Ini kisah saya yang bergumul dengan takut kematian. Nama saya Khadijah. Saya lahir dari keluarga Muslim dan mempunyai seorang nenek yang cacat. Saya sangat menyayangi nenek saya. Sehingga ketika keluarga meminta saya untuk tinggal bersama nenek di desa, sebuah daerah pegunungan, saya tidak keberatan.
Walau Taat, Tapi Takut Kematian
Suatu hari saya dan nenek mengunjungi acara pemakaman. Mullah yang memimpin penguburan tersebut berkata, “Jika kita tidak mengikuti Islam dan tidak berbuat baik, kita pasti masuk neraka.” Perkataan tersebut selalu terngiang di telinga saya. Saya sangat memikirkannya dengan serius.
Saya seorang Muslim yang taat. Saya berdoa dengan bahasa Arab sejak berumur delapan tahun. Meskipun saya taat melakukan ajaran agama Islam, tapi ketakutan akan kematian terus ada. Saya tidak dapat berpikir tentang hari penghakiman tanpa rasa takut.
Berteman Dengan Pengikut Isa Al-Masih
Ketika saya masuk ke perguruan tinggi, saya bertemu dengan orang-orang pengikut Isa Al-Masih. Juga beberapa dosen di sana beragama Kristen. Bahkan salah seorang teman saya juga beragama Kristen.
Pada suatu hari seorang dosen Kristen mengundang kami ke rumahnya. Di sana kami bernyanyi bersama, minum teh, dan mendengar kisah tentang Isa Al-Masih. Semua terlihat begitu akrab dan penuh suka-cita. Saya juga senang dengan lagu-lagu yang kami nyanyikan.
Kebetulan teman saya mempunyai beberapa kaset lagu-lagu rohani Kristen. Saya meminta kepadanya sebuah lagu rohani tanpa kata “Isa.” Ketika dia memberikannya, saya senang sekali. Saya senang bersama dengan mereka, tetapi saya kurang menyukai hal-hal tentang Isa.
Isa Mendatangi Saya
Sore itu, ketika sedang mempersiapkan diri untuk mengaji, sebuah kehadiran yang tak bisa dijelaskan merasuki hati saya. Saya sangat takut. Saya bertanya, “Siapa kamu?” jawaban-Nya, “Isa, Isa.” Saya mengira iblis sedang menggoda saya untuk menjauh dari Allah.
Saya berdoa dengan bahasa Arab untuk mengusirnya. Tetapi tidak berdampak apa-apa. Ketika saya mengaji, kehadiran-Nya melingkupi saya lagi.
Malam itu saya tidak dapat tidur. Saya menutup kepala dan membaca doa khusus untuk tidur. Saya tetap tidak bisa tidur. Kemudian saya berdoa, “Allah, jika Engkau benar Allah, tolonglah saya. Isa, jika Engkau benar, lakukanlah sesuatu.” Setelah itu saya tertidur. Tapi keesokan harinya saya bangun dengan perasaan tidak seperti biasanya. Seperti ada sesuatu yang kuat mendorong hati saya untuk mengetahui siapakah Isa Al-Masih sebenarnya.
Menerima Isa Al-Masih, Dan Ketakutan Akan Kematian Sirna
Akibat dorongan yang kuat untuk mengenal Isa Al-Masih, saya memutuskan untuk bertemu teman Kristen saya. Kami pun berjanji untuk bertemu di rumahnya. Mereka sangat terbuka dan ramah.
Saya menceritakan kepada teman saya tentang apa yang saya alami beberapa hari yang lalu. Juga saya berkata bahwa saya ingin tahu lebih banyak tentang Isa Al-Masih. Teman saya menjelaskan banyak hal tentang Isa yang selama ini saya tidak tahu. Saya sungguh terkejut karena saya mendapatkan jawaban atas kebingungan saya. Hari itu juga saya memutuskan untuk menerima Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat saya.
