Sejak penciptaan dunia, kaum pria menganggap dirinya lebih superior dari wanita. Pandangan ini juga didukung oleh buku-buku agama. Tapi, menurut penemuan-penemuan ilmu pengetahuan sosial yang baru, pandangan tersebut salah!
Pria dan Wanita di Mata Ajaran Agama
(1) Ismail ibn Kathir menuliskan: “Allah menjadikan pria untuk melebihi (excel) wanita. Pria lebih superior dari wanita dan lebih baik dari wanita (Qs 4:34).
(2) Penjelasan Abu Said Al-Khudri: Nabi mengatakan, “Bukankah saksi wanita separuh dari pria?” Para wanita menjawab, “Betul.” Muhammad, “Inilah karena kekurangan dalam pikiran wanita.” (Sahih al-Bukhari, Volume 3, Book 48, Number 826).
Kesimpulan Ilmu Pengetahuan Ketika Membandingkan Pria dan Wanita
Apakah benar pria melebihi wanita, atau sebaliknya wanita superior daripada pria? Hal ini akan terjawab berdasarkan hasil studi. Ribuan studi perbandingan pria dan wanita diselenggarakan oleh ahli-ahli ilmu social, hasilnya dapat dilihat di internet. Beberapa penemuaannya adalah:
- Wanita hidup lebih lama dari pria.
- Wanita lebih tahan rasa sakit daripada pria.
- Wanita mengemudi mobil lebih baik dibandingkan pria.
- Lebih banyak pria mempunyai penyakit mental dibandingkan wanita.
- Kebanyakan tindakan pidana dilakukan kaum pria.
- Rata-rata, IQ wanita lebih tinggi dari pria.
- Wanita lebih bersih, yaitu lebih hati-hati menghindari bakteri.
- Lebih banyak wanita di AS tamat universitas dengan gelar Sarjana.
- Majikan wanita lebih berhasil dari majikan pria.
- Wanita lebih segera memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain.
- Wanita lebih pandai dalam berinvestasi. Tabungan wanita jauh lebih banyak ketimbang pria.
- Wanita memiliki daya ingat yang lebih kuat dari pria.
- Wanita lebih mudah menangani stress dibandingkan pria.
Kesimpulan Keunggulan, ‘Wanita Superior Daripada Pria’
Data riset di atas membuktikan bahwa pria tidak melebihi (excel) para wanita. Pakar agama yang merasa daya fikir wanita kurang dari pria jelas salah.
Baik orang Islam maupun Kristen tidak boleh meremehkan kaum wanita. Saya, penulis yang juga pria, menekankan, dalam banyak hal utama, kaum wanita melebihi kaum pria.
Kita perlu memegang wahyu Allah yang berkata, “. . . tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”(Injil, Surat Galatia 3:8).
Baik Pria Maupun Wanita Memerlukan Juruselamat
Kitab Allah mengatakan, “Karena semua orang [pria dan wanita] telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Roma 3:23). Lagi Isa Al-Masih bersabda, “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan [pria dan wanita] yang hilang” (Injil, Rasul Lukas 19:10).
Apakah Anda merasa terhilang? Isa Al-Masih, melalui penyaliban-Nya, menyediakan jalan keselamatan dari dosa, jalan menuju sorga!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Islam mengajarkan bahwa pria lebih superior dibandingkan wanita?
- Setujukah saudara bila dikatakan pria lebih superior dari wanita? Jelaskan alasan saudara!
- Bagaimana pandangan saudara tentang penemuan-penemuan di atas, bahwa ternyata wanita lebih superior dibandingkan pria?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Ilmu Pengetahuan, “Wanita Superior Daripada Pria”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Pertanyaan itu sebenarnya harus ditujukan kepada kalian sendiri: “Kalau pria lebih lemah dibandingkan wanita, mengapa Tuhan kalian diciptakan sebagai seorang pria?”
~
Sdr. Pengamat,
Terimakasih untuk pertanyaan Anda yang menarik.
Firman Allah bersabda:
“TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia [Adam] itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Taurat, Kejadian 2:18)
Sejak awal penciptaan, Allah merancangkan kesepadanan kedudukan Pria dan Wanita dalam menjalankan mandat Allah untuk mengelola alam ciptaan-Nya dengan baik.
Meski riset menunjukkan beberapa keunggulan wanita dibandingkan pria, bukan berarti bahwa kedudukan wanita lebih tinggi daripada pria. Derajat keduanya sama (sepadan) di hadapan Allah, tak ada yang lebih superior. Mengapa demikian? Firman Allah berikut adalah jawabannya:
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Taurat, Kitab Kejadian 1:27)
Baik pria maupun wanita diciptakan mewakili sifat-sifat Allah. Jadi, apakah Allah berjenis kelamin? Tidak, karena Allah adalah Roh (baca Injil Yohanes 4:24). Demi mempermudah pemahaman manusia yang terbatas, Alkitab mempersonifikasikan Allah sebagai Bapa (pria) dan juga Ibu (wanita).
Lalu, mengapa Tuhan Yesus berjenis kelamin laki-laki? Karena saat menjelma menjadi manusia, jika Yesus tidak berjenis kelamin, dapatkah penjelmaan-Nya sukses?
