Saya dibesarkan dalam keluarga yang baik dan taat beragama, serta berpegang teguh pada adat dan budaya. Keluarga kami sudah menganut agama ini secara turun-temurun dari leluhur. Saya sangat bangga dengan agama saya.
Pertanyaan Tabu Yang Sulit Diungkapkan
Namun sejujurnya ada pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Pertanyaan tabu untuk kami bicarakan. Karena kami yakin agama kami turun langsung dari sorga dan merupakan agama tersempurna.
Pertanyaan tersebut adalah, “Setelah mati, apakah ada kepastian dalam Islam bahwa saya masuk sorga”? Pertanyaan ini muncul karena agama kami mengajarkan, tidak seorangpun bebas dari dosa. Artinya, tidak seorangpun dapat menjamin dirinya pasti masuk sorga.
Bertanya Kepada Tuhan
Saat itu saya sangat frustasi. Saya sangat ingin menemukan jawabannya. Tapi di sisi lain, saya tidak mempunyai keberanian untuk bertanya kepada orang di sekitar saya. Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya langsung kepada Tuhan dengan cara melakukan sholat tahajud.
Dengan penuh keberanian, saya mencoba menanggalkan hukum/ajaran agama yang sudah saya pegang sejak kecil. Saya hanya berserah kepada satu Tuhan, Pencipta semesta alam serta segala isinya. Saya bertanya, “Tuhan, manakah dari semua agama yang ada di muka bumi ini, yang pasti membawa saya ke sorga bila saya mati nanti”? Dengan mengajukan pertanyaan seperti ini, artinya saya sudah meragukan Tuhan yang saya sembah, apakah Dia sanggup membawa saya ke sorga.
Taat Aturan, Tidak Memberikan Kepastian Dalam Islam Ke Surga
Secara logika, bila saya melakukan seluruh aturan dan perintah agama dengan baik, maka seharusnya ganjaran buat saya adalah kepastian masuk sorga. Tapi faktanya, tidak seorangpun bebas dari dosa. Ganjaran dosa adalah hukuman setimpal sesuai dengan tingkatannya. Kesimpulannya, tidak serangpun bebas dari neraka. Menyadari hal tersebut membuat saya gundah. Saya tidak ingin masuk neraka.
Saya percaya Tuhan itu maha kuasa. Dia sanggup membuat maha karya yang dahsyat. Alam semesta dengan segala isinya. Masa Tuhan yang maha kuasa itu tidak dapat memberi “reward” kepada orang yang taat dan patuh pada hukum dan peraturan-Nya, dengan cara memberi jaminan kepastian akan sorga?
Bertemu Isa Al-Masih
Akhirnya saya sampai pada sikap tidak perduli akan Tuhan yang dikenal lewat agama. Saya hanya berseru kepada Tuhan Sang Khalik. Tuhan Pencipta langit, bumi, dan segala isinya. Selesai sholat tahajud saya merasa kelelahan. Saya juga merasa takut karena telah melukai hati Tuhan dan meragukan kepastian dalam Islam tentang surga.
Dalam keadaan kelelahan, saya pun tertidur. Di tengah tidur saya, saya terbangun karena mendengar suara lembut dan penuh kasih berkata, “Apalagi yang kau tunggu anakku, ikutlah Aku.” Secara spontan saya menjawab, “Iya Tuhan, apa lagi yang mau aku tunggu, aku mau ikut Engkau.”
Saat itu saya takjub dengan jawaban saya. Di saat yang sama, pikiran saya bertanya, suara siapa yang saya dengar? Mengapa saya menjawab demikian? Selagi memikirkan hal itu, tiba-tiba saya melihat lukisan di bawah plafon kamar tidur saya. Saya melihat seseorang di atas kayu salib. Sama persis seperti yang kerab saya lihat di rumah-rumah orang Kristen.
