Meninggalkan sebuah keyakinan dan berpaling pada keyakinan lain bukanlah hal mudah. Tapi seorang wanita Muslimah dari Turki, Yagmur Dursun, melakukannya. Mengapa dia begitu berani meninggalkan agamanya? Apakah sesuatu telah terjadi? Apakah ada hubungannya antara hukum rajam dan wanita Islam Turki yang menemukan Isa? Melalui kesaksian berikut, Anda akan mengetahui.
Lahir dan Besar di Keluarga Islam Taat
Nama saya Yagmur Dursun. Lahir di sebuah desa kecil, di Turki. Saya tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak perempuan saya.
Wanita-wanita Turki mempunyai banyak kebebasan daripada wanita-wanita Arab. Namun tidak halnya di desa kami. Demi kehormatan agama dan keluarga, di sini pembunuhan sering terjadi.
Wanita-wanita memang boleh bekerja di luar rumah, selain melakukan pekerjaan rumah tangga. Pria di desa kami umumnya pemalas. Jadi wanita-wanita harus bekerja lebih keras layaknya budak atau sapi. Mereka juga harus tunduk pada suami. Jika suami memerintah melakukan sesuatu, maka harus mentaatinya.
Cinta Terlarang
Saya tumbuh sebagai gadis yang taat pada orang tua dan agama. Saya juga belajar di sekolah. Saya senang membaca buku. Melalui buku-buku ini, saya memperoleh banyak pengetahuan. Hingga kematian kakak saya yang tragis, dilempari batu (hukum rajam) karena zinah, membuat pandangan saya terhadap agama saya yang lama berubah.
Saat itu usia kakak saya masih delapan belas tahun. Ia jatuh cinta pada seorang pria muda. Keduanya saling mencintai dan sangat bahagia. Bahkan pria itu menolak ketika orangnya menjodohkannya dengan wanita lain.
Hingga satu hari, awal petaka itu pun mulai. Kakak saya dan pacarnya datang menghadap ayah kami, dan berkata bahwa dia telah hamil. Mereka berpikir, kehamilan merupakan alasan baik untuk mendapat ijin menikah.
Walau ayah sangat mencintai kami anak-anaknya, tetapi cinta dan obsesi ayah pada agamanya jauh lebih besar. Bukan hanya murka, ayah juga membawa kakakku ke para pemimpin agama. Mereka berkata kakakku telah melakukan dosa perzinahan. Ia harus dilempari batu hingga tewas. Itulah hukum Islam karena zinah. Mereka bahkan tidak memberi kesempatan pada janin dalam kandungannya untuk mendapatkan kehidupan.
Hukum Islam Karena Zinah
Hari penghukuman itu pun tiba. Mereka membungkus kakakku dengan kain putih. Mengikat tangannya, dan menguburnya hingga batas pinggang. Massa mengelilinginya dengan batu di tangan mereka, dan mulai melemparinya sambil menyerukan Allah-u-Akbar! Allah-u-Akbar! sebagai tambahan atas kegilaan yang mereka lakukan. Kakakku menggelepar kesakitan sementara batu-batu menghantam tubuhnya yang lemah dan memecahkan kepalanya. Darah mengalir keluar dari wajah, pipi, mulut, hidung dan matanya. Yang bisa ia lakukan hanyalah membungkukkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.
Perlahan-lahan gerakan tubuhnya melambat dan akhirnya berhenti meskipun hujan batu terus berlangsung. Kepalanya tertelungkup di dadanya. Wajahnya yang penuh darah tetap tenang. Semua kesakitan telah pergi. Nyawa kakakku dan bayinya harus dihapuskan, supaya ayahku bisa menjaga kehormatan agamanya.
Meninggalkan Agama Islam dan Mengikut Isa
Mungkin banyak wanita-wanita Muslim lainya mengalami hal seperti yang dialami kakak saya. Mereka menjadi korban demi menjaga kehormatan agama.
