainya saya memiliki suami seperti Nabi Muhammad, tentu hidup saya lebih bahagia.”
Mengapa mereka berharap demikian? Bagaimana sebenarnya pandangan Nabi Islam tentang derajat wanita dalam Islam? Kami ingin mengajak Anda untuk menyelidiki beberapa fakta berikut!
Derajat Wanita Dalam Islam Setengah dari Pria
Dari beberapa ayat Al-Quran dan hadist, kita dapat melihat bahwa sebenarnya Kitab ini tidak mengajarkan kesetaraan antara pria dan wanita.
Misalnya ketika Nabi Islam berkata, “Saya tidak melihat di antara orang-orang yang kurang akal dan agamanya . . . selain daripada kamu sekalian” (Hadist Shahih Bukhari Volume 1, Buku 6 No. 301). Hal ini ia sampaikan karena wanita yang sedang masa haid dilarang melakukan aktivitas keagamaanya. Seperti sholat, puasa maupun menunaikan ibadah haji.
Juga dikatakan bahwa “kesaksian wanita hanya seperdua kesaksian kaum laki-laki” (Hadits Shahih Bukhari Volume 3 Buku 4 No 826).
Wanita: Pembawa Derita bagi Pria dan Seperti Tanah Bajakan
Wanita digambarkan sebagai sumber kejahatan dan nafsu yang akan menjerumuskan pria. “Tidak ada penderitaan yang lebih berbahaya bagi pria daripada wanita” (Hadits Shahih Bukhari volume 7, buku 62, no 33).
Pada ayat lain, Al-Quran mengatakan; “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki . . .” (Qs 2:223). Secara tidak langsung ayat ini mengijinkan para suami untuk berbuat semena-mena terhadap isterinya dalam hal seks. Seksualitas pria diakui, diberlakukan dan ditegaskan oleh Al-Quran. Sementara kebutuhan wanita secara total diabaikan.
Wanita Dianggap Jahat
Nabi umat Islam juga bersabda: “Tanda-tanda kejahatan itu ada tiga: kuda, perempuan, dan rumah” (Hadits Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62 No. 32). Hal ini memberikan petunjuk bahwa wanita dianggap sebagai sosok yang jahat dan disejajarkan dengan binatang (kuda) dan benda (rumah).
Jika Anda mempunyai pandangan lain tentang derajat wanita dalam Islam, kirimkan pandangan Anda lewat email ini.
Derajat Wanita di Mata Isa Al-Masih
Sepanjang hidup Isa Al-Masih, Dia tidak pernah menzolimi wanita. Isa Al-Masih juga tidak pernah memanfaatkan wanita untuk kepentingan diri-Nya. Isa Al-Masih begitu mengasihi wanita dan memperlakukan mereka sebagai pribadi yang berharga.
Bahkan Dia menganggap wanita sebagai saudari perempuan-Nya atau sebagai ibu-Nya. “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Injil, Rasul Besar Matius 12:50). Lagi dikatakan, “ . . . tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Galatia 3:28).
Maka tidaklah mengherankan bila wanita yang menjadi pengikut Isa Al-Masih menemukan kedamaian dan merasa berharga. Sebetulnya tidak sulit memiliki kedamaian ini. Jika Anda rindu untuk menemukan kedamaian dan merasa berharga, silakan hubungi staff kami lewat email ini.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Artikel Terkait:
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel “Derajat Wanita Dalam Islam: Setarakah Dengan Pria?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa derajat wanita dalam ajaran Islam dan Injil berbeda?
- Dari dua pandangan di atas, yaitu menurut Nabi Islam dan Isa Al-Masih, ajaran manakah yang layak bagi seorang wanita? Jelaskan alasan saudara!
- Mengapa Isa Al-Masih dapat memberi kedamaian dan rasa dihargai bagi seorang wanita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Berhati-hatilah wahai kaum Muslimin. Beginilah caranya Staf IDI menjelek-jelekkan agama Islam.
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki …” (Qs 2:223).
Pada hal bunyi ayat di atas bukanlah dimaksudkan arti tanah yang sebenarnya. Akan tetapi bagi mereka yang kurang mengerti dan tidak mengetahui, begitulah jadinya.
