• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Islam Dan Kaum Wanita
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami
    • Kaum Wanita, Isa, Dan Al-Fatihah
    • Renungan Singkat Isa, Islam dan Kaum Wanita
    • Kebijakan dalam Membalas E-Mail
  • Jalan Keselamatan
    • Jalan Ilahi Menuju Ke Sorga
    • Doa Keselamatan
    • 4 Hal Yang Allah Ingin Anda Ketahui
  • Topik
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Isa Islam Dan Kaum Wanita > Topik > Hak & Kewajiban > Kesucian Wanita > Islam Tentang Sunat Wanita, Dan Kebersihan Rohani

Islam Tentang Sunat Wanita, Dan Kebersihan Rohani

11 Desember 2012 oleh Web Administrator 72 Komentar

seorang-wanita-muslim-menenangkan-anak-perempuannya-yang-menangis-kesakitan-disunat

Apakah Tuhan membuat kesalahan ketika menciptakan wanita? Bagaimana hal itu bisa terjadi? Jika Allah adalah pencipta yang sempurna, mengapa harus mengubah ciptaan-Nya? Manusia melakukan perubahan dalam banyak hal. Diantaranya melalui sunat bagi wanita!

Di seluruh dunia, Hak-Hak Asasi Manusia dan Hak-Hak Perempuan Aktivis, berperang melawan sunat bagi wanita. Sunat bagi wanita banyak dipraktekkan di Afrika, Yaman dan Indonesia. Walau praktek sunat di Indonesia tidak separah di Afrika, namun tetap menyebabkan keprihatinan. Para pemimpin agama di Indonesia mendorong praktek yang mengerikan ini sehingga semakin berkembang jumlahnya.

Praktek Islam Tentang Sunat Wanita Di Indonesia

Tahun 2006 pemerintah Indonesia melarang mutilasi kelamin wanita/sunat. Sebab hal itu “tidak berguna” dan “Berpotensi merugikan kesehatan wanita”. Tetapi badan penasehat tertinggi Islam segera menentang klaim tersebut.

Tahun 2011 hukum dibalikkan. Sunat bagi wanita diperbolehkan dengan mengikuti pedoman medis yang ditetapkan. Akibatnya, cukup banyak rumah sakit yang menawarkan prosedur tersebut. Rumah sakit melihat aturan ini merupakan kesempatan untuk menghasilkan keuntungan. Terkadang juga rumah sakit menawarkan sunat menjadi bagian paket kelahiran bayi. Banyak orang tua yang tidak benar-benar mengerti apa yang mereka setujui dalam paket kelahiran. Termasuk para staf medis.

Sementara praktek tidak dilaporkan secara luas di Indonesia, pada tahun 2003 dan 2010 sebuah survei memaparkan lebih dari 86% orang tua menyunat anak-anak wanita mereka. Dan lebih dari 90% dari orang dewasa menginginkan praktek ini dilanjutkan.

Mengapa Wanita Disunat?

Banyak orang bertanya mengapa dalam Islam tentang sunat wanita masih sangat mungkin dipraktekan diabad ini. Praktek ini bahkan sering didorong dan diharapkan. Sebagian besar masyarakat Indonesia ingin anak-anak wanita mereka disunat karena “Hal itu hanyalah apa yang kita lakukan biasanya” (“The Day I Saw 248 Girls Suffering Genital Mutilation,” www.guardian.co.uk).

Di Indonesia, umat Muslim percaya bahwa gadis yang tidak disunat adalah najis. Masyarakat Indonesia percaya, jika seorang gadis najis (tidak disunat), maka doa-doanya tidak akan didengar Allah. Banyak juga yang percaya, bila tidak disunat dapat menimbulkan gejala kanker kandungan. Seorang Pemimpin Islam Indonesia juga mengatakan, sunat akan “memberikan kontribusi untuk pertumbuhan seorang gadis” (ibid).

Pemimpin yang lain berkata, “Hal ini diperlukan untuk mengontrol seksual birahi wanita. Mereka harus suci untuk melestarikan keindahan mereka” (ibid.)

