Melalui artikel ini, kita akan melihat siapa yang lebih melindungi anak-anak perempuan, nabi Islam atau Isa? Ketika kecil, saya suka bermain dengan boneka saya. Kala itu, saya mempunyai cukup banyak boneka dengan jenis yang berbeda. Ada boneka dengan rambut panjang dan baju-baju bagus. Umumnya anak-anak perempuan menyukai hal-hal yang cantik dan indah.
Seorang ayah atau kakek akan gembira ketika melihat wajah anak/cucu kecilnya yang polos. Bahkan semua orang mudah tersentuh oleh anak-anak kecil, perempuan atau laki-laki. Sehingga rasanya aneh bila ada orang dewasa yang tega melecehkan anak-anak ini.
Isa Al-Masih Memberkati Anak-anak Kecil
Kitab Suci Injil menuliskan, suatu hari banyak anak-anak kecil (perempuan dan pria) dibawa orang tua mereka kepada Isa. Namun murid-murid Isa berusaha menghalangi mereka. Isa pun berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka . . . . ” (Injil, Rasul Markus 10:14).
Isa sangat mengasihi anak-anak, bahkan melindungi anak-anak perempuan. Dia juga memperingati, siapapun yang menyesatkan anak-anak, lebih baik baginya jika “sebuah batu kilangan diikatkan kepada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut” (Injil, Rasul Besar Matius 18:6). Inilah peringatan keras dari Isa atas pelecehan anak-anak!
Muhammad Menikahi Anak Usia sembilan Tahun
Umat Muslim memandang Muhammad sebagai pribadi yang patut diidolakan. Bahkan Al-Quran menuliskan bahwa Muhammad adalah “contoh yang sangat bagus dan berprilaku standar yang tinggi” (Qs 33:21, 68:4). Dia adalah pribadi yang patut dicontoh dan diteladani.
Salah satu hadist menuliskan, “Nabi Muhammad menulis (surat kawin) dengan Aisha ketika dia berumur enam dan mewujudkan pernikahannya ketika dia berumur sembilan dan tinggal bersama dia selama sembilan tahun setelah itu (sampai kematian Nabi Muhammad)” (Bukhari 7.62.88).
Aisyah, di usia sembilan tahun harus rela meninggalkan mainan kesayangannya, teman-temannya, dan orang tuanya. Dia juga harus melupakan masa kecilnya yang indah, diganti dengan status baru sebagai isteri pria yang layak sebagai kakeknya. Anak berusia sembilan tahun ini harus melayani kebutuhan seks pria yang pantas sebagai kakeknya.
Umat Muslim Meneladani Prilaku Muhammad
Umat Muslim sangat mengidolakan dan mencontoh prilaku Muhammad, termasuk menikahi anak kecil. Baru-baru ini saya membaca sebuah berita. Pengarang mengkatakan seorang anak perempuan Yemeni, berumur delapan tahun, meninggal dunia akibat luka dalam di malam pertamanya. Dia dinikahi pria berusia lima kali lebih tua dari umurnya. Film berjudul “Osama” juga memberi kisah ngeri bagaimana nasib anak kecil pengantin di Afghanistan.
Setujukah Anda dengan tindakan perampasan masa kecil anak-anak ini? Bukankah seharusnya masa kanak-kanak mereka dilindungi? Bukankah prilaku yang baik seharusnya melindungi anak-anak perempuan?
Contoh Model Yang Benar
Muslim dan Kristen percaya Isa Al-Masih suci dan sempurna adanya (Qs 19:19). Isa juga sangat mengasihi anak-anak (Injil, Rasul Markus 10:13-16). Bahkan yang terpenting, Isa adalah Juruselamat yang sempurna. Lewat pengorbanan-Nya, Dia dapat menebus jiwa siapa saja, agar mereka yang percaya dibenarkan di hadapan Allah.
Melihat kehidupan Isa dan Muhammad di atas, bukankah mengikuti Isa Al-Masih adalah pilihan terbaik?
Tuhan ingin menyelamatkan kita dari keinginan dan perbuatan yang salah. Dia ingin memberikan kita hati yang baru melalui Isa Al-Masih. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus (percaya kepada-Nya), ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah beralu, dan yang baru sudah datang.” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca memberikan komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setujukah saudara tindakan menikahi anak-anak? Sebutkan alasan saudara!
