Saya lahir dalam keluarga Kristen, namun saya tertarik agama Islam. Sedari kecil saya sudah rajin beribadah di gereja. Tapi semua hanya sebatas ritual dan kewajiban, tanpa memahami maknanya. Ketika mulai kuliah, saya mulai serius belajar tentang kekristenan. Di sisi lain, saya melihat kehidupan orang Kristen tidak benar. Sembarangan dan kurang sopan. Akibatnya, saya membenci orang Kristen.
Tertarik Agama Islam
Berbeda dengan teman-teman Muslim. Pakaian mereka tertutup, berbicara dengan sopan, dan rajin sholat. Saya menjadi tertarik mempelajari agama Islam.
Setelah belajar tentang sejarah Islam serta riwayat Nabi Muhammad melalui buku-buku dan teman-teman Muslim, saya semakin ragu dengan iman saya dan ingin pindah ke agama Islam. Setiap hari saya berdoa supaya Allah menunjukkan kepada saya Allah yang benar. Apakah Allahnya orang Kristen atau Islam. Kemudian seorang teman mengajak saya bertemu dengan Kyai, untuk mengikrarkan diri sebagai seorang Muslim, dengan mengucapkan kalimat syahadat.
Berdoa Untuk Tahu Siapakah Allah yang Sebenarnya
Sehari sebelum berangkat, saya berdoa dan meminta tanda kepada Tuhan. “ Tuhan, saya tidak tahu mana Allah yang benar. Jika memang Allah-nya orang Muslim yang benar, tolong ijinkan saya bertemu dengan bapak Kyai dan pindah agama, tetapi kalau Allah-nya orang Kristen, saya mohon supaya perjalanannya batal dan saya bisa bertemu dengan orang yang mampu mengajari saya tentang kebenaran ”.
Keesokan harinya saat kami mau berangkat, bapak Kyai memberitahukan kalau ada keluarganya meninggal dan tidak bisa bertemu saya.
Nasihat dari Mukmin yang Mengikuti Isa Al-Masih
Sorenya seorang teman memberitahukan, ada seseorang yang ingin bertemu saya. Ketika saya bertemu dengannya, ternyata ia seorang pendeta yang sebelumnya beragama Islam. Saya menyampaikan keraguan saya tentang agama Kristen dan ingin menjadi Muslim. Orang itu hanya berkata, “ Saya tidak melarang anda pindah ke agama Islam, tetapi sebelum kamu memutuskan untuk tertarik agama Islam dan meninggalkan imanmu, sebaiknya kamu cari tahu dan kenali dulu siapa Yesus. Bila kamu sudah kenal dan memutuskan untuk pindah agama, silakan. Tidak adil bila kamu hanya belajar tentang Nabi Muhammad, tetapi tidak belajar tentang Yesus.” Jawaban ini mengecewakan saya.
Mata Saya Terbuka, Doa Saya Dibalas
Ketika pulang ke tempat kos, saya merasa ada dorongan yang kuat untuk berdoa dan membaca Alkitab. Saat itu mata saya tertuju pada Firman Tuhan yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Mata saya seperti dibukakan dan benar-benar memahami maksud dari ayat ini. Saya seperti melihat titik terang ditengah kegelapan dan saya merasa sangat berdosa di hadapan Allah. Saya menangis dan memohon Tuhan mengampuni dosa-dosa saya. Saat itu di hati saya ada keyakinan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan kebenaran dan kehidupan. Sejak itu saya memutuskan untuk mempercayai Yesus dan hidup dalam kebenaran-Nya.
Keselamatan yang disediakan Isa Al-Masih bagi semua orang. Dengan tegas Dia berkata, “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
[Staf Isa dan Islam – Bila saudara rindu memperdalam pengertian saudara tentang Keselamatan dalam diri Isa Al-Masih seabgai Juruselamat dunia, silakan klik di sini.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Gadis Kristen Tertarik Agama Islam”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
restu mengatakan
~
Saya ingin bertanya dalam kitab Injil dijelaskan bahwa Isa as bersabda kurang lebih berarti ketika ia tidak meninggalkan saudara, maka penghibur itu tidak akan datang. Nah, bukankah jika sauadra mengikuti apa yang dikatakn Isa as maka akan ada rasul setelah wafatnya Isa. Dia pun membawa kitab seperti rasul sebelumnya yaitu Al-Quran seperti pula Taurat, Zabur, Injil. Kami mengimani semuanya karena kami Muslim dan sesuai dengan perkataan Yesus bahwa akan diutus penghibur setelahnya. Kenapa saudara mendustakan Muhammad SAW?
staff mengatakan
~
Salam Sdr. Restu,
Terimakasih untuk pemapran saudara. Kami hanya menanggapi komentar yang sesuai dengan topik pada artikel di atas. Jika saudara hendak membahas tentang seorang penghibur kami mempersilakan saudara mengunjungi link kami di http://preview.tinyurl.com/d6tfsdu.
Bagaimana dengan kesaksian di atas. Kami senang jika saudara hendak berbagi dengan kami. Terimakasih.
~
Salma
sugi mengatakan
~
Kebenaran itu nanti akan ditunjukkan manakala kita nanti sudah berada dalam kubur. Kehidupan kita kelak akan dipertanggungjawabkan dan ini berlaku untuk semua manusia tidak peduli agama, suku, apakah orang baik atau jahat. Percayalah, siksa kubur itu ada. Jadi renungkanlah…
staff mengatakan
~
Sdr. Sugi,
Ketika Anda percaya bahwa siksa kubur ada, sudahkah Anda siap menghadapinya?
Apakah dengan berbekal amal serta kesalehan ibadah yang selama ini Anda kerjakan, Anda yakin terhindar dari siksa kubur?
Seberapa besar amal saleh yang harus ditimbun hingga melebihi besarnya dosa dalam tindakan, perkataan, bahkan dalam pikiran dan hati yang tersembunyi? Saat amal kebaikan dilakukan, dosa di lain pihak mengiringi. Jadi, mungkinkah amal saleh dapat melebihi dosa kita? Tepatlah apa yang disampaikan ayat Al-Quran berikut:
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71)
Namun, berita baiknya adalah Allah mengasihi Anda. Allah menawarkan diri-Nya sendiri menjadi ssirat al-mustaquim sehingga Anda tidak perlu menanggung siksa kubur karena dosa. Dengan beriman kepada Isa Al-Masih, perjalanan Anda menuju sorga terjamin:
“Kata Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6)
Jadi, masihkah Anda menunggu kepastian kebenaran hingga siksa kubur menjemput?
~
Yuli
Daniel Perdana mengatakan
~
Syalom.
Begini, kakak-kakak dan om-om. Saya ingin berpendapat dan membuktikan bahwa agama itu dibuat oleh manusia, maaf. Tapi kita hanya menyembah kepada Tuhan yang sama. Agama dibuat bertujuan untuk menyembah Tuhan dengan cara yang berbeda. Intinya bahwa di dunia ini, Tuhan dari agama masing-masing itu sama, tapi hanya cara menyembahnya berbeda, Saya dari agama Kristen dan saya tidak memihak satupun agama dalam pendapat saya. Saya memihak Tuhan.
Terimakasih.
staff mengatakan
~
Sdr. Daniel,
Terimakasih untuk pendapat yang Anda berikan, kami sangat menghargainya.
Berkait dengan apa yang Anda sampaikan, jika Anda menganggap agama-agama sebagai cara yang berbeda untuk menyembah Tuhan yang sama, mengapa Anda memeluk Kristen dan bukan agama yang lain? Apakah ini pilihan Anda sendiri, atau karena Anda terlahir dalam keluarga Kristen? Jika pilihan Anda sendiri, apa yang menyebabkan Anda memilihnya? Bersediakah Anda berpindah agama?
~
Yuli
usil mengatakan
~
“Mata saya seperti dibukakan dan benar-benar memahami maksud dari ayat ini. Saya seperti melihat titik terang ditengah kegelapan dan saya merasa sangat berdosa di hadapan Allah”
Respon: Katanya sudah ditebus, kok minta ampun?
“Saya menangis dan memohon Tuhan mengampuni dosa-dosa saya. Saat itu di hati saya ada keyakinan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan kebenaran dan kehidupan”
Respon: Oh, jadi Alkitab bukan jalan kebenaran?