Ada banyak kebingungan mengenai sunat wanita di Indonesia. Sebuah mitos mengatakan sunat hanyalah sebuah “simbolis.” Secara umum hal ini dibenarkan oleh komunitas animisme dimana lebih dari 80% prosesnya melibatkan pemotongan.

Cendekiawan Terpecah

Mengenai ajaran Islam tentang sunat wanita, cendekiawan Islam terpecah menjadi dua.  Keduanya mempunyai pendapat yang berbeda. Beberapa mengatakan sunat bagi wanita adalah baik. Yang lain mengatakan sunat hanya toleransi.

Baru-baru ini, cendekiawan lain bahkan berkata sunat sama sekali tidak dapat ditoleransi. Dimana sebenarnya hal tersebut dilarang di negara-negara Islam. Sunat bagi wanita tidak pernah disebutkan dalam Al-Quran. Mereka yang setuju sunat bagi wanita berpedoman pada Hadist yang berkata, “Sunat adalah sunnah untuk manusia dan sebuah hal yang terhormat untuk perempuan” (Musnad Ahmad, Al-Bayhaqi).

Apa yang Membuat Seseorang “Najis“?

Isa Al-Masih menjawab pertanyaan ini dengan jelas. “Maka jawab-Nya: ‘Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban? Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal… sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat… iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang'” (Injil, Rasul Markus 7:18-19, 21-23).

Jika seorang yang taat beragama dan ingin menjadi “bersih” seperti perkataan Isa Al-Masih di atas, haruskah dia memotong hatinya? Isa Al-Masih tidak memerintahkan untuk memotong hari seseorang atau memuntilasi kelamin wanita/sunat!

Menurut Perkataan Allah, Semua Orang Najis!

Siapakah yang tidak najis? Injil berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Roma 3:23). Apapun yang kita lakukan atau pikirkan untuk melawan Tuhan, membuat kita najis. Hal-hal inilah yang memisahkan kita dari Allah.

Tidak ada seorangpun yang dapat menghindar dari pelanggaran hukum. Apakah anda pernah berbohong? Apakah anda pernah berpikir tentang hal-hal yang tidak baik?

Cara Agar Dapat Bersih di Hadapan Allah!

Bila anda rindu menjadi suci dan memiliki hati yang murni, datanglah pada Sang Juruselamat! Dia-lah satu-satunya yang dapat membuang dosa-dosa anda. Isa Al-Masih rela berkorban agar anda dapat menjadi suci!

“Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni” (Injil, Surat Ibrani 10:22).

Rindukah anda mengalami kemurnian rohani dan memiliki hati yang benar suci? Inilah langkah-langkah yang anda perlu ambil.

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Hak & Kewajiban, Kesucian Wanita

Reader Interactions

Comments

  1. aku mengatakan

    16 Februari 2014 pada 3:42 am

    ~
    @staff, Anda sunat apa tidak?

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Februari 2014 pada 9:06 am

      ~
      Saudaraku, Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan pengikut-Nya harus sunat jasmani apalagi sunat wanita, tetapi sunat secara rohani. Yaitu membuang sifat-sifat yang dapat menimbulkan dosa dari dalam hati. “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil Rasul Besar Matius 15:19).

      Untuk memiliki hati yang bersih, bukan dengan sunat. Tapi datanglah pada Sang Juruselamat! Dia-lah satu-satunya yang dapat membuang dosa-dosa anda. Isa Al-Masih rela berkorban agar anda dapat menjadi suci!

      “Isa Al-Masih telah membuat ini, supaya di dalam Dia [Isa Al-Masih] berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Injil, Surat Galatia 3:14).
      ~
      Daniar

  2. achmad mengatakan

    29 Maret 2014 pada 12:51 pm

    ~
    Cungkil mata yang menyesatkan orang untuk berbuat dosa (Injil, Rasul Besar Matius 5:29).
    Secara hurufiah maupun figuratif, ayat ini mustahil dipakai. Bila diterapkan, maka banyak orang Kristen menjadi buta. Saya meragukan kitabmu asli.

