Pemilihan Presiden di Indonesia periode ini memang sungguh menarik perhatian. Bukan hanya bagi kalangan elit politik saja, tetapi juga masyarakat.
Wanita-Wanita Sebagai Pemimpin bagi Pria di Kabinet
Hal menarik lainnya adalah susunan kabinet yang baru. Indonesia sebagai negara mayoritas Islam, kepala pemerintahannya menempatkan wanita pada posisi yang sama dengan pria. Tentu ini satu kemajuan bagi negara Indonesia, bukan? Tidak salah bila negara-negara mayoritas Islam lain, menjadikannya sebagai contoh. Bahwa wanita dapat sejajar dengan pria, bahkan dapat melakukan lebih dari apa yang dilakukan oleh pria. Bukan sebaliknya, mendiskriminasikan dan merampas hak-hak mereka. Serta membungkam mereka di bawah hukum syariah agama.
Indonesia memang sudah mengakui kesetaraan antara pria dan wanita. Di berbagai aspek kita dapat melihat wanita sebagai pemimpin. Di sisi lain, Indonesia adalah negara mayoritas Islam. Dimana Islam mengajarkan bahwa “pria adalah pemimpin bagi wanita” (Qs 4:34)
Jelas semua orang tahu bahwa seorang menteri wanita mempunyai bawahan seorang pria. Tapi mengapa negara mayoritas Islam seperti Indonesia menempatkan wanita-wanita sebagai pemimpin atas pria?
Wanita-Wanita Hebat Dalam Alkitab
Kita juga dapat melihat wanita-wanita hebat dalam Alkitab. Diantaranya Debora, nabi dan hakim Israel. Juga ada Hulda, nabi Israel. Dan Hanah, nabi di Yerusalem. Selain itu juga ada Sara yang disebut sebagai ibu bangsa-bangsa. Juga Ester, wanita yang telah menyelamatkan bangsa Yahudi. Dan masih banyak lagi wanita-wanita hebat dalam Alkitab.
Fakta tersebut menunjukkan pada kita, bahwa Allah tidak pernah merendahkan wanita. Juga Dia tidak mengajarkan bahwa wanita tidak dapat menjadi pemimpin. Sebab beginilah firman Allah akan hal itu, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa . . . . atas seluruh bumi . . . .” (Taurat, Kitab Kejadian 1:26-27)
Allah Menyelamatkan Pria dan Wanita
Dalam Kitab Suci Injil dikisahkan, suatu hari para pemuka agama membawa wanita yang kedapatan berzinah kepada Yesus, untuk dihukum. Yaitu dilempari batu sesuai dengan hukum saat itu.
Sebelum menghukum wanita tersebut, Yesus berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:7) Dan apa yang terjadi? Tidak seorangpun yang berani melakukannya. Para pria-pria pemuka agama itu menyadari, bahwa mereka tidak lebih suci dari wanita tersebut.
Pria dan wanita mempunyai hak yang sama akan keselamatan. Bila Anda seorang pria atau wanita yang rindu mendapatkan jaminan keselamatan itu, datanglah kepada Isa. Sebab Isa Al-Masih adalah “Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan saudara tentang wanita-wanita yang kedudukannya sama dengan pria?
- Setujukah saudara bila wanita harus ditempatkan sebagian umat kelas dua? Jelaskan alasan saudara!
- Bagaimana seharusnya seorang wanita diperlakukan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Wanita Sebagai Pemimpin Di Kabinet Pemerintahan”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Contoh wanita Muslim yang setara pria :
Tugce Albayrak, Gadis 23 tahun yang menolong 2 gadis di toilet restoran cepat saji McDonald’s di Kota Offenbach, dekat Frankfurt, Jerman karena pelecehan seksual. Dia dipukul hingga tak sadar, meninggal dunia Jumat 28-11-2014.
Kematiannya menjadi duka mendalam, tak hanya bagi keluarganya, tapi seluruh rakyat Jerman. Bendera Turki dan Jerman berkibar. Lebih dari 1.000 pelayat mendo’akan dalam upacara pemakaman secara Islam. Presiden Jerman Joachim Gauck menyebutnya suri tauladan, Kanselir Angela Merkel bersimpati mendalam. Petisi online yang dibubuhi 170 ribu tanda tangan meminta pemerintah menganugerahkan Order of Merit, pada almarhumah secara anumerta.
