• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Islam Dan Kaum Wanita
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami
    • Kaum Wanita, Isa, Dan Al-Fatihah
    • Renungan Singkat Isa, Islam dan Kaum Wanita
    • Kebijakan dalam Membalas E-Mail
  • Jalan Keselamatan
    • Jalan Ilahi Menuju Ke Sorga
    • Doa Keselamatan
    • 4 Hal Yang Allah Ingin Anda Ketahui
  • Topik
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Isa Islam Dan Kaum Wanita > Topik > Hak & Kewajiban > Kesucian Wanita > Wanita Haid Dilarang Sholat Oleh Nabi Islam

Wanita Haid Dilarang Sholat Oleh Nabi Islam

10 Juni 2013 oleh Web Administrator 91 Komentar

seorang-wanita-memegangi-perutnya-alami-kesakitan-haid

Melalui artikel ini, kita akan belajar apakah dapat dibenarkan wanita haid dilarang sholat? Saya bangga diciptakan sebagai wanita! Wanita diciptakan Tuhan dengan segala kelebihan. Tuhan memberikan kesempatan kepada wanita untuk melahirkan anak. Inilah anugerah besar yang dipercayakan Tuhan bagi wanita.

Namun, suatu hari teman saya wanita mengeluh kepada saya. Mengapa Tuhan membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?

Wanita Haid Dilarang Sholat

Apakah sumber dari permasalahan di atas? Satu Hadist Muhammad  berbunyi, “Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haidh itu berwarna hitam dan dikenali. Bila yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat.”

Hadist di atas memberi paham: Wanita yang dalam masa haid tidak diperkenankan datang kepada Allah melalui sholat. Sholat bertujuan menyembah Allah, bukan?  Dalam pandangan Muhammad, darah yang keluar adalah darah yang kotor. Akibatnya wanita dalam masa haid tidak layak datang kepada Allah yang suci.

Setidaknya tujuh hari dalam sebulan wanita mengalami masa haid. Jika mengacu pada hadist, berarti   dalam seminggu wanita haid tidak dapat datang untuk menyembah Allah. Bagaimana dengan wanita yang mengalami siklus haid yang panjang?  

Allah Tidak Membedakan Pria dan Wanita

Allah mengetahui segala yang diciptakan-Nya. Allah menciptakan pria dan wanita dengan kelebihan masing-masing. Dalam Kitab Allah tertulis, “Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu [Adam]. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki” (Taurat, Kitab Kejadian 2:22-23).

Demikianlah Kitab Suci mengatakan bahwa Allah tidak membedakan pria dan wanita. Bahkan wanita diciptakan dari tulang rusuk pria. Hal ini menunjukkan kedekatan antara pria dan wanita.

Isa Al-Masih Mengasihi Wanita yang Pendarahan

Dalam Kitab Suci Injil dituliskan bagaimana seorang wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun, datang menghampiri Isa Al-Masih. Hukum dan tradisi Yahudi masa itu melarang seorang wanita yang pendarahan bertemu dengan orang lain. Dia harus diasingkan hingga pendarahan itu berhenti.

Namun wanita itu tidak lagi menghiraukan hukum dan tradisi yang ada. Dia hanya percaya akan imannya pada kuasa Isa Al-Masih yang dapat menyembuhkannya. Dan tidak ada yang dapat menghalangi imannya untuk datang kepada Isa Al-Masih.

Dengan belas kasih yang dimiliki-Nya, Isa Al-Masih menyembuhkan wanita tersebut saat itu juga. “Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata:  “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 9:22).

Isa Al-Masih tidak mengusir wanita yang sedang pendarahan itu, walau orang lain memandang dia sebagai wanita kotor yang harus dijauhi. Hal itu dilakukan Isa, karena Dia memandang pria dan wanita sama berharga. Mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk mengalami kuasa dari mujizat-Nya. Isa tidak melarang wanita haid untuk datang menyembah Allah, maka tidak benar jika wanita haid dilarang sholat.

Isa Datang Membebaskan Belenggu Hukum

Belenggu yang menghalangi wanita datang kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa. Dosa telah menjauhkan pria dan wanita dari kemuliaan Allah, dari kesempatan untuk mendapatkan ridho dari Allah.

Seorang wanita [dan pria] yang akan datang pada Allah, perlu menyadari bahwa dirinya orang berdosa.  Bukan pada apakah dia sedang dalam masa haid atau tidak. Inilah yang dikatakan Isa Al-Masih kepada seorang wanita berdosa, yang beriman kepada-Nya. “Lalu Ia [Isa Al-Masih] berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Injil, Rasul Lukas 7:48; 50).

Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar.  Manusia selalu berfokus pada yang kelihatan tetapi Tuhan fokus pada hati.“…..Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”(Kitab, Nabi 1 Samuel 16:7).