    Bunuh orang kafir dan musyrik! (Taurat, Kitab Ulangan 13: 6-9).
    Ayat ini memerintahkan kewajiban membunuh orang yang mengajak menyembah Tuhan selain Allah. Ayat ini tidak bisa diterapkan. Buktinya umat Yahudi dan Kristen tidak pernah membunuh umat Hindu, Budha, Kong Hu Chu, dan lain-lain.

    Balas
    • staff mengatakan

      9 April 2014 pada 10:59 am

      ~
      Saudara Achmad benar, Injil, Rasul Besar Matius 5:29 itu jangan diartikan secara hurufiah.

      Ungkapan tersebut untuk menunjukkan bahwa kita tidak boleh kompromi dengan nafsu jahat atau keinginan yang berdosa. Dan mengajarkan kita mengambil tindakan drastis untuk membuang apapun yang secara alamiah akan mencobai kita ke dalam dosa.

      Saudara Achmad, memang pada zaman itu berbagai bentuk dosa dan ketidaktaatan, Allah langsung menghukum. Jika hal itu diberlakukan pada kita maka manusia di dunia ini akan habis, bukan?

      Namun Allah tidak selalu menuntut hukuman mati bahkan pernyataan ini sudah dinyatakan dalam Perjanjian Lama, “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup” (Kitab, Nabi Yehezkiel 33:11).

      Dan yang indah, para pengikut Isa Al-Masih diajarkan untuk memiliki kasih kepada semua orang, termasuk kepada orang yang berlaku jahat.

      “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
      ~
      Daniar

  3. Pengamat mengatakan

    30 Mei 2014 pada 2:27 am

    ~
    Karena sudah suci secara batiniah, makanya umat Nasrani bebas makan anjing, babi, bersetubuh tanpa ikatan pernikahan, tidak mau sunat, telanjang bulat dan mengobral aurat.

    Balas
    • staff mengatakan

      6 Juni 2014 pada 8:03 am

      ~
      Saudara Pengamat,

      Apa yang saudara paparkan di atas tidaklah benar. Bagaimana dapat disebut suci bila melakukan kekejian seperti bersetubuh tanpa ikatan pernikahan, telanjang bulat dan mengobral aurat?

      Namun adalah benar seseorang yang sungguh-sungguh percaya dan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamatnya, dihadapan Allah ia dipandang suci.

      “Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (Injil, Surat 1 Korintus 6:11). Sebagai bukti iman dan pertobatannya pengikut Isa Al-Masih akan hidup yang berkenan kepada Allah.

      Saudaraku, Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan umat-Nya sunat!

      Menurut saudara mengapa wanita disunat?
      ~
      Daniar

  4. Pengamat mengatakan

    9 Juni 2014 pada 5:08 am

    ~
    Kalau Yesus itu benar Juruselamat, manusia tidak perlu datang kepada Dia. Manusia hanya perlu berdiam diri. Dialah yang harus datang kepada manusia dan membawa manusia ke jalan keselamatan. Saya sudah coba itu, tetapi Yesus tidak datang-datang juga menyelamatkan saya. Berarti Yesus bukan juruselamat.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Juni 2014 pada 7:18 am

      ~
      Saudara Pengamat,

      Mungkin ilustrasi ini akan menolong saudara. Ketika saudara sakit, kemudian ke Dokter diperiksa dan diberi obat. Apakah saudara akan sembuh bila hanya melihat/menunggui obat itu saja? Tidak bukan. Tentu saja obat akan bekerja bila saudara minum bukan?

      Demikian keselamatan dalam Isa Al-Masih. Keselamatan memang bagi semua orang, tetapi hanya bagi mereka yang menerima/meresponi saja yang dapat mengalami keselamatan. Bagaimana caranya, langkah-langkah ini http://tinyurl.com/agr4w99 akan menolong saudara.