~
Saudara Ulos,
Pertama-tama kami ingin menyampaikan kepada saudara bahwa tujuan situs ini bukan untuk menjelek-jelekkan agama Islam atau agama tertentu. Karena tidak ada untungnya bagi kami.
Dan mengenai ayat di atas, apakah wajar bila seorang istri diumpamakan sebagai tanah yang dapat diperlakukan sesuka hati suaminya? Bukankah hal itu sama saja dengan mengatakan bahwa istri adalah obyek seks?
Dalam pernikahan memang istri harus melayani kebutuhan biologis suaminya. Tetapi dilihat dari segi kesehatan pun seorang suami tidak berhak memaksakan kehendaknya. Hubungan suami istri dapat dilakukan bila memang kedua belah pihak menginginkannya. Itulah hubungan yang sehat.
Bagaimana mungkin sebuah agama penyempurna mengajarkan bahwa seorang suami dapat memperlakukan istrinya sesuai dengan kehendaknya sendiri? Dapatkah ini disebut sebagai ajaran penyempurna?
~
SO
*
Staf IDI,
Seperti yang pernah saya katakan bahwa Al-Quran itu mempunyai makna dan arti. Apa bila anda membaca sesuai apa yang tertulis dalam Al-Quran, itu namanya terjemahan. Dalam bahasa Arabnya harfiyah.
Selanjutnya ada yang dinamakan secara maknawiyah. Makanya anda harus mendalami arti dari kata kata harfiyah tersebut. Untuk bahasa perumpamaan apapun bisa kita lakukan. Semuanya bergantung kepada niat dan berkonasi yang positip.
~
Saudara Ulos,
Terima kasih untuk nasehat saudara.
Bila memang demikian adanya, apakah menurut saudara penjelasan kami di atas, tentang bagaimana ajaran Muhammad memperlakukan wanita tidak benar?
Lalu menurut saudara Ulos, bagaimana sebenarnya ajaran Muhammad dalam memperlakukan wanita? Kiranya saudara Ulos tidak keberatan untuk berbagi informasi dengan kami.
Maaf sebelumnya, karena situs ini membahas seputar wanita dan bukan Al-Quran, kami harap saudara pun dapat memberi tanggapan sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Bila saudara ingin menjelaskan tentang Al-Quran, silakan saudara bergabung di: http://www.isadanalquran.com
~
SO
*
Saya mencintai Nabi Muhammad SAW, dimulai ketika kekasih sejati saya itu mengucapkan: “Apabilapun engkau menaruh bulan pada tangan kiriku, dan matahari pada tangan kananku. Niscaya aku tidak akan menghentikan risalah ini”.
Ketika Kaum Quraisy–penguasa mekah menawarkan: Harta yang tak terkira, wanita tercantik, tanah luas. Ia memilih diperangi kaumnya. Sebuah agama paling baru di dunia yang datang dari tanah mekah yang gersang dan tandus.
Anda Nasrani, adalah saudara tua agama saya. minimal kita bersaudara karena kita satu bapak: Ibrahim. Marilah kita saling tolong melawan tipudaya setan.
Apabila anda mau membalas tolong di forward ke roshvisualgmail.com
~
Saudara Saifur Rosyid,
Kami sangat menghargai dan salut akan kecintaan Saudara Saifur terhadap nabi Muhammad. Demikian nabi saudara Saifur begitu mengagungkan Isa Al-Masih. Beliau mengakui bahwa Isa Al-Masih adalah nafas hidupnya. Mutiara Hadist, 2002 jilid III No. 152 Muhammad mengatakan, “Nafas hidupku ada di dalam Isa Putra Maryam”. Nah, bagaimana saudara Saifur apakah juga mengagungkan Isa Al-Masih sebagaimana nabi Saudara mengagungkannya?
Kiranya artikel ini dapt dibaca, http://www.isadanislam.org/isa-al-masih/muhammad-berkata-nafas-hidupku-ada-di-dalam-isa
Kami sangat berterima kasih dan senang atas rangkulan persaudaraan yang Saudara nyatakan. Ya, marilah kita saling tolong menolong dan mengasihi satu sama lain. Saudara benar musuh kita adalah iblis yang dapat menyesatkan (Injil, Surat Efesus 6:12). Berkenankah saudara jika kita mendiskusikan bagaimana supaya kita menang melawan iblis?