Saat ini, sudah tiga belas tahun saya mengikut Isa. Rasa takut kematian yang dulu saya rasakan, kini telah hilang. Semakin mengenal Dia, semakin saya ingin bertemu dengan-Nya. Firman Allah dalam Kitab Suci berkata, “Dengan cara demikianlah kasih itu disempurnakan di dalam kita, supaya hati kita beroleh keberanian pada hari peng-hakiman, karena sebagaimana keberadaan Al Masih, … Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna mengusir ketakutan, …” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:17-18 KSI).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara takut akan hari penghakiman? Berikanlah alasan saudara!
- Apakah Saudara menyukai hal-hal tentang Yesus? Mengapa?
- Mengapa Khadijah tidak lagi takut akan kematian?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Khadijah Tidak Lagi Takut Kematian Setelah Mengikut Isa”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
Agus Winanto mengatakan
~
Sederhana saja: Kalau Yesus adalah Kalimat Allah, siapa yang mengucapkan Kalimat tersebut?
staff mengatakan
~
Sdr Agus Winanto,
Mari simak ayat Alkitab berikut:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” “Firman itu telah menjadi manusia [Yesus], dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Yesus adalah Kalimat Allah yang menjelma ke dunia menjadi manusia. Ayat di atas juga menuliskan bahwa Kalimat (Firman) Allah adalah Allah. Dengan demikian, Yesus adalah Allah. Maka Allah-lah yang mengucapkan firman-Nya.
Artikel berikut dapat membantu pemahaman Saudara mengenai Kalimat Allah: http://tinyurl.com/nkuyo2z
~
Yuli
Boas mengatakan
~
Saudara Agus,
Yesus adalah Kalimat Allah yang menjelma. Kitab Injil mencatat segala perbuatan nyata Yesus yang hakikat-Nya adalah Kalimat Allah.
Kristen: Kalimat Allah yang menjelma dan langsung bertindak seperti yang diajarkan-Nya. Semua itu dilihat/disaksikan dan diingat/dihafal para murid Yesus dan dituliskan menjadi kitab Injil.
Islam: Kalimat Allah dititipkan melalui Jibril dan disampaikan kepada Muhammad, kemudian ditulis pada berbagai media dan dihafal kemudian dituliskan menjadi kitab Al-Quran.
Dalam Kristen, Kalimat Allah menjadi manusia dan langsung bertindak dan dibaca, sedangkan dalam Islam, Kalimat Allah hanya menjadi bacaan.
staff mengatakan
~
Sdr. Boas,
Tepat apa yang Anda katakan. Di dalam Alkitab, Kalimat Allah perlu menjelma menjadi Manusia (satu-satunya yang suci) dengan 2 tujuan, yakni meneladankan ajaran firman-Nya secara nyata dalam tindakan, sekaligus menjadi pengganti (penebus) untuk menanggung hukuman maut yang seharusnya manusia berdosa tanggung. Dengan demikian, sifat Maha Adil dan Maha Kasih Allah benar-benar terbukti bagi keselamatan kita, manusia berdosa.
Nah, dengan cara apakah ajaran-ajaran agama di luar Alkitab membuktikan sifat kemahaadilan sekaligus kemahakasihan Allah dalam tindakan nyata? Bukankah yang diajarkan hanyalah manusia mencari Allah yang tak terjangkau?
Sebaliknya, Alkitab menuturkan kasih Allah yang menjangkau manusia. Hanya melalui pengorbanan Isa Al-Masih, kasih teragung Allah dinyatakan. Kiranya hal ini menjadi perenungan bagi kita semua.
~
Yuli
alim mengatakan
~
Islam itu indah. Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Al-Quran adalah kitab yang sempurna.
Jika Khadijah beriman, tentu tak ada lagi ketakutan meski kematian di depan mata.
staff mengatakan
~
Sdr. Alim,
Terimakasih telah menyatakan iman Anda terhadap Allah, Muhammad, dan Al-Quran.
Namun, pernahkah Anda serius memikirkan kematian? Jika misalnya Anda diberitahu bahwa satu jam ke depan Anda akan meninggal, apa perasaan dan reaksi Anda? Sudah siapkah Anda menyongsongnya? Pastikah Anda masuk sorga, atau justru neraka? Apakah dengan mengimani Allah SWT, Muhammad, dan Al-Quran, Anda pasti masuk sorga?