Kenyataan ini membuatku meninggalkan agama Islam dan menjadi pengikut Isa Al-Masih. Saya tidak bisa menerima tuhan yang sadis, dengan memberikan hukum rajam. Tuhan yang mengirim umatnya ke neraka karena mencintai seseorang dan merasa bahagia oleh cinta itu. Saya tidak bisa mengikuti agama yang telah menurunkan derajat kaum wanita. Menjadikan mereka sebagai budak dan membiarkan mereka dalam kebodohannya.
[Staf Isa dan Islam – Isa Al-Masih dalam Kitab Suci Injil bersabda, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Apapun permasalahan yang Anda hadapi saat ini, Isa Al-Masih dapat memberi jalan keluar!]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan saudara tentang kesaksian di atas?
- Apakah saudara pernah melihat atau membaca kisah wanita Muslim yang dibunuh dengan sadis karena melanggar aturan agama? Jelaskanlah secara singkat!
- Setujukah saudara atas hukuman sadis (hukum rajam) yang diterapkan terhadap wanita Muslim seperti kisah di atas? Sebutkan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Hukum rajam kembali hidup dalam Islam. Tetapi benarkah hukum rajam itu tidak “main mata” dalam Islam? Oh, kelihatan sekali main matanya karena bila hukum rajam benar-benar ditegakkan, maka teramat banyak pengikut Muhammad yang akan dibuat tertelungkup seperti kakaknya Yagmur Dursun. Bahkan Muhammad pun akan tertelungkup juga.
Maka, perlu dipertanyakan kembali, sungguhkah Islam mengimani Isa Al-Masih yang tanpa penumpahan darah mampu membuat seorang wanita pezinah bertobat?
~
Sdr. Boas,
Apa yang Anda sampaikan adalah pertanyaan yang bagus untuk kita renungkan bersama.
Ketika kita mengangkat diri sebagai “hakim” bagi orang lain demi tegaknya sebuah syariat agama, sudahkah kita bercermin? Adakah kita bersih dari pelanggaran yang sama? Bukankah Allah mengetahui yang tersembunyi sekalipun dari diri kita? Tidak patutkah kita mendapat hukuman yang sama? Itulah salah satu ajaran inti dari Isa Al-Masih, yaitu pertobatan sejati tiap pribadi, bukan sikap munafik demi menutupi dosa sendiri.
~
Yuli
~
Hukuman rajam memang sangat mengerikan. Pelakunya dilempari batu hingga mati dan pelaksanaan hukumnya disaksikan di depan khalayak ramai. Sebuah video mempertontonkan para saksi tanpa sedikitpun ada rasa iba, malah mendorong semangat para eksekutornya, dan meneriakkan bahwa korban akan tinggal di neraka jahanam.
Saya teringat kasih Yesus Kristus, seperti yang dikatakan: “Siapa yang tak merasa berdosa, silakan melempari perempuan itu”. Dan satu lagi perkataan-Nya: “Saat ini engkau akan bersama-sama Aku di taman firdaus” yang ditujukan kepada orang yang tersalib bersama-Nya.
Dalam Yesus ada solusi. Dialah yang pantas menjadi hakim bagi ciptaan-Nya.
~
Tepat sekali apa yang Anda sampaikan Sdri. Mimie!
Yesus Kristus (Isa Al-Masih) Sang Pencipta mengingatkan kita bahwa kita manusia berdosa tidak layak menghakimi sesama kita yang juga berdosa. Hanya Allah Penciptalah yang berkuasa menghakimi umat-Nya dengan adil. Bahkah, kuasa belas kasihan-Nya pun sanggup membawa pendosa menjadi petobat sejati. Itulah solusi terindah yang diberikan Allah Sejati, Yesus Kristus Sang Juruselamat.
~
Yuli
~
Bahkan Yesus pun melarang keras perbuatan zinah. Perhatikan ayat berikut ini.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28-29).
Tidak ada alasan. Zinah itu perbuatan asusila, apapun alasannya tetap saja salah. Tapi, sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun bagi semua hamba-Nya yang bertobat, bahkan jika Anda pernah berbuat zinah. Dia akan memaafkan Anda selama Anda mau bertobat (Qs 25:68-70).
~
Sdri. Kak Mawar,
Anda benar bahwa perzinahan adalah salah satu bentuk dosa. Dosa dalam bentuk apapun tidak berkenan bagi Allah. Maka Isa Al-Masih (Yesus Kristus) datang sebagai Juruselamat untuk menyelesaikan konflik dosa dalam diri manusia. Lewat kematian-Nya di kayu salib untuk menggantikan hukuman dosa kita, kita dipanggil-Nya untuk bertobat dan menerima pengampunan-Nya, supaya hidup kita tidak lagi untuk dosa melainkan terbebas dari neraka kekal.
Kembali pada hukuman rajam untuk kasus zinah, dalam syariat Islam yang didasarkan pada hadits, hukum rajam ini masih berlaku. Menurut Anda, apakah pelaksanaan hukum rajam ini mencerminkan kasih Ilahi Isa Al-Masih yang penuh belas kasihan dan pengampunan?
~
Yuli
~
Apakah Bapa dan Roh Kudus tidak dapat menyelamatkan,sehingga hanya Yesus yang dapat menyelamatkan umat manusia?
“…Meninggalkan agama Islam dan mengikut Isa”. Respon: Oh, jadi Tuhan Yesus itu jalan-jalan sehingga harus diikuti.
“Wanita Islam Turki Menemukan Juruselamat”.
Respos: Lho, katanya Dia yang akan datang untuk menyelamatkan, mengapa harus ditemui?
~
Sdr. Usil,
Silakan simak penjelasan Sdr. Boas di bawah ini untuk menjawab pertanyaan Anda tentang Allah Tritunggal. Mudah-mudahan penjelasan tersebut mencerahkan nurani Anda.
Untuk dua pertanyaan Anda berikutnya, Anda perlu belajar gaya ungkapan “mengikut” dan “menemukan” dalam bahasa Indonesia dengan lebih baik lagi. Tentu Anda sudah pernah mempelajarinya di bangku sekolah, bukan?
~
Yuli
~
Usil,
Isa Al-Masih adalah Kalimatullah, bukan Ruhullah. Orang Kristen tidak menyembah tiga Allah atau Tritheisme. Bapa, Putra/Anak Allah (Firman), dan Roh Kudus tidak bisa dipisahkan karena memang satu ada-Nya. Anda cermati dulu hal ini :”Roh Allah” dan “Firman Allah”, bisakah masing-masing berdiri sendiri? Pasti tidak bisa karena Allah, Firman-Nya, dan Roh-Nya adalah satu.
Maka yang menyelamatkan adalah Allah melalui Firman-Nya yang telah turun menjadi manusia ilahi (Isa Al-Masih) dan yang bisa disaksikan oleh mata kepala manusia segala karya-Nya. Kemudian Roh Kudus menjadi Pembimbing kita.
Pernahkah tertulis di Alkitab bahwa Tritunggal tidak sepaham? Tidak pernah! Karena Allah,Firman-Nya, Roh-Nya memang satu.
~
Sdr. Boas,
Terimakasih untuk penjelasan Anda tentang kesehakikatan Allah Tritungal sebagai Allah yang esa. Biarlah ini dapat membantu pemahaman bagi rekan-rekan yang lain.
~
Yuli
~
Usil (2015-10-17 14:55) menulis:
“Wanita Islam Turki Menemukan Juruselamat”.
Respon: Lho, katanya Dia yang akan datang untuk menyelamatkan, mengapa harus ditemui?
Tanggapan:
Yesus memberi kita pilihan. tangan-Nya selalu terbuka untuk menerima siapapun.
Saya setelah bergumul 10 tahun lebih baru menerima-Nya. Padahal Dia sering hadir melalui mimpi dan benak saya. Wanita Turki ini justru merasa kesadisan yang diperintahkan Islam, seperti dulu saya diajarkan untuk membenci kafir, dan lama kelamaan saya berontak. Akhirnya saya insaf bahwa Isa Al-Masihlah yang hadir merubah tabiatku. Kini saya tidak lagi memiliki pikiran negatif kepada tetangga, suku, dan agama apapun mereka. Saya tidak berhak menuduh apapun pada mereka. Yesus berkata, “Cintailah mereka”.
~
Terimaksih Sdri. Mimie atas kesaksian hidup Anda. Kiranya hal ini lebih jauh dapat menjelaskan kepada rekan-rekan lain betapa Isa Al-Masih sangat mengasihi secara aktif kita semua orang berdosa. Tinggal bagaimana kita peka dan berespon terhadap panggilan pertobatan yang Ia kerjakan dalam kehidupan kita.
~
Yuli
~
Kak Mawar,
Segala perzinahan tidak disukai Allah dan Allah memang Maha Pengampun.
Namun apakah perkataan Isa Al-Masih dalam Injil Matius 5:28-29 adalah perintah harafiah-Nya agar umat-Nya harus melaksanakan hukuman itu pada orang lain sebagai pelaku? Tidak! Jikalau Saudara disuruh jadi eksekutor, tegakah Anda melakukannya? Coba pahami ayat tersebut. “…Lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka”. Lalu, bagaimana dengan hukum rajam Islam yakni dimusnahkan dari muka bumi dan ditetapkan menjadi penghuni neraka jahannam?
~
Sdri. Mimie,
Pertanyaan Anda kepada Kak Mawar sangat baik untuk kita renungkan bersama.
Kiranya hal ini menyadarkan kita betapa Isa Al-Masih tidak mengajarkan kompromi terhadap dosa, namun ketegasan atas kesucian yang Allah tetapkan tidak menghilangkan sifat dasar Allah yang juga Maha Pengasih dan Penyayang.
~
Yuli
~
Mimie menulis: “Yesus memberi kita pilihan. tangan-Nya selalu terbuka untuk menerima siapapun”.
Respon: Katanya Yesus aktif menyelamatkan. Tapi mengapa sekarang Dia hanya diam menerima?
“Saya setelah bergumul 10 tahun lebih baru menerima-Nya. Padahal Dia sering hadir melalui mimpi dan benak saya”.
Respon: Oh, berarti Tuhanmu tidak aktif menyelamatkan? Karena setelah diterima, Dia baru mau menyelamatkan! Mimpi adalah khayalan yang terbentuk di bawah sadar ketika manusia tidur. Jadi Tuhanmu hanya ada di alam khayal, bukan kenyataan!
~
Sdr. Usil,
Menurut Anda, apakah Allah menciptakan manusia sama dengan robot yang tidak memiliki kehendak bebas? Tentu tidak, bukan? Hal ini terbukti saat kebenaran telah terbentang dengan konkrit di hadapan Anda, namun Anda tetap Allah izinkan untuk berkehendak bebas menolak kebenaran-Nya.
Nah, demikian juga dengan karya keselamatan Isa Al-Masih. Ia secara aktif telah melakukannya bagi kita. Namun, semua berpulang pada kehendak bebas manusia: bersedia, ataukah menolak diselamatkan? Masing-masing pilihan ada konsekuensinya: neraka kekal bagi yang menolak Dia, dan hidup kekal di sorga bagi yang menerima-Nya (Injil Yohanes 3:18).
Nah, inilah juga yang dialami Sdri. Mimie dalam berproses menerima Yesus. Diperlukan kehendak bebas manusia untuk pilihan pertobatannya kepada Isa Al-Masih.
Tentang mimpi yang juga bisa dipakai Allah untuk menunjukkan jalan-Nya bagi manusia, jika Anda memustahilkannya, bagaimana dengan mimpi Yusuf yang juga Al-Quran tulis? Apakah Anda hendak memungkirinya juga? Maka, jangan gegabah dalam berkesimpulan.
~
Yuli
~
Hai Kristen,
Sadarkah kalian bahwa sesungguhnya kalian tidak beriman kepada Yesus tetapi kepada mereka yang menulis Alkitab termasuk Rasul Paulus? Bukankah eksistensi Roh Kudus, Allah, Yesus, pengertian Trinitas, janji-janjiNya, perkataan-Nya, firman-Nya tidak pernah kalian kenal kalau tidak ditulis oleh mereka (dengan mengatasnamakan Allah) di dalam Alkitab? Sadarlah kalian wahai pengikut Paulus, kembalilah kalian ke jalan Yesus, jalan mereka yang berserah diri kepada Allah, Tuhan Pencipta alam semesta. Jalannya Adam, Ibrahim, Nuh, Musa, Isa, Muhammad, dan semua nabi-nabi Allah.
~
Sdr. Kebenaran,
Jika Anda sungguh berada di jalan Allah dengan berserah diri kepada-Nya, bagaimana mungkin Anda tutup mata terhadap ajaran nabi Anda tentang hukum rajam yang justru tidak mengenal belas kasihan dan pengampunan Allah terhadap umat-Nya?
Bagaimana mungkin Anda tetap mengidolakan nabi Anda yang tidak memberlakukan hukum rajam atas dirinya sendiri sekalipun ia juga berlaku zinah terhadap banyak wanita bahkan pada menantunya sendiri? (Silakan baca: http://tinyurl.com/mwzwr7g).
Bagaimana Anda dapat mempercayai kitab suci Anda yang seluruh hukumnya bertentangan dengan Taurat dan Injil yang juga Anda imani sebagai firman Allah?
~
Yuli
~
Sdr. Kebenaran,
Anda salah besar! Justru karena kami sangat percaya kepada Isa Al Masih Sang Terkemuka di dunia dan akhirat, makanya kekristenan menghapuskan hukum rajam karena Isa Al-Masih nuzul bukan untuk melestarikan hukum rajam.
Anda mengatakan jalannya Muhammad sama dengan Isa Al-Masih? Apanya yang sama kalau yang satu merajam dan yang satu mengampuni? Isa Al-Masih berkuasa mengampuni, tetapi bila orang tersebut kembali berbuat kejahatan, maka Isa Al-Masih akan menjadi hakimnya kelak.
~
Benar apa yang Anda sampaikan, Sdr. Boas.
Biarlah ini dapt menjadi bahan perenungan yang baik bagi kita semua.
~
Tritunggal dapat diilustrasikan seperti matahari. Ibaratnya, Bapa adalah matahari, sedangkan Yesus adalah sinar matahari. Meskipun berbeda, keduanya tidak dapat dipisahkan.
Hewan, manusia, dan Allah bisa diibaratkan seperti garis, persegi, dan kubus. Manusia ibarat persegi mampu memahami hewan yang diibaratkan garis. Namun, manusia sebagai persegi (dua dimensi) tidak mampu memahami Allah yang diibaratkan kubus (tiga dimensi). Manusia tidak bisa memahami Allah sepenuhnya. Saya rasa ilustrasi ini dapat sedikit menjelaskan.
~
Sdr. DNK,
Terimakasih untuk dua ilustrasi Anda mengenai konsep Allah Tritunggal. Biarlah ini dapat menyadarkan kita bahwa bukan segala sesuatu yang belum masuk di akal kita tidak mungkin ada. Sebab, bukankah ilmu pengetahuan sendiri membuktikan bahwa sekalipun udara tidak dapat dilihat kasat mata, namun eksistensinya ada, bukan? Demikian pula dengan Allah. Jika seluruh keberadaan-Nya masuk di akal manusia yang terbatas, maka Ia bukan lagi Allah yang tidak terbatas, bukan?
~
Yuli
~
Alkitab berisi ajaran Yesus yang asli bercampur aduk dengan tulisan murid-murid-Nya (yang mengatasnamakan Allah). Ajaran Yesus yang asli adalah Al Quran (minus jihad, hukum perkawinan dan hukum waris yang menyempurnakannya).
Ajaran Yesus yang asli adalah Tauhid (mengesakan Tuhan), kewajiban sunat, dan pelarangan makan babi. Ajaran murid-murid-Nya (termasuk Paulus) menghapus kewajiban dan larangan tsb dan mempertuhankan Yesus.
Kalian Kristen tidak beriman, baik kepada Alkitab dan Al-Quran karena kalian hanya beriman kepada sebagian dari ayat-ayatnya yang membenarkan ketuhanan Yesus dan membuang ayat dari keduanya yang menolak ketuhanan Yesus. Kalian adalah pengikut ajaran Paulus.
~
Sdr. Kebenaran,
Tentu yang Anda sampaikan bukan berasal dari penggalian Anda sendiri terhadap Alkitab, bukan? Maka, kami sarankan Anda membaca artikel berikut: http://tinyurl.com/7dozslb agar informasi sesat yang selama ini Anda cerna dapat Anda buktikan, apakah berdasar pada kebenaran atau tidak.
Ohya, ada baiknya Anda renungkan dan jawab dulu tiga pertanyaan kami sebelumnya, (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-10-19 11:30), agar titik terang kebenaran dapat mulai Anda temukan.
~
Yuli
~
Kebenaran,
Jika Anda melihat demikian, apakah Anda temukan persamaan antara ajaran Isa Al-Masih dan para rasul dengan ajaran Al-Quran mengenai izin poligami, izin berjihad dengan pedang, izin merajam, janji bersetubuh dengan bidadari-bidadari sorga kelak? Tidak ada persamaan antara ajaran Isa Al-Masih dan para rasul dengan ajaran Al-Quran dalam banyak hal, tetapi bertolak belakang.
Rasul Paulus paham siapa sebenarnya Isa Al-Masih sehingga dia mengatakan “La ilaha ilallah, Isa Al-Masih Kalimatullah”.
~
Terimakasih Sdr. Boas atas tanggapan dan pertanyaan Anda kepada Sdr.Kebenaran. Kiranya ini dapat memacu Sdr. Kebenaran untuk mulai menggali kebenaran langsung dari sumber utama yang dibicaran: Alkitab.
~
Yuli
~
Untuk Nasrani,
Tidak ada kata “bersetubuh” walau satu pun dalam Al-Quran sebagaimana kata tidak senonoh dalam Alkitab.
Sejarah membuktikan Yesus berpoligami (penelitian Barbara Thiering, ditemukannya makam talpiot dan serat papirus).
Jihad adalah sesuatu yang salah, lantas bagaimana kalian bisa menjelaskan istilah “perang suci”?
~
Sdr. Kebenaran,
Sebelum menelan informasi mentah-mentah, silakan Anda selidiki dulu siapakah Barbara Thiering, apakah ia seorang ilmuwan yang kredibel? Jika ia kredibel, mengapa dengan ceroboh papirus yang ditemukannya tidak diteliti tahun berapa dibuat?
Ingat, Sdr. kebenaran, Yesus hidup di abad 1 Masehi. Maka, setiap tulisan yang tidak berasal dari abad yang sama, tentu penulisnya bukan saksi mata, bukan? Jadi, dapatkah Anda menjamin kebenaran papirus tsb? Ingat pula, Injil ditulis di abad yang sama, bahkan hanya selisih beberapa tahun setelah Yesus wafat, bangkit, dan naik ke sorga. Para penulisnya adalah murid-murid Yesus, saksi mata kejadian. Tentu saja Injil sangat bisa dipertanggungjawabkan, bukan? Mari gunakan logika sehat kita.
Saudaraku, tidak satu ayat Alkitab pun melegalkan “perang suci”. Sebab Allah berfirman: “…Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan…” (Injil, Surat Roma 12:19). Maka jelas tidak satupun ayat Alkitab yang melegalkan jihad atas nama membela agama Allah. Nah, terbukti Al-Quran berseberangan dengan Taurat dan Injil, bukan?
~
Yuli
~
Kebenaran,
Anda tidak bisa lagi menghindari tujuan diberikannya bidadari-bidadari tsb, apalagi penjelasan dalam hadist yang sangat akurat bahwa para lelaki Islam di surga kelak tenaga birahinya luar biasa.Begitu juga dengan bidadari tsb yang selalu perawan walaupun dinikmati berkali-kali.
Tidak ada ajaran Isa Al-Masih dan para rasul-Nya untuk berperang suci dengan pedang dan tombak.
~
Terimakasih Sdr. Boas,
Mudah-mudahan argumentasi Anda dapat memacu Sdr. Kebenaran untuk lebih dalam mempelajari ajaran-ajaran yang diimaninya sehingga kebenaran yang seharusnya tidak pernah berseberangan dengan morallitas, etika, dan akal sehat dapat semakin terbuka.