Dan seperti permintaan saudara Saifur, kami juga forward ke email yang diberikan.
~
DA
*
Wanita dianggap teramat istimewa di dalam Islam. Maksud ayat bercocok tanam itu sebenarnya,untuk mendapat hasil yang lumayan. Kebun perlu di beri air, dijaga dari makhluk perusak, cahaya matahari. Inilah sebenarnya ajaran Islam. Wanita begitu istimewa sehingga kaum pria perlu menjaganya untuk mendapatkan hasil yang lumayan.
Saya anjurkan saudari mempelajari Islam dari guru yang betul untuk mendapat pengertian yang sebenarnya. Di dalam islam, wanita lebih mudah memasuki sorga daripada pria karena tanggungjawab wanita terlalu amat sedikit. Islamlah yang telah menjaga hak-hak wanita supaya tidak dimanipulasi oleh kaum pria.
~
Saudara Pengikut Nabi Isa,
Menurut saudara penjelasan kami di atas, tentang ajaran nabi saudara memperlakukan wanita tidak benar? Lalu menurut saudara, bagaimana sebenarnya ajaran Muhammad dalam memperlakukan wanita? Kiranya saudara tidak keberatan untuk berbagi informasi dengan kami.
Juga, mungkin saudara dapat menjelaskan kepada kami maksud dari “menjaga untuk mendapat hasil yang lumayan”?
Benarkah wanita Muslim lebih mudah masuk sorga? Tetapi mengapa tidak ada satupun kenikmatan sorga yang ditujukan bagi wanita. Untuk topik ini saudara bisa baca di url ini http://tinyurl.com/7anyq6l
~
DA
*
Anda mengambil ayat dan hadist secara sepotong-sepotong, yang tentunya akan mengubah makna secara keseluruhan dan keutuhan hadist tersebut.
Jika anda mempelajari ayat Al-Quran dan hadits, harus utuh dan dipelajari sebab kenapa hadist itu dikeluarkan, dan kenapa ayat itu diturunkan, jangan sepotong-potong.
~
Saudara Maschan,
Memang kami jarang mengutip seluruh satu ayat, baik dari Alkitab atau Al-Quran maupun Hadist. Kami membuat demikian untuk menolong pembaca supaya konsep-konsep yang penting menjadi jelas. Biasanya kalau mengutip seluruh nas, yaitu ayat-ayat pembacaan menjadi terlalu panjang.
Namun kami berusaha sedapatnya untuk memberi keterangan yang jujur dan jelas. Jika Saudara menemukan bahwa ternyata apa yang kami tulis adalah salah, maka tentu Saudara boleh memberi masukan kepada kami. Terima kasih untuk masukannya.
~
DA
*
Anda salah interpretasi dari ajaran Islam tentang wanita, tidak benar Islam mengajarkan penekanan pada wanita. Hanya saja pria Muslim salah mengartikan ajaran agamanya.
Saya tidak percaya dengan artikel ini. Saya juga tidak percaya kalau kutipan-kutipan di artikel ini adalah ucapan Muhammad.
Muhammad bukan pria pemuja kecantikan, karena motivasinya dalam pernikahan adalah menolong, bukan nafsu, seperti menikahi janda-janda miskin dan janda yang suaminya syahid di medan perang.
~
Saudara Fadhli,
Memang tidak semua orang Islam memandang wanita lebih rendah dibanding pria. Kami akui ada juga orang Islam yang berpandangan pria dan wanita setara. Namun ‘Islam’ dan Muhammad dalam ajarannya tidaklah memandang demikian.
Perhatikanlah ucapan Muhammad berikut ini:
– “Kesaksian wanita hanya seperdua kesaksian kaum laki-laki” (Hadits Shahih Bukhari Volume 3 Buku 4 No 826)
– “Tidak ada penderitaan yang lebih berbahaya bagi pria daripada wanita” (Hadits Shahih Bukhari volume 7, buku 62, no 33)
– “Tanda-tanda kejahatan itu ada tiga: kuda, perempuan, dan rumah” (Hadits Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62 No. 32).
Hadist adalah kumpulan dari perkataan Muhammad yang ditulis para sahabatnya. Tidak percaya ucapan Muhammad, berarti saudara menentang Muhammad.