Pernahkah Anda mendapatkan jaminan kepastian keselamatan sorga dari Al-Quran (yang Anda yakini firman Allah SWT yang dibawa oleh Muhammad)? Jika ada, di manakah alamat surahnya?
Artikel berikut dapat menolong Anda bersikap terhadap kematian: http://tinyurl.com/mlydds8.
~
Yuli
mahdi mengatakan
~
“Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar” (Qs 2:94-95).
“Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya” (Qs 2:95)
Mendengar sebutan “mati” saja mereka sudah takut. Mengapa demikian ? Aturan agama hanya diberlakukan (diwajibkan) untuk mahluk-Nya yang berakal.
staff mengatakan
~
Terimakasih Sdr. Mahdi, Anda telah merespon pertanyaan kami tentang kesiapan terhadap kematian.
Dua ayat Al-Quran yang Anda ambil sangat tepat menggambarkan ketakutan manusia terhadap kematian. Di balik kematian menunggu dua tempat, sorga atau neraka. Tapi karena dosanya, manusia sadar konsekuensi neraka kekal yang harus ditanggungnya (Qs 19:71 dan 43:74). Itulah sebabnya manusia takut mati.
Justru hal berbeda difirmankan Isa Al-Masih. Allah memberikan pengampunan dosa melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib serta kebangkitan-Nya. Ia menggantikan hukuman kekal yang seharusnya kita tanggung. Inilah sabda Isa Al-Masih:
“Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 26:28)
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Itulah jaminan kepastian keselamatan setiap orang yang mempercayai Isa Al-Masih. Jadi, tak ada alasan untuk takut mati. Tidakkah Anda juga ingin terbebas dari rasa takut mati?
~
Yuli
asep mengatakan
~
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (Qs 3:200).
Kebaikan dan keselamatan ada dalam kesabaran.
Nabi suci SAW bersabda: “Jika kau dapati hatimu membenci atau mencintai seseorang, telaahlah perilakunya dengan Kitabullah dan sunnah Nabi. Kalau perilakunya dibenci oleh kedua pewenang ini, berbahagialah dengan keselarasan dengan Allah dan Nabi-Nya. Jika perilakunya sesuai dengan keduanya, sedangkan kau memusuhinya, maka ketahuilah bahwa kau adalah pengikut hawa nafsumu”.
“… janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah …” (Qs 38:26).
staff mengatakan
~
Sdr. Asep,
Terimakasih untuk ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang Saudara bagikan. Sayangnya, Anda tidak menyebutkan secara jelas alamat hadits yang Anda tulis.
Pertanyaan kami, apakah semua ayat yang Anda tulis di atas memberikan jaminan kepastian keselamatan kekal di sorga bagi Anda?
~
Yuli
ELSA AJWA mengatakan
~
Jika kalian teguh dengan iman masing-masing, tidak usah membuat hal seperti ini. Mubazir, lebih baik memperdalam iman kalian sendiri. Jangan sok tahu agama lain kalau Anda tidak tahu apa-apa.
Kalian sendiri yang merasakan azab yang tidak ada habisnya dan begitu jug kenikmatan yang tiada habisnya di akhirat kelak.
Komentar ini khusus bagi pembuat forum ini. Bijaklah dalam memulai suatu kegiatan. Pikirkan, lebih banyak manfaat atau kerugian yang didapat? Jika anda merasa baik, tolong telaah perkataan saya.
staff mengatakan
~
Sdri. Elsa Ajwa,
Terimakasih untuk anjuran Anda.
Andai Anda punya kiat jitu mencapai berat tubuh ideal dan sehat, akankah Anda rahasiakan? Tentu dengan senang hati Anda bagikan kepada sesama, bukan?
Seperti itulah yang kami lakukan. Kami membagikan anugerah keselamatan dari Allah melalui pengorbanan Isa Al-Masih yang menggantikan hukuman kekal kami. Keselamatan tidak bisa diraih dengan amal ibadah dan ketaatan kita yang penuh cela akibat dosa.