Apakah saudara merasa kotor dan tidak layak beribadah pada Allah?  Datanglah kepada Isa Al-Masih,
Dia akan membersihkanmu dari dosa yang membuatmu kotor di hadapan Allah. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Kitab, Nabi Yesaya 1:18).

Beberapa Pertanyaan Untuk Komentar:

Staff IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kami minta agar komentar hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Mengapa Al-Quran memandang wanita lebih rendah dibanding pria?
  2. Bagaimana Isa Al-Masih memperlakukan perempuan dalam masa haid, dibandingkan dengan cara ia diperlakukan nabi Islam?
  3. Apakah yang menghalangi seseorang dapat beribadah kepada Allah?

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Wanita Haid Dilarang Sholat”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718

Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Hak & Kewajiban, Kesucian Wanita

Reader Interactions

Comments

  1. ata mengatakan

    2 Agustus 2015 pada 8:25 am

    ~
    Sdr. Yuli,

    “Berbeda dengan ajaran sejati Allah, Allah menilai najis tidaknya seseorang bukan dari lahiriahnya yang fana, tapi dari hati/roh seseorang yang bersifat kekal. Itulah yang utama.”

    Pernyataan Anda mengandung kontadiksi fatal. Darah haid / nifas dipredikatkan najis oleh Tuhan di dalam tradisi Yahudi – Islam. Lahiriah yang fana yang mau menjaga dari hal-hal yang telah digolongkan najis oleh Tuhan sendiri pastilah berasal dari hati / roh kekal seseorang yang takut kepada Tuhannya.

    Apakah Anda mau berkata hati / roh kekal yang suci akan tetap dianggap suci meskipun dia melahirkan lahiriah yang berusaha tidak melakukan / mengingkari apa yang telah digolongkan najis oleh Tuhan sendiri?

    Balas
    • staff mengatakan

      7 Agustus 2015 pada 6:25 am

      ~
      Sdr. Ata,

      Jika Anda menyamakan ajaran Yahudi dengan Islam, mengapa islam hanya mengadopsi sebagian kecil saja ajaran Yahudi? Mengapa Islam tidak mengharamkan makan unta yang jelas dilarang Taurat (Imamat 11:4)? Mengapa Islam tidak ketat menganjurkan sunat saat bayi umur 8 hari (Imamat 12:3)?

      Saudaraku, Taurat penuh simbolisme yang Allah berikan bagi tujuan sejati, yang tergenapi saat Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan manusia. Maka setelah yang sejati datang, tidak lagi dibutuhkan simbol. “Membersihkan diri” artinya menguduskan hidup dari kenajisan rohani yang berasal dari hati yang diliputi dosa: “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang…” (Injil, Rasul Besar Matius 15:19-20).

      Jika jasmaniah adalah ukuran kenajisan seseorang, maka kaum gelandangan yang tak cukup mampu membersihkan badannya seperti Anda akan selamanya najis di mata Allah, bukan? Apakah kasih dan kebijaksanaan Allah sesempit itu? Mari, introspeksi hati kita masing-masing.
      ~
      Yuli

  2. kb mengatakan

    25 Oktober 2015 pada 5:39 pm

    ~
    Maaf kalau saya menyimpulkan ini, tolong dikoreksi bila ada kesalahan.

    Muhammad adalah seorang manusia yang penuh dosa dan hawa nafsu, sedangkan Yesus seorang yang suci. Muhammad melihat yang di depan mata, sedangkan Yesus melihat ke dalam hati.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Oktober 2015 pada 6:16 am

      ~
      Sdr. Kb,

      Terimakasih telah mengunjungi artikel kami.

      Apa yang Anda simpulkan tidak salah. Memang terdapat perbedaan mencolok dari dua tokoh ini: Muhammad vs. Yesus. Sebagai manusia berdosa yang serba terbatas, Muhammad tidak dapat memahami ajaran agung Yesus yang telah disabdakan tujuh abad sebelum kelahirannya. Maka, ajarannyapun tidak sesuai dengan kehendak Allah.

      Lain halnya dengan Yesus. Karena Ia sendiri adalah Kalimatullah sekaligus Allah Sang Pencipta yang Maha Kuasa, Ia sangat mengenal isi hati manusia. Penglihatan-Nya tidak dapat ditipu oleh kesalehan lahiriah manusia, sementara hatinya penuh dosa.

      Jadi, ajaran siapakah yang kita anut: manusia berdosa ataukah Allah yang Maha Suci? Pilihan ada di tangan kita masing-masing.
      ~
      Yuli

  3. usil mengatakan

    6 November 2015 pada 12:11 am

    ~
    Kalau seseorang percaya dan ingin menjadi pengikut Kristus, sebagai apa Kristus harus dipercaya? Sebagai bagian dari Trinitas atau Dia hanya sebagai Anak Allah?