- Dari penjelasan di atas, siapakah yang patut di-idolakan dan di-ikuti? Sebutkan alasan saudara!
- Sebagai umat, apakah diharuskan mengikuti tindakan nabi walau itu tidak benar di masyarakat? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Siapa Yang Melindungi Anak-Anak Perempuan – Nabi Islam Atau Isa?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Benar yang admin katakan, di Injil ditulis ketika seorang perempuan diperkosa maka si korban harus dinikahi oleh si pemerkosa dan pemerkosanya hanya membayar 50 syikal kepada ayah korban.
Sedangkan di Islam pelaku pemerkosa dihukum mati. Benar-benar Kristen “pelindung” kaum wanita.
~
Saudara Aris,
Yang ingin ditekankan di situ adalah adalah bagaimana pria memiliki tanggungjawab dan niat baik untuk mengembalikan kehormatan seorang gadis.
Saudara Aris, umat Muslim sangat mengidolakan dan mencontoh perilaku Muhammad, termasuk menikahi anak kecil. Setujukah saudara dengan tindakan perampasan masa kecil anak-anak ini? Bukankah seharusnya masa kanak-kanak mereka dilindungi?
~
Daniar
~
Bung Aris dalam Injil seperti itu ya, kalau begitu saya perkosa anak wanita, saudara wanita, istri anda. Dalam Injil hanya itukan hukumnya?
Kepada Admin jangan mengadu domba antar agama, Islam tidak mengajarkan untuk menjelekan agama. Jadi kalau web ini hanya ingin mengadu domba agama sebaiknya tutup web ini.
~
Saudara Uje,
Sekali lagi kami sampaikan, yang ingin ditekankan dalam topik pemerkosaan tersebut adalah bagaimana pria memiliki tanggungjawab dan niat baik untuk mengembalikan kehormatan seorang gadis.
Bukan berarti karena dapat memenuhi hukuman itu maka dapat sesukanya melakukan pemerkosaan? Tidak. Jelas pemerkosaan dosa di hadapan Allah. Dan “upah dosa adalah maut (hukuman kekal)” (Injil, Surat Roma 6:23). Demikian kitab saudara Uje mengatakan: “barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81).
Tujuan kami bukan untuk mengadu domba, tetapi untuk belajar bersama semua hal tentang wanita dan kepercayaannya. Khusunya pada topik ini bagaimana memperlakukan anak-anak wanita. Setujukah saudara dengan tindakan perampasan masa kecil anak-anak?
~
Daniar
~
Maaf admin agama adalah kepercayaan yang berisi sebuah pelajaran. Jadi tidak bisa disamakan antar ajaran agama yang satu dengan yang lain.
Seorang wanita yang diperkosa dengan dinikahi itu tidak bisa mengembalikan kehormatannya. Kalau dengan menikahi bisa mengembalikan kehormatannya tentu enak sekali kaum pria bisa memperkosa seenaknya. Saya mohon sekali lagi jangan bawa agama Islam dalam web ini. Dan jangan mengundang kemarahan umat Islam karena umat Islam sedang sensitif. Kami bisa menghargai agama anda, tapi kami bisa menebas leher anda jika memang anda tidak bisa menghargai umat Islam.
~
Saudara Uje,
Kami sangat menghargai pandangan saudara. Pasti setiap orang akan berpegang pada agamanya sendiri. Bila agama satu dengan yang lain tidak sama. Sebagai “agama samawi” salahkah bila kita menyelidiki, menilai dan mendiskusikannya? Bukankah Tuhan memberikan akal sehat kepada manusia supaya dapat menilai apa yang didengar, apa yang diajarkan dan siapa yang mengajarkan?
Memang aib itu akan terus membekas. Setidaknya ketika ia dinikahi oleh pelaku yang mau bertanggungjawab maka kehidupan wanita itu akan berjalan normal sebagaimana adanya wanita bersuami.
Saudara Uje, memperkosa adalah kekejian di mata Allah. Demikian Isa Al-Masih dalam Injil menegaskan bahwa mengingini wanita saja dalam hati sudah berzinah.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).