Hati saya tersentak dan membayangkan betapa beratnya masalah yang akan saya hadapi atas respon saya pada panggilan-Nya.
Menerima Isa Al-Masih Sebagai Juruselamat
Keesokan harinya, saya pergi meninggalkan kota saya dan pergi ke kota lain untuk mencari Tuhan yang telah memanggil saya, yaitu Isa Al-Masih, Sang Juruselamat saya.
Hati- hari selanjutnya menjadi hari yang sangat berat. Saya seorang anak gadis usia 26 tahun, hidup di luar sendirian mencari Isa Al-Masih. Setiap hari yang saya lakukan adalah berdoa dan membaca firman-Nya. Semakin hari saya semakin dikuatkan oleh pengetahuan dan pengenalan akan Dia. Saya percaya kepada Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat saya, yang pasti membawa saya ke sorga. Sabdanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Sekarang ini, 25 tahun berselang setelah pengalaman tersebut. Saya tinggal bersama suami dan anak- anak saya. Saya mengambil keputusan untuk menjadi pelayan-Nya. Saya rindu berdoa bagi banyak orang dan memberitakan Kabar Baik ini. Karena kasih-Nya, Isa Al-Masih, Sang Kalimatullah, telah menjadi manusia, datang ke dunia dan wafat disalib, guna menggantikan saya yang berdosa. Dia yang menebus saya dari hukuman dosa.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah pertanyaan Muslimah di atas pernah muncul di benar saudara? Bagaimana cara saudara mengatasinya?
- Apakah saat ini saudara yakin mempunyai jaminan kepastian masuk sorga bila kelak meninggal dunia? Jelaskanlah alasannya.
- Selain lewat Isa Al-Masih, adakah cara lain agar seseorang mempunyai jaminan kepastian masuk sorga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Wanita Muslimah: Adakah Kepastian Dalam Islam Masuk Surga?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Hanya dalam Yesus Kristus, saya pasti dijamin masuk sorga. Seperti yang Yesus katakan dalam Injil Yohanes 14:1-2 sbb:
Ayat 1:
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku”
Ayat 2:
“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”.
Sungguh saya beruntung dan merasa sukacita luar biasa semenjak mengikuti Isa Al-Masih. Saya tidak ingin ingat masa lalu. Sekali lagi saya berdoa untuk Muslim, agar dijamah Isa Al-Masih yang hidup, dan menjamin keselamatan kekal.
Mbak Yuli, Syalom… Saya tidak pernah lupa situs ini. Kiranya Tuhan Yesus memberkati seluruh staff di sini. Amin.
~
Syalom Sdri. Mimie!
Apa kabar? Lama tidak bersua di forum diskusi Kaum Wanita. Terimakasih untuk atensi dan doa Anda bagi kami. Kami merindukan partisipasi Anda yang sangat menginspirasi rekan-rekan pengunjung situs ini. Sebab apa yang Anda bagikan juga telah menjadi pengalaman pribadi Anda sendiri, bukan?
Biarlah kesaksian yang Anda bagikan dapat mendorong rekan-rekan lain untuk bersungguh hati mencari kebenaran Allah yang memberikan jaminan keselamatan kekal. Sebab hanya Allah Sang Empunya sorga sendirilah yang berkuasa membukakan pintu sorga bagi setiap orang yang bersedia menerima Dia. Allah Sang Empunya sorga itu telah datang di dalam Isa Al-Masih untuk menyelamatkan kita dari hukuman kekal atas dosa. Itu sebabnya, menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan Juruselamat adalah kebutuhan terpenting setiap orang. Maukah kita menerima kasih pertolongan-Nya?
~
Yuli
~
Berarti, seburuk-buruk apapun perangai pengikutnya, yang penting dia taat dan beriman, pasti dimasukkan surga. Tidak masalah jadi preman, yang penting ikuti ajarannya. Benar begitu?
Buat Muslim, di hari kiamat nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaat kepada umatnya. Namun tidak seperti Isa Al-Masih. Bagi umat Muhammad yang punya dosa harus ditebus dulu dalam neraka selama beberapa waktu hingga dosanya bersih.
Muhammad: (sambil bersujud) “Ya Rabbi, selamatkanlah umatku meski mereka hanya memiliki iman sekecil biji kurma”
Allah: “Aku izinkan”
Keluarlah jutaan umat Muslim daria neraka dalam keadaan rusak parah dan dimasukkan ke surga.
Muhammad: (sambil mengangis) “Ya Rab, meski sekecil biji zarah”
Allah: “Aku izinkan”
Selengkapnya coba simak Ustaz Hanan Attaki: “Manusia Tersibuk di Akhirat”.
~
Sdr. Ihsan Nurul Iman,
Menanggapi pernyataan Anda: “Berarti, seburuk apapun perangai pengikutnya, yang penting dia taat dan beriman, pasti dimasukkan surga. Tidak masalah jadi preman, yang penting ikut ajarannya”, pernyataan Anda sungguh tidak logis karena saling bertentangan. Mari kita kaji bersama:
1) Apakah Isa Al-Masih seorang preman sehingga ajarannya diikuti oleh para preman? Dapatkah Anda buktikan, adakah rujukan yang menuliskan Isa itu preman, atau isi ajaran-Nya merusak moral? Sebaliknya, bukankah kitab Anda juga justru mengakui Isa terkemuka di dunia dan akhirat (Qs 3:45)?
2) Dapatkah seseorang yang hati, tindakan, dan hidupnya memungkiri ajaran moral terluhur yang Isa Al-Masih ajarkan disebut beriman dan taat kepada Isa?
Saudaraku, bagaimana mungkin nabi Anda dapat memberi syafaat kepada orang lain di hari kiamat ketika ia justru mewajibkan seluruh umat Muslim untuk bershalawat baginya, yakni mendoakan keselamatan akhiratnya? Silakan Anda kaji artikel ini: http://tinyurl.com/crjrjk7.
Tentang kisah syafaat nabi Anda, Anda perlu lebih teliti mengkaji isi Al-Quran. Sebab, justru ayat Al-Quran sendiri bertentangan dengan konsep “remedi akhirat” versi kisah nabi Anda di atas. Silakan baca artikel berikut: http://tinyurl.com/nlf97hz.
~
Yuli
~
Saudara Staff, apakah Anda telah menyimak video yang saya maksud? Bagaimana menurut Saudara video tersebut dan kaitannya dengan artikel ini? Besar harapan saya agar Saudara menontonnya sehingga menjadi bukti bahwa kami juga memiliki pemberi syafaat bernama Rasulullah SAW.
~
Sdr. Ihsan Nurul Iman,
Setiap orang punya hak azasi untuk mempercayai sesuatu. Namun belum tentu yang dipercayainya itu fakta atau kebenaran. Jika yang kita percayai bukan fakta, apakah sekedar ilusi bisa menolong hidup kita? Nah, jika memang benar nabi Anda pemberi syafaat bagi umat Muslim, tentu Al-Quran maupun dirinya tidak memerintahkan umat mendoakan keselamatan akhiratnya lewat “shalawat nabi”, bukan? Mustahil bila seorang pemberi syafaat bagi keselamatan orang lain ternyata masih butuh doa (supaya selamat di akhirat) dari para pengikutnya yang ia janjikan kelak akan diberinya syafaat. Jika keselamatan sendiri masih belum terjamin, bagaimana bisa menjamin keselamatan orang lain?
Bukankah seharusnya “sang penjamin keselamatan” adalah pihak yang bukan hanya “pasti selamat”, tapi juga punya kuasa penuh (otoritas) atas keselamatan? Dan bukankah hanya Allah saja yang punya otoritas sebesar itu?
Saudaraku, dalam Injil Yohanes 14:6 sabda Isa Al-Masih jelas menyatakan diri-Nya punya otoritas penuh sebagai Penjamin keselamatan. Sebab Isa itulah Allah Juruselamat, satu-satunya yang bisa membebaskan kita dari hukuman dan kuasa dosa. Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah masih mengharapkan jaminan keselamatan kepada pihak yang tidak punya otoritas atas keselamatan?
~
Yuli
~
Qs 19:71-72
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”.
Bandingankan dengan sabda Yesus dalam Injil Lukas 23:43
“Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”.
Sangatlah tidak logis bila Allah yang Maha Pengasih akan membiarkan umat-Nya menderita dalam neraka dulu. Dan juga tidak masuk akal bila yang berada di neraka bisa ke sorga.
~
Tepat sekali apa yang Anda sampaikan, Sdri. Mimie!
Neraka bukan tempat transit sementara, bukan pula tempat untuk penyucian dosa. Sebab, inti pengertian dari [u]neraka adalah keterpisahan kekal dari Allah[/u]. Ini adalah konsekuensi hukuman bagi dosa. Dosa adalah pemberontakan kita atas kedaulatan Allah. Maka konsekuensinya, Allah demi kemahaadilan-Nya, memisahkan orang berdosa dari diri-Nya, sesuai dengan keinginan semula dari si pendosa, yakni ingin melepaskan diri dari Allah. Neraka inilah tempatnya. Maka sangat tidak logis bila neraka diasumsikan tempat penyucian dosa.
Penyucian dosa hanya bisa dikerjakan bukan oleh si pendosa. Melainkan oleh “pihak lain” yang suci dari dosa. Ibaratnya, dapatkah sekujur tubuh seseorang yang belepotan lumpur bisa membersihkan dirinya tanpa bantuan media lain yang benar-benar bersih dari lumpur? Pasti dibutuhkan air bersih, bukan? Demikian juga dosa kita. Amal ibadah kita, termasuk juga konsep yang Muslim pegang, yakni “penderitaan sementara” di neraka, tidak akan pernah bisa menyucikan dosa. Yang bisa menyucikan hanyalah Allah, sebab hanya Dia-lah yang Maha Kuasa dan Suci dari dosa sehingga bisa menjadi Manusia Suci (Isa Al-Masih) untuk menggantikan hukuman dosa kita. Maka siapa yang beriman kepada Isa dan pertolongan pengorbanan-Nya, disucikan dan diampuni dosanya. Tidak perlu transit di neraka, melainkan langsung ke sorga. Itu pula yang terjadi pada salah seorang penjahat yang disalib bersama Isa. Sabda Isa dalam Injil Lukas 23:43 yang Sdri. Mimie tuliskan di atas diperuntukkan bagi penjahat tsb yang bertobat dan mengimani Isa, Juruselamatnya (selengkapnya baca Injil Lukas 23:33-43).
~
Yuli
~
Sdr. Ihsan Nurul Iman,
Isa Al-Masih (Yesus) tidak memandang rupa dan perbuatan kita. Kita memang orang berdosa. Yang penting kita datang kepada-Nya mengakui dan hidup baru untuk tak terjerumus lagi dalam dosa. Dan seseorang yang sungguh-sungguh mau bertobat dan datang kepada Yesus, Yesus pasti akan membimbing dia, malah Yesus rela berkorban untuk kita. Di sinilah kasih Yesus dinyatakan kepada seluruh umat manusia.
~
Terimakasih, Sdri. Mimie,
Kiranya apa yang Anda sampaikan tentang kasih pengorbanan Isa Al-Masih, Allah Sang Juruselamat, dapat menolong kita semua untuk menyadari keberdosaan kita sekaligus ketidakberdayaan kita untuk menyelamatkan diri dari hukuman dosa. Pengertian terhadap hal ini dapat menuntun hati dan pikiran kita untuk melihat pertolongan Isa Al-Masih yang telah tersedia bagi pengampunan dan penyucian dosa kita. Demi kasih-Nya, Allah menghendaki agar kita mau membuka hati dan menerima pertolongan Isa Al-Masih tsb.
