Melalui artikel ini, kita akan belajar apakah dapat dibenarkan wanita haid dilarang sholat? Saya bangga diciptakan sebagai wanita! Wanita diciptakan Tuhan dengan segala kelebihan. Tuhan memberikan kesempatan kepada wanita untuk melahirkan anak. Inilah anugerah besar yang dipercayakan Tuhan bagi wanita.
Namun, suatu hari teman saya wanita mengeluh kepada saya. Mengapa Tuhan membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
Wanita Haid Dilarang Sholat
Apakah sumber dari permasalahan di atas? Satu Hadist Muhammad berbunyi, “Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haidh itu berwarna hitam dan dikenali. Bila yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat.”
Hadist di atas memberi paham: Wanita yang dalam masa haid tidak diperkenankan datang kepada Allah melalui sholat. Sholat bertujuan menyembah Allah, bukan? Dalam pandangan Muhammad, darah yang keluar adalah darah yang kotor. Akibatnya wanita dalam masa haid tidak layak datang kepada Allah yang suci.
Setidaknya tujuh hari dalam sebulan wanita mengalami masa haid. Jika mengacu pada hadist, berarti dalam seminggu wanita haid tidak dapat datang untuk menyembah Allah. Bagaimana dengan wanita yang mengalami siklus haid yang panjang?
Allah Tidak Membedakan Pria dan Wanita
Allah mengetahui segala yang diciptakan-Nya. Allah menciptakan pria dan wanita dengan kelebihan masing-masing. Dalam Kitab Allah tertulis, “Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu [Adam]. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki” (Taurat, Kitab Kejadian 2:22-23).
Demikianlah Kitab Suci mengatakan bahwa Allah tidak membedakan pria dan wanita. Bahkan wanita diciptakan dari tulang rusuk pria. Hal ini menunjukkan kedekatan antara pria dan wanita.
Isa Al-Masih Mengasihi Wanita yang Pendarahan
Dalam Kitab Suci Injil dituliskan bagaimana seorang wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun, datang menghampiri Isa Al-Masih. Hukum dan tradisi Yahudi masa itu melarang seorang wanita yang pendarahan bertemu dengan orang lain. Dia harus diasingkan hingga pendarahan itu berhenti.
Namun wanita itu tidak lagi menghiraukan hukum dan tradisi yang ada. Dia hanya percaya akan imannya pada kuasa Isa Al-Masih yang dapat menyembuhkannya. Dan tidak ada yang dapat menghalangi imannya untuk datang kepada Isa Al-Masih.
Dengan belas kasih yang dimiliki-Nya, Isa Al-Masih menyembuhkan wanita tersebut saat itu juga. “Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 9:22).
Isa Al-Masih tidak mengusir wanita yang sedang pendarahan itu, walau orang lain memandang dia sebagai wanita kotor yang harus dijauhi. Hal itu dilakukan Isa, karena Dia memandang pria dan wanita sama berharga. Mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk mengalami kuasa dari mujizat-Nya. Isa tidak melarang wanita haid untuk datang menyembah Allah, maka tidak benar jika wanita haid dilarang sholat.
Isa Datang Membebaskan Belenggu Hukum
Belenggu yang menghalangi wanita datang kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa. Dosa telah menjauhkan pria dan wanita dari kemuliaan Allah, dari kesempatan untuk mendapatkan ridho dari Allah.
Seorang wanita [dan pria] yang akan datang pada Allah, perlu menyadari bahwa dirinya orang berdosa. Bukan pada apakah dia sedang dalam masa haid atau tidak. Inilah yang dikatakan Isa Al-Masih kepada seorang wanita berdosa, yang beriman kepada-Nya. “Lalu Ia [Isa Al-Masih] berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Injil, Rasul Lukas 7:48; 50).
Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar. Manusia selalu berfokus pada yang kelihatan tetapi Tuhan fokus pada hati.“…..Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”(Kitab, Nabi 1 Samuel 16:7).