    Balas
    • staff mengatakan

      6 November 2015 pada 3:16 am

      ~
      Sdr. Usil,

      Yesus sebagaimana eksistensi-Nya telah memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Allah yang sama sekali tidak dimaksudkan sebagai “anak biologis dari Allah”, melainkan Pribadi kedua dari Allah Tritunggal/Trin itas yang turun ke dunia untuk menyelesaikan misi yang telah Allah Tritunggal rancangkan bagi penyelamatan manusia dari hukuman kekal atas dosa.

      Nah, jika kita mempercayai-Nya hanya sebagai manusia berjabatan nabi utusan Allah seperti nabi-nabi lainnya, kita gagal mengenal kesejatian-Nya. Maka karya keselamatan-Nya pun tidak bisa kita kenali, bahkan kita alami. Tentu saja kita yang rugi sendiri, bukan?
      ~
      Yuli

  4. Qikhaw mengatakan

    2 September 2016 pada 6:34 am

    ~
    Laki-laki dan permpuan dilarang sholat dan berpuasa jika sedang hadast besar. Contoh perempuan hadast besar: haid, bersenggama. Sedangkan contoh laki-laki hadast besar: mimpi basah (keluar mani), bersenggama. Jika ingin solat atau puasa harus mandi besar/junub terlebih dahulu (untuk perempuan haid-nya harus selesai baru bisa junub). Jadi tidak membedakan laki-laki atau perempuan, bentuk hadastnya saja yang beda.

    Wanita haid masih tetap bisa menyembah kepada Allah karena ibadah dalam Islam bukan hanya sholat. Ada yang lain seperti dzikir.

    Perihal siklus haid yang lama, ada perbedaan pendapat ulama. Ada yang mengatakan jika sudah lewat fase haid (misal tujuh hari) tetapi masih ada, maka diwajibkan sholat. Adapula yang sebaliknya. Bagaimana keyakinan masing-masing, asalkan mendasar.

    Balas
    • staff mengatakan

      5 September 2016 pada 4:06 am

      ~
      Sdr. Qikhaw,

      Terimakasih untuk penjelasan Anda tentang hadast besar dalam kaitannya dengan ibadah sesuai ajaran Islam.

      Sebagaimana Anda sampaikan: “Perihal siklus haid yang lama, ada perbedaan pendapat ulama … Bagaimana keyakinan masing-masing, asalkan mendasar”, menimbulkan pertanyaan menarik:
      – Jika tiap orang menjalankan tata cara ibadah sesuai keyakinannya pada pendapat ulama A atau B yang berbeda, sebenarnya perintah pelarangan sholat saat haid itu produk Allah atau manusia?
      – Jika sungguh dari Allah, bukankah seharusnya ada peraturan jelas yang tidak lagi bisa diperdebatkan? – – Juga, untuk tujuan apakah pelarangan sholat saat haid?
      – Apakah Allah menilai kesejatian ibadah yang bersifat kekal dari ritual lahiriah yang fana dan rawan tipuan (secara lahiriah tekun ibadah tapi hatinya jauh dari Allah)? Sebab berabad-abad sebelumnya kitab Allah menuliskan dua hal berikut:

      “… karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (Injil, Surat 2 Korintus 4:18)

      “…..Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab Nabi 1 Samuel 16:7).
      ~
      Yuli

  5. Nabysa mengatakan

    23 Oktober 2016 pada 4:56 am

    ~
    Assalamu’alaikum.

    Izin menjawab pertanyaan nomor tiga.
    Apakah benar sesuatu yang menghalangi wanita dapat beribadah ialah najis. Najis terbagi atas:
    1. Najis mukhaffafah seperti air seni bayi laki-laki di bawah dua tahun.
    2. Najis muttawasitoh seperti darah dan nanah.
    3. Najis mugaladah seperti yang bersumber dari hewan anjing dan babi.

    Sebelumnya terima kasih karena mau menerima komentar saya. Mohon maaf jika jawaban yang saya berikan ini salah.

    Wasalamu’alaikum.

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Oktober 2016 pada 7:18 am

      *
      Sdr. Nabysa,

      Terimakasih untuk kesediaan Anda menjawab satu dari tiga pertanyaan fokus artikel.

      Tidak perlu meminta maaf Sdr. Nabysa, setiap orang bebas mengeluarkan pendapatnya di forum ini, asalkan dengan sopan serta menghargai berbagai pihak. Kami senang dan mengapresiasi jawaban Anda.