~
Yuli
~
Nabi Muhammad SAW jelas mempunyai otoritas, meskipun tidak sepenuh Tuhannya. Pasalnya, seluruh nabi adalah kekasih Allah.
Waktu itu seorang nabi pernah bertanya, “Ya Rabb,apakah kau akan memasukkan aku ke neraka terlebih dahulu?”
Allah: “Pantaskah kekasih menyiksa kekasihnya sendiri?”
Jadi, semua nabi, baik nabi Isa, Adam, Nuh, Muhamma, mempunyai jaminan surga. Mereka kekal di dalamnya. Namun, satu-satunya nabi yang memberikan syafaat bagi umatnya hanyalah Rasulullah SAW. Itu alasannya mengapa kami umat Muslim sangat mengagungkan beliau. Namun masih batas wajar, yaitu tetap menganggapnya sekedar nabi. Tidak seperti kalian yang berlebihan sehingga menganggap Al-Masih sebagai Tuhan.
~
Sdr. Ihsan Nurul Iman,
Kami sepakat dengan Anda bahwa para “kekasih Allah” mendapatkan jaminan keselamatan dari Allah sebab Allah telah menyelamatkan mereka demi kasih-Nya. Nah, silakan Anda pertimbangkan ulang. Ketika seorang “kekasih Allah” sudah pasti mendapat jaminan keselamatan dari Allah sendiri, mungkinkah ia masih membutuhkan doa keselamatan akhirat (shalawat nabi) dari para pengikutnya? Bukankah hal ini justru membuktikan bila ia belum mendapatkan jaminan keselamatan dari Allah?
Mari pelajari kehidupan semua nabi Allah sebelum Muhammad. Anda bisa menemukan catatan lengkap dan akuratnya dalam Alkitab (Taurat, Zabur, kitab para nabi, Injil). Tidak satu nabi Allah pun yang menyerukan kepada umat agar mereka bershalawat untuknya. Sebab jaminan keselamatan dari Allah sudah pasti mereka terima sehingga tidak perlu lagi kuatir. Justru mereka dengan segenap hati menyuarakan firman Allah kepada umat agar umat segera bertobat dan menerima pertolongan keselamatan dari Allah.
Jadi, bagaimana Saudaraku? Bila Anda yakin nabi Anda pasti selamat di akhirat, tentu ia tidak membutuhkan shalawat nabi dari para pengikutnya, bukan?
~
Yuli
~
Kepastian masuk sorga dalam Islam sampai sekarang masih diperdebatkan antar Muslim.
Mantan menteri agama, Prof. Quraish Shihab pun tak berani mengatakan Muhammad dan kaumnya berada di sorga. Muhammad sendiri pun mengaku, dia juga tidak tahu mau ke mana perginya. Untuk persoalan ini biarlah kita bicarakan sesudah Paskah.
~
Benar, Sdri Mimie! Jaminan keselamatan hanya ada bila Sang Pemilik Keselamatan, yakni Allah, telah menjaminkannya. Faktanya, tidak satu ayat pun dalam kitab umat Muslim yang menyatakan hal ini. Sebaliknya, yang tertulis justru seruan kepada umat untuk bershalawat nabi bagi Muhammad, yakni memanjatkan doa keselamatan baginya. Dengan demikian, kapastian keselamatan dalam ajaran tsb masih perlu dipertanyakan.
Di sisi lain, Injil jelas mencatat jaminan keselamatan dari Isa Al-Masih, Sang Pemegang otoritas kebenaran dan kehidupan (Injil Yohanes 14:6). Maka tidak ada satu alasan pun yang cukup logis untuk menolak-Nya, sebab Sang Penjamin keselamatan adalah Sang Pemilik sorga itu sendiri.