Apakah saudara merasa kotor dan tidak layak beribadah pada Allah? Datanglah kepada Isa Al-Masih,
Dia akan membersihkanmu dari dosa yang membuatmu kotor di hadapan Allah. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Kitab, Nabi Yesaya 1:18).
Beberapa Pertanyaan Untuk Komentar:
Staff IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kami minta agar komentar hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Mengapa Al-Quran memandang wanita lebih rendah dibanding pria?
- Bagaimana Isa Al-Masih memperlakukan perempuan dalam masa haid, dibandingkan dengan cara ia diperlakukan nabi Islam?
- Apakah yang menghalangi seseorang dapat beribadah kepada Allah?
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Wanita Haid Dilarang Sholat”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Sungguh ironi saudara kita, yang katanya membenci kaum Yahudi (Israel) ternyata meskipun benci ajaran kaum tersebut tetap dipakai saudara kita itu (haid najis Yahudi, Israel).
~
Saudara Hudono Mulyana,
Memang seharusnya kita tidak membenci sesama kita. Tetapi saling mengasihi.
Menurut perkataan Muhammad berbunyi, “Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haid itu berwarna hitam dan dikenali. Bila yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat”.
Dikatakan bahwa yang sedang haid tidak boleh sholat.
Namun Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar/fisik. Manusia selalu berfokus pada yang kelihatan tetapi Tuhan fokus pada hati.“…..Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”(Kitab, Nabi 1 Samuel 16:7).
~
DA
*
Islam memuliakan wanita, sorga di bawah telapak kaki ibu. Larangan itu karena fisik wanita haid yang sedang dalam kondisi lemah, sepanjang sudah ada niat, tetap dapat pahalanya. Beda dengan wanita haid dilarang masuk rumah dalam Imamat, karena wanitanya yang kafir sebut sebagai najis, bukan cuma darah haidnya.
~
Saudara Nono,
Apakah menurut Saudara Nano pengertian dari sorga di bawah telapak kaki ibu? Saudara Nono menurut kutipan hadis di atas tidak boleh sholat karena darah haid, bukan karena kondisi lemah.
Yang menghalangi wanita datang kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa.
Inilah yang dikatakan Isa Al-Masih kepada seorang wanita haid berkepanjangan, yang beriman kepada-Nya. “Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 9:22).
Isa Al-Masih tidak mengusir wanita yang sedang pendarahan itu. Justru Dia menyembuhkan dan menyelamatkan wanita itu.
~
DA
*
Sebelumnya terima kasih telah diperbolehkan untuk berkomentar
Saya ingin memberitahukan bahwa dalam Islam, menyembah Allah itu tidak hanya dengan sholat. Masih banyak amalan dalam Islam yang bisa dikerjakan, yaitu : dzikir, bersedekah, mengulang hafalan Al-Quran. Dalam arti di sini adalah wanita yang sedang haid. Jika memang tidak bisa sholat, masih bisa datang pada Allah dengan cara-cara tersebut, tidak hanya serta-merta datang ke masjid dan sholat. Tapi memang amalan yang paling utama adalah sholat.
Semoga bermanfaat.
~
Saudara Nanana,
Terima kasih atas penjelasan Saudara Nanana.
Pertanyaan kami: Amalan yang Saudara Nanana sebutkan juga termasuk menyembah Allah dan boleh dilakukan saat haid, tapi mengapa sholat tidak boleh?
Kalau kami lihat dari penjelasan saudara Nanana yang tidak boleh adalah datang ke masjid dan sholat, benarkah?
Namun, Isa Al-Masih tidak melarang wanita yang haid datang kepada-Nya. Inilah yang dikatakan Isa Al-Masih kepada seorang wanita haid berkepanjangan, yang beriman kepada-Nya.
“Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 9:22).
Isa Al-Masih memberi kesempatan yang sama bagi pria dan wanita untuk mengalami kuasa dari mujizat-Nya.