      Berikut tanggapan kami. Bila tiga jenis kenajisan seperti yang Anda sebutkan di atas dapat menghalangi seseorang beribadah kepada Allah, bagaimana dengan dusta, dendam, benci, keserakahan, selingkuh, dst yang dikategorikan dosa, tidakkah hal tsb juga najis di hadapan Allah yang Maha Suci? Bagaimana menurut Anda, apakah dosa-dosa tsb tidak menghalangi ibadahnya kepada Allah? Berkenankah Allah kepada amal ibadahnya?
      ~
      Yuli

  6. Ameria mengatakan

    10 Januari 2017 pada 10:53 am

    ~
    Apa hukumannya untuk kita apabila pakaian kita yang terkena darah haid dicucikan oleh orang lain tanpa sengaja?

    Balas
    • staff mengatakan

      11 Januari 2017 pada 7:02 am

      ~
      Sdr. Ameria,

      Bila Anda menanyakan kasus di atas berdasarkan hukum kebenaran firman Allah, maka Anda tidak akan cemas lagi. Mengapa? Karena Hukum Allah itu mengatur urusan kekekalan, bukan hal jasmaniah yang sepele dan tidak berdampak pada kehidupan kekal manusia.

      Saudaraku, Anda tidak perlu kuatir dengan kasus di atas sebab hal tsb tidak ada hubungannya dengan dosa. Apakah dosa bila wanita haid? Tidak, bukan? Apakah dosa bila darah haidnya mengotori baju? Tidak, bukan? Silakan Anda pikirkan para pasien wanita yang sedang opname di RS. Bila mereka haid dan selimut atau spreinya ternoda, apakah pasien tsb harus mencucinya sendiri? Tentu saja tidak, bukan?

      Sdr. Ameria, jangan Anda terbelenggu dengan aturan-aturan manusia yang tidak mendatangkan manfaat. Sebaliknya, carilah terus kebenaran sejati dari Allah yang mendatangkan rahmat keselamatan kekal Anda di sorga kelak. Sebab, hidup kita di dunia ini hanya sementara, sedangkan akhirat Anda adalah kekal selama-lamanya. Artikel berikut menarik untuk Anda renungkan: http://tinyurl.com/n4qyrer.
      ~
      Yuli

  7. Istiana mengatakan

    10 Juli 2019 pada 5:02 pm

    ~
    Allah membedakan pria dengan wanita

    Balas
    • Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan

      11 Juli 2019 pada 8:08 pm

      ~
      Saudara Istiana,

      Menurut saudara mengapa Tuhan membedakan wanita dan pria ketika bersholat? Mungkinkah wanita tidak berharga di hadapan Tuhan ketika sedang mengalami masa haid?

      Kitab suci Allah dengan jelas mengajarkan bahwa pria dan wanita diciptakan dengan kelebihan masing-masing dan mereka sama berharga di hadapan Allah. Juga dalam artikel di atas dipaparkan bagaimana Isa Al-Masih memperlakukan wanita yang sedang pendarahan. Isa Al-Masih memandang pria dan wanita sama berharga. Mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk mengalami kuasa dari mujizat-Nya.

      Yang menghalangi wanita datang kepada Allah adalah dosa, bukan karena sedang haid. Dosa telah menjauhkan pria dan wanita dari kemuliaan Allah, dari kesempatan untuk mendapatkan ridho dari Allah. Apakah saudara merasa kotor dan tidak layak beribadah pada Allah? Isa Al-Masih dapat membersihkan saudara dari dosa yang membuat saudara kotor!
      ~
      Daniar

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Sejarah Hukum Memakai Hijab, Apakah Sebuah Keharusan?
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Ciri Wanita yang Allah “Memilih” dan “Memuliakan”
  • Dulu Hati Muslimah Terluka, Sekarang Penuh Cinta

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Cinta Allah Bagi Seorang Perempuan Muslim
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Khadijah Tidak Lagi Takut Kematian Setelah Mengikut Isa
  • Sejarah Hukum Memakai Hijab, Apakah Sebuah Keharusan?
  • Siti Maryam dan Siti Aminah: Dua Wanita Mulia

Artikel Yang Terhubung

  • Wanita Dilarang Mengemudi Di Arab Saudi
  • Pernyataan Nabi Islam Tentang Wanita Pembawa Malapetaka
  • Nabi Islam berkata: Lebih Banyak Wanita di Neraka
  • Islam Memuliakan Wanita? 5 Contoh Isa Al-Masih…
  • Apakah Firdaus Bagi Wanita Islam Juga?

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Renungan Berkala Isa dan Kaum Wanita

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat Isa Dan Kaum Wanita setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Kaum Wanita

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Social Media


Facebook

Twitter

Instagram

YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa Islam Dan Kaum Wanita. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami