Wanita di negara Indonesia memegang peranan penting. Contohnya, terdapat delapan wanita yang menjabat sebagai menteri. Namun, Riset Value Champion (RVC) menuliskan Indonesia menempati urutan kedua se-Asia Pasifik sebagai negara kurang aman bagi wanita. Mengapa demikian?
Hasil Riset Tentang Keamanan Wanita di Negara Muslim
Riset ini menemukan bahwa hukum perlindungan wanita di Indonesia kurang tegas. Ditambah dengan survei yang menyimpulkan bahwa kekerasan seksual pada wanita sangat mengkhawatirkan. Untuk itu, para aktivis HAM mendorong DPR segera mengesahkan hukum tentang perlindungan wanita.
Ajaran Islam tentang Keamanan Wanita di Negara Muslim
Ketidaksetaraan gender menjadi alasan utamanya. Alasan lainnya adalah konsep kultural dan agama.
Contohnya, adalah pria lebih mendominasi atau patriakhal. Dalil-dalil dalam Al-Quran dan Sunah menunjukkan, seorang wanita dilarang menduduki kepemimpinan umum, seperti khalifah, kementrian, kehakiman dan semacamnnya.
Saat puteri Kisra menduduki tampuk kekuasaan, Nabi Islam mengatakan, “Suatu kaum tidak akan beruntung, urusan mereka serahkan kepada wanita” (HR. Bukhari).
Memang, umat Islam di Indonesia sering mengklaim kedudukan pria dan wanita adalah sama di mata Allah. Kedudukan yang sama. Namun banyak orang masih bertanya mengapa wanita tidak boleh menduduki posisi pemimpin? Bagaimana tanggapan Anda? Silakan hubungi kami untuk mendiskusikan hal ini.
Menciptakan Keamanan untuk Wanita
Bagaimana menciptakan keamanan wanita di negara Muslim? Kita bisa meneladani cara Nabi Isa, nabi yang umat Islam hargai, bila menentukan bagaimana menghormati wanita. Bagaimana sikap Isa Al-Masih terhadap wanita?
1. Wanita Samaria. Kitab Injil Yohanes 4 menuliskan bahwa Isa Al-Masih meminta air dari seorang wanita Samaria di sumur. Bangsa Samaria dianggap bangsa kelas kedua oleh Yahudi.
Ditambah lagi dengan status wanita yang telah berganti suami beberapa kali. Wanita ini pasti dipandang tidak baik di masyarakat.
Namun, Isa tetap mengabarkan keselamatan kepadanya. Ini karena Isa mengasihi seluruh umat, baik pria maupun wanita yang sama berharganya di mata Allah. Isa juga menyatakan diri-Nya sebagai Juruselamat. Ia menebus setiap jiwa dari perbudakan dosa, termasuk Anda. Apakah Anda bersedia? Silakan kirimkan email kepada staff kami.
2. Wanita yang berzinah. Kitab Injil Yohanes 7:53-8:11 menuliskan bahwa seorang wanita tertangkap basah sedang berzinah. Tetapi, mengapa wanita ini ditangkap dan dihakimi seorang diri?
Seharusnya ada pria yang sedang bersama dengan dia, bukan? Para pengajar Farisi ingin Isa Al-Masih merajam wanita tersebut. Rajam adalah hukuman mati dengan cara melempari orang yang bersalah sampai mati.
Isa berkata kepada mereka semua. “Siapa yang tidak berdosa boleh melempar batu terlebih dahulu.”
Alhasil, semua orang pergi meninggalkan Isa dan wanita tersebut. Isa tidak menghukum wanita ini dan mengampuni dosanya. Isa memerintahkan wanita ini untuk bertobat dan tidak berbuat dosa lagi.
Kehidupan Wanita Menjadi Lebih Berarti
Isa Al-Masih melindungi kedua wanita ini karena Isa mengasihi mereka. Bukan hanya kepada kedua wanita ini. Tetapi kepada semua umat manusia melalui pengorbanan-Nya.
Hal ini Isa lakukan karena Ia sungguh mengasihi Anda. Jadi, kehidupan Anda dapat lebih berarti. Maukah kehidupan ini? Silakan hubungi kami.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, apakah Indonesia merupakan negara yang aman bagi wanita? Jelaskan alasanya!
- Menurut Saudara, bagaimana nilai dan derajat wanita jika dibandingkan dengan pria?
- Bagaimana menurut Saudara tentang sikap Isa Al-Masih terhadap kedua wanita yang diceritakan di atas?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Seham, Wanita Muslim Timur Tengah, Menerima Isa Al-Masih?