~
Sdr. NW,
Terimakasih untuk contoh yang Anda berikan mengenai tindakan mulia dari seorang gadis Muslim di Jerman baru-baru ini.
Jika kita perhatikan, apresiasi terhadap kepahlawanan gadis ini datang dari rakyat dan negara (Jerman) yang secara mayoritas menjunjung kesetaraan wanita terhadap pria, dan hal inipun bersumber dari kebenaran Firman Tuhan. Dapatkah kita bayangkan jika hal serupa terjadi di negara-negara seperti Pakistan atau Afganistan yang memberlakukan keradikalan syariah agama, mungkinkah apresiasi yang sama akan diterima gadis ini?
Mari kembali simak 2 ayat Alkitab berikut:
“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa … atas seluruh bumi …” (Taurat, Kitab Kejadian 1:26-27)
“TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Taurat, Kitab Kejadian 2:18)
Nah, jika kemudian hukum syariah agama justru menjungkirbalikkan tatanan yang telah Allah tetapkan atas kesepadanan wanita terhadap pria, dapatkah hal tersebut dibenarkan? Silahkan buka dan renungkan artikel berikut: http://tinyurl.com/8yz3z28
~
Yuli
~
Dalam Islam, wanita setara dengan pria:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Qs An-Nahl: 97)
~
Sdr. NW,
Jika Islam benar-benar mengakui kesetaraan pria dan wanita, bagaimana pula dengan syariah agama yang antara lain ditegakkan melalui sumber-sumber ayat Al-Quran dan Hadits berikut sebagai contohnya?
“…Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya…” (Qs 2:228)
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan…” (Qs 4:11)
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), …” (Qs 4:34)
“Bukankah saksi wanita separuh dari pria?” Para wanita menjawab, “Betul.” Muhammad, “Inilah karena kekurangan dalam pikiran wanita.” (Sahih al-Bukhari, Volume 3, Book 48, Number 826)
~
Yuli
~
Untuk Sdr. Nandi,
Mohon maaf bila komentar Anda kami hapus karena kalimat yang Anda gunakan tidak memenuhi ketentuan yang telah kami tuliskan di atas.
Saran kami, bila Anda ingin mengemukakan komentar, argumentasi atau pertanyaan, silahkan menuliskannya dalam bahasa Indonesia baku agar mudah dimengerti oleh semua pihak. Terimakasih.
~
Yuli
~
Salam Sejahtera, semoga Anda diberikan hidayah oleh Allah SWT.
Negara ini memang mayoritas Islam. Namun bukan negara Islam karena berazaskan UUD 1945 & Pancasila, bukan Al-Quran dan Hadits. Jadi maaf, Anda keliru tentang ini. Al-Quran dan Hadits memang menyatakan bahwa oleh Allah, pria dilebihkan atas wanita karena hati & sifat wanita yang lemah. Sebagai contoh Siti Hawa termakan hasutan setan hingga membujuk Adam untuk memakan buah kuldi.
Jadi untuk artikel anda mengenai mengapa wanita bisa jadi pemimpin atas pria di era Jokowi yang mayoritas negara Islam tidaklah berhubungan sama sekali. Karena negara ini bukanlah berlandaskan Al-Quran dan Hadits, melainkan Pancasila dan UUD 1945.
Semoga Anda dapat kembali ke jalan yang benar.
~
Sdr. Harry,
Terimakasih untuk komentar Anda.
Anda benar, bahwa wanita bisa menjadi pemimpin atas pria di era Jokowi disebabkan karena negara Indonesia tidak berazaskan Al-Quran & Hadits. Pertanyaan penting yang perlu kita renungkan:
[u]“Mengapa Al-Quran & Hadits tidak dijadikan azas negara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim?”[/u]
Di bagian ini Anda nyata mengakui Al-Quran memandang pria dilebihkan daripada wanita. Mungkin ini juga jawabannya.
Artikel menjelaskan bahwa cara pandang Allah berbeda dari Al-Quran. Sejak awal, Allah menciptakan manusia (pria & wanita) segambar dengan Allah untuk mengelola alam semesta (Taurat, Kitab Kejadian 1:26-27). Ini berarti bahwa pria & wanita sepadan, sederajat, sama-sama gambar Allah.
Jadi, kita patut bersyukur karena negara kita berfalsafahkan Pancasila, yang diantaranya memuat firman Allah mengenai kesetaraan pria & wanita (sila ke-2 dan ke-5).
~
Yuli