      Bila saudara sungguh-sungguh merindukan Juruselamat, Allah akan menuntut saudara pada Isa Al-Masih.
      ~
      Daniar

  5. Pengamat mengatakan

    18 Juni 2014 pada 10:37 am

    ~
    Manusia yang berdosa itu tak berdaya, bahkan tidak sanggup (kalau seperti ilustrasi anda) untuk makan obat sekalipun. Kalau Yesus memang Juruselamat sejati, Dia akan datang menyelamatkan tanpa diminta. Itulah Juruselamat sejati. Kalau manusia yang tidak berdaya masih berusaha untuk minum obat (seperti dalam ilustrasi anda) agar diselamatkan, berarti Yesus bukan Juruselamat.

    Balas
    • staff mengatakan

      2 Juli 2014 pada 3:13 am

      ~
      Saudara Pengamat,

      Tepat sekali manusia berdosa tak berdaya. Untuk itulah memerlukan Juruselamat. Juruselamat yang dapat melepaskan dari dosa, membebaskan dari hukuman nereka, memberi hidup kekal (masuk Sorga). Ilustrasi itu hanya untuk memberi pemahaman bagi saudara bila ingin diselamatkan ya harus menerima Juruselamat.

      Saudaraku, manusia bukan diciptakan sebagai robot. Allah memberi kehendak bebas, untuk manusia membuat pilihan. Menerima kasih-Nya atau menolak. Allah membuat jalan keselamatan begitu jelas, Percaya kepada Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16; Injil, Surat Kisah Para Rasul 16:31).

      Keselamatan sudah disediakan tinggal saudara mau menerimanya atau tidak!

      Bila saudara sungguh-sungguh ingin diselamatkan, lakukan ini: tinyurl.com/agr4w99 saudara akan menerima keselamatan.
      ~
      Daniar

  6. Pengamat mengatakan

    18 Juni 2014 pada 1:26 pm

    ~
    To Nasrani: Saya pernah baca ayat Alkitab yang isinya Yesus makan ikan goreng. Kalau memang Yesus itu Tuhan, dimana letak sifat rahman rahimnya. Mengapa ia makan sesuatu yang diciptakan sendiri (ikan goreng)?

    Balas
    • staff mengatakan

      2 Juli 2014 pada 3:16 am

      ~
      Saudara Pengamat,

      Pertanyaan yang aneh. Tapi tidak menjadi masalah, kami dengan senang hati akan menjawab. Saudaraku, pada awal penciptaan manusia diberi kuasa untuk menguasai binatang. Artinya melestarikan dan memanfaatkan untuk kelangsungan hidupnya.

      Jadi, ikan memang dapat dan untuk dimakan bukan?
      ~
      Daniar

  7. restu mengatakan

    8 September 2014 pada 8:53 pm

    ~
    Yang perlu saudara kaji lagi bahwa sunat wanita yang diajarkan Rasulullah adalah menghilangkan bagian kulit yang menempel di klitoris. Bukan klitorisnya. Jadi tidak sama sekali mengganggu kesehatan bahkan membahayakan. Namun malah memberikan hikmah nikmat berhubungan dengan suami.

    Kedua bahwa syariat dalam Islam mengajarkan manusia untuk hidup bersih dan sehat karena hubungan manusia tidak hanya dengan Allah tetapi juga sesama manusia. Masa mau kita berteman dengan orang jorok. Karena banyak aturan yang tidak hanya mengatur ibadah semata namun juga hidup di dunia itulah Islam agama yang sempurna.

    Balas
    • staff mengatakan

      10 September 2014 pada 9:30 am

      ~
      Saudara Restu,

      Artinya ajaran sunat wanita bukan berasal dari Allah, tetapi inisiatif rasul Sdr. Restu, benar begitu?

      Kami setuju dengan saudara, kita perlu hidup bersih dan sehat secara jasmani. Bagaimana dengan rohani kita? Apakah harus memotong hati kita agar bersih dari dosa, karena hati sumber kejahatan?