~
DA
*
Saya akan coba menjawab 3 pertanyaan penulis dalam 1 rangkaian jawaban di bawah ini:
Secara fitrah, antara pria dan wanita memang memiliki perbedaan, dari segi fisik, emosional, dan pola pikir. Di anjurankan nikah senantiasa agar pria dan wanita bisa saling melengkapi dalam hidup ini.
Apa bisa lebih spesifik, dalam hal apa ajaran Islam merendahkan wanita?
Orang yang sedang haid hanya dilarang untuk melakukan sholat dan membaca Al-Quran. Sementara untuk amalan-amalan lain, tetap diperbolehkan seperti bersedekah, berdzikir, dan masih banyak lagi.
~
Saudara Muhammad Yusri,
Terima kasih atas jawaban Saudara Muhammad yang sudah menanggapi artikel di atas. Maaf kami menghapus komentar Saudara Muhammad yang tidak berkaitan dengan topik di atas.
Memang di hadapan Allah, pria dan wanita seimbang. Jadi, pria tidak lebih tinggi atau lebih berharga daripada wanita. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”(Kitab Taurat, Kejadian 1:27).
Seperti topik di atas. Mengapa Muhammad membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
Isa Al-Masih tidak mengusir wanita yang sedang pendarahan itu, walau orang lain memandang dia sebagai wanita kotor yang harus dijauhi. Isa Al-Masih justru memberi kesempatan untuk boleh mengalami kuasa dari mujizat-Nya.
~
DA
*
Lelehan di Imamat 15 lebih banyak disebut sebagai penyakit sifilis. Kalau soal haid atau pendarahan, Yesus sendiri menyembuhkan seorang wanita yang pendarahan 12 tahun hanya dengan menyentuh jumbai jubah-Nya.
~
Saudara Kicky,
Terima kasih atas komentar Saudara Kicky. Maaf kami menghapus salah satu komentar Saudara Kicky karena tidak sesuai dengan topik yang dibahas.
Saudara Kicky benar, Isa Al-Masih tidak mengusir wanita yang sedang pendarahan itu, walau orang lain memandang dia sebagai wanita kotor yang harus dijauhi. Wanita tersebut hanya percaya akan imannya pada kuasa Isa Al-Masih yang dapat menyembuhkannya. Isa Al-Masih pun menyembuhkannya.
Jadi, bagaimanapun kondisi kita datanglah kepada Isa Al-Masih dengan kerendahan hati. Dia akan membersihkan kita dari dosa.
~
DA
~
Staff IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kami minta agar komentar hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Mengapa Al-Quran memandang wanita lebih rendah dibanding pria?
2. Mengapa wanita Muslim yang haid dilarang beribadah? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
3. Apakah yang menghalangi seseorang dapat beribadah kepada Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: .
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
Terima kasih.
~
DA
*
Dalam Islam sholat itu wajib. Tetapi pada kaum wanita yang sedang mengalami haid itu tidak diperbolehkan karena darah yang keluar adalah darah kotor dan itu hadas besar. Dan suci dari hadas dan nifas adalah salah satu syarat wajib sholat!
Beribadah itu bukan hanya sholat saja! Amalan itu banyak seperti berbuat kebajikan, hormat pada orang tua, dzikir, dan lain-lain. Jadi, atas dasar apa ya saudara membeda-bedakan? Bukankah secara tidak langsung saudara tidak menyukai agama Islam? Tolong jawab dengan alasan logis.
~
Saudara Nifa,
Isa Al-Masih mengajarkan kami untuk saling mengasihi sesama manusia. “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:29). Demikian kami sangat mengasihi umat Islam. Kami juga hidup berdampingan dengan baik.
Seperti dari uraian artikel di atas, Muhammad membedakan wanita dan pria ketika bersholat. Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
Bagaimana dengan hati yang kotor apakah seseorang dapat sholat?
Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar. Jadi seseorang [wanita dan pria] yang akan datang pada Allah, perlu menyadari bahwa dirinya orang berdosa.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).