Menolong janda memang perbuatan baik dan mulia. Tetapi apakah hanya dengan jalan menikahi baru dapat menolong seseorang? Bila saudara Fadhli iba melihat seorang janda, dan tergerak menolongnya, apakah saudara harus menikahinya juga?
~
SO
*
Statemen/dugaan staf di atas amat tampak pemahaman staf masih amat dangkal, bahkan belum sampai setengah dari masyarakat awam/umum Islam tentang agama ini.
Justru jika anda tilik/belajar sejarah, Islam lahir membawa berkah bagi kalangan wanita di zaman jahiliyah. Di zaman itu bayi-bayi wanita amat tidak diharapkan, termasuk peranan istri yang ditinggal mati. Sampai datangnya Islam keadaan berangsur berubah, wanita memiliki hak dan kedudukan yang pasti dalam Islam.
~
Saudara Mutiasari,
Kita simpan dulu penjelasan saudara mengenai zaman jahiliyah yang menurut saudara zaman perubahan bagi wanita. Mari kita melihat hal-hal yang sudah nyata diucapkan Muhammad.
Nah, dapatkah saudara menjelaskan apa maksud Muhammad mengatakan hal ini:
– “Kesaksian wanita hanya seperdua kesaksian kaum laki-laki” (Hadits Shahih Bukhari Volume 3 Buku 4 No 826).
– “Tidak ada penderitaan yang lebih berbahaya bagi pria daripada wanita” (Hadits Shahih Bukhari volume 7, buku 62, no 33).
– “Tanda-tanda kejahatan itu ada tiga: kuda, perempuan, dan rumah” (Hadits Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62 No. 32).
~
SO
*
Para Staff IDI,
Apakah wajar bila seorang isteri diumpamakan sebagai tanah yang dapat diperlakukan sesuka hati suaminya? Bukankah hal itu sama saja dengan mengatakan bahwa istri adalah obyek seks? Tidakkah anda menyadari bahwa dalam ayat Alkitab anda sendiri manusia ini dianggap binatang (domba). Mana yang arti kiasan dengan arti yang sebenarnya semuanya anda anggap sama. Ibarat kata lebih baik banyak diam daripada bicara.
~
Saudara Gadis,
Menurut Saudara penjelasan di atas salah? Mungkin saudara dapat menjelaskan menurut pendapat saudara?
Saudara Gadis, ketika dikatakan bahwa manusia adalah seperti domba. Itu bukan berarti manusia adalah domba. Domba adalah seekor binatang yang harus dipandu ketika mau makan dan mau minum. Seekor domba tidak bisa mengenal jalan pulang menuju kandangnya sendiri.
Itulah sebabnya Isa Al-Masih mengatakan bahwa manusia adalah sama seperti domba karena manusia tidak tahu bagaimana jalan pulang menuju sorga, dan harus dipandu oleh Isa Al-Masih sebagai satu-satunya pribadi yang datang dari sorga ke dunia.
Kitab Suci berkata bahwa Isa Al-Masih adalah Gembala yang baik, dan kita adalah sebagai domba-domba-Nya yang dituntun setiap hari untuk makin setia dengan Allah, dan kelak kita akan dituntun-Nya masuk ke dalam sorga.
Isa Al-Masih berkata: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya… Tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal (di sorga) kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:11, 26-28).
~
DA
*
Karena wanita secara naluri lemah terutama fisiknya. Bukan sebagaimana tanah tapi sebagaimana ladang yang akan ditanami, bukan tanda-tanda kejahatan tapi penyebab.
Isa Al-Masih belum pernah kawin karena nabi Isa diangkat ke atas langit dan nanti dekat kiamat Isa akan diturunkan ke bumi untuk melihat pengikutnya.
~
Saudara H.Arasid, spd,
Apakah menurut Saudara penjelasan di atas salah? Mungkin saudara dapat menjelaskan menurut pendapat saudara Qs 2:223 tersebut?
Saudara benar, Isa Al-Masih tidak menikah. Karena kedatangan-Nya adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa. “untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang “ (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Dengan wafat di kayu salib, bangkit lalu naik ke sorga dan akan datang kembali membawa pengikutnya ke sorga. “Dan apabila Aku telah pergi ke situ (sorga) dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku (sorga), supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:3).
Untuk mempelajari Pribadi Isa Al-Masih lebih dalam silakan kunjungi situs ini: http://www.isadanislam.org, terima kasih.