“Sejak itu saya memutuskan untuk mempercayai Yesus dan hidup dalam kebenaran-Nya”
Respon: Kasihan Bapa dan Roh Kudus, tidak punya otoritas sebagai Tuhan karena hanya Yesus yang harus dipercayai.
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
“Respon: Katanya sudah ditebus, kok minta ampun?”
Silakan simak ulang cerita gadis di atas. Apakah saat ia bimbang dan ingin memeluk Islam, sudahkah ia mengenal Yesus meskipun ia beragama Kristen? Sudahkah Ia mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya? Belum, bukan? Maka, langkah pertobatannya dengan meminta ampun kepada Yesus sungguh tepat karena dari situlah karya penebusan Yesus dapat ia terima.
“Respon: Oh, jadi Alkitab bukan jalan kebenaran?”
Alkitab adalah buku yang bertuliskan firman Allah. Yesus adalah firman Allah yang hidup, yang bersabda bahwa Ia adalah jalan dan kebenaran dan hidup karena Ia Allah (baca Injil Yohanes 14:6).
“Respon: Kasihan Bapa dan Roh Kudus, tidak punya otoritas sebagai Tuhan karena hanya Yesus yang harus dipercayai”
Setiap orang yang mengaku dengan hati dan mulutnya bahwa ia beriman kepada Yesus, Allah Sang Juruselamat, hanya bisa terjadi atas tuntunan Roh Kudus Allah dalam dirinya (baca: Surat 1 Korintus 12:3). Sedangkan Roh Kudus Allah dikirim oleh otoritas Allah Bapa (baca: Injil Yohanes 14:26). Maka, kesimpulan Anda salah besar, bukan?
~
Yuli
tse-tse mengatakan
~
Begini, saudara-saudara,
Perbuatan Isa memang betul manifestasi Allah. Kehendak Allah tercermin dari perbuatannya. Tapi apakah Isa sama dengan Allah? Bukan.
Mengapa saya berkata kehendak Allah tercermin dari perbuatan Isa? Karena Isa adalah seorang hamba yang berbuat sesuai kemauan Allah. Isa adalah salah seorang hamba yang dianugerahi kejernihan pikiran & hati dari Tuhannya, sehingga dia tahu jalan menuju Sang Pencipta. Apakah Isa satu-satunya? Tidak. Banyak juga yang mendapat keistimewaan seperti beliau. Sebut saja Muhammad, Musa, Ibrahim, Siddharta, dan masih banyak lagi.
Mereka ada untuk memberi teladan kepada umat manusia supaya kita mengikuti jalan mereka menjadi sebaik-baiknya ciptaan Tuhan. Tujuannya agar dunia ini menjadi tempat yang lebih baik & supaya kita selamat di akhirat karena perbuatan kita sendiri. Bahwa apa yang ditanam pasti akan dituai nantinya.
Tapi kemudian jika Anda mengatakan Isa sama dengan Allah, sungguh pasti dia sangatlah sedih sekarang ini, bahkan Isa adalah seorang hamba-Nya yang sangat taat. Itu adalah penghinaan terhadap Isa.
staff mengatakan
~
Sdr. Tse-tse,
Keyakinan apapun yang Anda anut, tentu Anda mengenal kata “dosa”, bukan? Dosa adalah perbuatan manusia yang menentang kedaulatan Allah, Sang Penguasa dunia akhirat.
Nah, menyitir pernyataan Anda: “…supaya kita selamat di akhirat karena perbuatan kita sendiri…”, bagaimana mungkin bisa selamat di akhirat dengan perbuatan sendiri jika hubungan manusia dengan Sang Penguasa akhirat tidak beres karena dosa?
Untuk itulah kita perlu menerima pengampunan Allah sebelum kita bisa selamat di akhirat kelak. Nah, dari semua tokoh agama yang Anda sebut (Muhammad, Musa, Ibrahim, Siddharta), adakah diantara mereka yang berani berkata seperti Isa Al-Masih: “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia [Isa Al-Masih] berkuasa mengampuni dosa…” (Injil, Rasul BesarMatius 9:6). Siapakah selain Allah yang berkuasa mengampuni dosa? Maka jelaslah bahwa Isa Al-Masih adalah Allah, bukan?
Permasalahannya, maukah kita menerima pengampunan dosa dari Isa Al-Masih?
