Kita sering melihat orang beralih keyakinan. Alasannya beragama. Karena pernikahan, karier, jabatan, dll. Tapi ada juga akibat mempelajari agama tersebut. Terutama dari kalangan Muslim. Ajaran Islam yang kurang menghargai hidup manusia, sering menjadi alasan seorang Mukmin meninggalkan Islam.
Berikut kami lampirkan satu kesaksian dari seorang Muslim bernama Bassam. Pria asal Timur Tengah ini dengan mantap memutuskan “saya meninggalkan Islam.” Dia merasa ajaran yang dipelajarinya selama ini, bukan sifat Allah yang sebenarnya.
Bassam Menjadi Anggota Kelompok Islam Radikal
Saat itu saya berusia 18 tahun. Saya menjadi anggota dari kelompok Islam, karena ada saudara juga anggota kelompok tersebut. Saya berpikir sudah melakukan semua hal bagi Allah. Padahal semuanya nihil.
Saya belajar menggunakan senjata dan membuat bom. Tapi perasaan saya tidak nyaman dengan apa yang saya lakukan. Yaitu melukai orang lain demi Allah. Saya berpikir, jika bukan saya, maka kelompok inilah yang salah mengerti akan pengajaran Tuhan.
Mempelajari Al-Quran dan Hadis
Saya pun mulai mempelajari Al-Quran dan Hadits secara menyeluruh melalui pemimpin kelompok. Untuk melihat, hal-hal apa yang telah terlewatkan. Sebuah ayat berkata, “Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk. Kepada masing-masing, Allah menjanjikan yang baik dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (Qs 4:95).
Saya terheran-heran, bahwa Islam bukanlah sebuah jalan damai menuju Tuhan, seperti yang selama ini dipercayai. Sebaliknya, agama ini penuh dengan kekerasan. Jika saya melakukan kehendak Tuhan dengan cara apa saja, termasuk membunuh, saya merasa hal ini tidak mungkin sifat Allah. Fakta yang saya temukan setelah mempelajari Al-Quran dan hadist, membuat saya frustasi dan tidak lagi mau mencari Tuhan
Saya Meninggalkan Islam Saat Jumpa Pengikut Isa
Saya bertemu dengan seorang Pengikut Isa yang hatinya penuh dengan kasih. Seorang teman kelompoknya berkata, dia harus dibunuh. Selain beragama Kristen, dia juga tidak membayar pajak berdasarkan aturan Al-Quran.
Awalnya saya tidak tahu jika temannya itu seorang pengikut Isa/Kristen. Dia sangat penuh kasih. Semua hal yang diajarkan agama Islam tentang Kristen, sama sekali tidak terbukti. Saya memutuskan menjadi pengikut Isa dan meminta kepada teman untuk dapat memperoleh Alkitab.
Mulai membaca Alkitab
Setelah membaca Alkitab, saya menemukan perbedaan besar antara Alkitab dan Al-Quran. Bahkan dari orang-orang Kristen KTP mengenai mereka.
Saya benar-benar tersentak oleh tulisan Alkitab, bahwa tak seorang pun yang benar kecuali Isa Al-Masih. Isa berkata, “Siapa dari antara kalian yang membuktikan bahwa Aku [Isa Al-Masih] berdosa?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:46). Jika dibandingkan dengan nabi lain seperti Abraham, Yakub, Daud, mereka semua berdosa. Bahkan Yudas Iskariot pun, berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan nyawa orang yang tidak berdosa” (Injil, Rasul Besar Matius 27:4).
Ditangkap dan Dipenjara
Ayah saya menyerahkan saya kepada pihak berwajib. Memasukan ke penjara karena saya meninggalkan Islam. Saya mengalami masa-masa sulit. Mereka menyiksa dengan kejam supaya saya kembali ke Islam. Mereka menyetrum dan memukuli serta membiarkannya tergantung pada lengan semalam-malaman.
Beberapa minggu mereka melakukan hal itu. Sampai dimasukkan ke dalam kurungan isolasi selama hampir satu tahun. Tetapi saya tidak menyangkali Pribadi yang telah memberikannya jaminan akan hidup kekal. Resiko saya meninggalkan Islam sangat berat, tetapi anugerah Allah tetap menyertai.
