Saya lahir di dekat kota El-Jazair. Saya seorang Muslim yang taat. Namun, saya seringkali merenung apakah saya dapat berbicara dengan Allah tanpa dibatasi aturan doa yang ada? Keraguan Muslimah atas kehidupan sungguh saya rasakan.
Apakah Anda merasakan hal yang sama juga? Ceritakanlah di sini.
Dulu saya mempunyai keraguan besar dalam kehidupan saya. Tapi sekarang tidak lagi. Inilah kisah saya.
Gadis Kecil dalam Kegundahan
Sikap ayah menambah keraguan Muslimah atas kehidupan dalam pandangan saya. Ayah hanyalah korban tuntutan sosial yang terpaksa menyembunyikan keraguannya di balik kehidupan Muslim.
Saat saya berumur 10 tahun, seorang teman mengundang saya ke sebuah pertemuan. Di sana kami menonton film dari sejarah Kitab Suci Taurat, Zabur, dan Injil. Hal itu membuat saya tertarik untuk mengenal nabi-nabi, termasuk Isa Al-Masih.
Mukjizat dalam Kecelakaan
Suatu hari saya mengalami kecelakaan yang hebat. Menurut para saksi, kejadian itu sangat tragis. Tapi saya tidak mengalami luka serius.
Orang yang melihat kejadian tersebut memberitahu orang tua saya. Juga mengenai buku tentang Isa Al-Masih yang saya bawa, yang saya terima dari seorang teman Nasrani.
Saat saya pulang, ayah sudah menunggu dengan tatapan yang geram. Ayah pun melarang saya bertemu teman Nasrani saya.
Tragedi Hebat Menaikkan Keraguan Muslimah atas Kehidupan
Saat berumur 13 tahun, saya memiliki semangat baru untuk menjadi Muslimah yang baik. Tapi tragedi hebat terjadi dalam hidup saya. Ayah membunuh Ibu saya. Ia dipenjara selama satu tahun.
Saudara saya mengirim saya ke sekolah berasrama. Saya senang karena tidak perlu tinggal dengan ayah bila ia bebas.
Selama masa liburan, saya tinggal bersama tante saya. Suatu hari tante menginginkan saya untuk menikahi temannya yang berprofesi sebagai polisi.
Namun, ayah tidak mau saya menikah sebelum lulus SMA. Dan saya tahu bahwa polisi itu tidak mencintai saya. Maka saat ujian akhir, saya sengaja keluar tanpa menyelesaikannya. Hal ini membuat rencana pernikahan batal.
Bertemu Teman Lama
Suatu hari saya bertemu teman Nasrani lama saya. Dia menyadari bahwa raut wajah saya tidak bahagia. Dia mengundang saya mengikuti perkemahan di pantai Mediterania keesokan harinya.
Saya melihat orang-orang berdoa tiap malam. Setiap hari ada seorang yang bertugas memberi khutbah tentang ajaran Isa Al-Masih.
Mereka mengatakan bahwa setiap orang berdosa. Tapi saya tidak melakukan hal jahat jadi tidak perlu bertobat, kata saya. Bagaimana menurut Anda?
Pengajaran ini membuat saya geram. Jadi, saya memutuskan untuk meninggalkannya.
Saya memutuskan untuk melarikan diri. Ketika saya memanjat dinding perkemahan, pemimpin acara tersebut melihat saya. Lalu dia membawa saya ke sebuah ruangan. Saat itu saya mulai menangis.
Diskusi yang Membukakan Mata
Hal ini membuat para pemimpin acara berkumpul. Saya mengatakan kepada mereka saya tidak menginginkan apapun dari Tuhan mereka. Tetapi saya melihat kebaikan mereka yang sesungguhnya.
Mereka bertanya apakah saya percaya Allah. Saya tahu segala upaya saya untuk melawan Allah tidak pernah berhasil. Jadi saya mengangguk setuju.
Kemudian mereka kembali bertanya apakah saya tulus? Kembali saya mengatakan “ya”.
Mereka merespon dengan berkata bahwa Isa Al-Masih adalah kebenaran. “Aku [Isa] jalan dan kebenaran dan hidup . . .” (Injil, Yohanes 14:6).
Saya berkata “ini mungkin terjadi pada kalian, tetapi ini bukan untuk saya.” Mereka menjelaskan bahwa Isa telah datang untuk semua orang. Bukan hanya untuk orang Nasrani saja.
Pada saat itu saya kembali menaruh keraguan Muslimah atas kehidupan. Saya bertanya kepada mereka apa yang harus saya lakukan. Saya diminta untuk berbicara langsung dengan Allah, bertanya kepada-Nya apakah Isa benar-benar kebenaran.
Isa Al-Masih Bukti Kasih
Pada hari berikutnya, panitia mengatakan bahwa saya tidak perlu ikut pertemuan. Namun saya telah berdoa agar Isa Al-Masih menunjukkan diri-Nya pada saya. Ketika saya mendengar kelompok itu bernyanyi dengan gembira, saya memutuskan untuk ikut bergabung.
