Bagi setiap wanita, mempunyai kecantikan jasmani saja jelas tidak cukup. Ada kecantikan lain yang jauh lebih penting, yaitu kecantikan secara batiniah. Karena Allah dan pria sholeh menyukai wanita sholehah yang rendah hati.
Apakah ciri wanita sholehah? Anda dapat mengetahuinya lewat kisah dari salah seorang wanita dalam Kitab Allah berikut ini.
Wanita Miskin Menjadi Ratu
Wanita itu bernama Ester. Seorang yatim piatu yang diadopsi pamannya sejak kecil. Sebelum menjadi ratu, dia hanya wanita miskin yang tidak diperhitungkan. Kelebihannya hanya wajahnya yang cantik dan karakternya yang baik.
Ester terpilih sebagai calon ratu bersama beberapa wanita lain. Selama setahun masa persiapan sesuai dengan adat di masa itu, Ester memberi kesan yang luar biasa bagi Hegai, orang yang bertanggung-jawab atas para wanita tersebut.
Wanita Yang Rendah Hati
Ketika sampai pada giliran Ester menghadap raja, Hegai bertanya, apa yang akan ia kenakan untuk menghadap raja. Ester menjawab, “Apapun yang engkau anjurkan bagiku.”
Kita bisa melihat kerendahan hati dan rasa puas dalam dirinya. Tidak terdapat tipu muslihat, keangkuhan, atau kegenitan. Pasti banyak perhiasan berharga dan jubah mahal yang dapat ia tuntut.
Tetapi ia cukup rendah hati untuk percaya kepada keputusan pelayannya. Ia merasa cukup puas dan tidak mengejar harta kerajaan. Pikirannya tidak tercemar oleh hal-hal duniawi. Ester adalah teladan wanita sholehah.
Keangkuhan tidak ada dalam diri Ester. Sebab keangkuhan adalah lawan dari kerendahan hati yang merupakan dasar dari segala kebajikan. “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian” (Kitab Amsal Sulaiman 29:23). Jika Anda punya pandangan lain, silakan mengemail kami.
Bagaimana Memiliki Karakter Seperti Ester?
Yang membuat Ester menjadi ratu dan dikasihi raja serta rakyatnya, bukan semata-mata karena kecantikannya. Ester sampai ke takhta kerajaan karena perkataanya yang ramah. Hati yang memiliki rasa puas, dan karakter yang rendah hati. Dengan penguasaan diri, serta imannya, Ester mampu menjadi ratu yang bijaksana.
Untuk memiliki karakter seperti Ester, perlu mempunyai hati yang bersih. Sebab menurut firman Allah “dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Markus 7:21-23). Jika Anda tidak setuju, silakan sampaikan lewat email.
Isa Berkuasa Membersihkan Hati
Membersihkan hati dari segala dosa jelas tidak dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri. Sekalipun dengan amal dan ibadah.
Jika Anda ingin hati Anda bersih dari dosa, datanglah kepada Isa Al-Masih, Ia sanggup melakukannya. Sebab “. . . darah Yesus [Isa Al-Masih], Anak-Nya itu [kata kiasan untuk Isa], menyucikan kita dari pada segala dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7).
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, faktor apakah yang membuat Ester lebih menonjol dibanding wanita-wanita lain sehingga ia berhasil menjadi ratu?
- Selain dengan pertolongan Isa Al-Masih, adakah cara lain untuk mendapatkah karakter yang baik seperti karakter Ester di atas? Jelaskan!
- Bila saudara seorang pria yang sedang mencari calon isteri, karakter isteri seperti apakah yang saudara inginkan? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
1. Wanita Islam dan Kristen – Kecantikanmu Hendaklah dari dalam, Bukan dari Luar.
2. Mana Lebih Penting, “Berhijab Ataukah Hati yang Suci?”
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Saodah
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Teladan Wanita Sholehah Bagi Wanita Beragama”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Hanya seperti itu saja karakter Ester? Itu adalah hal yang biasa. Banyak wanita yang digambarkan memiliki sifat rendah hati. Misalnya kisah Cinderella. Atau jika dalam tokoh agama ada Siti Maryam, ibunda Nabi Isa Alayhissalam. Atau Asyiah, istri Firaun.