      Kiranya pertanyaan-pertanyaan kami di atas menjadi perenungan dan dapat dijelaskan, terima kasih.
      ~
      Daniar

  8. restu mengatakan

    23 September 2014 pada 9:53 pm

    ~
    Maaf sebelumnya, bagian mana dari kata-kata saya yang membuat anda berpikir sunat wanita ini inisiatif dari rasulullah? Padahal saya berkata diajarkan oleh rasulullah, sedang rasulullah hanya mengajarkan yang diperintahkan padanya. Bagian mana pula dari kata-kata saya yang menganjurkan memotong hati karena ia sumber kejahatan? Apakah menurut saudara kebersihan hati sama dengan jasmani? Haruskah kita memakaikan baju hati kita dengan kain yang berjahit? Atau mungkin menyabunnya dengan sabun mandi? Tolong dipahami dahulu.

    Balas
    • staff mengatakan

      8 Oktober 2014 pada 2:50 am

      ~
      Salam Sdr. Restu,

      Bukakah saudara mengatakan bahwa “bahwa sunat wanita yang diajarkan Rasulullah adalah menghilangkan bagian kulit yang menempel di klitoris”. Dengan demikian nabi saudaralah yang mengajarkan untuk sunat bagi wanita, bukan demikian. Mohon koreksi jika salah.

      Dan lagi, bukan saja jasmani yang harus kita perhatikan, sebab kebersihan rohani yakni hati kita itu jauh lebih penting, bukan? Bagaimana menurut saudara? Sangat baik jika kita bersih secara jasmani, sebab kita juga memiliki kehidupan sosial dengan orang lain. Tetapi bukankah sebagai makhluk sosial hal yang sangat pentng kita jaga adalah soal hati?

      Atau menurut saudara tidak perlukah kita menjaga hati dalam melakukan hubungan dengan orang lain?
      ~
      Salma

  9. restu mengatakan

    18 Oktober 2014 pada 3:06 am

    ~
    Kenapa anda bersikeras dengan pendirian anda untuk tidak menerima sesuatu yang benar. Apalah hak seorang nabi atau rasul untuk mengajarkan suatu perbuatan pada manusia lain, tidak ad kecuali ia mendapat perintah itu dari Allah penciptanya. Dan tidak pantas seorang nabi mengadakan suatu perbuatan yang menyimpang dari apa yang diperintahkan. Maka sunat wanita ini juga tentunya dari Allah.

    Sebagaimana pada laki-laki untuk kebersihan wanita itu dan juga kebaikannya, dengan catatan sesuai dengan yang diperintahkan. Di sini sunat yang dipermasalahkan adalah menjaga jasmani tentunya bukan berarti tidak menjaga kebersihan rohani. Dalam Islam keduanya diatur dengan jelas, keduanya penting di mata Allah. Karena kebersihan sebagian dari iman, orang beriman yang tidak jaga kebersihan dirinya akan merugikan orang lain.

    Balas
    • staff mengatakan

      20 Oktober 2014 pada 3:22 am

      ~
      Salam Sdr. Restu,

      Jika Allah benar-benar memberikan perintah, kami kira tidak ada satu manusiapun yang dapat menolak ajaran Allah. Hanya saja, ada ajran ataupun aturan-aturan yang bukan berasal dari Allah, tetapi diklaim itu dari Allah. Lantas dapatkah itu menjadi satu ajaran yang dikatakan dari Allah?

      Sehausnya manusia, terlebih umat Muslim dapat membedakan ajaran Allahatau ajaran yang dianggap nabi oleh umat Muslim.
      ~
      Salma

    • staff mengatakan

      20 Oktober 2014 pada 10:26 am

      ~
      Salam Sdr. Restu,

      Jika Allah benar-benar memberikan perintah, kami kira tidak ada satu manusiapun yang dapat menolak ajaran Allah. Hanya saja, ada ajran ataupun aturan-aturan yang bukan berasal dari Allah, tetapi diklaim itu dari Allah. Lantas dapatkah itu menjadi satu ajaran yang dikatakan dari Allah?