Pertanyaan penting bagi Anda: Sudah siapkah menjemput akhirat? Yakinkah Anda pasti selamat? Bukankah Al-Quran menuliskan: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam” (Qs 43:74). Yakinkah Anda bersih dari dosa? Meski amal ibadah giat dilakukan, Anda masih berstatus orang berdosa, bukan?
Isa Al-Masih memberi Anda solusi: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Artikel berikut dapat menemani perenungan Anda: http://tinyurl.com/n4qyrer.
~
Yuli
aldino mengatakan
~
Untuk Admin,
“Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 26:28).
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Tanggapan saya:
Mengapa Anda tidak menginginkan kematian yang cepat karena keyakinan Anda pasti masuk surga dengan hanya percaya Tuhan Anda?
Al-Quran benar-benar menjelaskan akan banyak orang yang mengaku selamat dan mendapatkan sorga, tapi sesungguhnya dia tidak menginginkan kematian.
staff mengatakan
~
Sdr. Aldino,
Setiap pengikut Isa Al-Masih dianugerahi keselamatan kekal di akhirat oleh Allah agar mereka dapat kembali hidup di dunia dengan benar sesuai kehendak firman-Nya. Jika sebelum beriman kepada Isa Al-Masih kehidupan kami cemar adanya, maka setelah pengampunan dosa kami terima di dalam Isa Al-Masih, Ia juga memperbarui roh dan hati kami (baca Kitab Nabi Yehezkiel 36:26-27) sehingga kami pun dapat membagikan kabar sukacita ini kepada Anda agar Andapun dapat mengalaminya.
Tidak seperti dugaan Anda, inilah jawaban kami untuk pertanyaan Anda:
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. … aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus–itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Injil, Surat Filipi 1:21-24).
~
Yuli
islam mengatakan
~
Jangan tergoyang oleh perkataan Khadijah.
Mari kita lupakan perkataan bohong seorang Khadijah.
staff mengatakan
~
Sdr. Islam,
Adalah hak Anda untuk melupakan perkataan Khadijah. Namun, bagaimana dengan perkataan Isa Al-Masih sendiri? Ia sangat mengasihi Anda dan menginginkan Anda selamat. Oleh karenanya Isa Al-Masih memberikan solusi bagi masa depan akhirat Anda:
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Keputusan ada di tangan Anda: mengikuti Isa Al-Masih, atau melupakan-Nya.
~
Yuli
Ujang mengatakan
~
Wah, kalau begitu, saya harus segera percaya dan menjadi pengikut Isa.
staff mengatakan
~
Sdr. Ujang,
Keputusan mengikut atau menolak Isa adalah hak azasi setiap orang. Namun, mengambil keputusan haruslah didasari atas pertimbangan yang matang.
Artikel berikut membantu Anda memahami mengapa kita memerlukan Isa Al-Masih (http://tinyurl.com/pfvmbbh) dan langkah apa sajakah yang perlu kita kerjakan (http://tinyurl.com/op5u578).
~
Yuli
Mochammad Solichin mengatakan
~
Hari akhirat, hari setelah kematian adalah hari pembalasan semua amal perbuatan manusia. Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Ketakwaan mempunyai tiga pondasi:
1.Melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
2.Dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan harus sesuai dengan cahaya Allah, yakni aturan Allah yang terwujud dalam sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
3.Menyeimbangkan rasa harap dan takut kepada Allah dalam setiap amalan yang dikerjakan.
Semua keutamaan di atas disempurnakan dengan didekatkannya surga kepada orang yang bertakwa pada hari kiamat sehingga mereka akan segera memasukinya.
staff mengatakan
~
Sdr. Moch. Solochin,
Sudahkah kita mengetahui perintah dan larangan Allah yang sejati? Jika Anda mengimani Taurat dan Injil sebagai petunjuk bagi orang bertakwa (Qs 5:46), maka Anda perlu benar-benar menaati firman Allah dalam Injil berikut:
“Barangsiapa percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih], ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
Masalahnya, apakah nabi Anda mengajarkan Isa Al-Masih adalah Anak Tunggal Allah yang artinya Allah sendiri, kepada Siapa kita wajib menyembah? Bukankah ia justru menolak-Nya? Maka, jika Anda mengikuti ajaran Muhammad, Anda sedang melanggar perintah Allah yang sudah jelas ganjarannya.