~
Yuli
Adeliaputri Pratama mengatakan
~
Coba kalian pikirkan kembali apa yang kalian nyatakan. kalian berkata di kitab injil tidak ada kisah yang menyatakan tentag rasul kami. Jelas karena itu Injil yang diturunkan untuk nabi Isa. Tapi di kitab injil itu tertulis bahwa akan datang sorang nabi terakhir yang akan membawa kebenaran sejati yang bernama Ahmad (Muhammad). Dan diturunkan pula Al-Quran sebagai pelengkap kitab-kitab terdahulu.
Sama halnya ketika Allah mengutus nabi Isa dan menganugrahinya dengan kitab Injil untuk menyempurnakan kitab Taurat. Anda selalu menutup mata dari kebenaran yang kami umat Islam paparkan di hadapan Anda dengan berkata ini dan itu.
staff mengatakan
~
Sdr. Adeliaputri Pratama,
Jika Anda meyakini bahwa dalam kitab Injil tertulis ayat akan datangnya nabi bernama Ahmad (Muhammad), silakan Anda tunjukkan alamat ayat Injil tsb dengan jelas. Namun ingat, ayat injil yang Anda ambil harus berasal dari naskah empat kitab Injil dalam Alkitab yang ditulis di abad 1 Masehi, abad yang sama saat Isa Al-Masih ada di dunia. Jika Anda mengambilnya dari Injil Barnabas, maka ketahuilah bahwa pakar Muslim sendiri pun sudah mengakui bahwa Injil Barnabas adalah Injil palsu. Injil Barnabas baru ditulis abad 15 Masehi, ditulis oleh orang yang sama sekali tidak mengenal siapa Isa (silakan baca: http://tinyurl.com/bovljam).
Jadi, mari lebih bijak dalam mencerna informasi.
~
Yuli
hamba allah mengatakan
~
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia,” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Jika benar begitu adanya, mengapa Firman Allah tidak di turunkan waktu pertama kali diciptakannya manusia?
staff mengatakan
~
Sdr. Hamba Allah,
Firman Allah datang ke dunia menjadi manusia bernama Yesus Kristus (Isa Al-Masih) untuk tujuan menjadi Sang Juruselamat dengan cara menggantikan hukuman yang seharusnya kita tanggung sebagai orang berdosa.
Pada awal penciptaan Adam – Hawa, Allah menciptakan mereka suci tanpa dosa karena mereka diciptakan “segambar dengan Allah” (Taurat, Kitab Kejadian 1:26-27). Nah, untuk apa Sang Firman Allah (Isa Al-Masih) harus datang ke dunia bersamaan dengan Adam – Hawa jika mereka belum jatuh ke dalam dosa? Maka, setelah Adam – Hawa berdosa dan seluruh generasi yang lahir setelahnya mewarisi bibit dosa yang sama, barulah Isa datang ke dunia menggenapi janji keselamatan Allah.
~
Yuli
hamba allah mengatakan
~
“Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;” (Injil, Surat 1 Petrus 3:18).
Apakah dosa seseorang bisa ditanggung oleh orang lain? Ibarat saya hutang kepada orang, lalu Anda yang bayar?
Mengapa bayi yang baru lahir harus menanggung dosa besar? Bukankah dia baru melihat dunia yang belum mengerti apa-apa? Ibarat kalau misalkan ada tindak pidana, Anda yang tidak tahu apa-apa dituduh yang melakukannya. Padahal Anda sendiri tidak pernah keluar rumah dan tidak melakukan apa-apa. Apakah anda terima dan rela menanggung tanggung jawab yang Anda sendiri sama sekali tidak pernah melakukannya?
staff mengatakan
~
Sdr. Hamba Allah,
Mari simak firman Allah berikut:
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Roma 3:23).
Sejak Adam-Hawa jatuh ke dalam dosa dengan melanggar perintah Allah yakni makan buah yang Allah larang (Taurat, Kitab Kejadian 2:17), dosa telah menguasa seluruh kehidupan keduanya. Akibatnya, generasi yang mereka lahirkan mewarisi bibit dosa yang sama. Ibarat pohon yang terkena penyakit, buah yang dihasilkan pun pasti jelek/buruk. Setiap bibit dosa yang diwarisi, selalu memicu perbuatan dosa pada diri seseorang. Itulah sebabnya, bayi yang baru lahir pun sudah memiliki bibit dosa.
