Umat Islam sering menggunakan “sunat” untuk menyerang kebenaran ajaran Kristen. Sunat bukan ajaran Alkitab untuk orang Kristen, tapi tidak sedikit pria Kristen melakukannya. Benarkah alasan semua hukum sunat bagi wanita adalah untuk kepentingan kesehatan?
Statistik Sunat Anak-anak Perempuan di Indonesia
Sebagian perempuan di Indonesia, Mesir, dan Ethiopia diperkirakan telah menjadi korban dari mutilasi alat kelamin atau Female Genital Mutilasi (FGM). Masyarakat umum menyebut dengan istilah sunat perempuan. UNICEF merilis data terbaru ini untuk memperingati International Day of Zero Tolerance for FGM seperti dimuat The Guardian (Jumat, 5/2).
Juga, saat ini di seluruh dunia setidaknya ada sekitar 200 juta perempuan yang telah mengalami FGM. Mereka hidup di 30 negara di dunia, termasuk 70 juta korban FGM tambahan pada tahun 2014 lalu. Setengah di antaranya berasal dari tiga negara, yakni Indonesia, Mesir dan Ethiopia.[lebih jelasnya dapat dibaca di sini: http://tinyurl.com/z59a335 .]
Di Indonesia setengah dari populasi anak-anak perempuan berusia di bawah sebelas tahun melakukan sunat. Presentasi tertinggi di Gorontalo, mencapai 83.7%. Bangka Belitung 83.2%, Banten 79.2%, Kalimantan Selatan 78.7% dan Riau 74.4%. Propinsi terendah persentasi anak-anak perempuan disunat adalah Papua, sekitar 6%.
Apakah yang mendorong orang tua melakukan sunat terhadap anak-anak perempuannya? Adakah agama memerintahkannya?
Ulama Islam Tentang Hukum Sunat Anak-anak Perempuan
Beberapa Ulama Islam memberi pendapat yang berbeda soal hukum sunat bagi wanita. Sebagian berkata hukumnya sunnah. Hal ini berdasarkan hadist HR Ahmad dan Baihaqi, “Khitan itu sunnah buat laki-laki dan memuliakan buat wanita.”
Ulama lain mengatakan hukumnya wajib, dengan mengutip hadist HR. Bukhari dan Muslim, “Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam berkhitan saat berusia 80 dengan kapak.” Berdasarkan hadist ini, maka sebagai Muslim wajib mengikuti millah Nabi Ibrahim, termasuk dalam hal sunat.
Demikianlah tidak ada aturan yang jelas dalam agama Islam, termasuk Al-Quran, mengenai hukum sunat bagi perempuan Muslim.
Dampak Sunat, Baik atau Buruk?
Secara medis sunat bagi pria memang memberi dampak positive dalam hal kesehatan. Bagaimana dengan wanita?
Dr. Mahmud Karim dan Dr. Rusydi Ammar melakukan penelitian dengan melibatkan 651 wanita yang dikhitan semasa kanak-kanak. Hasil penelitian tersebut menyebut, sunat bagi wanita dapat mempengaruhi kesehatannya dalam hal seksual. Penyunatan bagi perempuan dengan cara yang kurang benar dapat mengakibatkan komplikasi langsung. Seperti radang, pendarahan, gangguan pada saluran kencing, pembengkakan yang dapat menghalangi keluarnya kencing atau pembengkakan vagina. Selain itu menstruasi yang terjadi pada wanita yang bersunat lebih sedikit daripada yang tidak melakukannya.
WHO [World Health Organization] dalam salah satu beritanya mengatakan bahwa sunat pada wanita tidak memiliki manfaat kesehatan sama sekali. Sebaliknya, sunat pada wanita dapat menambah risiko terkena penyakit berbahaya seperti HIV.
Sungguh disayangkan orang tua membiarkan anak-anak perempuannya menanggung derita operasi biadab ini. Operasi yang seharusnya tidak perlu dan sungguh merugikan anak-anaknya!
Makna Sunat Sesungguhnya Menurut Kitab Allah
Selain tidak ada hukum agama yang jelas, menurut ilmu kesehatan hukum sunat bagi wanita tidak memberi dampak positive bagi wanita itu sendiri. Juga Kitab Allah tidak pernah menganjurkan sunat untuk wanita!
Maka benarlah apa yang firman Allah katakan, ” . . . yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah . . . sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah” (Injil, Surat Roma 2:28-29).
Sunat secara lahiriah tidak dapat menyelamatkan seseorang dari hukuman dosa. Tapi sunat secara rohani, keselamatan oleh anugerah, mendatangkan pujian dari Allah!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa ada sebagian umat Muslim yang masih menerapkanhukum sunat bagi wanita Muslim?
- Menurut saudara, apakah ada manfaat positive tentang sunat secara lahiriah?
- Menurut saudara, manakah yang lebih penting, sunat lahiriah atau sunat secara rohani? Jelaskanlah jawaban Anda.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.