~
DA
*
Dalam Islam wanita sejajar dengan pria karena sama-sama makhluk Allah. Keduanya saling melengkapi dan saling membutuhkan.
“Dan diantara tanda kekuasaan Allah dia menciptakan istri dari jenis kamu sendiri supaya kamu tenteram hidup bersamanya dan dia menjadikan cinta dan kasih sayang diantara kamu .sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda bagi orang orang yang berpikir” (Qs 30: 21).
~
Saudara Rabiatul Adawiyah,
Kami setuju dengan pernyataan saudara. Memang di hadapan Tuhan pria dan wanita adalah sama. Karena pria dan wanita adalah ciptaan Allah. Dan dari awal penciptaan, Allah menciptakan pria dan wanita sepadan.
“Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Taurat, Kitab Kejadian 2:18).
Namun kenyataannya, sangat berbeda dengan yang disampaikan Al-Quran dan Hadits tentang wanita. Bagaimana menurut Saudara dengan artikel di atas? Jika Saudara menemukan bahwa ternyata apa yang kami tulis adalah salah, Saudara bisa memberi masukan kepada kami. Sehingga kita dapat memperoleh manfaat dari sini.
~
DA
*
Bila anda mengutip Al-Quran hanya sepotong-sepotong. Bagaimana kalau kita kutip dari ajaran anda dengan sepotong-sepotong saja.
“untuk memberikan nyawa-Nya [Isa Al-Masih] menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
“Dan apabila Aku telah pergi ke situ [sorga] dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [sorga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:3).
Ajaran anda tidak mengajarkan yang salah tetapi mengajarkan yang salah akan dibenarkan. Karena setiap kesalahan yang dilakukan domba akan ditebus oleh penggembalanya. Meskipun domba itu makan daging tetap benar, begitu.
~
Saudara Yudo, terima kasih atas kutipan ayat-ayatnya.
Kami mengerti maksud Saudara, dan dalam hal yang sama perlu diperhatikan juga dalam mengartikan Alkitab. Artinya satu ayat harus diartikan dengan melihat keseluruhan kontek dari Al-Quran. Namun, pernyataan yang sangat jelas saya kira dapat diartikan berdasarkan ayat itu saja.
Saudara Yudo, itulah bukti kasih dan keadilan Allah. Karena kasih-Nya, Ia datang ke dunia menjadi manusia untuk menanggung hukuman dosa umat manusia. Tanpa anugerah/rahmat Allah tersebut manusia pasti binasa di neraka. Dan keadilan Allah dinyatakan dengan menghukum dosa.
Sehingga di dalam Isa Al-Masih tidak ada hukuman, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Roma 8:1).
~
DA
*
Jangan diartikan secara harafiah bos, harus dengan hati yang bersih dan berpikir positif.
~
Saudara Kholis,
Apakah menurut saudara penjelasan kami di atas, tentang bagaimana ajaran Muhammad memperlakukan wanita tidak benar?
Lalu menurut saudara Kholis, bagaimana sebenarnya ajaran Muhammad dalam memperlakukan wanita? Kiranya saudara Kholis tidak keberatan untuk berbagi informasi dengan kami. Sehingga kita memperoleh manfaat dari sini.
~
DA
*
Oke..!! saya kira anda penasaran dengan Ayat Al-Quran “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki …” (Qs 2:223).
Mari kita pelajari bersama ayat tersebut, sangat jarang mufasir yang menyadari bahwa di antara pesan yang disampaikan ayat ini adalah dalam rangka menghasilkan keturunan berkualitas dan keharusan pria menjaga kesehatan reproduksi istrinya.
~
Saudara Achry,
Mengenai ayat di atas, apakah wajar bila seorang istri diumpamakan sebagai tanah yang dapat diperlakukan sesuka hati suaminya? Bukankah hal itu sama saja dengan mengatakan bahwa istri adalah obyek seks? Atau dalam rangka menghasilkan keturunan berkualitas, maka dapat diperlakukan sesuka hati suaminya?
Dalam pernikahan memang istri harus melayani kebutuhan biologis suaminya. Tetapi dilihat dari segi kesehatan pun seorang suami tidak berhak memaksakan kehendaknya. Hubungan suami istri dapat dilakukan bila memang kedua belah pihak menginginkannya. Itulah hubungan yang sehat.