Selanjutnya, firman Allah juga tegas menyatakan: “Upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23, sesuai isi Kitab Kejadian 2:17). Nah, tentu tidak ada satupun yang lolos dari maut/neraka, bukan? Jika Allah tidak turun tangan, tentu tidak satu orang pun selamat. Tapi, jika Allah sekedar mengampuni manusia, di mana letak Maha Adil-Nya? Bukankah konsekuensi dosa adalah maut dan tidak bisa ditukar dengan apapun seperti amal/ibadah?
Kini, analogi yang Anda gunakan menjadi masuk akal. “Hutang” dosa tetap dibayar maut, tapi yang membayar adalah seorang Penebus supaya si pendosa lolos dari maut. Hanya seorang yang suci tanpa dosalah yang layak menjadi Penebus, dan Dia adalah Allah sendiri dalam diri Isa Al-Masih.
Kiranya kemurahan Allah membukakan nurani dan logika Anda terhadap kebenaran.
~
Yuli
hamba allah mengatakan
~
Dosa adalah perbuatan buruk dan penyakit adalah kerusakan organ tubuh. Apakah seorang anak selalu melakukan perbuatan yang sama dengan apa yang dilakukan orang tuanya? Apakah ketika orang tuanya yang salah, anaknya juga ikut dipenjara?
Bagaimana dengan kaum yang sebelum datangnya Isa As., apakah mereka ditebus dosanya secara cuma-cuma? Sedangkan Anda berkata: “Tapi, jika Allah sekedar mengampuni manusia, di mana letak Maha Adil-Nya? Bukankah konsekuensi dosa adalah maut dan tidak bisa ditukar dengan apapun seperti amal/ibadah? Dosa tetap dibayar maut, tapi yang membayar adalah seorang Penebus supaya si pendosa lolos dari maut. Hanya seorang yang suci tanpa dosalah yang layak menjadi Penebus, dan Dia adalah Allah sendiri dalam diri Isa Al-Masih”.
staff mengatakan
~
Sdr. Hamba Allah,
Terimakasih untuk pertanyaan Anda yang sangat baik, yang juga ditanyakan banyak orang.
Lebih dari sekedar “perbuatan buruk”, dosa adalah pemberontakan terhadap kedaulatan Allah Yang Maha Tinggi. Jauh sebelum manusia tercipta, iblis yang awalnya malaikat pelayan Allah, meninggikan diri dan ingin sama seperti Allah (Kitab Nabi Yesaya 14:12-17). Ide ini pula yang iblis hembuskan kepada Adam-Hawa (Taurat, Kitab Kejadian 3:4-5) sehingga mereka berbuat dosa dengan makan buah yang Allah larang. Sebagaimana dijelaskan “Upah dosa ialah maut” (Injil Roma 6:23), neraka disediakan bagi iblis dan para pengikutnya, yakni semua orang berdosa yang tidak beriman kepada Isa Sang Firman (Injil, Kitab Wahyu 20:10,15).
Telah dijelaskan pula bahwa “keadaan berdosa” bukan sekedar “perbuatan”, tapi pada “status” yang disandang. Karena Adam-Hawa sudah dikuasai dosa, maka “bibit dosa” terwariskan pada seluruh generasi manusia, sekalipun belum melahirkan “perbuatan dosa” pada diri seseorang. Maka jelas bahwa seorang bayi pun sudah berstatus berdosa. Bukan karena menanggung “perbuatan dosa” orang tuanya ataupun Adam-Hawa, melainkan karena “bibit dosa” sudah ada di dalam dirinya. “Bibit dosa” inilah yang kelak bisa membuat anak mengelak dari kesalahannya tanpa ada yang mengajari. Ini contoh kecil dari “perbuatan dosa”.