Setelah keluar dari penjara saya memutuskan untuk meninggalkan negara saya. Hati saya tetap memiliki kerinduan yang besar untuk kembali ke sana. Untuk membawa saudara-saudara sebangsa mengikuti Pribadi yang dapat memberi jaminan hidup kekal.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Berapa banyak cara Allah untuk menyelamatkan seseorang?
- Sebutkan satu contoh bagaimana Allah dapat menyelamatkan seseorang selain kesaksian Bassam.
- Apakah saudara sudah yakin akan diselamatkan oleh Allah di akhirat?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Mantan Paderi Besar Sabah, Thomas Laiden berkata, “Kekristenan menurut kitab Injil yang asli, jika dikaji sedalam-dalamnya, maka jawaban akhir yang akan ditemui adalah Islam. Hakikat ini telah dibuktikan oleh banyak oranga Kristen yang akhirnya mendapat hidayah Allah dan kemudian memeluk agama Islam”. “Untuk menebus dosa manusia, semua bangsa dan agama, mengapa perlu ada paderi tukang ampun dosa jika Yesus Kristus sudah menebus dosa semua manusia?”
Dalam Kekristenan, air suci atau lebih dikenal sebagai Holly Water, adalah yang paling bernilai untuk menjadi seorang Kristen.
~
Sdr. Sofia,
Perlu Anda ketahui bahwa ajaran Kristen sejati hanya berdasarkan pada Alkitab, firman Allah. Hal-hal lain di luar apa yang diajarkan Alkitab bukan berasal dari Allah!
Seluruh pernyataan paderi yang Anda kutip di atas tidak berdasarkan apa yang diajarkan Alkitab. Itulah sebabnya mengapa paderi tersebut semakin tersesat dengan berbagai ajaran sesat manusia.
Saudaraku, bacalah Alkitab jika Anda ingin benar-benar bertemu dengan kebenaran sejati dari Allah.
~
Yuli
~
Sofia,
Jawaban untuk komentar Saudari sangat singkat: pernyataan yang tak berdasar.
Kebiasaan umat Islam menerima mentah-mentah informasi untuk merusak ajaran Kristen bukanlah hal yang asing lagi. Kitab Injil palsu Barnabas sangat digembar-gemborkan oleh umat Islam sampai terdengar riuhnya ke planet Mars. Tetapi apa yang terjadi? Kitab Injil palsu Barnabas mempermalukan Islam. Selidiki dulu, saudari Sofia! Jangan terlalu bersemangat untuk mengejek, itu dosa.
~
Sdr. Boas,
Apa yang Anda sampaikan benar, bahwa setiap kita harus memeriksa lebih dulu kebenaran sumber yang hendak kita angkat sebagai bahan argumentasi. Tujuannya untuk memastikan apakah kita sedang berjalan dan beriman di jalan yang benar, yang berdasarkan kebenaran Allah sejati. Adalah kesia-siaan belaka bila dengan gigih kita membela sesuatu, namun yang kita bela justru membawa kita kepada kesesatan.
Bagi Sdr. Sofia, bacalah artikel berikut: http://tinyurl.com/bovljam untuk melihat bukti-bukti kepalsuan Injil Barnabas. Bahkan Injil Barnabas pun dinyatakan palsu oleh Guru Besar Islam sendiri.
~
Yuli
~
Oh, ada rekan dari Sabah? Tapi sayang sekali, komentar Saudari salah alamat dan sudah usang. Siapakah Thomas Laiden bin Ustaz Tajuddin Othman, silakan telepon ke Majlis Agama Islam Melaka di Malaysia.
Sadarlah Saudari, berita itu telah jelas, yakni penipuan. Saya kira Mbak Yuli-pun akan geleng-geleng kepala dan tetap mencoba fokus pada topik artikel.
Betul, hanya Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat menebus dosa kita melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Hanya Dia yang sanggup menolong kita di dunia maupun di akhirat.
~
Terimakasih banyak Sdri. Mimie atas klarifikasi berita dari apa yang disampaikan Sdr. Sofia. Kiranya hal ini menjadi pelajaran kita semua untuk lebih berhati-hati dalam menangkap informasi.
Apa yang Anda sampaikan benar, bahwa hanya Isa Al-Masih yang dapat mengampuni dosa dan menyelamatkan kita dari hukuman kekal (neraka). Tapi ini hanya berlaku bagi orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Isa Al-Masih dan karya pengorbanan-Nya di kayu salib:
“Barangsiapa percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih], ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
~
Yuli
~
Ikutlah dengan Yesus karena Dia adalah jalan keselamatan yang kekal. Jika tidak mau mengikut Yesus, berarti sudah siap menderita kekal dalam siksaan yang besar.