Demikian yang dialami seorang wanita berdosa, yang beriman kepada Isa Al-Masih. “Lalu Ia [Isa Al-Masih] berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Injil, Rasul Lukas 7:48; 50).
~
DA
*
Kasihan sekali sampai begitu memikirkan kelemahan Islam. Sayangnya terlalu lemah artikel di atas dipatahkan. Kami hamba Allah sangat mengerti tentang agama kami, kami berpegang dengan Al-Quran. Justru itu kami diajari untuk berperilaku bersih.
Kalian apakah tidak punya dalil tentang kebersihan? Sungguh mulia Allah yang menurunkan Al-Quran. Kami beribadah bisa dengan berbaring, bukan hanya sholat dan mengaji, beribadah tergantung dengan individu masing-masing.
~
Saudara Nina Anisa,
Kami yakin Saudara Nina sangat mengerti agama saudara.
Lalu apakah menurut Saudara Nina artikel di atas salah? Bukankah dalam hadis yang dikutip pada artikel di atas menyatakan bahwa wanita yang dalam masa haid tidak diperkenankan datang kepada Allah melalui sholat. Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
Memang kebersihan fisik penting. Namun, Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar. Jadi yang menghalangi wanita datang kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa.
Bila Saudara Nina ingin membahas tentang Al-Quran silakan bergabung di situs kami ini: http://www.isadanislam.org, terima kasih.
~
DA
*
Sebabnya ada tertulis di Kitab anda:
“Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam. Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga. Setiap orang yang kena kepada tempat tidur perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam” (Taurat, Kitab Imamat 15:19-21).
Adakah anda tidak mempercayainya?
Kitab anda sendiri anda tidak faham. Bagaimana anda boleh berkata memahami Islam?
~
Saudara Hajar,
Terima kasih atas kutipan ayat Firman Tuhan di atas. Maaf kami menghapus komentar saudara. Kiranya dalam memberi komentar dapat melihat pedoman di atas kolom komentar ini.
Kiranya dapat dilanjutkan lagi membacanya sampai ayat 33. Perhatikan ayat ke 30, di sana dikatakan diperlukan korban untuk penghapusan dosa. Tetapi korban itu bukan untuk selamanya.
Mari perhatikan firman Allah melalui nabi Yahya, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Ia sebagai korban yang agung, berlaku sekali untuk selama-lamanya, “Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;” (Injil, Surat 1 Petrus 3:18).
Melalui pengorbanan Kalimat Allah, seseorang yang “percaya” sudah diperdamaikan dengan Allah. Sehingga kita dapat datang kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun. Maka yang perlu dilakukan adalah menyadari bahwa dirinya orang berdosa.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).
~
DA
*
Bila anda ingin bertemu dengan atasan anda, bagaimana bila di tubuh anda terdapat noda. Anda biarkan terlihat atau anda tutupi? Apakah anda ingin terlihat rapi? Bila anda ingin terlihat rapi berarti anda lebih menghargai atasan anda ketimbang Tuhan, benarkan? Karena bertemu Tuhan dalam keadaan kotor bolehkan?
~
Saudara Shandy,
Kami ingatkan kembali dalam memberi komentar perhatikan pedomannya di atas kolom komentar ini. Jadi maaf kami terpaksa harus menghapus beberapa komentar Saudara Shandy.
Tapi jangan kuatir bila Saudara Shandy ingin membahas diluar topik di atas silakan bergabung di situs kami ini http://www.isadanislam.org. Di sana Saudara Shandy dapat membahas Alkitab, Al-Quran, dan mengenal pribadi Isa Al-Masih lebih dalam. Atau dapat mengemail kami di .
Saudara Shandy, datang menghadap Tuhan dalam keadaan tubuh dan pakaian bersih memanglah tidak salah. Bukankah saat ini seseorang yang haid dapat melakukan hal itu? Maaf, pasti seseorang yang haid tidak akan membiarkan darahnya berceceran atau mengenai bajunya, bukan?