Bagaimana dengan orang-orang yang hidup sebelum Isa Al-Masih? Injil Yohanes 1:1-18 menjelaskan bahwa dalam kekekalan, Isa adalah “Firman Allah” yang hidup, yaitu bagian tidak terpisahkan dari “Allah Tritunggal”. Jauh sebelum Isa datang ke dunia, firman Allah sudah dinyatakan melalui para nabi-Nya. Maka, setiap orang yang hidup di zaman sebelum Isa dan mempercayai serta menaati firman Allah melalui para nabi-Nya, mereka terhitung sama beriman kepada Isa, karena Isa sendiri adalah Firman Allah. Maka, keselamatan merekapun terjamin karena Isa pun berkorban untuk menggantikan hukuman kekal mereka.
Nah, di zaman setelah kematian dan kebangkitan Isa, setiap orang yang ingin terjamin keselamatan kekalnya harus beriman kepada Isa Sang Juruselamat karena Isa adalah Firman Allah itu sendiri. Bagaimana seseorang dikatakan beriman kepada firman Allah jika ia menolak karya keselamatan Isa yang adalah Sang Firman Allah yang hidup? Maka, iman kepada Isa Sang Firman Allah yang telah datang menjadi Juruselamat adalah kunci utama keselamatan (Injil Yohanes 3:18).
~
Yuli
Cinta Allah & Muslim mengatakan
~
Mana ada Tuhan kita hanyalah sebuah patung dan berhala buatan tangan manusia? Tolong ampunilah dosa-dosa para manusia yang menyembah patung dan menganggap patung itu adalah Tuhannya, ya Allah. Kutuk mereka, ya Allah.
Astagfirullah aladzim.
Allahuakbar, Allahuakbar.
staff mengatakan
~
Sdr. Cinta Allah & Muslim,
Jika Anda sungguh mencintai Allah, tentu Allah Sang Sumber Hikmat menuntun hati Anda untuk menilai manakah ajaran sejati dari Allah, dan manakah yang palsu. Sebaliknya, jika Anda merasa paling benar dan berhak mengutuki orang lain atas nama Allah, sekedar menuduh sesuatu tanpa bukti apalagi tanpa telaah yang berdasarkan sifat dan kehendak Allah terhadap ajaran tsb, justru menunjukkan kedangkalan pengenalan Anda terhadap Allah yang Anda sembah dan cintai.
~
Yuli
mistis mengatakan
~
Ini sangat ok sekali.
staff mengatakan
~
Sdr. Mistis,
Terimakasih untuk apresiasi Anda.
Namun, dapatkah Anda jelaskan lebih jauh, bagian mana yang Anda maksudkan “OK sekali”? Adakah manfaat yang Anda petik dari isi artikel di atas? Kami tunggu penjelasan Anda selanjutnya.
~
Yuli
muslim mengatakan
~
Saya mohon kepada umat Kristen berdoa seperti gadis di atas jika benar mau mencari kebenaran, amalkanlah setiap hari.
staff mengatakan
~
Sdr. Muslim,
Terimakasih untuk nasehat saudara. Bagaimana dengan sdr sendiri. Apakah sdr sudah menemukan kebenaran seperti gadis di atas?
~
Saodah
SAYA BUKAN DOMBA mengatakan
~
Kisah di atas sangat menarik. Memutar-mutar dan membalik-balik. Di sini dalam penjelasan Anda seolah-olah Anda meyakini kalau Allah itu Tuhan yang juga Anda sembah. Tapi pada dasarnya Anda sama sekali menampik dan tidak mengakui. Sebab pada dasarnya Anda percaya Yesus Andalah Tuhan dan Juruselamat.
Dan saya sarankan mas Admin semua, kalau mau menceritakan kisah itu haruslah lengkap. Dan kalau perlu diikut sertakan blog dan foto yang cerita. Jadi tidak terkesan mengada-ada. Kalau hanya cerita singkat begitu, saya juga bisa cerita.
staff mengatakan
~
Sdr. Bukan Domba,
Terimakasih atas penilaian sdr untuk kisah di atas, dan juga saran yan sdr berikan.
Mengenai kisah di atas, kami perlu klarifikasi lagi bahwa kisah tersebut bukan hasil rekayasa atau mengada-ada. Melainkan, memang begitulah adanya. Kisah tersebut, adalah kisah nyata yang dialami oleh seorang gadis Kristen.
Dimana awalnya dia tertarik pada agama Islam. Bahkan hampir memutuskan untuk menjadi pengikut Islam. Namun pada akhirnya dia menemukan kebenaran dari Allah yang hidup, pada iman yang sekarang diikutinya.