Pembicara memberitahu kami tentang kasih Isa Al-Masih. Saya melihat kasih dalam pengorbanan-Nya. Saya memutuskan untuk beriman kepada Isa Al-Masih. Sekarang saya memiliki kepastian bahwa Tuhan akan menjawab doa-doa saya.
Namun, reaksi ayah dan tante terhadap iman baru saya menjadi masalah. Awalnya mereka sangat marah. Tetapi, mereka melihat hidup saya berubah lebih baik. Sikap mereka berubah dari permusuhan menjadi penerimaan.
Iman yang baru telah menggantikan keraguan saya. Pemahaman akan pengorbanan Isa Al-Masih menghilangkan ketakutan saya dan memberi kedamaian. Maukah Anda memiliki kedamaian dan keyakinan seperti saya? Silakan hubungi kami.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Hal apa yang Saudara ragukan dalam iman yang Saudara percaya saat ini?
- Apakah manusia dapat berkomunikasi langsung dengan Allah tanpa mengikuti aturan doa yang kaku? Bagaimana caranya?
- Apakah Saudara dikasihi Allah? Bagaimana Saudara bisa tahu?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kasih Sayang Allah Sesungguhnya, Mengubah Hidup Seorang Wanita Muslim!
- Wanita Muslim Mendapatkan Ketenangan Hati dari Isa Al-Masih
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Wanita Muslim Menerima Ampunan Dari Isa Al-Masih”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
“Apakah Saudara dikasihi Allah? Bagaimana Saudara bisa tahu?”
Iman Islam dan kesehatan adalah bukti kasih terbesar Allah. Apakah anda mau menukar kedua mata sehat, tangan atau kaki dengan emas sebesar gunung atau uang triliunan? Muhammad bersabda: “Dua nikmat yang kebanyakan manusia sering lupa dan lalai, yaitu kesehatan dan waktu lapang” (HR. Bukhari). Seorang hamba berkata, hartaku, hartaku, hartaku. Padahal harta sesungguhnya hanyalah tiga: yang dimakan lalu habis, yang dipakai lalu lusuh dan yang disedekahkannya lalu tersimpan (untuk akhirat). Selain tiga macam itu akan lenyap atau ditinggalkan untuk orang lain (meninggal kemudian hartanya diwariskan) (HR. Muslim).
~
Ihsan,
Kesehatan adalah kasih Allah yang bersifat umum. Sebab orang baik dan orang jahat pun diberikan juga kesehatan. Setidaknya, untuk beberapa saat mereka menikmati kesehatan. Bukankah ini jenis kasih yang dapat dinikmati semua orang? Tetapi apakah Allah SWT mengasihi Anda sungguh-sungguh? Jika Allah SWT mengasihi Anda, maka Allah SWT harus menolong Anda lepas dari neraka. Ini adalah kasih yang spesifik dan khusus.
Saya yakin Anda adalah umat yang mencoba taat pada Allah SWT. Sekalipun barangkali Anda sedang memikirkan iman yang benar. Kalau boleh tahu, apa Anda ditolong Allah SWT lepas dari neraka? Dapatkah Anda menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Allah sangat sayang kepada HambahNya melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya. Dari Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu , beliau menuturkan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami, “Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?” Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Apabila seorang ibu tersebut tidak tega melempar anaknya ke dalam api, maka Allah tentu lebih tidak tega lagi melempar dan mencampakkan hamba-Nya ke dalam api neraka, akan tetapi apa yang terjadi? Hamba tersebut tidak mau mengenal Allah, tidak peduli kepada Allah dan agama-Nya, bahkan ia lari menjauh dari Allah. Bagaimana Allah bisa sayang kepada hamba tersebut? Kita diperintahkan untuk mengenal Allah dan “lari” menuju Allah. Allah berfirman, “Maka segera berlarilah kalian (kembali) menuju Allah. Sungguh aku (Rasul) seorang pemberi peringatan yang nyata dari-Nya bagi kalian” (adz-Dzaariyaat: 50)
~
Ihsan,
Saya senang Anda mengutip ayat Al-Quran di atas yang menyatakan bahwa nabi Anda hanya pemberi peringatan, bukan nabi. Allah amat sayang kepada manusia. Tetapi kasih sayang perlu dibuktikan secara konkret dengan tindakan Allah. Hal ini sama seperti seorang ibu yang memeluk bayinya. Bukankah memeluk adalah tindakan aktif seorang ibu? Bagaimana dengan Allah SWT? Apa tindakan konkret Allah SWT untuk menyelamatkan Anda dari neraka? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran?
~
Solihin
~
Ihsan,
Apa maksud saudara, iman Islam bukti kasih allah Islam? Apakah saudara beriman pada allah Islam karena allah Islam yang memberikan iman itu? Bagaimana dengan yang tidak percaya dengan allah Islam? Apakah kami disesatkan allah Islam, karena tidak diberikan iman Islam?