~
Yuli
*****
Jawaban #3:
Yang melempari wanita di atas merasa dirinya tidak pernah bebuat dosa. Kisah ini seperti yang terjadi di zaman Yesus di dunia. Tapi sangat disayangkan bahwa di zaman semua kitab, ajaran dan firman Allah sudah genap dan sempurna malah terjadi hal semacam ini.
Apakah akhlak manusia sudah mulai hancur ataukah ini menjadi pertanda akhirnya dunia? Lalu apa gunanya ayat “untukmu agamamu, untukku agamaku”? Bukankah keselamatan dan penghakiman akhir akan dilalui setiap orang secara personal bukan keluarga atau kelompok?
*****
Sdr. DNK,
Terimakasih atas kesediaan Anda mengomentari satu dari tiga pertanyaan fokus.
Seperti yang telah Anda sampaikan, perilaku menghakimi orang lain yang kedapatan bersalah adalah kecenderungan manusia yang didorong oleh kuasa dosa. Kecenderungan dosa adalah menutupi aib sendiri dengan melemparkan kesalahan pada orang lain. Akibatnya, menghakimi orang lain menjadi topeng yang paling baik untuk bersembunyi dari Allah.
Pertanyaan terakhir Anda sangat baik untuk kita renungkan bersama.
~
Yuli
~
Bismillah ir-Rahman ir-Rahim
Semoga kita bisa menemukan kebenaran yang hakiki. Amin
~
Sdr. Otaya,
Dapatkah Anda jelaskan lebih rinci kebenaran hakiki seperti apakah yang Anda maksudkan?
Terimakasih.
~
Yuli
~
Astagfirullah… Orang Kristen kafir najis bicara tentang Islam? Beginilah jadinya. Peremehan, sinisme, dan penghinaan terhadap ajaran Islam yang suci dan mulia berkedok dialog. Kalian memang kafir najis!
Kalian tidak terima disebut najis?! Ketahuilah, Allah sendirilah yang menyatakan bahwa kalian orang-orang kafir najis. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang kafir musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini” (Al-Quran surah At-Taubah ayat 28).
~
Sdr. Ibnu Lahm,
Menurut Anda, dari isi artikel di atas, lebih kafir dan najis manakah: Yagmur Dursum yang masih memiliki nurani untuk berbelas kasihan terhadap nyawa seorang pezinah beserta janin dalam kandungannya, atau para penegak syariah yang menyetujui sekaligus melaksanakan hukum rajam tanpa mempedulikan nyawa seorang janin yang hanyalah korban keadaan? Mungkinkah Allah yang Maha Penyayang menyetujui tindakan keji tanpa perikemanusiaan?
~
Yuli
~
Tuhan Yesus mengampuni setiap orang dan wafat-Nya disalib sebagai tanda agung. Mari kita bersama-sama berdoa dalam nama Yesus agar setiap orang yang tertutup oleh kegelapan dapat dibuka dan kembali kepada Yesus. Yesus adalah Jalan, kebenaran dan hidup.
~
Ya, Sdr. John Baptis,
Bukan hanya kematian Yesus yang menjadi pangkal keselamatan kita orang berdosa, melainkan juga kebangkitan-Nya atas kematian membuktikan bahwa hukuman maut atas dosa telah tergenapi dan maut kekal tidak lagi berkuasa atas setiap orang yang dengan tulus hati menyadari keberdosaannya dan bersedia ditebus lewat pengorbanan agung Yesus Sang Juruselamat.
Tanpa pengorbanan kematian dan kebangkitan Yesus, tidak ada pengampunan dosa. Bersediakah kita yang belum menerima keselamatan kekal, menaruh iman kepada Yesus Sang Jalan Lurus?
~
Yuli
~
Apabila ajaran agama Kristen mengikuti petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya Isa Al-Masih, pastilah sama dengan apa yang diperintahkan kepada umat Islam sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Tidak ada keraguan sedikit pun untuk tidak beriman terhadap perintah tersebut.