Sekali lagi kami sampaikan, kami bukan bertujuan untuk mengundang kemarahan. Tetapi mari kita belajar bersama, saling menghargai, dan memberi tanggapan dengan baik dan sopan di tempat ini.
~
Daniar
~
Untuk kita ketahui, 5 tujuan dari Islam yaitu menjaga agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatan. Untuk itulah dalam Al-Quran banyak ayat yang mengandung hukum dan cara mewujudkan ke 5 tujuan itu. Intinya semua agama memiliki tujuan yang baik. Umpamakan manusia, jika tidak punya agama dan aturan, pasti akan seperti binatang bukan?
~
Saudara Zahra,
Dari kelima tujuan Islam yang saudara tulis di atas, bila melihat tindakan nabi saudara Zahra, yaitu menikahi anak diusia dini (9 tahun). Menurut saudara Zahra untuk mewujudkan tujuan yang mana?
Bukankah seharusnya masa kanak-kanak mereka dilindungi?
Isa memberkati dan sangat mengasihi anak-anak. Bahkan Dia memperingati, siapapun yang menyesatkan anak-anak, lebih baik baginya jika “sebuah batu kilangan diikatkan kepada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut” (Injil, Rasul Besar Matius 18:6). Inilah peringatan keras dari Isa atas pelecehan anak-anak!
~
Daniar
~
Terima kasih atas kesetiaan saudara mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami. Maaf bila komentar saudara kami hapus.
Saran kami, dalam memberi komentar kiranya saudara dapat mengikuti aturan yang sudah kami cantumkan pada setiap artikel yang ada di situs ini.
Berikut kami copy kembali aturan tersebut:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail masukan idionline.info untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
~
Daniar
~
Staf IDI berharap Pembaca memberikan komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Setujukah saudara tindakan menikahi anak-anak? Sebutkan alasan saudara!
2. Dari penjelasan di atas, siapakah yang patut di-idolakan dan di-ikuti? Sebutkan alasan saudara!
3. Sebagai umat, apakah diharuskan mengikuti tindakan nabi walau itu tidak benar di masyarakat? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
~
Staf Isa dan Islam
~
Ok admin saya mau tahu Isa menurut ajaran anda Tuhan atau bukan?
Anda memfitnah nabi Muhammad menikahi anak dibawah umur, anda dapat dari mana informasi itu?
Sekarang jika seorang wanita diperkosa oleh orang yang tidak dia cintai tentu itu adalah suatu tekanan dan tidak akan berjalan normal. Bila anda punya anak perempuan lalu diperkosa oleh preman anda yakin akan menikahkan anak anda dengan preman?
Dalam Islam wanita yang sudah tidak suci tidak dilarang untuk menikah. Apa yang jadi masalah kalau pelaku dihukum mati justru itu akan mengurangi tingkat kriminalitas karena orang akan berfikir ulang untuk melanggarnya. Anda sekarang kalau memang anda punya akal sehat anda bisa berfikir.
~
Saudara Uje,
Bila saudara sungguh-sungguh mencari kebenaran, bukalah hati. Baik, kami akan menjelaskan siapakah Isa Al-Masih menurut kebenaran firman Tuhan.
Mari perhatikan firman Allah berikut ini:
“Pada mulanya adalah Firman [Kalimat], Firman [Kalimat] itu bersama-sama dengan Allah dan Firman [Kalimat] itu adalah Allah. . . Dan Firman [Kalimat] itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14). “Firman [Kalimat]” di sini adalah Isa Al-Masih. Dia identik dengan Allah itu sendiri. Dia sudah ada sejak dalam kekekalan. Bukan sejak setelah Dia dilahirkan.
Jadi sekalipun Kalimat itu telah nuzul dan menjelma menjadi manusia, Dia bukanlah manusia biasa seperti anggapan umat Muslim. Isa Al-Masih adalah manusia yang Ilahi.
Penjelasan selengkapnya silakan baca dan renungkan di situs kami ini: http://www.isadanislam.org dan http://tinyurl.com/csv445d
~
Daniar
~
Pengadu domba yang terselubung mengatas namakan Al-Quran seakan-akan fasih dalam ilmu Al-Quran. Tutup saja web ini!
~
Saudara Iva,
Sering kami menyampaikan tujuan situs ini, demikian pada bagian atas situs ini kami menuliskan maksud situs ini. Kiranya dapat dibaca.
