Saya berasal dan tinggal di salah satu negara Islam. Setelah mendapatkan gelar sarjana, saya melanjutkan pendidikan dengan mengambil program magister di Amerika Serikat.
Saya mendapat kado buku Perjanjian Baru dari teman baik saya, seorang Amerika, ketika saya berulang tahun. Awalnya saya terkejut dan tidak mau membaca buku tersebut. Bahkan saya takut menyentuhnya. Tapi setelah saya pertimbangkan, dan saya mempercayai iman saya sebagai Muslim yang taat, akhirnya saya memutuskan untuk membacanya. Tidak terpikir sebelumnya, jika saya benar-benar bisa menemukan kebenaran tentang Isa Al-Masih dibuku tersebut.
Bersihkan Bagian Dalam Terlebih Dahulu
Saya mulai membaca Injil dari kitab Markus. Teman saya merekomendasikan untuk membacanya karena bagian tersebut adalah yang paling pendek. Ketika membacanya, banyak hal yang menarik perhatian saya, terutama mengenai kehidupan Yesus.
Namun, hal terbesar yang mempengaruhi saya adalah ayat-ayat dimana Isa Al-Masih berkata dalam Injil Matius 23:25-26: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”
Pengajaran Isa Al-Masih Senada Fokus Orang Tua Saya
Apa yang diajarkan Isa Al-Masih, sama seperti yang diajarkan orang tua saya, ketika saya masih remaja. Mereka tidak menyukai kemunafikan dalam agama. Orang-orang yang hanya melakukan keagamaan pada luarnya saja. Tetapi dalam hati, mereka egois dan sombong.
Orang tua mengajarkan bahwa Islam yang sesungguhnya adalah dari dalam hati. Bukan sekedar ritual di luar saja. Ketika saya mengetahui bahwa Isa mengajarkan hal yang sama dengan apa yang diajarkan orang tua saya, saya menerima kebenaran tersebut. Apa yang Isa katakan adalah benar. Kebenaran tentang Isa Al-Masih itu adalah bukti nyata. Sekitar sebulan kemudian, saya berdoa untuk keselamatan melalui Isa.
Menyesal Akan Relasi Yang Hilang
Keluarga saya marah ketika mendengar saya telah menjadi pengikut Isa Al-Masih. Ketidak-sukaan mereka kepada sungguh menyakitkan hati saya. Sebelumnya saya mempunyai hubungan yang dekat dengan orang tua saya, terutama dengan ibu saya.
Tekanan ini membuat saya terkadang ingin meninggalkan Isa dan kembali menjadi Islam. Namun saya sudah terlanjur tidak memiliki keraguan akan Isa Al-Masih. Saya justru bersyukur memiliki kesempatan untuk mempelajari kebenaran tentang Isa dalam Kitab Suci Injil.
Tambahan dari Staff IDI Bagi Pembaca
Aisha, tadinya adalah wanita Muslim yang taat. Hingga suatu hari, dia menemukan kebenaran sejati dalam diri Isa Al-Masih yang tertulis dalam Kitab Suci Injil yang dibacanya. “Aku [Isa Al-Masih] berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:5).
Apa yang dimaksud dengan kelahiran baru? Bagaimana caranya dilahirkan dari air dan Roh? Untuk menemukan jawabanya, silakan klik di sini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Jelaskanlah langkah-langkah sederhana yang diambil Aishah untuk memperdalam pengertian akan Injil.
- Ayat Alkitab manakah yang mempengaruhi Aishah? Mengapa?
- Mengapa Aishah tidak meninggalkan imannya pada Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Aishah, Putri Islam, Menemukan Kebenaran Tentang Isa Al-Masih”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
Jagung bakar mengatakan
~
Berpindah keyakinan dari agama satu ke agama lain sejatinya adalah hak mutlak setiap manusia sebagaimana di negara kita juga memberikan kebebasan setiap warga negara memilih kepercayaan imannya. Tidak satu orang pun berhak menolak kecuali atas kesadaran sendiri.
Namun yang tidak dibenarkan itu menjelek-jelekkan dan merendahkan keyakinan orang lain. Ini hanya menurut pandangan pribadi. Bahkan itu termasuk suatu kejahatan yang dinamakan penistaan. Jika tertangkap dan terbukti akan dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
staff mengatakan
~
Sdr. Jagung Bakar,
Mari berbicara fakta, bukan prasangka tanpa bukti. Dapatkah Anda tunjukkan pada alinea mana dalam artikel di atas yang mengindikasikan bila isi artikel sedang menjelekkan dan merendahkan keyakinan orang lain?
~
Yuli
Igo mengatakan
~
Kalau berdebat dengan yang bukan ahlinya sama saja bohong. Bukan debat melainkan dakwah. Seperti menanyakan kalkulus pada anak SD, tidak mungkin terjawab semua pertanyaan Anda.
staff mengatakan
~
Sdr. Igo,
Terimakasih untuk kunjungan Anda pada situs kami. Mudah-mudahan Anda pun sempat membaca isi artikel di atas dan mendapatkan manfaat penting darinya.
Tujuan akhir dari forum diskusi ini bukan untuk perdebatan, tapi mendorong semua pihak untuk mencari dan menemukan kebenaran sejati dari Allah. Kebenaran adalah konsumsi terpenting bagi semua orang tanpa terkecuali. Bukan hanya seorang ahli yang boleh berbicara tentang kebenaran, tapi kita semua seharusnya demikian. Mengapa? Sebab tanpa kebenenaran, apakah kita mau terus dikelabui oleh ketidakbenaran?
Saudaraku, bagaimana Anda menghayati iman keyakinan Anda sejauh ini? Seberapa yakin Anda bila semua yang Anda yakini adalah kebenaran? Apakah fakta dan logika turut mengkonfirmasi kebenarannya? Dengan apa yang Anda yakini tsb, apakah mendatangkan sukacita sejati baik untuk kehidupan saat ini maupun nasib akhirat Anda kelak? Yakinkah Anda bahwa kelak Anda pasti mengalami kebahagiaan kekal dengan apa yang Anda yakini saat ini? Aishah dalam kesaksian hidupnya di atas telah memperolehnya. Nah, bagaimana dengan Anda?
~
Yuli