      Sehausnya manusia, terlebih umat Muslim dapat membedakan ajaran Allahatau ajaran yang dianggap nabi oleh umat Muslim.
      ~
      Salma

  10. Ata mengatakan

    16 Juli 2015 pada 3:58 am

    ~
    Orang Kristen terbiasa berpendapat kesucian lahiriah tidak penting, yang lebih penting kesucian hati.

    Memang kesucian hati adalah yang utama, tetapi dapatkah Anda mengukur tingkat kesucian hati Anda sendiri atau orang lain? Mengukur dengan prasangka Anda sendiri akan tertipu. Dikhayalkan perasaan kesalehan dan kesombongan Anda sendiri.

    Tuhanlah satu-satunya yang menentukan derajat kesucian seseorang. Sementara di hadapan Tuhan, Anda merasa tidak perlu beradab (beretika) secara lahiriah. Ketika berhadapan dengan makhluk, Anda sibuk menutup aib. Anda malu dianggap tidak beradab di hadapan makhluk Allah, tapi menganggap tidak masalah aib-aib tsb dihadapkan kepada Sang Khalik Yang Maha Kudus.

    Luar biasa….

    Balas
    • staff mengatakan

      22 Juli 2015 pada 3:01 am

      ~
      Sdr. Ata,

      Kami senang Anda pun menyadari kesucian hati adalah hal utama. Sayangnya, Anda tidak waspada menjaga hati dengan menuduh orang Kristen tidak memperhatikan kebersihan lahiriah dan tidak beradab/beretika di hadapan Allah. Bukankah tuduhan tanpa dasar keluar dari hati yang najis oleh dosa?

      Untuk itulah maka sabda Isa Al-Masih harus menjadi standard hidup setiap orang: “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Markus 7:21-23).

      Allah Maha Kudus memang sumber penentu kesucian. Maka firman-Nya di atas menjadi standard bagi kita untuk introspeksi diri. Dengan demikian, hari demi hari kita belajar hidup berkenan di hadapan Allah dan sesama.
      ~
      Yuli

  11. ata mengatakan

    2 Agustus 2015 pada 8:12 am

    ~
    Yuli,

    Bagaimana Anda bisa berkata saya menuduh tanpa dasar? Injil, Rasul Markus 7:18-19, 21-23 dalam artikel di atas adalah contoh konkret sembrononya para penulis injil. Ayat itu menjadi dasar menghalalkan segala makanan karena menurut mereka makanan masuk perut lalu menjadi tahi, bukan masuk hati. Sedangkan hatilah yang bisa menajiskan orang lewat perbuatan-perbuatan yang lahir dari aktivitasnya. Padahal makanan apapun jika dihasilkan dari segala perbuatan haram seperti mencuri, korupsi, dll, akan menciptakan “racun” bagi hati, meskipun ampasnya sama-sama masuk perut jadi tahi.

    Balas
    • staff mengatakan

      7 Agustus 2015 pada 6:41 am

      ~
      Nah, Sdr. Ata,

      Dari apa yang Anda sampaikan, bukankah Anda sendiri setuju bahwa pangkal segalanya bukanlah makanan melainkan perbuatan dosa yang melatarbelakangi dan bersumber dari hati yang jahat? Itulah yang Isa Al-Masih maksud dalam Injil Markus 7:18-19, 21-23. Periksalah hati, karena dari sanalah terpancar segala kejahatan manusia yang berpangkal dari dosa.

      Mari, renungkan dan koreksi diri. Sudahkah hati kita berkenan di hadapan Allah yang Maha Suci?
      ~
      Yuli

  12. usil mengatakan

    5 November 2015 pada 11:40 pm

    ~
    “Apakah Tuhan membuat kesalahan ketika menciptakan wanita? Bagaimana hal itu bisa terjadi? Jika Allah adalah pencipta yang sempurna, mengapa harus mengubah ciptaan-Nya? Manusia melakukan perubahan dalam banyak hal. Diantaranya melalui sunat bagi wanita”.

    Respon: Tanyakan juga pada diri kalian sendiri, apakah Tuhan juga salah dalam menciptakan diri-Nya sendiri sehingga Ia memiliki kemaluan tetapi tidak kawin dan menikah!

