Saya merasa terjadi banyak ketidak-adilan kedudukan wanita dalam Islam!
Apakah Anda merasakan hal yang sama?
Saya pribadi telah mengalami secara langsung. Dan juga melihat akibatnya pada ibu saya.
Saya adalah Muslimah di Timur Tengah. Saya tinggal di negara yang menerapkan syariat dengan ketat.
Sebagai wanita, saya mencari ketenangan batin. Bagaimana petunjuk Allah mengenai kedudukan wanita dalam Islam? Mari simak kisah hidup saya.
Benarkah Wanita Lebih Rendah Daripada Pria?
Saya berasal dari keluarga yang taat agama. Di salah satu negara Timur Tengah.
Awalnya ayah mengasihi ibu. Namun saat ibu melahirkan anak perempuan, ayah sangat marah. Ia menjadi benci kepada ibu dan saya.
Saya tidak mengerti mengapa salah untuk memiliki anak perempuan. Bahkan saya melihat ibu harus meminta maaf kepada ayah karena melahirkan saya.
Setelah remaja, baru saya mengetahui alasannya. Karena rupanya kedudukan wanita dalam Islam lebih rendah dari pria (Qs 2:228).
Hadits Shahih menyatakan wanita kurang akal dan agama. Sehingga kebanyakan penghuni neraka adalah wanita (Hadits Muslim No.114).
Kaum wanita juga penuh kebengkokan. Sehingga para pria perlu memimpinnya.
“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya . . . kamu dapat bermesraan namun padanya terdapat kebengkokan” (Hadits Bukhari No.4786).
Wanita juga dianggap sumber kesialan. “Kalau ada kesialan pada sesuatu, maka ada pada wanita, kuda dan tempat tinggal” (Hadits Bukhari No.2647). Bahkan sebagai salah satu sumber utama kerusakan (Shahih Muslim 2740).
Saya terkejut dengan berbagai pandangan ini. Namun menjadi jelas mengapa ayah sangat membenci saya. Karena wanita mendapat anggapan memiliki derajat lebih rendah.
Bagaimana Suami Memperlakukan Istri?
Di dalam keluarga, ayah memperlakukan ibu dengan sangat buruk. Pertama ia kawin lagi. Ia mengambil beberapa istri baru. Tujuannya untuk mendapat anak laki-laki.
Selanjutnya ayah tidak segan memukul. Baik kepada ibu maupun kepada istri lainnya.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum Wanita . . . maka nasihatilah mereka . . . dan pukullah mereka” (Qs 4:34).
Ada tuntutan besar untuk istri melayani suami dengan baik. Sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.
“saya akan memerintahkan seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya . . . seandainya seorang suami memiliki luka dari ujung kaki hingga ujung kepala [penuh kotoran] . . . kemudian sang istri menciumnya hingga menjilatinya, maka hal itu belum memenuhi seluruh haknya kepadanya” (Hadits Ahmad No.12153).
Bahkan ayah sering berlaku kasar dalam hal berhubungan intim. Ayah merasa boleh mendatangi para istri kapanpun dia mau (Hadits Tirmidzi 1080). Dan tidak ada yang boleh menolaknya.
“Jika seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu ia enggan untuk memenuhi ajakan suaminya, maka ia akan dilaknat Malaikat hingga pagi” (Hadits Bukhari 4794).
Karena semua inilah ibu saya sangat menderita. Saat meminta cerai, iapun tidak mendapat izin. Bahkan mendapat ancaman masuk neraka. Karena meminta cerai tanpa alasan yang benar. (Hadits Sunan Ibnu Majah No. 2045).
Akhirnya ibu saya bunuh diri. Ia tidak kuat mendapat perlakuan buruk dari ayah.
Bagaimana Kedudukan Wanita dalam Sosial Masyarakat?
Secara sosial keadaan wanita di negara saya juga sangat tertekan. Ada berbagai peraturan yang menyudutkan wanita.
Misalnya anggapan tugas utama wanita adalah melahirkan anak. Sehingga pendidikan bukanlah prioritas utama (Qs 2:233).
Namun sehubungan dengan hal ini, proses fisik alami wanita mendapat anggapan negatif. Ada ayat menyatakan haid adalah kotoran (Qs 2:222).
Selanjutnya wanita mendapat jatah warisan yang berbeda. Jauh lebih kecil daripada pria (Qs 4:11-12).