Memang kami bukan ahli dan fasih dalam Al-Quran. Jadi bila ada menemukan ada yang salah dalam tulisan kami silakan memberikan penjelasan. Tentunya sesuai dengan topik di atas. Sehingga kita dapat belajar bersama dan saling bertukar pikiran.
Apakah menurut saudara Iva salah bila kita menilai dan belajar, saling menyampaikan argumentasi mengenai kepercayaan masing-masing?
~
Daniar
~
Kemarahan itu akan merusak akal sehat kita. Itulah kenapa Allah memberi akal. Dari surat pertama yang diturunkan “iqra” berarti bacalah. Jika kita tafsirkan dengan akal sehat. Allah memerintahkan kita untuk tidak malas membaca dan belajar. Baik ilmu agama maupun dunia. “menggenggam dunia dengan ilmu, menggenggam akhirat juga dengan ilmu”. Karena dari sanalah Allah akan memberi ilham dan petunjuk.
Masalah nabi menikahi Aisyah saat itu melamar Aisya diusia 9 tahun. Tapi belum nikah. Baru dinikahi setelah dia akhil baligh. Menurutku, nabi memang memiliki istri banyak. Mungkin itu adalah salah satu kekurangan dan kekhilafannya sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa. Tapi, itu tidak akan mengubah kenyataan kalau dia adalah umat pilihan sebagai pembawa wahyu. Para nabi adalah manusia sama seperti kita (Qs 18:110). Tapi Allah mengampuni segala dosanya dan memberi kelebihan dari manusia lainnya.
~
Saudara Zahra,
Kami sependapat dengan saudara, bahwa kemarahan akan merusak akal sehat kita. Untuk itu mari kita melalui room ini dapat belajar dan berbagi bersama. Saling menghormati dan berdiskusi dengan baik dan sopan. Kita landasi dengan kasih, seperti yang diajarkan Isa Al-Masih.
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Melalui Qs 18:110, kita juga tahu bahwa Muhammad adalah manusia biasa yang juga berdosa. Mungkin saudara Zahra dapat menunjukkan Qs berapa yang menyatakan bahwa Muhammad diampuni dosanya. Bagaimana dengan Saudara Zahra, apakah juga mendapat pengampunan dosa?
Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa umat manusia. Inilah yang dikatakan Isa Al-Masih: “Anak Manusia (Isa Al-Masih) berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Markus 2:10).
Bukankah setiap orang rindu supaya dosa-dosanya diampuni? Bagaimana menerima pengampunan atas dosa? Silakan baca link ini yang akan menolong saudara, http://tinyurl.com/6ntpehg
~
Daniar
~
Sebelum Zaman nabi Muhammad adalah zaman jahiliah. Menurut kepercayaan jahiliah memiliki anak wanita adalah kesialan. Bahkan Saidina Umar bin Khotob pernah membunuh putrinya sendiri. Justru hadirnya nabi Muhammad adalah penyelamat kaum wanita.
Namun jangan anda samakan antara zaman nabi Muhammad dengan nabi Isa tentu beda zaman. Seperti zaman surat menyurat dengan zaman sms-an.
Nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna hanya hewan yang bilang nabi Muhammad ada kekurangan.
~
Saudara Uje,
Dilarangnya bayi perempuan untuk dibunuh, tidak serta merta mengangkat derajat wanita setara dengan pria.
Bagaimana dengan menikahi anak dibawah umur, apakah ini termasuk menyelamatkan wanita? Bukankah masa anak-anak perlu dilindungi?
Meskipun zaman Isa Al-Masih berbeda ratusan tahun dengan Muhammad. Isa Al-Masih sudah mengajarkan untuk mengasihi anak-anak (pria dan wanita) dan memberkati mereka.
Saudara Uje, kitab saudara sendiri menyatakan bahwa Muhammad adalah manusia biasa (Qs 18:110), Muhammad berdosa (Qs 47:19).
Namun Isa Al-Masih adalah Jalan menuju pada Kemuliaan Allah. Dengan menerima Dia sebagai Juruselamat, maka setiap manusia juga nabi dapat kembali pada Kemuliaan Allah. Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka.