    Balas
    • staff mengatakan

      6 November 2015 pada 3:10 am

      ~
      Sdr. Usil,

      Apakah karena Anda mengakui kebenaran pertanyaan kami dan tidak dapat sedikitpun menyangkalnya, Anda mengalihkannya dengan pertanyaan lain yang tidak logis? Jika Tuhan memerlukan kawin-mawin, maka Ia bukan Tuhan, Saudaraku. Tentu Anda sangat setuju, bukan?

      Yesus, Sang Kalimatullah Pencipta semesta hadir ke dunia menjadi manusia bukan untuk kawin-mawin, melainkan untuk menyelamatkan umat tebusan-Nya: “sama seperti Anak Manusia [Yesus] datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).

      Mengapa Kalimatullah perlu menjadi manusia dan bagaimana arti penebusan yang mendatangkan keselamatan dapat kita pahami lewat artikel berikut: http://tinyurl.com/ck6ksct.
      ~
      Yuli

  13. greenpeace mengatakan

    14 April 2016 pada 4:50 am

    ~
    Jika semua orang najis, maka bayi juga dong. Lalu bagaimana hukumnya jika bayi belum beriman kepada Yesus itu mati. Malang betul dia masuk neraka padahal tidak tahu apa-apa.

    Tidak semua orang najis. Anak baru menanggung dosanya sendiri ketika ia mencapai akil balig (pubertas).

    Balas
    • staff mengatakan

      14 April 2016 pada 2:37 pm

      ~
      Sdr. Greenpeace,

      Benar yang sdr katakan bahwa bayi belum melakukan dosa. Tapi sdr juga harus ingat, bahwa dalam tubuh bayi tersebut sudah ada naluri untuk berdosa, bukan?

      Terlepas dari sejak kapan seseorang menanggung dosanya (menurut pemahaman sdr), yang pasti sejak kecil manusia sudah melanggar perintah Tuhan. Melanggar perintah Tuhan berarti berdosa. Itulah sebabnya pada artikel di atas dikatakan semua orang najis karena semua orang berdosa.

      “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Roma 3:23). Apapun yang kita lakukan atau pikirkan untuk melawan Tuhan, membuat kita najis. Hal-hal inilah yang memisahkan kita dari Allah.
      ~
      Saodah

  14. lukito mengatakan

    15 April 2017 pada 1:47 pm

    ~
    Yesus juga disunat, mengapa Anda ribut?

    “Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya” (Injil Lukas 2:21).

    “Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku” (Taurat, Kitab Kejadian 17:14).

    Balas
    • staff mengatakan

      19 April 2017 pada 1:06 pm

      ~
      Sdr. Lukito,

      Apakah Anda tidak mencermati isi artikel di atas? Bukankah yang dipersoalkan dari ajaran Islam dalam artikel tsb adalah sunat bagi wanita? Nah, bagaimana Anda menanggapi hal ini? Sesuaikah dengan kehendak Allah? BukankahTaurat yang juga diimani umat Muslim sebagai kitab Allah tidak pernah memerintahkan sunat bagi wanita? Lalu, mengapa pula Anda kaitkan dengan persoalan Yesus disunat? Apakah Yesus wanita?
      ~
      Yuli

  15. lukito mengatakan

    15 April 2017 pada 1:48 pm

    ~
    Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena Yesus tetap suci dari dosa. Namun, Yesus sendiri meminta ampun kepada Tuhan:
    “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Injil Matius 6:12).

    Balas
    • staff mengatakan

      19 April 2017 pada 1:17 pm

      ~
      Sdr. Lukito,

      Bacalah secara lengkap isi Injil Matius pasal 6 mulai ayat 5 s/d ayat 14, supaya Anda tidak salah tafsir. Dalam konteks bacaan tsb, Yesus sedang mengajarkan murid-murid-Nya bagaimana contoh isi doa yang benar kepada Bapa. Jadi bukan berarti Yesus meminta ampun atas kesalahan-Nya, sebab Ia Allah yang suci, sempurna tanpa dosa.