~
Yuli
~
Sangat tepat sekali topik ini diangkat di saat ini, Mbak Yuli. Juga sekaligus mengingatkan saya tepat 15 tahun menerima Yesus Kristus [Isa Al-Masih].
Sungguh luar biasa mengikuti jalan yang lurus dan mulus, yang sebelumnya saya harus memohon setiap hari, entah dimana dan tanpa kepastian.
Saya katakan lurus dan mulus karena saya sudah dijamin Isa Al-Masih dengan kasih pengorbanan-Nya. Kekuatiran, keraguan ,hingga hal-hal negatif musnah sudah atas bimbingan Isa Al-Masih. Saya jadi lega dan bersukacita, sebab tidak ada lagi yang menjadi penghalang untuk membagi kasih kepada siapapun, baik suku, agama, tua, ataupun muda. Mereka adalah sama-sama ciptaan Tuhan. Kalau dulu saya suka merasa golongan lain itu haram.
Sekilas info, bagaimana saya bisa menerima Isa Al-Masih, kisahnya tak jauh dari perempuan yang menderita perdarahan 12 tahun dalam Injil, yang disembuhkan Isa Al-Masih. Kata Yesus, “Imanmu telah menyembuhkan engkau”.
Luar biasa kasih Isa Al-Masih. Kita memang berdosa. Kita butuh pengampunan dan memohon keselamatan kepada yang kita ikuti, pasti kita selamat. Dan bukan sebaliknya.
~
Sdri Mimie,
Kami senang dengan kesediaan Anda berbagi kepada rekan-rekan di forum ini tentang kisah kehidupan Anda menemukan kepastian akhirat dalam Isa Al-Masih, Tuhan Juruselamat. Dalam semua kesaksian di sepanjang zaman yang kami dengar dan kami terima, apapun ragam kisahnya, sama seperti yang Anda alami, selalu ada “perjumpaan secara pribadi” dengan Isa Al-Masih. Ini membuktikan banyak hal, yakni:
1) Allah Sang Pencipta sungguh Maha Penyayang sebab Ia menghendaki hubungan yang akrab dengan manusia ciptaan-Nya. Allah bukan “Zat” tanpa perasaan, yang sekedar bertakhta di arsy sambil mengamati manusia dari jauh tanpa relasi pribadi dengan mereka.
2) Allah yang Maha Penyayang itu benar-benar memahami dan mengasihi kita luar biasa. Ia tahu dosa kita menjadi penghalang antara kita dengan-Nya sehingga mustahil bila kita bisa mendekat kepada Yang Maha Kudus. Itu sebabnya Allah-lah yang mendatangi kita. Dengan merendahkan diri-Nya menjadi sama seperti kita (manusia), Isa Al-Masih rela datang ke dunia untuk menjembatani relasi kita dengan Allah lewat pengorbanan-Nya membereskan dosa kita.
3) Bahwa Isa Al-Masih sungguhlah Allah yang kekal. Bukankah kematian dan kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut sudah terjadi 2000-an tahun yang lalu? Namun mengapa hingga kini Ia selalu “menjumpai” umat-Nya secara pribadi (hal yang tidak terjadi pada tokoh agama lain)? Hal ini membuktikan kebenaran sabda-Nya bahwa Dialah pemegang otoritas atas kehidupan:
“Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Injil Yohanes 11:25)
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil Yohanes 14:6).
Kiranya kesaksian Sdri. Mimie menjadi jalan berkat bagi rekan-rekan lain untuk menyadari kebutuhan masing-masing pribadi terhadap pengampunan dan pertolongan Isa Al-Masih, Allah yang kekal.
Isa Al-Masih menyartai Anda, Sdri. Mimie.
~
Yuli
~
1) Apakah Isa Al-Masih seorang preman sehingga ajarannya diikuti oleh para preman?