Mengenai makanan dan harta. Nabi Islam pernah melakukan, “Kami (sahabat) bersama Nabi di Dzul Hulaifah ketika sebagian orang terserang lapar lalu mereka merebut (harta rampasan perang berupa) unta dan kambing” (HR. Bukhari, 2488). Mengapa nabi Islam dan sahabat kelaparan, allah Islam tidak menolong mereka? Bukankah akibatnya mereka terhasud syaitan lalu berbuat maksiat?
~
Saudara Park,
Membaca Injil tentang kasih Allah yang tidak diskriminatif akan membuat kita kagum. Tentu kasih sayang Allah tidak terbatas pada golongan tertentu. Bila ada ilah yang menyayangi kalangan tertentu saja, maka dia bukan Allah. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kabar gembira bagi orang-orang yang sabar Allah SWT berfirman, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innaa lillahi wainnaailaihiraaji’uun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” [Al-Baqarah/2:155-157].
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah (wafat th. 1376 H), menjelaskan ketika menafsirkan ayat ini. “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Ia pasti akan menguji para hamba-Nya dengan berbagai macam ujian. Tujuannya, agar jelas mana di antara hamba-Nya yang jujur dan dusta (dalam imannya), dan mana di antara mereka yang sabar dan tidak. Hal ini merupakan hukum Allah yang berlaku bagi para hamba-Nya. Karena, apabila kesenangan itu terus menerus menyertai orang-orang beriman dan tidak ada sedikitpun ujian, maka pasti akan terjadi percampuran (antara yang baik dan buruk), yang itu artinya adalah kerusakan.
~
Ihsan,
Saya menghargai ayat Al-Quran yang dikutip oleh Anda. Tetapi ayat itu tidak memberikan jaminan pasti masuk sorga. Ayat itu hanya meriwayatkan tentang ujian Allah SWT. Mengapa Anda tidak mengutip ayat Al-Quran yang benar-benar memberikan jaminan pasti masuk sorga? Apa Anda tidak gelisah dengan nasib Anda? Mengapa Allah SWT hanya memberikan ujian, tetapi tidak memberikan jaminan pasti masuk sorga? Ini berarti pertanyaan saya belum terjawab.
Bukankah memeluk adalah tindakan aktif seorang ibu? Bagaimana dengan Allah SWT? Apa tindakan konkret Allah SWT untuk menyelamatkan Anda dari neraka? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Ihsan,
Di Quran juga memberikan kabar gembira, yang sudah terjadi 700 tahun sebelum allah islam memberikan kabar gembira itu pada muslim. “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat dari-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan” (Qs 3:45). Tetapi mengapa saudara tidak ingin mengenal Isa Al-Masih lebih dekat lagi. Bukankah itu yang diinginkan allah Islam?
Itu sebabnya muslimah bersaksi diatas ingin mengenal Isa lebih dekat lagi, sehingga ia sekarang sudah mendapat hidayah. Inginkah saudara ingin lebih dekat lagi dengan Isa Al-Masih agar saudara mendapat rahmat Tuhan?
~
Park,
Patut dipelajari apa yang ditemukan Muslimah tersebut. Memang tidak mudah untuk keluar dari zona yang telah mengungkung seseorang dalam informasi yang keliru tentang Isa Al-Masih. Namun, Muslimah tersebut berani keluar. Saya berharap banyak orang akan terinspirasi melalui kesaksian Muslimah tersebut. Terima kasih untuk tanggapan Anda.
~
Solihin
~
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (kebajikan), mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya” (Q.S. Al-Baqaroh : 82). Juga dalam surat: An Nisa 57; An Nisa 122; Al A’raf 42; Yunus 9; Hud 23; A Ra’d 23; Ibrahim 23; Al Kahfi 107; Maryam 60; Thaahaa 75; Al Hajj 14; Al Hajj 23; Al Hajj 56; Al Ankabuut 58; Ar Ruum 15; Luqman 8; As-Sajdah 19; Asy Syura 22; Al Jatsiyah 30; At Taghaabun 9; At Thalaaq 11; Al Buruj 11.
Allâh ﷻ bukan hanya maha pengasih dan maha penyayang tapi ia juga maha adil. Sebagaimana seseorang yang ingin menjadi dokter tentu ia akan di uji dulu oleh gurunya bukan dengan alih-alih percaya kemudian meluluskan begitu saja tentu harus diuji dulu bukan meluluskan begitu saja.
~
Ihsan,
Menyenangkan sekali bahwa Anda menyebutkan Allah SWT mahaadil. Bila Allah SWT mahaadil, bagaimana Allah SWT menegakkan atau menjalankan kasih dan keadilan secara bersamaan agar manusia memiliki kepastian masuk sorga? Tentu ini yang perlu dijelaskan oleh Anda. Sebab ayat-ayat Al-Quran yang dikutip oleh Anda tidak memberikan kepastian masuk sorga. Bagaimana Anda menjelaskan kasih dan keadilan Allah SWT dilaksanakan bersama-sama? Mohon pencerahan.
~
Solihin