~
DA
*
Wahai Para Staff IDI.
Tahukah anda bagaimana Muhammad memperlakukan seorang wanita. Pada suatu ketika salah seorang sahabat bertanya kepadanya.
Sahabat : Ya Muhammad, kepada siapakah saya harus berbakti?
Muhammad : Ibumu.
Sahabat : Kepada siapa lagi ya Muhammad?
Muhammad : Ibumu
Sahabat : Siapa lagi ya Muhammad?
Muhammad : Ibumu
Sahabat : Kepada siapa lagi ya Muhammad?
Muhammad : Bapamu.
Di sini jelaslah bagaimana Muhammad menghargai peran seorang wanita dibanding dengan pria, yaitu 3 : 1.
~
Saudara Mekar,
Bagaimana menurut saudara dengan penjelasan pada artikel di atas? Benarkah yang demikian itu dinamakan menghargai kaum wanita?
Bagaimana kitab saudara memperlakukan kaum wanita dapat juga dibaca pada halaman ini
http://tinyurl.com/bsyypf5 dan http://tinyurl.com/8yz3z28
Saudara Mekar, tentunya Allah tidak membedakan pria dan wanita, bukan?
Nah, rindukah saudara mengalami kedamaian dan merasa berharga?
~
DA
*
Di dalam ayat ini, para istri diibaratkan sebagai kebun, sawah, atau ladang (harts). Penggunaan kata ‘harts’ dalam ayat ini tentu berdasarkan pada persepsi orang Arab tentang ‘al-harts’ (kebun), yang terbentuk berdasarkan kondisi alamnya.
Unsur serupa yang selayaknya ditekankan di sini adalah dalam hal potensi berproduksi dan perlakuan (tata cara) dalam pemeliharaan kebun dan terhadap wanita. Agar dapat berproduksi dengan baik. Yang melahirkan penafsiran, yakni keharusan suami bersikap baik terhadap istrinya. Bukankah potensi produksi kebun akan sia-sia sekiranya tidak ditangani dengan baik. Bukankah pemeliharaan potensi produksi kebun sangat bergantung pada pemiliknya juga?
~
Saudara Achry bag 2,
Sebelumnya maaf karena beberapa komentar saudara kami hapus. Mengapa kami hapus, silakan saudara membaca peraturan yang telah kami tuliskan di atas.
Mengenai ayat di atas, apakah wajar bila seorang isteri diumpamakan sebagai tanah yang dapat diperlakukan sesuka hati suaminya? Meskipun dengan dalil “suami harus bersikap baik”.
Pernikahan bersifat sakral di hadapan Allah. Pernikahan bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan biologis seseorang. Tujuan pernikahan adalah menggenapi firman Allah, yang dimulai sejak manusia pertama diciptakan-Nya.
“Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Taurat, Kitab Kejadian 2:18).
~
DA
*
Anda Kristen, hanya tinggal menanti ajal dan membaur dengan setan di neraka! Minta tolong pada Yesus pun tak berguna karena tangannya sakit dipaku! Wajahnya pucat kesakitan.
~
Saudara Pendeta,
Saudara benar, Isa Al-Masih telah mati di atas kayu salib, untuk menangguh hukuman yang seharusnya kita terima. Kemudian bangkit lalu naik ke sorga. Dan kami adalah pengikut Isa Al-Masih.
Mari kita perhatikan bersama janji Isa Al-Masih kepada pengikut-Nya: “Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka [pengikut-Nya] dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Lagi, keselamatan adalah janji Allah yang pasti, bahwa pengikut Isa Al-Masih akan mendapat tempat yang tinggi di sorga pada hari kiamat nanti (Qs 3:55).
Jadi tidak memandang pria atau wanita, tetapi yang percaya kepada-Nya menerima keselamatan sorgawi.
Kami kira semua umat manusia di dunia ini akan mati. Nah, bagaimana dengan saudara yakin masuk mana setelah ajal menjemput?