Menurut Alkitab, Yesus mencambuki orang-orang dan hewan-hewan yang berada di dalam rumah ibadah:
Injil Yohanes 2:13-15 “Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya”.
~
Sdr. Lukito,
Apakah Anda sudah yakin bila ayat Injil Yohanes yang Anda ambil tsb menyatakan bila Yesus seorang preman? Bukankah saat mengadili Yesus pun, Pilatus sang wali negeri tidak menemukan sedikitpun kesalahan pada diri Yesus, apalagi menganggap-Nya preman dengan mengatakan kepada orang-orang Yahudi: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya” (Injil Yohanes 18:38b).
Saudaraku, bila tempat ibadah Anda dijadikan tempat orang berpraktik kotor seperti korupsi dan manipulasi dengan berkedokkan agama, tentu Anda marah, bukan? Bagaimana dengan Allah? Apakah yang Maha Suci tidak murka bila bait-Nya dicemarkan oleh tindakan kotor kita? Itulah yang menjadi alasan Yesus marah di Bait Suci. Demi memperkaya diri sendiri, imam-imam Bait Suci bekerjasama dengan para pedagang hewan kurban untuk memanipulasi umat dengan berbagai kebijakan licik mereka. Nah, ketika Yesus sangat marah dengan hal ini, apakah Anda menganggap-Nya preman?
~
Yuli
~
1) Apakah Isa Al-Masih seorang preman sehingga ajarannya diikuti oleh para preman? Dapatkah Anda buktikan, adakah rujukan yang menuliskan Isa itu preman, atau isi ajaran-Nya merusak moral?
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku …” (Injil Lukas 14:26).
~
Sdr. Lukito,
Bila seseorang mengingkari Allah hanya karena takut dijauhi orang-orang terdekatnya, menurut Anda, apakah Allah ridha terhadap tindakan dan keputusan orang tsb?
Itulah makna dari apa yang Yesus sabdakan. Mudah-mudahan hati dan pikiran Anda tercerahkan dengan maksud sabda Yesus ini.
~
Yuli
~
“Kalau kalian dianiaya di suatu kota, larilah ke kota yang berikut. Aku beritahukan kepadamu: Sebelum kalian selesai mengunjungi semua kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang” (Injil Matius 10:23)
Terbukti Yesus bukan juruselamat karena tidak pernah menyelamatkan murid-muridnya:
a. Yakobus dihukum penggal sekitar tahun 44 M oleh perintah Raja Herodes Agrippa I dari Yudea (Kisah Para Rasul 12:2)
b. Simon Petrus disalib dengan kepala di bawah.
c. Andreas mati disalib seperti Petrus, tetapi dengan salib berbentuk X.
d. Yakobus, imam besar Ananias memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu
e. Yohanes: ditangkap di Efesus, dibawa ke Roma, dilemparkan ke dalam tempat penggorengan.
~
Sdr. Lukito,
Terimakasih untuk komentar Anda di atas. Dengan kematian syahid yang dialami murid-murid Yesus tsb, dapatkah Anda renungkan lebih dalam, alasan sepenting apa yang membuat mereka segigih itu, bahkan hingga tidak lagi menghiraukan tubuh dan nyawa mereka sendiri? Jawabannya sudah tersedia dari lanjutan ayat dalam Injil Matius yang Anda ambil, yakni sabda Yesus berikut:
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”. “Setiap orang yang mengakui Aku [Yesus] di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Injil Matius 10:28,32-33).
Yesus telah menjamin keselamatan jiwa setiap orang yang menjadi murid-Nya. Itu sebabnya para martir tsb dengan gigih (tanpa menghiraukan kenyamanan diri di dunia fana ini) mengabarkan karya keselamatan Yesus kepada sebanyak mungkin orang, agar orang banyak (termasuk kita) pun juga menikmati keselamatan kekal yang Yesus jamin.