- Padina, Wanita Muslim Iran, Menemukan Keselamatan Saat Ingin Bunuh Diri
- Wanita Muslim Menerima Isa Al-Masih Karena Takut Mati
- Isa, Orang Beragama dan Rasa Malu
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Dalam agama Kristen, kedudukan pria juga lebih tinggi di atas wanita: “Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” (Surat Efesus 5:23-24). Wanita Kristen juga harus diam di rumah saja, tidak boleh mengajar dan memerintah pria: “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri” (Surat 1 Timotius 2:12).
Sebelum mempermasalahkan agama Islam, periksalah dahulu agamamu, wahai orang-orang kafir calon penghuni neraka.
~
Sdr. Bileam bin Beor,
Bila kedudukan wanita dalam ajaran Kristen lebih rendah daripada pria, bagaimana Anda menjelaskan firman Allah, sumber ajaran Kristen yang terdapat dalam Alkitab berikut: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia [yakni perempuan]“ (Taurat, Kitab Kejadian 2:18)? Ayat dalam Surat Efesus 5:23-24 tidak sedang menyatakan superioritas pria. Melainkan bagaimana seharusnya sikap yang baik dalam rumahtangga agar berjalan harmonis. Mustahil satu kapal dua nahkoda, bukan? Maka sepatutnyalah suami sebagai kepala rumahtangga bertanggungjawab mengasihi dan merawat anggota keluarganya (yakni istri dan anak) seperti halnya Kristus (Isa Al-Masih) mengasihi, merawat, dan menyelamatkan jemaat-Nya (ayat 25-28). Maka istri selaku anggota keluarga perlu tunduk dalam penghormatan dan kasih kepada suaminya, sang kepala rumahtangga.
Mengenai Surat 1 Timotius 2:12, Anda perlu mempelajari latar belakang jemaat kepada siapa Rasul Paulus berpesan. Pengajaran sesat yang waktu itu mempengaruhi beberapa jemaat wanita perlu dicegah penyebarannya dengan cara tidak memperbolehkan wanita-wanita tsb menjadi pengajar dalam jemaat. Maka jelas pesan dalam ayat tsb bersifat kasuistik, tidak berlaku universal, bukan?
Nah, bagaimana dengan ajaran agama Anda? Dapatkah Anda jelaskan, mengapa sehubungan dengan kepemimpinan wanita, nabi Anda menyatakan: “Suatu kaum tidak akan beruntung, urusan mereka serahkan kepada wanita” (HR. Bukhari)? Apakah kedudukan dan nilai wanita dalam Islam tidak sepadan dengan pria?
~
Yuli
~
Bileam,
Tentu suami dalam Isa walaupun sebagai kepala rumah tangga wajib mengasihi istri. Beda jika suami Islam terhadap istrinya. Istri berhak dipukuli, apapun yang dilakukan istri jika suami sedang birahi tinggi harus didahulukan (Jami` at-Tirmidhi, 1160). Juga istri seperti tempat suami bercocok tanam di ladang (Sunan Ibn Majah, V3, B9, No. 1925).
Karena wanita kurang akalnya maka kesaksian dua wanita setara dengan satu pria. Hal ini menunjukan bahwa istri dapat diperlakukan sesuka suami. Tetapi itu kodrat istri Islam harus menerima kenyataan. Jika tidak maka ia masuk neraka sementara suaminya tidak ridho kepada istrinya (Sunan Ibn Majah, V, B9, No. 1854).
~
Kiranya Sdr. Bileam bersedia mempelajari isi hadits-hadits sebagaimana Sdr. Park kutip untuk mempertimbangkan lebih jauh mengenai kedudukan pria – wanita dalam Islam. Apakah hal ini sejalan dengan karakter Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Adil terhadap seluruh umat ciptaan-Nya, tidak terkecuali kaum wanita? Bagaimana Sdr. Bileam menanggapi isi hadits-hadits tsb?
~
Yuli
~
Berisik. Dikira bisa mengkristenisasi orang-orang yang membacanya dengan argumen-argumen Anda yang lemah seperti itu? Mengapa? Mereka kehilangan eksitensi Anda dengan pertumbuhan agama Islam yang sedemikian hebat? Jadi merasa perlu menghina dan membawa ajaran Islam dengan cara mendistorsi ajarannya dan mem-framing-nya? Silakan, hiduplah dengan berdebat. Debat terus sampai Anda puas wahai orang-orang kafir laknatullah. Teruslah berputar-putar dalam kesesatan.
~
Sdr. Ihsan,
Mari berpikir secara objektif dengan mencermati fakta yang ada. Menurut Anda, bagaimana agama Anda memandang kedudukan pria dan wanita? Apakah setara? Bagaimana dengan pernyataan nabi Anda: “Suatu kaum tidak akan beruntung, urusan mereka serahkan kepada wanita” (HR. Bukhari), bagaimana Anda memaknainya?
Juga, bagaimana kesan Anda terhadap sikap Isa Al-Masih pada kedua wanita yang diceritakan di atas? Apakah sikap Isa layak diteladani, menurut Anda? Mengapa?
~
Yuli