      Ibaratnya, jika Anda mengajari seorang balita untuk berbicara dengan mencontohkan kalimat sederhana seperti, “Ayah, minta kue”. Apakah dengan mengucapkan contoh kalimat seperti itu, berarti Anda yang sedang minta kue? Tidak, bukan?
      ~
      Yuli

  16. lukito mengatakan

    15 April 2017 pada 1:51 pm

    ~
    Yesus bukan Penebus dosa:
    Kitab Yehezkiel 18:20 “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”.

    Penyaliban itu rencana iblis, bukan rencana Tuhan:
    Injil Lukas 22:3 “Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu”.
    Injil Yohanes 13:2 “Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia”.

    Balas
    • staff mengatakan

      19 April 2017 pada 1:23 pm

      ~
      Sdr. Lukito,

      Silakan baca Kitab Nabi Yehezkiel 18:1-32. Bahwa Allah Maha Adil sehingga hukuman dosa ditimpakan kepada si pelaku dosa, bukan kepada anak-anaknya. Faktanya, setiap orang berdosa, bukan? Maka, setiap orang menanggung hukuman dosanya masing-masing.

      Ayat 4 menuliskan hukuman dosa adalah mati (maut), yaitu terpisah selamanya dari Allah (neraka). Maka jelas amal ibadah tidak bisa menggantikannya. Jadi, tidak ada satu orang pun yang selamat, bukan? Lalu, di mana Maha Penyayangnya Allah?

      Nah, bila berdasarkan ayat kitab Yehezkiel tsb Anda menyimpulkan Yesus bukan penanggung hukuman dosa manusia:

      1) Apakah Yesus anak Anda, saya, atau orang-orang berdosa di seluruh dunia ini sehingga ia tidak bisa menanggung hukuman dosa kita? Tidak, bukan? Yesus suci tanpa dosa, sebab Ia Allah Sang Firman yang berkenan menjelma menjadi manusia (Injil Yohanes 1:1-14).

      2) Bukankah manusia berdosa tidak bisa menanggung dosa orang lain karena ia harus menanggung dosanya sendiri? Maka prinsip ini tidak berlaku bagi orang yang tidak berdosa. Itu sebabnya Yesus bisa menanggung dosa kita. Karya Yesus inilah yang menjadi bukti Maha Penyayangnya Allah yang turun tangan menyelamatkan manusia berdosa.

      Seandainya penyaliban Yesus adalah rencana iblis, bagaimana Anda menjelaskan fakta bahwa Yesus sudah menubuatkan sendiri penyaliban-Nya (Injil Matius 26:2), bahkan tujuannya, yakni pengampunan dosa (Injil Matius 26:28)? Mungkinkah iblis menginginkan dosa manusia diampuni? Mustahil, bukan?
      ~
      Yuli

Baca komentar lainnya:

« 1 2

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Sejarah Hukum Memakai Hijab, Apakah Sebuah Keharusan?
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Ciri Wanita yang Allah “Memilih” dan “Memuliakan”
  • Dulu Hati Muslimah Terluka, Sekarang Penuh Cinta

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Cinta Allah Bagi Seorang Perempuan Muslim
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Khadijah Tidak Lagi Takut Kematian Setelah Mengikut Isa
  • Sejarah Hukum Memakai Hijab, Apakah Sebuah Keharusan?
  • Siti Maryam dan Siti Aminah: Dua Wanita Mulia

Artikel Yang Terhubung

  • Hukum Islam Tentang Perzinahan Dan Perkosaan
  • Islam Dan Kristen Tentang Perceraian Karena Tidak…
  • Pandangan Injil dan Al-Quran Tentang Wanita
  • Pernyataan Nabi Islam Tentang Wanita Pembawa Malapetaka
  • Adakah Islam Memandang Pria Dan Wanita Seimbang?

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Renungan Berkala Isa dan Kaum Wanita

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat Isa Dan Kaum Wanita setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Kaum Wanita

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Social Media


Facebook

Twitter

Instagram

YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa Islam Dan Kaum Wanita. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami