Mempunyai anak berprestasi adalah dambaan setiap orang tua. Misalnya, menjadi juara pertama di sekolahnya. Atau, menjadi anak terpandai di bidangnya. Berbagai usaha kerap dilakukan para orang tua, agar anaknya menjadi “ter”pintar, “ter”cantik, dlsbgnya.
Orang-orang “Ter”ahli di Bidangnya
Bila Anda mencari di internet, Anda dapat menemukan orang-orang terpintar di bidang mereka masing-masing. Contohnya adalah ahli filsafat. Lao Zi [Lao Tzu], Confucius, Socrates, Plato, Aristotle, John Locke, Jean-Jacques Rousseau, Karl Marx. Mereka adalah ahli filsafati utama di sejarah dunia.
Sehingga, untuk bidang filsafat, orang-orang di atas layak diberi awalan “ter” di depan namanya. Dan pada masa hidupnya, mereka pun dapat dikatakan “terkemuka”.
Maryam, Perempuan Terkemuka Di Dunia
Salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang Maryam berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu . . . dan melebihkan kamu diatas segala wanita di dunia” (Qs. 3:42).
Maryam disebutkan sebagai wanita yang “dilebihkan Allah di atas segala wanita.” Dari ayat tersebut, bukankah dapat diberi awalan “ter” di depan nama Maryam, “termulia” misalnya?
Mengapa Maryam Dilebihkan di Antara Wanita?
Jika seseorang dilebihkan “di atas segala wanita di dunia” oleh Allah, inilah sesuatu yang menarik perhatian. Terlebih wanita tersebut adalah Maryam, yang sudah jelas tidak berbuat apa-apa, kecuali melahirkan Isa Al-Masih.
Mengapa Ibu Ibrahim, Musa, Daud, atau ibu nabi lain tidak dilebihkan “di atas segala wanita”? Mengapa ibu nabi umat Islam tidak dijunjung tinggi seperti Maryam? Pertanyaan-pertanyaan ini sungguh pantas direnungkan, bukan?
Maryam Dilebihkan Karena Melahirkan Isa Al-Masih
Lima ratus tahun sebelum lahirnya Isa Al-Masih, nabi Allah memberikan satu ramalan. “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan . . . .” (Kitab Nabi Besar Yesaya 9:6-7).
Mungkinkah Maryam perempuan terkemuka di dunia karena ia yang melahirkan Isa Al-Masih? Jelas Nabi Besar Yesaya mendapat wahyu bahwa Isa Al-Masih adalah Penasihat Ajaib dan Raja Damai yang akan memerintah atas seluruh dunia.
Isa Al-Masih Raja Damai dan Penyelamat Dunia
Maryam termulia di atas segala wanita, karena ia melahirkan Kalimattulah, Sang Raja Damai! Kitab Suci Injil menuliskan, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 1:21).
Bukan saja Isa akan datang sebagai Raja Damai. Ia juga sudah mati tersalib menjadi Juruselamat Dunia, “. . . Dialah benar-benar Juruselamat dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:42).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa justru Allah melebihkan Maryam di atas segala wanita di dunia, dan bukan Siti Aminah atau Siti Khadijah?
- Apakah yang melandasi sehingga Al-Quran dalam Qs. 3:42 berkata bahwa Maryam dilebihkan Allah di atas segala wanita di dunia?
- Menurut saudara, apakah gelar “dilebihkan di atas segala wanita di dunia” yang disematkan Al-Quran kepada Maryam, ada hubungannya dengan Isa Al-Masih sebagai Kalimatullah? Sebutkan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Maryam Perempuan terkemuka di dunia?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
Raditya mengatakan
~
Anda setuju mengatakan Allah tidak mempunyai sekutu. Tetapi Anda menyatakan Allah mempunyai sekutu dalam Injil Yohanes 10:30. Saya tidak tahu bagaimana Anda mengartikan sekutu.
staff mengatakan
~
Sdr. Raditya,
Tentu Anda sepakat bahwa dalam Qs 3:45 Allah tidak mungkin disekutukan dengan yang “bukan Allah” seandainya Isa hanya manusia, bukan? Dari ayat tsb nyata bahwa gelar Isa yang disebut “terkemuka di dunia dan di akhirat” (gelar yang hanya Allah saja pemiliknya) menunjukkan Isa-lah Allah itu sendiri, bukan?
Kemudian bandingkan dengan firman Isa dalam Injil Yohanes 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu”. Semakin nyata bahwa Isa Al-Masih itulah Allah, bukan?
~
Yuli
Raditya mengatakan
~
Tentang Isa dan Maryam, saya telah menjawabnya di artikel yang lain.
staff mengatakan
~
Ya Sdr. Raditya, kami juga sudah membaca dan menanggapinya pada artikel yang Anda maksud. Terimakasih untuk keaktifan Anda berdiskusi bersama kami, kami sangat menghargainya.
Meskipun di artikel lain pokok bahasannya mirip, namun apa yang sedang kita bicarakan di artikel ini berbeda, bukan? Maka bila Anda berkenan melanjutkan, silakan Anda tanggapi komentar kami sebelumnya.
~
Yuli
Raditya mengatakan
~
Anda mengatakan Isa dan Allah adalah satu, tetapi Yesus menyangkalnya pada Injil Matius 27:46. Jika mereka satu, pasti tidak akan terpisah.
staff mengatakan
~
Sdr. Raditya,
Oksigen (O₂) ada dimana-mana, baik di Arab ataupun di Indonesia. Lambang kimia dari keduanya sama, bukan? Mustahil bila Oksigen di Arab dan di Indonesia berbeda. Sebab hakikatnya zat ini satu meski ada di segala tempat.
Semoga analogi di atas dapat membantu kita memahami tentang sifat Allah Esa yang Maha Hadir. Jika lewat Injil Matius 27:46 Anda mempertanyakan mengapa Allah terpisah, kemahahadiran Allah di segala tempat (di sorga sekaligus di bumi) pada waktu yang bersamaan menjadi jawabannya. Sebaliknya, jika Allah hanya ada di satu tempat sementara di tempat lain tidak ada, pasti tidak bisa disebut Maha hadir, bukan? Padahal, salah satu ciri Allah sejati terletak pada sifat Maha Hadirnya.
~
Yuli
Raditya mengatakan
~
Kita kembali ke Injil Matius 27:46. Yesus memanggil Allah. Berarti Allah itu di luar dari tubuh Yesus. Artinya Injil Yohanes 10:30 adalah bohong.
Anda menyebutkan Maha Hadir. Kalau Allah hadir dalam tubuh Yesus, bagaimana bisa Tuhan mati di tiang salib? Apakah bisa disebut Tuhan kalau mati?
Kalau Yesus Tuhan, seharusnya Dia mematikan orang-orang yang ingin menyalibnya. Mungkin Anda mengatakan Yesus mati untuk menebus dosa manusia. Tapi Anda sering berkata kepada saya agar berpikir logis. Apakah logis bila Yesus Tuhan tapi Dia mati?
staff mengatakan
~
Sdr. Raditya,
Berkait dengan kemahahadiran Allah, mari kembali pada analogi Oksigen yang kita bicarakan sebelumnya. Seandainya Oksigen bisa berbicara, bagaimana Oksigen di Indonesia memanggil Oksigen di Arab? Pastilah ia menyebut “Oksigen!”, juga bukan? Jadi tidak ada yang salah saat Yesus Tuhan yang sedang tersalib itu memanggil Bapa-Nya dengan sebutan “Eli (Eloi), Eli (Eloi) … !” Maka firman Yesus dalam Injil Yohanes 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu” jelas menyatakan Yesus dan Bapa adalah satu hakikat yaitu Allah.
Bukankah Anda sering mendengar penjelasan bahwa Yesus wafat untuk menebus manusia dari hukuman kekal atas dosa? Dan bukankah Injil juga mencatat kebangkitan-Nya mengalahkan maut? Tidakkah ini membuktikan ketuhanan-Nya yang kekal? Maka, seandainya Yesus arogan dengan membinasakan orang-orang yang akan menyalibkan-Nya, tentu rencana penebusan gagal, bukan? Jika gagal, kita semua pasti masuk neraka. Lalu, apakah layak Allah disebut Maha Benar dan Maha Penyayang saat Ia tidak menepati janji keselamatan yang sudah difirmankan-Nya (Taurat, Kitab Kejadian 3:15) saat Adam-Hawa jatuh ke dalam dosa?
~
Yuli