~
Daniar
~
Saudara admin,
Bersabarlah, menyampaikan kebenaran kadang mendapatkan balasan yang salah. Mereka tidak tahu yang mereka katakan. Saudaraku yang beragama Islam, sebenarnya perlu untuk belajar. Agar kita tahu yang kita yakini. Memang tidak akan terbuka semuanya, tapi setidaknya kebenaran tetaplah benar di mana dan kapanpun.
~
Saudara Ybsap,
Terimakasih atas dukungan saudara. Kerinduan kami adalah setiap orang yang mengunjungi situs ini terberkati dengan mengenal kebenaran Allah.
Bila saudara ada waktu, silakan juga mengunjungi situs-situs kami yang lain. Yaitu: http://www.isadanislam.org, http://www.isadanalfatihah.com, http://www.isadanalquran.com.
~
Daniar
~
Ybsap, saya tidak pernah bilang ajaran kalian salah, yang saya ingin jangan injak-injak agama Islam. Silakan anda mau mengajarkan agama kalian kepada siapa saja tapi jangan injak agama kami. Kami yakini agama Islamlah yang benar. Jika anda menganggap Yesus yang benar silakan saja, tapi jangan sudutkan agama Islam dalam ajaran agama kalian. Sama saja kalian mengajak perang.
~
Saudara Uje,
Toleransi sangat penting, sehingga kita dapat hidup berdampingan dengan damai. Demikian Isa mengajarkan kami untuk saling mengasihi.
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Sehingga kita dapat berkomunikasi dengan baik, bertukar pikiran dengan baik, dan menyikapi segala sesuatu dengan rendah hati.
~
Daniar
~
Admin yang pintar,
Tentu di zamannya nabi Muhammad menikahi Siti Aisyah karena orang tua Siti Aisyah tidak ingin anaknya jadi korban jahiliah. Namun menikahi anak dibawah umur tidak menjadi hukum wajib di zaman ini.
Tentu rasullallah Muhammad adalah manusia yang sempurna dan teladan. Kesempurnaan beliau dilengkapi dengan rendah hati. Bahkan jika dibandingkan dengan nabi-nabi sebelumnya rasullallah lebih sempurna. Jika nabi Isa bisa membangkitkan mayat rasullallah pun bisa, bahkan Syeh Abdul Khodir pun bisa.
~
Saudara Uje, menurut saudara adalah benar bahwa nabi saudara menikahi anak dibawah umur?
Pertanyaan kami, apakah hanya dengan dinikahi Muhammad anak-anak di zaman itu baru tidak dibunuh? Lagi menikahi anak dibawah umur hukumnya tidak wajib saat ini. Apakah dengan kata lain dalam Islam memperbolehkan menikahi anak dibawah umur?
Saudara Uje, dengan jelas Al-Quran mencatat bahwa nabi saudara juga berdosa .
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu (Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan . . .” (Qs 47:19).
Walaupun Al-Quran mengatakan bahwa setiap manusia berdosa, pada ayat lain, Al-Quran juga menjelaskan ada satu Pribadi yang tidak berdosa, “Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Karena Isa Al-Masih adalah suci, Dia tidak berdosa.
Isa Al-Masih adalah Jalan menuju pada Kemuliaan Allah. Dengan menerima Dia sebagai Juruselamat, maka setiap manusia juga nabi dapat kembali pada Kemuliaan Allah. Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka.
~
Daniar
~
Assalamualaikum, untuk admin terimakasih atas kreatifnya menuliskan sebuah artikel ini. Namun ada beberapa poin yang perlu anda ketahui. Dalam penulisan artikel ini akan mengundang pertikaian antar umat beragama. Bukankah dalam agama diajarkan bahwa kita saling menghargai. Tapi kenapa di sini anda menuliskan tentang nabi besar saya nabi Muhammad s.a.w.
Kalau anda merasa artikel anda ini benar dan nabi besar saya adalah orang yang merusak masa depan wanita. Tentu saya keberatan. Tentu kami marah dan tidak terima. Perlu anda ketahui jika anda terus merendahkan nabi kami. Halal hukumnya membunuh Yahudi seperti anda. Karena sahit kami membela agama kami. Terimakasih.
~
Saudara Ebol,
Terima kasih sudah membaca artikel kami dan memberi tanggapan. Tidak ada maksud kami merendahkan nabi saudara Ebol. Bila dalam artikel di atas kami tidak benar dalam menuliskan tentang nabi saudara, silakan memberi penjelasanya.
Saudara Ebol, umat Muslim sangat mengidolakan dan mencontoh prilaku Muhammad, bukan? Contohnya menikahi anak kecil, betul?
Silakan berpikir dengan tenang. Setujukah saudara dengan tindakan perampasan masa kecil anak-anak? Bukankah seharusnya masa kanak-kanak mereka dilindungi? Bagaimana bila itu terjadi pada anak, cucu, keponakan atau orang di sekitar saudara?
~
Daniar
~
Admin, terlalu banyak toleransi yang kami berikan untuk kalian. Tapi ada batasan dalam agama kami, untuk toleransi. Kami menghargai kalian dengan tidak mengganggu kalian dan ajaran kalian. Tapi anda menghina agama kami. Tentu tidak dapat diberi toleransi.
Sabda rasullallah: barang siapa yang melihat kemungkaran rubahlah dengan tanganmu. Harusnya anda mengetahui batasan-batasan toleransi sebelum anda membuat postingan.
~
Saudara Uje,
Bila apa yang kami tulis tidak benar menurut saudara Uje, silakan memberi koreksi. Kami sangat senang, sehingga kita dapat bertukar pikiran dan belajar bersama.
Izinkan kami untuk membagikan firman Allah ini:
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. . . . Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain” (Injil, Surat 1 Korintus 13:4-5).
Allah sangat mengasihi kita, Ia ingin menyelamatkan kita dari keinginan dan perbuatan yang salah. Dia ingin memberikan kita hati yang baru melalui Isa Al-Masih.
~
Daniar
~
Admin yang saya hormati!
Anda memiliki kreasi dan kreatif yang sangat bagus. Sehingga anda lupa akan suatu hal bahwa anda hidup di zaman sekarang bukan di zaman jahiliah kenapa anda seolah tahu tentang dan latar belakang nabi kami apakah anda lahir di zamannya.
Kalau anda mempunyai banyak bukti tentang keburukan nabi kami marilah kita bertemu bersama untuk pembahasan ini. Silakan anda bawa pendeta atau apa pun itu dan saya bawa orang yang mengerti dibidangnya. Tapi apabila anda terbukti melecehkan agama kami dan nabi besar kami. Maka demi rasulullah s.a.w. Saya berjihad untuk memotong satu persatu kepala engkau wahai admin yang saya hormati. Beranikah anda?
~
Saudara Ebol,
Terimakasih atas apresiasi saudara terhadap kami. Kami membaca dan mempelajari kitab saudara, hadist, buku-buku yang menuliskan sejarah Islam dan nabi saudara. Kami kira setiap umat Islam pun tahu tentang nabi dan latar belakangnya, bukan?
Memang pengetahuan kami mungkin tidak sebanding dengan saudara. Jadi bila menurut saudara apa yang kami tulis di sini tidak benar silakan saudara memberikan penjelasan.
Terima kasih juga untuk tawaran saudara. Baiklah melalui situs ini kita dapat berbelajar bersama, bertukar pikiran. Yang dilandasi dengan kasih. Karena itulah yang diajarkan Isa Al-Masih kepada kami.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain” (Injil, Surat 1 Korintus 13:4-5).
~
Daniar
~
Pada jaman jahiliah hanya ada 2 pilihan dibunuh atau hidup dalam ikatan dengan seorang pria. Surat yang dibuat saat usia 6 tahun sebagai bukti tertulis agar Aisyah tidak dibunuh. Sedangkan baru dinikahi saat 9 tahun yang setara dengan usia 17 tahun di masa modern ini. Jaman dahulu kala pria usia 15 tahun sudah wajib menikah karena memang sudah dewasa dengan tinggi lebih dari 2 meter. Kalau jaman sekarang setara dengan pria usia 30 tahun. Dan wanita usia 9 tahun jaman dahulu sama dengan wanita usia 18 tahun sekarang.
Kalau jaman sekarang nikah dengan anak usia 9 tahun ya jelas menyalahi aturan norma agama karena anak jaman sekarang 9 tahun masih belum baligh. Baru dianggap baligh kalau sudah usia 15 tahun (ini kalau jaman sekarang).