Jadi, mengapa wanita saat haid tidak boleh menghadap Tuhan melalui sholat? Tetapi apakah itu lebih penting dibandingkan kebersihan hati?
Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar.
“ . . . Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”(Kitab, 1 Nabi Samuel 16:7).
~
DA
*
Coba anda jelaskan mengenai ayat bahwa kaum pria lebih tinggi derajatnya dari pada wanita?
Yang saya tahu, yang di lihat Tuhan adalah orang yang beriman. Islam telah memuliakan wanita bahwa di kakinya ada sorga.
Mengenai datang bulan. Sholat itu harus bersih disempurnakan dengan wudhu. Ketika sholat dan lagi pendarahan, dengan mengeluarkan banyak cairan kewanitaan.
Contohnya: Ketika ia sholat berjamaah dengan mengeluarkan banyak cairan. Apakah dia tidak di sorot sama semua orang? Kalau jaman sekarang enak banyak bantal. Itulah yang termasuk kasih sayang Allah kepada kaumnya.
~
Saudara Islamku,
Satu Hadist Muhammad berbunyi, “Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haid itu berwarna hitam dan dikenali. Bila yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat”.
Memberitahukan ketika haid wanita dilarang sholat. Menurut Saudara, mengapa Tuhan membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
Namun, bila membaca pernyataan saudara: ”Kalau jaman sekarang enak banyak bantal”. Artinya bila pada zaman nabi saudara ada bantal, tentu tidak akan ada larangan bagi wanita haid untuk sholat, begitukah?
~
DA
*
Mengapa agama Kristiani mengajar anda mengubah ayat dan tulisan saya? Mengapa anda hapus sebagian tulisan saya? Agama anda mengajar anda menjadi tidak jujur?
Di sini bercerita mengenai kewajiban pakai tudung. Mengapa anda pusing dengan cerita dosa-dosa? Inikah ajaran agama anda? Nabi kami nabi Isa tidak mengajarkan perkara ini kepada kami orang-orang Islam.
Di situ arahannya mengorbankan burung. Tetapi ayat yang anda tulis korban nabi Isa. Adakah Tuhan anda lupa arahan sebelumnya yang menghendaki korban burung? Atau tangan manusia yang telah menukarkan arahannya?
Maksud perkataan Islam penyerahan diri kepada kehendak Allah dan ketaatan kepada undang-undang-Nya.
~
Saudara Hajar,
Kami tidak mengubah ayat, itu intinya sama. Yang saudara kutip adalah Alkitab dengan Bahasa Indonesia Sehari-hari. Karena ayat Alkitab yang dikutip sering menggunakan yang Terjemahan Baru, maka kamipun kutip tersebut.
Saudara Hajar, supaya komentar saudara tidak dihapus silakan memberi komentar sesuai dengan peraturan yang ada.
Topik di atas membahas tentang wanita yang haid dilarang bersholat. Menurut Saudara Hajar mengapa Tuhan membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?
Saudara Hajar, yang menghalangi wanita datang kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa. Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia.
Demikian firman Allah mengatakan: “. . . Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab, 1 Nabi Samuel 16:7).
Mengenai korban silakan baca penjelasannya di url ini: http://tinyurl.com/ck6ksct
~
DA
~
Staff IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kami minta agar komentar hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Mengapa Al-Quran memandang wanita lebih rendah dibanding pria?
2. Bagaimana Isa Al-Masih memperlakukan perempuan dalam masa haid, dibandingkan dengan cara ia diperlakukan nabi Islam?
3. Apakah yang menghalangi seseorang dapat beribadah kepada Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: .
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
Terima kasih.
~
DA
*
Saudara staff,
Tulisan anda mengatakan: “Kami tidak mengubah ayat, itu intinya sama. Yang saudara kutip adalah Alkitab dengan Bahasa Indonesia Sehari-hari. Karena ayat Alkitab yang dikutip sering menggunakan yang Terjemahan Baru, maka kamipun kutip tersebut.”