~
DA
*
Ini adalah situs yg berbahaya, yang bertujuan menyesatkan kaum Muslimin. Yang menyatakan seolah-olah Islam dan Kristen itu sama tapi ujung-ujungnya dibelokkan ke agama Kristen. Yang menyatakan Islam itu benar tapi ujung-ujungnya kita dihasut kalau Islam itu salah. Yang membisikkan ke hati para wanita kalau Islam itu sangat tidak adil antara pria dan wanita. Ini adalah situs penyesatan yang bagi mereka “penyelamatan domba yang tersesat”. Waspadalah..!!!
~
Saudara Dion,
Terima kasih atas kunjungan dan komentar saudara.
Forum ini adalah forum diskusi. Berdiskusi mengenai semua hal tentang wanita, karena menurut kami wanita dan pria sama di hadapan Allah. Khususnya pada topik ini mengenai derajat wanita. Jadi, tujuan kami bukan untuk menyesatkan atau menghasut atau menyalahkan seperti anggapan saudara Dion.
Tapi, jika menurut saudara penjelasan kami di atas adalah salah, dapatkah saudara menjelaskan bagaimana derajat wanita di mata Muhammad menurut ilmu yang saudara miliki?
Kiranya saudara tidak keberatan berbagi ilmu dengan kami.
~
DA
*
Mengapa berani menafsir Al-Quran dan hadits kami dengan begitu subjektif? Kalau Tuan termasuk cerdik pandai, sebaiknya teliti kembali kitab suci Tuan yang katanya firman tapi tidak konsisten. Bila Tuan hendak berburu pengikut, maka carilah orang-orang lapar, karena takkan pernah ada tempat bagi Tuan di hati orang-orang yang cerdas!
~
Saudara Faqih,
Sudah banyak tuduhan-tuduhan yang kami terima, untuk itu kami ingin meluruskan. Tujuan kami bukan untuk memburu pengikut. Tetapi untuk saling bertukar-pikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan wanita dan kepercayaannya. Satu lagi jika saudara Faqih ingin membahas tentang Alkitab silakan kunjungi situs kami ini: http://www.isadanislam.org
Namun, jika saudara menemukan sesuatu yang salah dalam artikel kami, silakan saudara memberi masukan kepada kami. Supaya kita dapat mendiskusikan bersama dan memperoleh manfaat.
~
DA
*
Saudara Faqih,
Apakah benar Alkitab tidak konsisten? Apakah anda sudah menyelidiki dengan seksama.
Saya hanya mengingatkan mungkin saudara Faqih yang cerdas lupa bahwa dalam memberikan komentar harus objektif dengan bukti-bukti yang kuat dan penyelidikan yang akurat.
Dan seorang Kristen hari ini dan esok tidak menempatkan dirinya dengan kapasitas seorang pemburu. Kami senantiasa ingin berbagi jalan keselamatan yang sejati di dalam Yesus Kristus.
~
Saudara Love,
Terima kasih atas komentar saudara, kiranya menjadi pemahaman baru bagi saudara-saudara kita yang lain.
~
DA
*
Coba kita periksa sedikit beberapa ayat yang lain:
Injil, Surat 1 Timotius 2:14, “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.
Injil, Surat Efesus 5:22-24, “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu”.
Injil, Surat 1 Korintus 14:34-35, “Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat”.
Menurut anda, ini menunjukkan kesetaraan atau diskriminasi?
~
Saudara Soegeng,
Terima kasih untuk ayat-ayat yang saudara kutip.
Injil, Surat 1 Timotius 2:14, ayat ini menunjukkan bahwa wanita yang lebih dulu tergoda, bukan berarti wanita lebih rendah dari pria. Karena pada akhirnya semua manusia berdosa.
Injil, Surat Efesus 5:22-24, tunduk kepada suami tidak berarti bahwa istri lebih rendah dari suami itu. Tetapi menundukkan diri kepada suami. Jikalau saudara bekerja di sebuah toko, tentulah saudara wajib tunduk kepada majikan yang mempunyai toko itu. Walaupun belum tentu saudara lebih rendah dari pada tuan toko itu. Di sinilah istri juga disuruh tunduk kepada suaminya.
Injil, Surat 1 Korintus 14:34-35, ini berkaitan dengan menundukkan diri kepada suami, selaras dengan Injil, surat Efesus di atas.
Kesimpulannya ketiga ayat itu tidak menunjukkan diskriminasi (wanita lebih rendah derajatnya). Tetapi seperti firman Allah berikut ini: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Taurat, Kitab Kejadian 2:18).
~
DA