“Saya merasa tidak pantas. Saya kurang pintar dibandingkan teman-teman lainnya. Juga tidak bisa bergaul”
Ini adalah perkataan teman kantor saya, Esti. Ia sering tertunduk saat bercakap-cakap. Ia tidak berani bertatapan langsung. Esti juga menjauhi berbagai kegiatan sosial.
Saya (Dian) ingin membantu Esti. Karena saya melihat ia sebenarnya anak yang pintar dan baik. Hanya kurang percaya diri.
Ijinkan saya menceritakan cara mengatasi rasa tidak pantas yang Esti alami. Dan bagaimana kisah pemulihan hidupnya.
Esti yang Baik Namun Tidak Percaya Diri
Esti adalah teman saya di kantor. Ia baru pindah dari divisi lain.
Esti terlihat anak yang jujur dan rajin. Namun sulit untuk mengemukakan pendapat. Seringkali ia menghindari percakapan dengan rekan kerja.
Karena itu saya penasaran mengenai keadaannya. Sudah beberapa kali saya ajak berkomunikasi. Namun ia sering menghindar.
Sampai satu saat ada acara kantor ke luar kota. Kebetulan kami sekamar di hotel. Saat itulah saya mendapat kesempatan lebih banyak untuk mengenalnya.
Esti rupanya adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Mereka semua wanita. Esti merasa yang paling buruk. Kakaknya cantik dan pintar. Adiknya imut dan lucu. Sedangkan ia merasa tidak punya keistimewaan apapun.
Terlebih lagi orang tua sering membandingkan dengan saudara-saudaranya. Sehingga membuatnya menjadi sangat tidak percaya diri. Ia merasa tidak pantas bekerja dan bergaul seperti orang lainnya.
Saya sempat bertanya: “Bagaimana cara kamu selama ini mengatasi rasa tidak pantas? Tahukah bahwa perasaan ini tidak baik?”
Esti menjawab ia sadar keadaannya salah. Namun rasa tidak pantas adalah sesuatu yang ada di dalam hati. Tidak bisa otomatis langsung berubah.
Kemudian saya bertanya lebih lanjut. “Apakah kamu pernah mencari pertolongan? Bagaimana dengan menguatkan iman kepercayaan kamu?”
Tidak Mampu Memenuhi Tuntutan Agama
Esti menjawab ia pernah berusaha menggali agamanya. Ia tahu bahwa ada berbagai motivasi untuk percaya diri.
Contohnya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Qs 3:139).
Namun ia merasa tidak pantas. Karena lemah imannya. Sedangkan ayat ini mengandung prasyarat bagi orang yang kuat imannya.
Ia tidak sanggup memenuhi banyak tuntutan agama. Misalnya Esti berkali-kali tidak sholat. Ia banyak bolong puasa. Jarang sekali bersedekah. Karena itu ia merasa Allah kurang mengasihinya.
Terlebih lagi ia sempat membaca beberapa Hadits. Misalnya ada yang menyatakan wanita bisa membawa masalah. “ . . . sesungguhnya kesialan ada pada tiga hal, pada kuda, wanita dan tempat tinggal” (Hadits Bukhari No.2646).
Atau bagian lain yang menyatakan perlu menjadi Mukmin yang kuat. “orang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang Mukmin yang lemah . . .” (Hadits Muslim No.4816).
Karena itulah Esti merasa tidak pantas. Ia tidak layak mendapat kasih Allah.
Kemudian Esti bercerita panjang lebar lagi mengenai perasaannya. Ia senang karena bertemu orang yang mau mendengarkan curahan hatinya.
Allah Berkata: Engkau Layak dan Berharga!
Setelah puas bercerita, Esti kemudian bertanya. “Bagaimana dengan kamu sendiri? Pernahkah merasa tidak pantas? Bagaimana kamu mengatasinya?”
Saya menjawab bahwa saya juga pernah merasakannya. Kita sebagai manusia pasti punya kelemahan.
Contohnya saya pernah tidak naik kelas saat sekolah. Lalu berulang saat gagal dalam beberapa mata pelajaran saat kuliah.