Inilah bukti ayat-ayat di dalam kitab anda telah berubah, sehingga akan maksudnya terpaksa di tulis semula.
Inilah kehebatan Al-Quran. Hanya mempunyai satu bahasa di dunia berbahasa Arab dan bahasanya tidak berubah sejak 1400 tahun yang lalu. Kami tiada mempunyai masalah seperti kitab anda yang perlu diubah mengikut zaman.
~
Saudara Hajar,
Alkitab dengan bahasa asli tidak pernah diubah. Memang ada banyak terjemahan Alkitab. Demikian juga dengan Al-Quran bukan?
Sebagai contoh pada kolom komentar di topik yang lain saudara mengoreksi kami mengatakan kami mengubah ayat kitab Saudara.
Malay translation
“Mereka duduk berbaring di atas pelamin-pelamin yang berderet; dan Kami jadikan kawan teman mereka bidadari-bidadari yang putih melepak, lagi luas cantik matanya”(Qs 52:20).
Terjemahan Indonesia
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (Qs 52:20).
Apakah ini berarti kitab Saudara Hajar telah diubah?
Saudara Hajar, bila ingin membahas hal ini lebih lanjut silakan masuk di sini: http://tinyurl.com/d5hzcj2.
~
DA
*
Staff Isa dan Islam,
Merujuk kata-kata anda “Memberitahukan ketika haid wanita dilarang sholat. Menurut Saudara, mengapa Tuhan membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid? “
Inilah tandanya kehebatan Islam. Di ketahui darah haid memang kotor. Bilamana Allah menyuruh jangan bersholat, bermaksud tidak bersholat itu adalah ibadat. Kami hanya melakukan apa yang Allah perintah dan segala perintah Allah adalah ibadat. Wanita tidak sholat ketika haid adalah ibadat teristimewa buat kaum wanita. Inilah kehebatan Islam. Segala perintah Allah adalah ibadat.
~
Saudara Hajar,
Rujukan dari perintah tidak boleh sholat ketika haid adalah hadist. Bukan dari kitab saudara yang saudara percaya dari Allah. Apakah yang demikian dapat disebut perintah Allah?
Jadi, benarkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid, sehingga tidak boleh menghadap Tuhan dalam sholat?
Tidak demikian dalam Injil. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa.
Isa Al-Masih tidak melarang wanita yang haid datang kepada-Nya. Justru Dia menyembuhkan dan menyelamatkan wanita itu. Inilah yang dikatakan Isa Al-Masih kepada seorang wanita haid berkepanjangan, yang beriman kepada-Nya.
“Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 9:22).
Isa Al-Masih memberi kesempatan yang sama bagi pria dan wanita untuk mengalami kuasa dari mujizat-Nya.
~
DA
*
Staff,
Apa anda tahu, apa itu sholat?
Wanita haid dilarang sholat, itu secara syariat (lahiriyah) namun hakikatnya rohaninya tetap wajib menjalankan sholat. Jadi pembahasan anda campur aduk.
~
Saudara Chakim,
Kalau tidak salah sholat adalah doa, salah satu ibadah dengan ritual-ritual tertentu.
Bukankah jelas bahwa wanita yang sedang haid tidak boleh sholat, karena dianggap darah haid kotor, menajiskan?
Seperti Hadist Muhammad berbunyi, “Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haid itu berwarna hitam dan dikenal. Bila yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat”.
Tetapi Saudara Chakim katakan “namun hakikatnya rohaninya tetap wajib menjalankan sholat”.
Bisa dijelaskan apa maksud dari tulisan Saudara?
~
DA
*
Kalian orang Kristen tidak mengenal apa itu bersih badan pakaian dari hadats. Kalian tidak tahu hukum bersuci, apa itu junub jadi jangan sok tahu.
Seandainya Yesus Kristus yang kalian sebut Tuhan mengajarkan kebersihan sebagaimana yang diatur dalam agama kami, pastilah kalian tidak akan taat. Karena itu sudah menjadi kebiasaan orang Kristen dan Yahudi suka menentang ajaran Rasul-nya sendiri.