~
Saudara Sita,
Kalau tidak salah pada jaman jahiliah setiap bayi perempuan yang lahir pasti dibunuh. Pertanyaan kami mengapa Aisyah masih hidup hingga berusia 6 tahun? Lalu apa yang dilakukan nabi saudara untuk melindungi bayi-bayi wanita supaya tidak dibunuh? Apakah harus dinikahkan?
Artinya pernikahan dini tidak relevan dengan zaman sekarang. namun tidak dapat disalahkan juga bagi umat Islam yang menikahi anak usia dini, karena mereka meneladani nabinya, bukan? Bagaimana menurut saudara Sita?
~
Daniar
~
Dear Daniar,
Jika saya boleh saya berpendapat, saya setuju dengan perbuatan nabi Besar Muhammad SAW. Faktanya dalam agama manapun tidak ada larangan atau batasan umur dalam menikahi seorang wanita. Lalu mengapa ajaran Isa lebih baik karena di Injil pun tidak ada larangan menikahi anak gadis dengan batasan umur khususnya 9 tahun.
~
Saudara Mochammed,
Terimakasih atas pendapat saudara.
Menurut saudara anak usia dibawah umur wajar untuk dinikahi. Pertanyaan kami akankah saudara menikahkan anak gadis saudara yang berumur 9 tahun?
Saudara Mochammed, Allah memberi kita akal sehat untuk kita dapat berpikir bukan? Anak usia 9 tahun berarti ia masih duduk di bangku SD kelas 4. Bukankah mereka masih berhak mengeyam pendidikan, bermain bersama teman-teman sebayanya. Masih perlu bimbingan dan perawatan dari kedua orang tuanya serta dilindungi.
Mengenai anak-anak kecil Isa Al-Masih justru memberkati dan menyayangi mereka. Bukan untuk dinikahkan tetapi untuk dilindungi dan dididik.
~
Daniar
~
Perlu ditegaskan di sini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan melalui nabinya masing-masing. Kalaupun ada yang menyalah-artikan itu, yang salah bukan agamanya melainkan orangnya. Toh beberapa waktu yang lalu juga sempat ada kasus seorang Paus Agung memiliki kelainan orientasi seks. Apa terus yang disalahkan agamanya?
~
Saudara Sita,
Kami sependapat dengan saudara, tentu setiap agama mengajarkan kebaikan. Bila ajaran agama mengajarkan kebaikan seharusnya berbuah kebaikan, bukan? Jadi semua kembali kepada orangnya, apa ia mau taat atau menolak.
Firman Allah menegaskan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 7:17-20).
Jelas apa yang saudara contohkan adalah dosa dihadapan Allah, Allah tidak mengajarkan seperti itu.
Bagaimana dengan menikahi anak-anak kecil menurut saudara Sita?
~
Daniar
~
Saya salut sama admin. Al-Quran dibaca sedemikian jauhnya. Bahkan sampai Qs 47. Tapi, ternyata malah semakin banyak ayat yang membuat anda janggal. Kenapa tidak teruskan merenungi Qs 47:39.
Kita sebagai manusia memang penuh dosa. Tapi Allah memilih utusan-Nya dari manusia juga yang diberi kelebihan dan mukjizat-Nya. Itu sudah merupakan kehendak-Nya. Yang lainnya cuma patut untuk tunduk bukan bertanya. Sebagaimana iblis yang membangkang ketika Allah memerintahkan untuk tunduk kepada Adam as. Sesungguhnya Allah akan memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana Qs 47:17 kemudian renungkan juga Qs 48:27-28. Karena kalau saya tulis pasti kepanjangan. Terima kasih.
~
Saudara Zahra,
Terima kasih atas referensi ayat-ayatnya. Kami mengutip Qs 47:19, menjadi dasar bahwa nabi saudara juga berdosa.
Demikian saya mengakui diri saya sebagai manusia berdosa yang lemah. Untuk itulah saya menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Isa Al-Masih. Kita tidak dapat menyelamatkan diri dengan kekuatan sendiri.
Syukurlah Allah yang maha suci di dalam Isa Al-Masih bersedia menanggung dosa saya, bahkan dosa seisi dunia. Isa Al-Masih datang ke dunia “untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Demikian Isa Al-Masih mengatakan bahwa: “Akulah jalan dan keselamat dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Daniar