~
Sdri. Putry Agnesia,
Anda benar! Tujuan Yesus (Isa Al-Masih) datang ke dunia adalah untuk menggantikan hukuman kekal yang seharusnya kita tanggung sebagai orang berdosa.
Pengorbanan kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih adalah satu-satunya jalan yang Allah sediakan bagi keselamatan kita karena cara tersebut mempertemukan antara keadilan Allah terhadap dosa yang harus mendapatkan hukuman, sekaligus wujud nyata kasih Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa dari hukuman keka. Maka, hanya kepada orang-orang yang sungguh beriman kepada Isa Al-Masih, anugerah keselamatan kekal diberikan.
Kisah kesaksian Bassam di atas menjadi salah satu bukti belas kasihan Allah untuk menyelamatkan Bassam sang pendosa menjadi Bassam sang pewaris keselamatan kekal.
~
Yuli
~
Sudah lama saya tidak membuka forum diskusi ini. Alhamdulilah. dengan rahmat Allah saya sekarang sudah bersyahadat dan menjadi seorang Muslim setelah sebelumnya menjadi pengikut Kristus.
Pengislaman saya dilakukan di Mesjid Al Muttaqqin, Lombok Barat pada Jumat, 5 Juni 2015. Sungguh diskusi ini telah memberi keyakinan saya untuk berserah diri kepada Allah dan memeluk Islam.
~
Sdr. Hadi Wijayanto,
Terimakasih telah bergabung kembali pada forum diskusi ini.
Sdr. Hadi, yang paling mengetahui kebenaran fakta dari apa yang Anda sampaikan adalah Saudara sendiri, bukan? Tentu setiap orang pada akhirnya harus bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkannya, entah sejati ataupun tidak.
Nah Saudaraku, dapatkah Anda ceritakan di forum ini, apa yang membuat Anda berpaling dari Kristus?
~
Yuli
*****
1. Cukup dengan satu pertolongan Allah SWT yaitu dengan keridhoan-Nya. Tanpa itu, mustahil bisa selamat dr azab-Nya.
2. Soal Bassam, ia kurang mendalami isi Al-Quran
3. Dengan bertaqwa kepada Allah SWT, insya Allah akan dapat pertolongan di akhirat kelak.
*****
Sdr. Sewaka,
Terimakasih atas partisipasi Anda menjawab 3 fokus pertanyaan artikel. Berikut tanggapan kami:
#1: Anda benar, keselamatan hanya dapat terjadi atas ridho Allah. Namun, bagaimana ridho Allah dinyatakan bagi keselamatan kita? Firman Allah menyatakan:
“Akan tetapi, Allah sudah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena [Isa] Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih menjadi pendosa. Lebih-lebih lagi sekarang, setelah kita dibenarkan oleh darah-Nya! Tentu Ia akan menyelamatkan kita dari murka Allah” (Injil, Surat Roma 5:8-9).
#2: Bagaimana Anda dapat menyimpulkan Bassam kurang mendalami Al-Quran? Bukankah Bassam adalah seorang Timur Tengah yang sangat mengenal budaya & bahasa Al-Quran? Bukankah oleh kerinduannya yang dalam untuk mencari Allah, ia mempelajari Al-Quran & Hadits secara keseluruhan? Bukankah justru dari ayat-ayat Al-Quran, ia melihat ajaran kekerasan yang sangat kontradiktif dengan sifat Allah yang Maha Pengasih & Penyayang?
#3: adakah ayat Al-Quran yang menjamin kepastian keselamatan di akhirat jika kita bertakwa kepada Allah SWT? Bukankah Anda sendiri menggunakan istilah “insya Allah” yang berarti “jika Allah menghendaki”? Bagaimana jika Allah tidak menghendaki kita diselamatkan karena ada hal lain yang belum kita kerjakan? Tentu kita tidak memiliki kepastian apapun dari ajaran yang Anda yakini, bukan?
~
Yuli
~
Untuk saudaraku seiman dalam Kristus,
Saya tidak pernah berpaling dari Kristus. Setelah saya mempelajari Al-Quran, saya makin dekat dan makin mencintai Kristus karena Al-Quran menjelaskan dengan demikian indah dan lengkap tentang pribadi Kristus. Saya memeluk Islam karena saya mengikuti ajaran Kristus!
