Sebagai wanita saya mengalami diskriminasi. Saya diperlakukan tidak adil. Bahkan pernah mendapat berbagai ancaman fisik.
Saya sangat sedih dan kecewa! Mengapa di negara yang menjalankan hukum syariat hal ini kerap terjadi?
Saya adalah Muslimah Iran yang mencari ketenangan batin. Saya merasa banyak ketidak-adilan hukum dalam hal perlakuan antara pria dan wanita.
Mari simak kisah saya mencari pengertian dari hukum-hukum Allah. Sampai akhirnya mendapatkan kasih Allah sejati.
Latar Belakang Lingkungan Kehidupan
Saya hidup dalam perubahan zaman. Sebelum tahan 1979, kaum wanita di Iran mendapat perlakuan berbeda.
Wanita bisa memperoleh pendidikan. Bisa bekerja bahkan bersaing dalam karir. Juga dapat memakai pakaian yang lebih bebas.
Namun, setelah tahun 1979 berdiri Republik Islam. Saat itu terjadi perubahan peraturan dan budaya. Khususnya salah satu yang paling berbeda adalah perlakukan terhadap kaum wanita.
Tekanan dan Trauma dari Lingkungan
Sebagai wanita, saya rindu untuk tetap kuliah. Saya meminta izin keluarga. Dan beruntung mendapatkan izin mereka.
Namun di kampus, saya dan teman mengalami perlakuan buruk. Kami mendapat berbagai ketidak-adilan dan ancaman.
Salah satu contohnya adalah saat kami keluar untuk berjalan di pagi hari. Walau memakai jilbab dan pakaian sangat tertutup, namun rupanya tetap kaum wanita tidak boleh keluar saat pagi.
Kami mendapat peringatan keras dari kepala kampus. Bahkan mendapat ancaman akan dilukai secara fisik jika berani menyalahi aturan.
Saya sangat sedih dan kecewa. Saya merasa hal ini adalah diskriminasi bagi kaum wanita. Sehingga saya merasa sangat tertekan untuk beraktifitas dalam masyarakat.
Berbagai Pertanyaan Mengenai Ketidak-adilan Sosial
Latar belakang pengalaman ini membuat saya banyak bertanya. Saya rindu mencari ketenangan batin dari ketidak-adilan sosial yang berlaku di masyarakat.
Saya merasa ada berbagai perbedaan perlakuan terhadap kaum wanita. Beberapa contohnya:
- Mengapa suami boleh memukul istri?
“. . . wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka” (Qs 4:34). - Mengapa pembagian warisan pria dan wanita berbeda (Qs 4:11-12)?
- Mengapa pakaian wanita wajib sangat tertutup (Qs 73:59)?
Hal ini salah satu yang paling menggelisahkan. Karena saya berpendapat bahwa kebenaran berasal dari hati. Orang tidak bisa menghakimi dari penampilan luar saja. - Mengapa gambaran surga penuh bidadari wanita (Hadits Ibnu Majah No.4328)?
- Mengapa Hadits Shahih menyatakan kaum wanita paling banyak penghuni neraka? Juga mengapa wanita kurang akal dan agama (Hadits Muslim No.114)?
Saya sudah berusaha mencari jawaban. Namun tidak mendapatkan penjelasan yang baik.
Proses Mencari Syariat Terbaik
Satu saat saya berkunjung ke rumah teman. Rupanya dia adalah pengikut Isa Al-Masih. Kami menonton film mengenai Isa Al-Masih berdasarkan Kitab Suci Injil.
Peristiwa itu merupakan pengalaman yang membuka pikiran. Karena saya melihat ada satu nabi yang terdapat dalam Al-Quran. Namun, mengajarkan hukum kasih.
Akhirnya saya menceritakan semua kegelisahan kepada suami. Saya senang karena ia mengerti dan bahkan mendukung.
Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke Amerika. Alasannya karena merasa ada banyak ketidak-adilan sosial di daerah asal kami. Khususnya terhadap wanita. Sehingga akan lebih baik bagi anak-anak untuk besar dalam kondisi yang berbeda.
Awal kehidupan di Amerika memang tidak mudah. Kami mengalami masa penyesuaian yang sulit.
Sampai akhirnya saya berkenalan dengan seorang teman. Yaitu saat berbelanja di supermarket yang menjual berbagai bahan makanan Iran.
Teman inilah yang memperkenalkan saya pada gereja. Akhirnya saya mendengar pandangan umat Nasrani mengenai Isa Al-Masih dan hukum kasih.
Hukum Terbaik Bagi Manusia: Kasih
Saya sangat terkesan dengan hukum kasih ajaran Isa Al-masih. Karena merasa mendapat semua jawaban yang selama ini saya cari.
Misalnya Kitab Allah menyatakan Allah mengasihi semua manusia. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau . . .“ (Taurat, Yesaya 43:4).
Kasih Allah sama terhadap pria maupun wanita. Ia tidak membeda-bedakan siapapun.
Lalu kasih Allah yang menjadi dasar hubungan dalam keluarga. “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).
Juga kasih yang membimbing dalam hubungan sosial masyarakat. “Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah . . . perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian” (Injil, Surat 1 Timotius 5:1-2).
Hal inilah yang saya tidak rasakan di daerah asal saya. Malahan banyak perlakukan kasar dan tidak adil terhadap wanita.
Karena berbagai pertimbangan ini, akhirnya saya dan suami mengambil keputusan. Kami mau mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih Pernyataan Kasih Allah Sejati
Saya yang mencari ketenangan batin mendapatkannya melalui Isa! Saat mengimani dan menjadi pengikut-Nya, saya merasakan ada ketenangan di hati.
Kasih Allah melalui Isa yang memberikan ketenangan batin sejati. Hukum kasih-Nya juga yang membimbing dalam interaksi antara pria dan wanita.
Bahkan kasih Allah melalui Isa juga menolong kita selamat. Sampai nanti masuk surga.
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya (Isa Al-Masih, pernyataan kasih Allah) sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:10).
Maukah Anda mengalami kasih Allah? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih!
Jika Anda sudah siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, klik disini.
Bila Anda ingin mendalami Isa dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, klik link ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Seorang Wanita Islam Dipenggal Di Mekkah
- Muslimah Menemukan Kasih Allah Saat Merasa Tidak Dicintai
- Wanita Muslim Menerima Isa Al-Masih Karena Takut Mati
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana menurut Saudara mengenai berbagai hukum syariat yang terkesan kurang memihak kaum wanita?
- Pernahkah Saudara sebagai kaum wanita mendapat diskriminasi dari komunitas agama? Ceritakan pengalamannya!
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai hukum kasih Isa yang sangat membela wanita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”