~
Yuli
Mochammad Solichin mengatakan
~
Pandangan Islam tentang Yesus berbeda dengan ajaran Kristen. Perbedaan utama terletak pada persoalan ketuhanan Yesus. Pemeluk Islam mempercayai Yesus / Isa Al Masih adalah seorang nabi dan juga seorang rasul yang diutus khusus untuk bangsa Israel. Makna rasul di dalam Islam berbeda dengan maknanya di dalam Kristen. Ia termasuk salah satu nabi yang termasuk rasul Ulul Azmi, yaitu rasul yang sabar dan tabah dalam mendakwahkan ajaran Allah. Nama Yesus sendiri disebutkan sebanyak 28 kali di dalam Al-Quran.
staff mengatakan
~
Sdr. Moch. Solichin,
Tentu Anda juga paham bukan, nama Isa paling banyak disebut daripada 24 nama lain termasuk nama Muhammad di dalam Al-Quran? Bukankah ini hal yang aneh mengingat umat Muslim lebih mengagungkan Muhammad daripada 24 nabi lain termasuk Isa? Tidakkah seharusnya nama Muhammad lebih banyak disebut dalam Al-Quran jika ia memang penutup seluruh nabi yang harus ditaati oleh seluruh umat Muslim?
Jadi, benarkah Isa Al-Masih yang nama-Nya lebih banyak disebut dalam Al-Quran hanyalah seorang nabi, sama seperti 24 nabi lainnya? Ayat-ayat Al-Quran dalam artikel berikut: http://tinyurl.com/8abrx5t justru mengungkapkan keilahian Isa Al-Masih.
~
Yuli
Mochammad Solichin mengatakan
~
Sdr.Yuli,
“… Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati …” (Qs 31:34).
Orang Islam pasti masuk sorga, bila mengamalkan:
1.Bertobat
2.Menjaga tauhid
3.Menjaga shalat lima waktu
4.Menunaikan zakat
5.Berpuasa di bulan Ramadhan
6.Berhaji jika mampu
7.Mengerjakan perintah-perintah yang wajib dan menjauhi larangan
8.Berakhlak mulia
9.Menjaga lisan
10.Menaati suami bagi wanita.
staff mengatakan
~
Sdr. Moch. Solichin,
Dapatkah Anda tunjukkan ayat-ayat dalam Al-Quran yang memberikan jaminan kepastian keselamatan di sorga jika kita melakukan 10 hal yang Anda tuliskan di atas?
~
Yuli
Mochammad Solichin mengatakan
~
Sdr. Yuli,
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam” (Qs 43:74).
Ayat tsb diatas menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah di dunia, mengerjakan larangan & mengingkari perintah-perintah Allah, akan dimasukan ke dalam neraka jahanam sebagai balasan kekafiran mereka. Mereka tetap di dalamnya dan tidak dapat keluar walau sesaatpun. Tahukah Anda siapa yang dimaksud orang-orang kafir menurut Islam?
Ta yg dimaksud siapa org2 kafir menurut Islam…?
staff mengatakan
~
Tepat seperti yang Anda pahami, Sdr. Solichin. Orang kafir adalah orang berdosa yang mengingkari Allah semasa di dunia.
Nah, perhatikan kembali tanggapan kami di atas (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-07-29 11:16). Ketika di dalam Injil Yohanes 3:18 Allah menyatakan diri-Nya sebagai Isa Al-Masih yang harus diimani bagi keselamatan manusia, maka setiap orang yang menolak beriman kepada-Nya berarti mengingkari Allah, bukan?
Mari, renungkan ulang.
~
Yuli
usil mengatakan
~
“… Sore itu, ketika sedang mempersiapkan diri untuk mengaji, sebuah kehadiran yang tak bisa dijelaskan merasuki hati saya. Saya sangat takut. Saya bertanya, “Siapa kamu?” jawaban-Nya, “Isa, Isa.” Saya mengira iblis sedang menggoda saya untuk menjauh dari Allah…”
Respon: Lucu juga, ya! Katanya Yesus baru mau turun pada akhir zaman. Mengapa sudah datang terlebih dahulu menemui Khadijah?