Ketika sebuah kitab datang (Al Quran) dan kitab itu menggambarkan dengan demikian indah dan lengkap tentang pribadi Kristus melebihi Alkitab, bukankah kalian harus mengimaninya sebagai firman Tuhan?
~
Sdr. Hadi Wijayanto,
Apa yang Anda sampaikan mengandung makna yang saling bertentangan, tidak menguatkan pernyataan awal Anda.
Iman kepada Kristus sama sekali berbeda dengan iman kepada Muhammad, nabi dan rasul Anda. Jika seseorang beriman kepada Kristus, maka ia mempedulikan dan menaati sabda Kristus yang demikian:
“Barangsiapa percaya kepada-Nya [Kristus/Isa Al-Masih], ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
Orang yang beriman kepada Kristus akan mempercayai Kristus sebagai Anak Tunggal Allah, yakni Pribadi kedua dari Allah Tritunggal yang mengaruniakan keselamatan kekal. Kenyataannya, Muhammad nabi Anda justru menyangkalinya, bukan?
Jadi, adalah hal yang mustahil bila Anda (seorang yang mengimani Muhammad dan menyangkal Kristus sebagai Allah) menyamakan iman Anda dengan orang-orang yang beriman kepada Kristus.
Sdr. Hadi, dapatkah Anda tunjukkan ayat Al-Quran mana yang menggambarkan pribadi Kristus lebih indah daripada yang dituliskan Alkitab? Bagaimana pula Anda menanggapi Qs 5:116 yang justru merendahkan pribadi Kristus yang disangka menyamakan kedudukan keilahian-Nya dengan Maryam yang hanya manusia biasa?
~
Yuli
~
Selamat, mas Wijayanto.
Umat Kristen tidak beriman kepada Alkitab dan Al-Quran.Mereka beriman kepada ketuhanan Yesus karena mereka adalah penganut ajaran Paulus!
~
Sdr. Usil,
Gambaran lengkap tentang Kristus adalah Tuhan sangat jelas termuat di dalam seluruh Alkitab, Firman Allah. Nah, iman Kristiani sejati bertumpu pada Alkitab, yang adalah sabda Allah sendiri. Dengan demikian, iman kristiani mengakui Kristus sebagai Tuhan semesta alam.
Sebaliknya, keganjilan justru terjadi di dalam Al-Quran. Pada Qs 5:46, Al-Quran mengklaim membenarkan Taurat dan Injil yang adalah cahaya dan petunjuk bagi orang bertakwa, Namun, dalam Qs. 5:116, Kristus (Isa Al-Masih) yang dalam Taurat dan Injil nyata termaktub sebagai Tuhan, justru disangkal keilahian-Nya. Bahkan, secara sembarangan ayat Al-Quran tsb menuduh Kristus menyamakan sifat keilahian-Nya setara dengan Maryam yang hanyalah manusia biasa. Nah, bagaimana Anda menanggapi kesimpangsiuran ini?
Bagaimana pula Anda menanggapi segudang ayat-ayat jihad Al-Quran yang berbeda jauh dengan isi Injil yang penuh kasih, bahkan kepada musuh sekalipun?
~
Yuli
~
Sdr. Usil,
Sebaiknya Anda siapkan Injil dan Al-Quran dalam diskusi agar Anda tak disebut hanya nguping (curi dengar).
Coba pikirkan apa yang diberitakan oleh Sdri. Sofia, kasihan… ditipu mentah-mentah. Adakah Alkitab mengatakan Paulus mendirikan agama Kristen?Malah sesungguhnya Paulus itu sebelumnya adalah pembunuh umat pengikut Yesus. Sebelum Paulus bertobat, murid-murid Yesuslah yang mengabarkan Injil. Mereka ini adalah saksi-saksi mengenai ketuhannan Yesus sesuai yang tercantum dalam Allitab.
Sejak kapan pengikut Yesus Kristus disebut Kristiani, di forum ini atau cari dalam Alkitab! Alkitab maupun Al_Quran sama-sama dicetak dan dijilid pegawai percetakan, tiada keistimewaannya. Tak akan najis untuk membaca kedua kitab itu.