~
Saudara Hulondhalangi,
Kami yakin saudara tahu tentang semua aturan atau ritual-ritual dalam agama saudara tersebut.
Saudara Hulondhalangi, Isa Al-Masih tidak mengajarkan ritual-ritual untuk bersuci. Demikian ketika orang Kristen beribadah, bertujuan untuk membangun hubungan dengan Allah. Bukan sekedar ritual!
Isa Al-Masih menekankan: “Dari hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa napsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Injil, Rasul Markus 7:21-22).
Kotoran-kotoran inilah yang terlebih dahulu dibersihkan dari tubuh rohani kita sebelum datang menghadap-Nya. Karena itu menjijikkan dihadapan Allah.
Allah menyediakan jalan indah supaya dosa kita dibersihkan. Untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan hati yang suci, silakan mempelajari di url ini: http://tinyurl.com/cy279xv
~
DA
*
Staff Isa, Anda mengatakan “Apakah ini berarti kitab Saudara Hajar telah diubah?”
Kitab kami berbahasa Arab dan kami membacanya dalam bahasa Arab sehingga maknanya tak berubah. Sebenarnya inilah contoh bagaimana alih bahasa boleh mengubah arti sebenarnya kata-kata Allah. Inilah yang telah terjadi pada kitab anda. Al-Quran dibaca dan dipahami dalam bahasa Arab saja. Inilah kehebatan Al-Quran yang maksudnya tidak mungkin berubah karena kami membacanya dalam bahasa Arab.
~
Saudara Hajar,
Cobalah pikirkan, tentu saja tidak semua orang mengerti bahasa Arab, bukan? Bagaimana mereka tahu maknanya bila tidak mengerti bahasa Arab? Jadi mereka memerlukan terjemahan sesuai dengan bahasa ibu mereka bukan? Ketika diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa apakah kitab saudara dalam bahasa Arab berubah, tidak bukan?
Demikian dengan Alkitab, tidak pernah berubah maknanya ketika diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Jelas firman Allah tidak dapat diubah. “Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya” (Injil, Surat I Petrus 1:25).
Saudara Hajar, saran kami bila saudara ingin membahas hal ini lebih lanjut silakan bergabung di sini:
http://tinyurl.com/d5hzcj2
Terima kasih atas perhatiannya.
~
DA
*
Menghubungkan wanita haid yang dilarang itu sholat secara syariat/amaliyahnya. Tapi arti dari sholat seperti yang anda ketahui tadi wajib dilakukan wanita haid dalam batinnya, dengan meninggalkan ritual amaliyahnya.
~
Saudara Chakim,
Terima kasih atas penjelasannya.
Menurut Saudara Chakim, mengapa Muhammad melarang wanita haid sholat dengan ritual amaliyahnya, tetapi boleh dalam batinnya?
~
DA
*
Umat Islam itu sangat taat dengan apa yang diajarkan Rasul karena kami meyakini itu perintah Allah. Semakin IDI membantah semakin jelas bahwa Anda lebih hebat dari Tuhan menetapkan hukum sesuai keinginan Anda sendiri.
~
Saudara Hulondalangi,
Kami sungguh bangga akan ketaatan umat Islam terhadap rasulnya. Menurut saudara Hulondalangi, mengapa rasul saudara melarang sholat saat wanita sedang haid? Benarkah Allah yang memberi perintah, bukankah ajaran itu diambil dari hadist?
Saudara Hulondalangi, tentu saja Allah yang terhebat bukan? Kami berbicara berdasarkan kebenaran firman Allah, bukan kebenaran diri sendiri.
Isa Al-Masih tidak mengusir wanita yang sedang haid berkepanjangan untuk datang kepada-Nya. Justru Dia menyembuhkan dan menyelamatkan wanita itu.
Mari perhatikan yang dikatakan Isa Al-Masih kepada wanita itu, yang beriman kepada-Nya.
“Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 9:22).
~
DA