Terlebih daripada itu, dia juga memperoleh jaminan keselamatan dari Isa Al-Masih. Sebab sebagaimana Isa berkata, bahwa Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup.
~
Saodah
arre mengatakan
~
“Demikian empat kali nabi Saudara Apriel menggunakan istilah Kalimatullah yang menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Firman Allah” (Qs 3:39, 45, 4:171).
Kutipan di atas adalah apa yang admin tulis. Secara logika, bila kita telah mengutip sesuatu dari sumber tertentu, artinya kita telah setuju dan mengiyakan bahwa apa yang dikutip dari sumber adalah benar.
Pertanyaan saya: Apakah kakak admin sudah mengetahui isi lengkap dari (Qs.4:171)?
Terimakasih atas perhatiannya.
staff mengatakan
~
Sdr. Arre,
Terimakasih untuk tanggapan yang sdr berikan.
Berikut saya kutip isi dari Qs 4:171 yang sdr tanyakan, secara utuh.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, ’Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “tiga” berhentilah. Lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.”
Adakah yang salah dari penjelasan Admin yang sdr kutip di atas?
~
Saodah
SAYA BUKAN DOMBA mengatakan
~
Sekali lagi, di sini saya melihat Anda sudah sangat keliru dalam menafsirkan ayat-ayat suci Al-Quran. Setidaknya Anda cermati secara mendalam dulu kalimat dan arti ayat Al-Quran yang Anda kutip dalam komentar Anda sebelum membuat penafsiran. Orang yang hanya belajar bahasa Indonesia dan tidak mengenal ayatpun bisa menafsirkan pengertian ayat itu secara benar, bukan sekendak hati.
staff mengatakan
~
Sdr. Bukan Domba,
Berkait dengan Qs 4:171 yang telah kami kutipkan secara lengkap di komentar sebelumnya, bagaimana Anda sendiri menafsirkan “… Isa putera Maryam itu … kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya…”? Apakah Kalimatullah bukan Allah? Apakah Rohullah bukan Allah? Jika Kalimatullah dan Rohullah bukan Allah, apakah Allah bisu dan tidak punya roh sebelum Kalimatullah dan Rohullah Allah ciptakan?
Padahal, Al-Quran sendiri menuliskan bahwa segala sesuatu tercipta lewat Firman/Kalimat-Nya (“kun fayakuun” – Qs 36:82). Jadi, mustahil bukan, bila Kalimatullah adalah ciptaan Allah karena justru Kalimatullah-lah yang mencipta segala sesuatu. Dengan demikian, berdasarkan ayat Qs 4:171 tsb, masih bisakah kita menyangkal bila Isa yang jelas tertulis sebagai Kalimatullah bukanlah Allah?
~
Yuli
saya bukan domba mengatakan
~
Wah, sayang sekali. Saya pikir Anda seorang yang sangat pintar. Namun rupanya pemikiran hanya sesederhana anda memandang dunia dan kemewahannya. Yang Anda tafsir itu apa sudah benar menurut Anda? Coba lagi Anda bertanya pada ahli kitab dan ahli bahasa.
Jika hanya demikian penafsiran Anda tentang ketuhanan, pantaslah pernyataan Anda bahwa hanya dengan yakin saja, Anda semua bisa selamat. Maaf, saya tidak berdiskusi dengan orang semacam Anda. Bukan menambah ilmu, malah menjadi pikun saya.
Selamat atas keselamatan yang telah Anda peroleh, semoga Anda tidak datang mencari saya nanti di hari akhir. Takut saya.
staff mengatakan
~
Sdr. Bukan Domba,
Apakah dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana kami yang dilandasi kelogisan berpikir, menjadi amat sulit Anda jawab? Justru dari contoh nyata dialog kita ini dapat Anda lihat betapa beriman kepada Isa Al-Masih yang adalah Allah sejati sungguh amat logis. Sebab salah satu ciri kebenaran sejati adalah tidak menentang kelogisan berpikir. Bukankah Allah adalah Sang Sumber logika itu sendiri?
Maka, mari pertanyakan ulang, sudahkah keyakinan kita dilandasi oleh kebenaran sejati?
~
Yuli