~
Sdri. Mimie,
Terimakasih untuk penjelasan Anda. Kiranya ini dapat menjadi jawaban atas pertanyaan rekan-rekan Muslim mengenai kesalahpahaman mereka mengenai Paulus.
Artikel berikut juga dapat rekan-rekan baca untuk memahami Paulus sesuai dengan apa yang disampaikan dalam Alkitab, Firman Allah: http://tinyurl.com/7srwflg.
~
Yuli
*****
1. banyak sekali.
2. Allah menyelamatkan Nabi Yunus setelah Yunus memohon kepada Allah agar diselamatkan
3. saya yakin, jika saya menaati perintah-Nya.
*****
Sdr. Saya Seorang Muslim,
Terimakasih telah berpartisipasi menjawab 3 pertanyaan fokus artikel. Berikut tanggapan kami:
Pada jawaban atas pertanyaan ketiga, Anda yakin selamat jika Anda menaati perintah Allah. Pertanyaan pentingnya adalah, seberapa taat Anda terhadap perintah Allah? Ingat, hanya orang yang benar-benar terbebas dari dosa yang bisa masuk sorga, Saudaraku. Dosa setitik pun berakibat fatal sebagaimana bunyi Al-Quran, kitab Anda: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam” (Qs 43:74).
Jadi, dengan model ibadah & kehidupan yang Anda jalani sejauh ini, masih yakinkah Anda bahwa Allah memasukkan Anda ke sorga?
Artikel berikut sangat perlu Anda renungkan: http://tinyurl.com/n4qyrer.
~
Yuli
~
Untuk saudaraku seiman dalam Kristus,
Di dalam agama saya yang terdahulu dan sekarang (Islam), saya tetap sebagai pengikut Kristus. Perbedaannya, sekarang saya menjadi pengikut dengan mengikuti (perintah)-Nya untuk mengikuti ajaran Muhammad.
~
Sdr. Hadi Wijayanto,
Di dalam ketidaksejatian selalu meninggalkan noda ketidakrapian jejak. Mari simak kutipan tulisan Anda berikut (# Hadi Wijayanto 2015-06-09 11:40):
“… saya sekarang sudah bersyahadat dan menjadi seorang Muslim setelah sebelumnya menjadi pengikut Kristus…”
Kalimat Anda di atas mempertentangkan antara “menjadi seorang Muslim” dengan “menjadi pengikut Kristus”. Dengan kata lain, keduanya berseberangan.
Anehnya, Anda merevisinya lewat komentar-komentar lanjutan: “… Saya tidak pernah berpaling dari Kristus…” dan “… saya tetap sebagai pengikut Kristus…”. Tentu ada maksud tersembunyi, bukan?
Saudaraku, jika Anda sungguh berserah dan taat kepada perintah Allah, maka Anda tidak akan pernah mengabaikan firman Allah yang demikian: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Injil, Rasul Besar Matius 5:37)
Seorang pengikut Kristus sejati tidak akan mengikuti teladan seseorang yang menamakan dirinya sendiri nabi sedangkan seluruh ajarannya justru menyangkal Kristus yang adalah Tuan di atas segala tuan, Raja di atas segala raja (Kitab Wahyu 17:14).
~
Yuli
~
Saudara Hadi,
Apakah sama Muslim dengan Kristen? Apakah sama pengikut Muhammad dengan pengikut Yesus? Dalam satu jalan tidak bisa mengikuti dua tuan! Saudara semakin kacau saja sebagai seorang yang mengaku mualaf. Kelihatan licikmu.
~
Terimakasih, Sdr. Boas.
Komentar Anda telah merangkum secara lugas komentar kami sebelumnya.
Kiranya hal ini dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita semua mengenai bagaimana kita harus berargumentasi secara tulus dengan tidak mengabaikan kebenaran itu sendiri.
~
Yuli
~
Untuk Hadi,
Bagaimana mungkin Anda merasa tetap menjadi pengikut Kristus sedangkan ajaran Islam yang sekarang Anda anut bertolak belakang dengan Alkitab, bahkan sebagian ayat menyatakan orang lain kafir.
Apakah anda setiap sholat akan berdoa atas nama Tuhan Yesus? Bisa-bisa anda dikutuk Muslim sedunia, hai pemuja 2 tuan.
~
Sdr. Yohanes,
Anda benar bahwa ajaran Kristus di dalam Alkitab sungguh berseberangan dengan ajaran Al-Quran. Mari simak 2 contoh perbedaan tersebut:
“… siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama …” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam … Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. “Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir” (Qs 3:19,32).