Sholeha itu tidak cukup memiliki sifat rendah hati. Namun lebih dari itu adalah yang sangat bertakwa kepada Allah. Sehingga sifatnya yang terpancar menggambarkan sikap takwa karena Allah.
~
Sdr. Gandhi Waluyan,
Terimakasih untuk kunjungan Anda di artikel ini. Bagaimana Anda menjelaskan ciri-ciri orang “yang sangat bertakwa kepada Allah”? Apakah kerendahan hati bukan ciri pentingnya? Apakah Anda setuju bila orang bertakwa bersikap rendah hati karena ia menghormati Allah sebagai Yang Mahatinggi, satu-satunya Yang layak dimuliakan dan ditaati? Jika ya, maka tidak ada tempat bagi “kesombongan” untuk orang bertakwa, bukan? Jadi, saat Anda mengidentikkan kesalehan dengan ketakwaan, apakah bisa disebut bertakwa bila seseorang yang karena kerajinannya beribadah, berbangga diri?
Saudaraku, Ester menunjukkan kesalehan sejati dari seorang yang bertakwa kepada Allah. Anda dapat membaca keseluruhan kisah hidupnya di Kitab Ester dalam Alkitab. Oleh karena kerendahhatiannya yang tertanam sejak muda, wanita Yahudi ini telah mempertaruhkan nyawa dan kedudukannya sebagai permaisuri untuk menaati kehendak Allah. Yakni menyelamatkan nasib seluruh bangsanya dari kebinasaan total yang direncanakan Haman, kepala seluruh pembesar kerajaan Persia dan Media yang dirajai oleh Ahasyweros. Tanpa ketakwaannya, mustahil ia mempertaruhkan itu semua, bukan? Bukankah ini kesalehan sejati? Pertanyaannya, sudahkah kita memiliki kesalehan sejati seperti ini di hadapan Allah?
~
Yuli
~
Mengapa Maria ibunya Yesus tidak dijadikan contoh wanita utama dan sholeha? Bukankah dia sangat takwa kepada Allah, menerima resiko direndahkan karena hamil tanpa suami. Yang berjasa melahirkan seorang “Tuhan”, menyusui Tuhan, merawat dan mendidik hingga besar? Apakah karena Maria tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan? Memgapa malah para (maaf) pesundal lebih ditonjolkan dalam Alkitab yang akan masuk surga dan menjadi pengantin dalam perkawinan di surga?
~
Sdr. Gandhi Waluyan,
Sebagai pengunjung setia situs-situs kami, kami berterimakasih untuk kesediaan Anda berkomentar di artikel ini. Hanya saja, keobjektifitasan Anda menilai serta tingkat kefokusan pada topik bahasan perlu dipertanyakan ulang.
Topik bahasan saat ini adalah Ester, wanita yang hatinya telah dibersihkan Allah sehingga berkarakter sholehah. Dalam kesalehannnya, Allah memakainya sebagai penyelamat bangsanya dari kebinasaan, dengan kedudukannya sebagai permaisuri Raja Persia waktu itu. Tentu saja Ester bukan teladan tunggal wanita sholeha. Sebab masih banyak tokoh wanita Alkitab lainnya yang juga layak diteladani, diantaranya Maryam ibunda Yesus. Itu sebabnya kami pun memuat topik Maryam dalam artikel-artikel berikut: https://tinyurl.com/y7c8lnc8, https://tinyurl.com/ybv8utdy, https://tinyurl.com/y85mxqak. Maka, apakah objektif bila kemudian pada artikel tentang Ester, Anda masih mempertanyakan Maryam yang jelas kami muat dalam artikel lainnya? Apalagi dengan menyertakan prasangka pribadi di luar fakta untuk membenarkan alasan Anda.
Saudaraku, bagaimana Anda menilai karakter Ester ini? Dapatkah seseorang menjadi sholeh/sholeha seperti Ester tanpa hatinya dibersihkan Allah terlebih dahulu? Bagaimana menurut Anda?
~
Yuli