Ingat pula, bahwa saat Yesus lahir di tengah bangsa Yahudi, kebudayaan patriarkhi sangat kuat. Untuk mempermudah misi-Nya, peran laki-laki lebih mudah diterima.
~
Yuli
~
Dalam Islam Pria & Wanita itu setara :
“Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. (Qs Ali ‘Imran: 195)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Qs An-Nahl: 97)
~
Sdr. NW,
Terimakasih untuk ayat-ayat Al-Quran mengenai kesetaraan ganjaran yang Allah anugerahkan atas amal yang dikerjakan pria dan wanita.
Namun, bagaimanakah dengan isi ayat Al-Quran dan Hadits sebagaimana terkutip dalam artikel di atas? Bukankah kedua kitab tersebut mengungkapkan bahwa kedudukan pria diciptakan lebih superior dan unggul daripada wanita?
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), …” (Qs 4:34)
“Bukankah saksi wanita separuh dari pria?” Para wanita menjawab, “Betul.” Muhammad, “Inilah karena kekurangan dalam pikiran wanita.” (Sahih al-Bukhari, Volume 3, Book 48, Number 826)
~
Yuli
~
Dalam Islam, pria & wanita itu setara :
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Qs Al-Ahzab: 35)
~
Sdr. NW,
Pertanyaan kami masih sama dengan tanggapan kami di atas, silahkan Anda renungkan:
Setarakah kedudukan pria dan wanita menurut Qs 4:34 dan Hadits Sahih al-Bukhari, Volume 3, Book 48, Number 826?
~
Yuli
~
Dalam ajaran Kristen, laki-laki dan perempuan setara. Bahkan dikatakan bahwa kaum perempuan dijadikan pembantu, apa artinya?
Jadi hasil tes uji siapa yang lebih superior sama sekali tidak mendukung isi kitab Kristen.
~
Sdr. Islam,
Terimakasih untuk 2 pertanyaan Anda yang menarik.
Jawaban pertanyaan #1:
Mari simak ayat Alkitab berikut:
“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, …” “Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, …” “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan…” (Kitab Pengkhotbah 4:9-12)
Anda tentu dapat menyimpulkan makna dan manfaat seorang “penolong” melalui ayat di atas, bukan?
Kata “penolong yang sepadan” pada kitab Kejadian 2:18 dalam bahasa aslinya mengandung makna “kekuatan yang sama” sehingga wanita menjadi rekan penolong yang sangat sesuai (match) dengan pria dalam menjalankan mandat Allah untuk mengelola ciptaan-Nya.
Jawaban pertanyaan #2:
Hasil riset yang terkutip dalam artikel di atas menjadi sebagian bukti dari penciptaan Allah atas kesepadanan pria dan wanita (Alkitab, kitab Kejadian 2:18), bahwa kemampuan wanita tidak lebih rendah daripada pria. Wanita memiliki beberapa keunggulan tertentu yang membuatnya sesuai bagi kebutuhan pria dalam menjalankan mandat Allah. Unsur saling melengkapi antara pria dan wanita inilah yang menjadi inti dari kesepadanan itu sendiri.
~
Yuli
~
Admin:
“Lalu, mengapa Tuhan Yesus berjenis kelamin laki-laki? Karena saat menjelma menjadi manusia, jika Yesus tidak berjenis kelamin, dapatkah penjelmaan-Nya sukses?”
“Ingat pula, bahwa saat Yesus lahir di tengah bangsa Yahudi, kebudayaan patriarkhi sangat kuat. Untuk mempermudah misi-Nya, peran laki-laki lebih mudah diterima.”
Respons:
Jawaban Anda memberi kesimpulan: Yesus diutus bukan untuk seluruh umat manusia, melainkan hanya untuk umat Yahudi.
~
Sdr. Pengamat,
Silahkan dibaca ulang dan dipertimbangkan kembali pernyataan kami di atas. Tentu Anda akan menemukan bahwa kesimpulan yang Anda tarik tidak logis, tidak memenuhi kaidah hukum silogisme.
Bagaimana jika dengan meminjam alur pikir Anda, ada sebuah kesimpulan yang asal tarik dari ketiga pernyataan berikut?
Muhammad berkebangsaan Arab.
Muhammad pembawa kitab Al-Quran.
Al-Quran berbahasa Arab.
Kesimpulan: Ajaran Muhammad hanya untuk bangsa Arab.
Nah, bagaimana dengan kesimpulan di atas? Tentu Anda menyanggahnya, bukan?
Saran kami, mari kembali pada topik bahasan artikel dan jangan memberikan argumentasi yang tidak logis, apalagi sampai melebar di luar topik. Kedisiplinan alur pikir perlu kita jaga.
~
Yuli
~
Sdri. Jessica RC,
Mohon maaf, komentar Anda kami hapus karena tidak berhubungan dengan artikel di atas.
Saran kami, jika ingin mendiskusikan topik yang Anda maksud, silahkan menuliskannya pada artikel berikut: http://tinyurl.com/mbmlapn atau mengirimkan email kepada:
~
Yuli