Sabda Isa Al-Masih dalam Injil mengingatkan kita untuk mawas diri. Menuduh orang lain kafir berarti meninggikan (menyombongkan) diri sendiri, menganggap diri lebih baik. Padahal di hadapan Allah, ia tidak lebih baik daripada orang yang dianggapnya kafir.
Sementara ajaran Muhammad justru dengan lugas menyatakan kafir dan pembalasan atas nama Allah kepada setiap orang di luar Islam, yang tidak mengakui kerasulannya.
Nah, mari cerna baik-baik, manakah ajaran Allah sejati? Yang menyombongkan diri, atau yang merendahkan hati di hadapan Allah dan sesamanya?
~
Yuli
~
Untuk Nasrani,
Siapa yang berpikiran kacau ketika Tuhan menurunkan utusan-utusan-Nya (Adam, Ibrahim, Nuh, Musa, dll) untuk membawa kebenaran yang kemudian Tuhan ingkari semua hukum tersebut karena Dia akan datang sendiri menyelamatkan manusia di muka bumi?
Muslim beriman kepada semua nabi Allah dengan kesempurnaan di dalam ajaran Muhammad.
~
Sdr. Netral,
Dapatkah Anda tunjukkan ayat Alkitab manakah yang menyatakan kedatangan Isa Al-Masih adalah bentuk pengkingkaran Allah terhadap semua yang telah difirmankan-Nya melalui para nabi-Nya?Bukankah Isa Al-Masih sendiri bersabda di dalam Injil: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19).
Seluruh nubuat para nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama adalah janji Allah atas kedatangan-Nya kelak sebagai Mesias yang menyelamatkan manusia berdosa. Penggenapan nubuat ini terjadi lewat kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih yang tertulis dalam Injil, Alkitab Perjanjian Baru.
Sdr. Netral, dapatkah Anda tunjukkan letak kesempurnaan ajaran jihad Muhammad yang bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih mengenai kasih kepada musuh?
~
Yuli
~
Untuk saudaraku seiman di dalam Kristus,
Sederhana saja. Di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang asli dari Alkitab. Di dalam Hadits nabi ada ajaran Yesus. Di dalam ajaran Islam ada ajaran Taurat. Di dalam jihad dan poligami Muhammad ada ajaran kasih Yesus.
Kalau kalian beriman kepada Muhammad, maka kalian beriman kepada Yesus karena Yesus ada di dalam ajaran Muhammad. Mereka yang melakukan teror dan kekerasan tidak mengikuti ajaran Islam.
~
Sdr. Hadi Wijayanto,
Mari buka kembali kitab suci Anda, Al-Quran. Bagaimana Anda menanggapi bunyi ayat jihad berikut, serta ratusan ayat sejenis:
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12).
Apakah para jihadis yang melakukan teror dan kekerasaan buta terhadap ayat-ayat jihad ini?
Lalu, bagaimana Anda menyatukan makna ayat-ayat jihad kekerasan Al-Quran dengan sabda Yesus di dalam Injil yang tak pernah terkandung di dalam Al-Quran:
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
Mari, buktikan kebenaran kesimpulan Anda dengan fakta, bukan retorika semata.
~
Yuli
~
Hadi Wijayanto (2015-06-15 17:16) menulis:
“…Di dalam agama saya yang terdahulu dan sekarang (Islam), saya tetap sebagai pengikut Kristus. Perbedaannya, sekarang saya menjadi pengikut dengan mengikuti (perintah)-Nya untuk mengikuti ajaran Muhammad…”
Tanggapan:
Siapa yang memerintahkan untuk ikut ajaran Muhammad? Yesus bersabda:
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” (Injil, Rasul Besar Matius 7:15)
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 24:4-5).
Sdr. Hadi Wijayanto, Anda berganti ke Islam tentu karena tidak pernah mencari tahu perkataan Yesus yang seperti saya paparkan diatas.
Adalah sebuah kebohongan besar jika Islam mengatakan beriman juga pada nabi maupun rasul sebelum Muhammad. Nabi penutup, itu yang disebarkan Islam, dan Muslim wajib ber-sholawat untuknya.
Yesus mati dan bangkit, kembali ke sorga. Saya tidak perlu mendoakan keselamatan-Nya, tapi Dialah yang menyelamatkan siapapun yang percaya terhadap kematian dan kebangkitan-Nya.