“… Sebaliknya, kehadiran supranatural-Nya kepada Khadijah diperuntukkan secara khusus baginya, karena Isa Al-Masih yang Maha Pengasih itu sangat memperhatikan kebutuhan Khadijah, yaitu keselamatan dan kemerdekaannya dari kematian kekal (neraka)…”
Respon: Tuhan itu tidak mungkin hadir untuk orang perorang karena Tuhan Maha Hadir. Dia hadir untuk semua orang!
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
Anda perlu menyimak juga kalimat lanjutan yang Kahdijah bagikan: “… Saya berdoa dengan bahasa Arab untuk mengusirnya. Tetapi tidak berdampak apa-apa. Ketika saya mengaji, kehadiran-Nya melingkupi saya lagi…”. Tentu Anda paham bahwa dalam hal ini Khadijah sedang membaca ayat-ayat Kursi untuk mengusir Isa. Nah, jika Anda meragukan keilahian Isa, seharusnya ayat tsb berhasil mengusir-Nya, bukan? Kenyataannya tidak!
Setidaknya, ada 2 pertanyaan penting dalam hal ini:
– saat Isa tidak berhasil diusir dengan ayat Kursi, tentu Ia bukan roh jahat, bukan?
– atau, apakah ayat Kursi yang dibacakan tidak ampuh melawan roh jahat? Jadi, benarkah ayat tsb berasal dari Allah?
Ohya Sdr. Usil, Anda perlu belajar definisi istilah dengan lebih baik. Jika Maha Hadir Anda artikan kehadiran Allah bukan bagi orang per orang, Anda sedang membatasi ke-Maha-an Allah.
Sebaliknya, definisi yang benar untuk Maha Hadir artinya Allah bisa hadir di detik yang sama kepada orang-orang yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda. Itulah mengapa disebut “Maha”.
~
Yuli
firman mengatakan
~
Ini kristenisasi dan sangat mnyesatkan. Hentikan sebelum saya laporkan.
staff mengatakan
~
Sdr. Firman,
Apakah seseorang tidak boleh menceritakan pengalaman hidupnya kepada orang lain, apalagi jika pengalaman itu membawa dampak yang meyejahterakan? Tak ada satupun unsur paksaan yang tertulis baik tersurat maupun tersirat dalam artikel di atas, bukan? Jadi, mengapa Anda berburuk sangka?
Semua berpulang pada hak masing-masing pembaca. mengambil manfaat dari kesaksian tersebut, atau mengabaikannya.
~
Yuli
Indah mengatakan
~
Untuk semua Muslimin and Muslimah,
Ketika Anda ingin bertemu Allah Maha Kuasa, Yesus datang menghampiri Anda. Karena Dialah Allah dalam rupa manusia. Mata jasmani kita terbatas di dunia.
Kalau Anda ingin yang lebih, silakan kunjungi alam baka / akhirat atau apapun itu, supaya jiwa Anda bisa melihat Tuhan yang sebenarnya. Lalu tanyakan, posisi Muhammad ada di mana?
staff mengatakan
~
Sdri. Indah,
Usulan Anda cukup masuk akal. Kita bisa menyadari realita kekekalan setelah kita benar-benar memasukinya.
Masalahnya, setelah masuk ke alam baka, tidak ada kesempatan lagi untuk kembali ke dunia dengan harapan memperbaiki kesalahan keputusan hidup yang telah kita ambil sebelumnya. Apa yang kita putuskan di dunia, menentukan tempat kekal kita: di sorga mulia, atau neraka jahanam.
Maka, himbauan yang lebih bijak adalah dengar dan taatilah firman Allah sejak dini. Nah, apa yang Allah firmankan? Mari, simak firman-Nya: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [Isa Al-Masih], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Mengapa Allah mengaruniakan Isa Al-Masih bagi kehidupan kekal kita? Inilah jawaban Isa Al-Masih: “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 26:28). Melalui Isa Al-Masih, Allah menggantikan hukuman kekal yang seharusnya kita tanggung karena dosa-dosa kita. Maka, siapa yang mengimani Isa sebagai Juruselamatnya, ia mendapat pengampunan dan keselamatan kekal.