Penampilan wanita pun sangat mendapat tekanan. Pandangan agama menyatakan “wanita adalah aurat” (Hadits Tirmidzi No.1093). Sehingga ada peraturan ketat untuk berpakaian tertutup seluruh tubuh.
Dengan pandangan ini, ada banyak kejahatan terhadap kaum wanita yang “dibiarkan.” Dengan alasan wanitanya yang salah berpakaian terbuka.
Lebih lanjut banyak anggapan bahwa wanita adalah upah ibadah. Sehingga ada begitu banyak Hadits yang menyatakan kesenangan penduduk surga adalah dengan para bidadari wanita.
Saya menjadi tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Juga karena trauma melihat nasib ibu. Sehingga saya memutuskan untuk pergi ke negara lain.
Sungguh Situasi yang Sangat Berbeda
Saat hendak kuliah, saya meminta ayah mengizinkan saya ke negara Barat. Awalnya ia tidak setuju. Karena menurutnya penuh orang kafir dan biaya mahal. Namun karena ayah juga ingin menyingkirkan saya, akhirnya ia mengizinkan.
Di negara Barat terbukalah mata saya. Mereka tidak menjalankan hukum syariat, namun mengapa kedudukan wanita sangat terhormat?
Misalnya seorang ayah tidak bisa seenaknya memukul istri dan anak. Ada hukum yang melindungi. Juga pembagian warisan tidak ditentukan karena jenis kelamin.
Hukum melindungi wanita dari berbagai kejahatan. Dan wanita tidak dipersalahkan karena pakaiannya.
Semua hal ini sangat berbeda dari keadaan negara asal saya. Membuat saya rindu mencari apa panduan terbaik untuk kehidupan ini.
Syariat Terbaik: Hukum Kasih!
Di kampus saya berkenalan dengan beberapa teman. Mereka yang mengajak saya ke gereja.
Awalnya saya sangat ragu. Namun akhirnya mau ikut. Karena ingin tahu apa saja ajaran mereka.
Saya menemukan syariat utama pengikut Isa adalah hukum kasih. Hal ini menjadi landasan kehidupan.
Saya terkejut karena berbanding terbalik dengan semua pengalaman saya sebelumnya. Contohnya saat membaca Injil, saya tidak menemukan ajaran kekerasan. Melainkan mengajarkan kasih.
Bahwa Allah sama mengasihi pria maupun wanita. “Dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan . . . dan segala sesuatu berasal dari Allah” (Injil, Surat 1 Korintus 11:11-12)
Dan dalam hukum kasih, kedudukan wanita sangat terlindung. Bahkan pria tidak boleh memandang dengan tidak sopan.
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku [Isa Al-Masih] berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Matius 5:27-28).
Hukum ini tentu saja berlaku juga dalam keluarga. “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu” (Injil, Surat Kolose 3:19,21).
Semua hal ini membuat saya sadar. Bahwa syariat terbaik bagi manusia adalah hukum kasih. Semua pertanyaan kedudukan wanita dalam Islam terpenuhi dalam kasih Allah.
Menerima Kasih Allah dengan Mengimani Isa Al-Masih
Teman-teman saya membimbing dengan sabar. Mereka mengajarkan bahwa kita bisa menerima kasih Allah. Caranya dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Karena Isa adalah perwujudan kasih Allah. Sehingga melalui-Nya kita bisa beroleh selamat. Yaitu pengampunan Allah dan jaminan surga.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk [keselamatan, surga] sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku [Isa Al-Masih] . . .” (Injil, Yohanes 15:13).
Saat saya mengimani Isa, saya mendapatkan ketenangan batin sejati. Kasih Allah memenuhi hati saya dengan cara yang sulit saya gambarkan. Inilah hal yang selama ini saya rindukan.
Maukah Anda mengalami kasih Allah? Dan mendapatkan bimbingan hukum kasih untuk kehidupan? Mari mengimani Isa Al-Masih.
Jika Anda sudah siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, klik disini.
Bila Anda ingin mendalami Isa dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, klik link ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Muslimah Menemukan Kasih Allah Saat Merasa Tidak Dicintai
- Bolehkah Suami Muslim Memukul Istri?
- Apakah Syariah Islam Pantas Diterapkan Di Semua Masyarakat?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa banyak ayat dalam Al-Quran dan Hadits yang menyatakan kedudukan wanita dalam Islam lebih rendah dari pria?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai berbagai ayat mengenai perlakukan suami terhadap istri?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai hukum kasih Isa Al-Masih bagi manusia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718