~
Tepat sekali apa yang Anda sampaikan, Saudari Mimie! Setiap orang perlu memperhatikan sabda Yesus di dalam Injil sebagaimana Anda tuliskan di atas. Ini akan menjauhkan kita dari kesesatan. Sebaliknya, dengan mengimani Yesus yang telah mati dan bangkit untuk kepentingan kita, kita justru mendapatkan kepastian keselamatan kekal.
~
Yuli
~
Saya sering bertanya-tanya, mengapa Alkitab yang dipakai oleh orang Nasrani di berbagai belahan dunia isinya bisa berbeda-beda, bahkan di indonesia sendiri ada banyak sekali jenis Alkitab.
Tidak seperti Islam, di manapun kita berada, kita akan menemukan Al-Quran yang sama. Bukankah itu aneh? Kitab suci bukanlah seperti buku yang bisa diubah dan dikarang sesuka hati. Kitab suci begitu agung dan dijamin kebenarannya oleh Tuhan. Maka Dia jugalah yang menjaganya.
~
Sdr. Verenandus,
Tepat yang Anda sampaikan. Allah berkuasa menjaga kitab suci yang difirmankan-Nya. ini sudah dibuktikan oleh Alkitab. Bukti-bukti arkeologis yang berumur ribuan tahun (jauh lebih tua daripada Al-Quran) memperkuat keaslian Alkitab sejak semula ditulis (1450 SM) Salinan naskah asli Alkitab masih terawat di museum Eropa dan Israel.
Nah, dari salinan naskah asli inilah Alkitab diterjemahkan dalam ribuan bahasa agar semua bangsa mengerti isinya. Itulah sebabnya Anda menjumpai Alkitab dengan banyak versi. Isi dan maknanya sama, hanya versi bahasanya yang berbeda-beda. Tentu versi bahasa Indonesia ejaan lama berbeda dengan ejaan baru, bukan? Artikel berikut dapat membantu Anda: http://tinyurl.com/l6vb2v8.
Bagaimana dengan Al-Quran? Dengan bahasa Arab saja, apakah Anda mengerti? Berbeda dengan Alkitab yang keasliannya dijaga Allah, naskah asli Al-Quran tidak pernah ditemukan. Jadi, bagaimana keasliannya bisa dibuktikan? Pelajarilah sejarah kitab Anda.
~
Yuli
~
Dalam Al-Quran ada ayat yang berbunyi sebagai berikut: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Qs 15:9)
Apakah Anda mengerti maksud ayat ini? Umat Islam memiliki keyakinan karena mereka tidak membohongi diri sendiri. Mereka tahu apa yang mereka imani, tidak memaksakan kepada orang lain untuk percaya dengan keimanan mereka. Bagi umat Islam, agama adalah Ad-din yang secara sederhana dapat diartikan sebagai aturan. Maka tidaklah mudah menjadi seorang Muslim. Tidak sekedar memanjatkan puji-pujian atau sekedar percaya terhadap janji-janji yang disampaikan para pendeta. Lebih dari itu, agar tidak seperti orang yang hidup namun sebenarnya mati.
Apakah Anda tidak memperhatikan dalam Alkitab banyak sekali ayat yang justru berasal dari penulis Alkitab itu sendiri? Bukankah seharusnya perkataan dalam sebuah kitab suci itu hanya berasal dari Tuhan? Mengapa para penulis Alkitab bisa dengan mudah mengubah atau menambahi isi Alkitab?
Mengapa Tuhan Anda tidak menjaganya? Apakah Anda pernah melihat Injil yang asli? Pernahkah Anda mencoba membuktikan Injil yang Anda pegang benar-benar asli?
Berikut ayat Al-Quran yang dapat membuat hati seorang Muslim menangis haru dan semakin mantap dengan keyakinannya terhadap Islam:
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.” (Qs 6:115)
Lalu, masih mampukah Anda terus membohongi diri sendiri?
Salam,
Verenandus
~
Sdr. Verenandus,
Susurilah sejarah Al-Quran. Mengapa dan siapa yang memusnahkan naskah asli, memodifikasi, dan merubah kronologi urutan ayatnya. Maka, Anda akan menanyakan ulang bukti kebenaran Qs 15:9. Artikel: http://tinyurl.com/6uh4jag melatih ketajaman analisa atas Alkitab vs. Al-Quran.