Bersediakah rekan-rekan menerimanya?
~
Yuli
galih mengatakan
~
Ketuhanan Yesus tidak masuk akal.
staff mengatakan
~
Sdr. Galih,
Bagaimana dengan ayat-ayat Al-Quran yang termuat dalam artikel berikut, tidakkah keilahian Isa Al-Masih juga terungkap di sana? Silakan buka: http://tinyurl.com/lf4cedv. Tentu Anda tidak akan menyangkali ayat kitab suci Saudara, bukan?
~
Yuli
usil mengatakan
~
“… Sebaliknya, definisi yang benar untuk Maha Hadir artinya Allah bisa hadir di detik yang sama kepada orang-orang yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda. Itulah mengapa disebut “Maha”…”
Respon: Tuhan kalian banyak?
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
Jika Anda menanyakan apakah Tuhan itu banyak karena Ia bisa hadir di detik yang sama kepada orang yang berbeda di tempat yang berbeda, maka Anda sedang menghina kemahakuasaan Allah. Apakah Allah Maha Kuasa yang Anda sembah tidak mampu melakukannya?
Mari, dewasalah berpikir. Allah bukan Anda yang serba terbatas, Saudaraku.
~
Yuli
usil mengatakan
~
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” “Firman itu telah menjadi manusia [Yesus], dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya…”
Respon: Siapa “kita” dalam ayat tersebut? Jelas dia merujuk kepada penulis Alkitab. Siapa penulis Alkitab? Ialah Paulus. Maka, kalian pengikut Paulus.
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
Dalam bidang apapun, manipulasi (termasuk tulisan orang lain) bukanlah tindakan terpuji. Ini justru memperlemah argumentasi Anda. Silakan Anda simak ulang kutipan tulisan kami. Anda telah menghapus alamat ayat Injil yang tertulis “(Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14)”.
Nah, benarkah ayat Injil tersebut ditulis Paulus? Semua orang tahu penulisnya Yohanes. Dengan demikian, seluruh argumentasi Anda gugur.
~
Yuli
Agus winanto mengatakan
~
Untuk Nasrani,
Kalau Yesus harus hadir menemui seseorang (Khadijah dalam cerita diatas) untuk meyakinkan ketuhanan-Nya, apakah hal yang sama juga kalian alami sehingga kalian percaya Yesus? Kalau kalian mengalami hal yang sama, yaitu pengalaman pernah ditemui Yesus, maka kata “pernah” menyatakan bahwa Yesus tidak selalu menemui kalian. Kalau Yesus tidak selalu menemui kalian, lantas siapa yang kalian temui ketika setiap hari kalian berdoa dan setiap minggu kalian berdoa di gereja?
Berserah dirilah kepada Tuhan karena Tuhan tidak perlu hadir menemui kalian.
staff mengatakan
~
Sdr. Agus Winanto,
Tentu Anda setuju Allah Maha Tahu segala kebutuhan kita masing-masing, bukan? Dapatkah kita iri dengan pemberian Allah atas orang lain? Tentu tidak, bukan?
Dalam kasus Khadijah, Isa Al-Masih memandang perlu untuk menyatakan diri-Nya serta anugerah keselamatan-Nya kepada Khadijah dengan cara yang supranatural. Berpijak pada kemahatahuan-Nya itu, bisa saja Isa menggunakan cara berbeda lagi kepada orang lain. Namun akhirnya, semua cara yang berbeda itu selalu bermuara pada isi Alkitab, yaitu firman Allah yang dengan lebih jelas mengungkapkan keilahian Isa Al-Masih.
Sdr. Agus, karena Isa Al-Masih adalah Allah, maka ia bersifat adikodrati. Meski kehadiran fisik-Nya kini tak nampak, kehadiran adikodrati-Nya senantiasa ada bukan hanya dalam doa atau ibadah kami, tapi dalam setiap keseharian hidup yang kami jalani karena Ia adalah Allah yang menyertai umat-Nya.
Inilah sabda Isa Al-Masih:
“… Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Injil, Rasul Besar Matius 28:20).
~
Yuli