Hal ini membuat orang tua sangat marah. Mereka juga membandingkan dengan kakak saya.
Saat itu saya merasa sangat sedih. Dan juga merasa tidak pantas.
Namun ada teman yang memberitahu saya ayat kitab suci. Ayat itu sangat menguatkan hati saya. Menyatakan bahwa kita berharga di hadapan Allah.
Inilah bunyi ayatnya: “Engkau berharga di mata-Ku, Aku menghargai dan mengasihi engkau . . .” (Taurat, Yesaya 43:4 BIS).
Hal ini karena Allah yang menciptakan kita dengan unik. Tidak ada yang lahir di bumi ini secara kebetulan.
“Engkau menciptakan setiap bagian badanku, dan membentuk aku dalam rahim ibuku. Aku memuji Engkau sebab aku sangat luar biasa! Segala perbuatan-Mu ajaib dan mengagumkan . . .” (Zabur 139: 13-14 BIS).
Esti menjadi terhibur. Ia melihat bahwa hidupnya bukan kebetulan. Ia mulai berpikir bahwa ada makna kehidupan.
Namun tiba-tiba Esti bertanya. “Walaupun demikian, bagaimana jika kita berdosa? Saat gagal apakah kamu tetap merasa pantas datang ke Allah?”
Allah Menolong Kelemahan Manusia
Saya menjawab: “Ya! Itulah yang diajarkan oleh kepercayaan saya. Bahwa tiap manusia berharga. Allah tetap mengasihi walau kita banyak dosa. Allah mengerti keadaan dan kelemahan manusia. Karena Dia yang menciptakan kita.”
“. . . Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna . . .” (Injil, Surat 2 Korintus 12:9).
Ayat ini membuat saya bisa mengatasi rasa tidak pantas. Karena menyadari bahwa justru Allah menyatakan kasih-Nya dalam kelemahan manusia.
Setelah mendengar semua hal ini Esti merasa dikuatkan. Ia melihat kelemahan tidak menjauhkannya dari Allah.
Kemudian ia bertanya: “Jika demikian mungkinkah ada harapan bagi saya masuk surga?”
Melalui Isa Al-Masih, Manusia Layak Masuk Surga
Saya menyatakan pasti bisa! Allah menolong manusia dengan memberikan Isa Al-Masih. Ia adalah pernyataan kepedulian Allah bagi manusia.
Dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa, kita bisa mengatasi rasa tidak pantas. Juga akan ada pengampunan dosa.
Allah pasti akan menerima kita. Ia akan menuntun sampai masuk surga.
“Sebab tidak seorang pun dimungkinkan berbaik dengan Allah oleh karena orang itu melakukan hal-hal yang terdapat dalam hukum agama. . . . Hanya karena rahmat Allah saja . . . hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Caranya ialah: manusia dibebaskan oleh [mengimani] Kristus Yesus [Isa Al-Masih]” (Injil, Sura Roma 3:20,24 BIS).
Esti menjadi sangat tertarik dengan semua penjelasan ini. Ia berjanji akan merenungkannya.
Walaupun demikian, sudah ada perubahan dalam sikap Esti. Karena ia melihat ada jalan Allah mengasihi dan menerimanya. Juga ada harapan baginya bisa masuk surga.
Anda tidak perlu merasa malu dan sedih. Anda bisa mengatasi rasa tidak pantas terhadap Allah dan manusia.
Mari mengimani Isa Al-Masih!
Jika Anda sudah siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, klik disini.
Bila Anda ingin mendalami Isa dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, klik link ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Pertolongan Untuk Mukmin Yang Ingin Dekat Dengan Allah!
- Apakah Al-Ghaffar (Allah Maha Pengampun) Pasti Mengampuni Dosa Saya?
- Al-Fatihah: Allah Adalah Paling Rahmat, Paling Penyayang
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana cara Saudara mengatasi rasa tidak pantas dalam kehidupan?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai kasih Allah hanya bagi yang mampu beriman dan kuat?
- Bagaimana Pendapat Saudara bahwa manusia sangat berharga dan Allah menyatakannya melalui Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”