Jika Alkitab direkayasa, tentu ayat: “Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus” (Injil, Surat 1 Korintus 16:21) tidak akan ada, bukan? Sebaliknya, hanya pemalsu yang menutupi jejak, meski akhirnya terungkap. Berikut dua contoh ayat yang membuktikan:
“Aku bersumpah demi hari kiamat,” (Qs 75:1). Mungkinkah Allah bersumpah demi ciptaan yang lebih rendah dari-Nya? Allah selalu bersumpah demi diri-Nya sendiri (Taurat, kitab Kejadian 22:16).
“…Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya;…” (Qs 3:179). Semua nabi Allah sebelum Muhammad tidak pernah menyamakan posisinya dengan Allah, apalagi memerintahkan umat beriman kepada Allah sekaligus kepadanya.
Komentar kami (2015-06-17 12:39) adalah kesimpulan dari riset ilmiah atas pembuktian keaslian Alkitab/Injil.
~
Yuli
~
Sdr. Verenandus,
Dapatkah Anda buktikan Al-Quran itu langsung berasal dari Allah? Mengapa Allah tidak menurunkan firman-Nya langsung kepada Muhammad, melainkan lewat perantara Jibril? Siapa pula Jibril itu? Apakah Al-Quran ditulis Allah atau manusia?
Jauh sebelum Al-Quran ditulis, Allah melalui firman-Nya yang hidup, yaitu Isa Al-Masih, telah menjamin keabadian firman-Nya: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Injil, Rasul Besar Matius 24:35).
Salam.
~
Sdri. Mimie,
Apa yang Anda sampaikan benar adanya. Allah yang Maha Kuasa telah menjamin keabadian firman-Nya. Maka, tidak ada alasan bagi Allah menurunkan ayat yang justru melemahkan kemahakuasaan dan kemahabenaran-Nya: “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?” (Qs 2:106).
Mungkinkah firman-Nya yang abadi dinasakhkan (dibatalkan dihapus)-Nya sendiri?
~
Yuli
~
Islam mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum turunnya Al-Quran seperti Taurat (Musa A.S.) dan Injil (Isa A.S). Maka jangan heran jika semua isi Alkitab (Injil dan Taurat) ada di dalam Al-Quran. Namun setelah turunnya Al-Quran, hukum terhadap kitab-kitab lainnya menjadi tidak berlaku lagi karena Al-Quran datang sebagai penyempurna sekaligus penutup masa para nabi. Al-Quran benar-benar perkataan Tuhan.
Umat Islam mengerti apa itu Nasrani tapi orang Nasrani tidak akan pernah mengerti Islam karena umat Islam punya Al-Quran. Tidak dipungkiri bahwa Yahudi, Nasran,i dan Islam saling berkaitan dan memiliki sejarah yang panjang. Tak heran jika hingga sekarang perdebatan sering terjadi. Tapi bagi seorang Muslim, ayat berikut cukup memberi isyarat bahwa Islam agama yang damai: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (Qs 109:6).
Salam,
Verenandus
~
Sdr. Verenandus,
“…Jangan heran jika semua isi Alkitab (Injil dan Taurat) ada di dalam Al-Quran. Namun setelah turunnya Al-Quran, hukum terhadap kitab-kitab lainnya menjadi tidak berlaku lagi karena Al-Quran datang sebagai penyempurna…”. Ada dua kejanggalan yang perlu Anda kaji ulang:
1. Jika Taurat dan Injil ada dalam Al-Quran sedangkan lewat Al-Quran, dua kitab ini tidak berlaku lagi, maka Al-Quran bukan penyempurna Taurat dan Injil, tapi pengganti yang sama sekali berbeda. Jika demikian, tentu Al-Quran tidak berisi keduanya, bukan?
2. Jika Al-Quran adalah penyempurna, apakah Allah yang berfirman dalam Taurat dan Injil tidak Maha Sempurna sehingga dua kitab-Nya tidak sempurna? Apakah dalam dua kitab ini Allah keliru berfirman sehingga menggantinya dengan Al-Quran?
Selain Qs 109:6, Anda juga paham ada ayat Al-Quran ini, bukan? “… Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12). Bagaimana Anda menerangkan Islam itu damai? Apakah dengan cara mengabaikan ayat-ayat jihad kekerasan serupa?
~
Yuli