~
Yuli
~
Rasulullah SAW bersabda, “ Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu Allah sambil membawa dua kalimat syahadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga” (HR. Muslim).
~
Sdr. Lukito,
Jika Muhammad sungguh-sungguh utusan Allah yang nasibnya sudah pasti Allah jamin di sorga, bagaimana mungkin Allah yang sama memerintahkan umat Muslim untuk bershalawat bagi Muhammad (Qs 33:56), yakni mendoakan agar Muhammad selamat ke sorga? Sangat aneh, bukan? Bagaimana Anda menjelaskan hal ini?
~
Yuli
~
“Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi” (HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih).
~
Sdr. Lukito,
Apa makna “mempersekutukan Allah” menurut Anda?, Bukankah sama artinya dengan “menduakan Allah”, yakni menjadikan apapun yang “bukan Allah” sebagai “allah” dalam hidup kita?
Ketika Anda lebih menuruti seruan nabi Anda untuk membenci dan memerangi orang yang berseberangan dengan keyakinan Anda, padahal Allah dalam kitab-Nya jelas bersabda: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil Matius 5:44), tidakkah tindakan ini sama artinya dengan memposisikan “yang bukan Allah” menjadi Allah? Dengan demikian, berdasarkan hadits yang Anda ambil, tentu Allah tidak dapat memberikan ampunan kepada orang-orang yang demikian, bukan? Bagaimana, saudaraku?
~
Yuli
~
Pertama, mohon digarisbawahi. Shalawat bukan doa! Qs 33: 56 “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalat kepada Nabi”. Tidak mungkin bukan, kalau Tuhan bersalawat diartikan sebagai doa karena doa itu dari makhluk kepada Tuhan? Ingat! Islam mengusung Tuhan yang esa.
Berbeda dengan “suatu umat”, mereka menganggap wajar jika Tuhan berdoa kepada Tuhan lain. Ini adalah fakta: Injil Markus 14: 35, Injil Lukas 5:16, Injil Markus 1:35, Injil Matius 26: 36, Injil Lukas 22:44, Surat Ibrani 5:7. Tuhan berdoa kepada Tuhan mana lagi?
Lalu apa itu shalawat? Shalawat adalah salam penghormatan. Lanjutan ayat Qs 33: 56, “…bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Ibarat, ada orang yang juara satu lomba dan kita tidak mengucapkan “Selamat, ya!”, lalu apakah orang itu tidak jadi juara?
~
Sdr. Ihsan Nurul Iman,
Tentu sebagai seorang Muslim Anda memiliki Al-Quran dalam bentuk buku, bukan? Nah, kami persilakan Anda periksa ayat Qs 33:56. Di sana terdapat catatan kaki no. 1230 dan 1231 yang menjelaskan makna dari shalawat kepada nabi Anda. Berikut kami kutipkan:
“Bershalawat jika dari Allah artinya memberi rahmat, jika dari malaikat-malaikat artinya meminta ampunan (dosa), jika dari umat Islam/Mukmin artinya berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “Allahu-Ma Shalliala Muhammad” (Al-Quran Departemen Agama RI tahun 1978, catatan kaki No.1230)
“Dengan mengucapkan perkataan seperti “Assalamu Alaika Ayyuhan Nabi” artinya: Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Muhammad)” (Al-Quran Departemen Agama RI tahun 1978, catatan kaki No.1231).
Nah, bagaimana Saudaraku? Seorang nabi sejati utusan Allah tidak mungkin dikhawatirkan keselamatannya sebab Allah pasti menjamin sorga baginya, bukan? Maka, saat nabi Anda masih butuh doa keselamatan dari pengikutnya, tidakkah menandakan ia belum mendapat jaminan keselamatan dari Allah? Lalu, bagaimana pula dengan nasib para pengikutnya?
~
Yuli
~
Mohon untuk ke depannya, batas maksimal 800 karakter lebih baik dinonaktifkan saja karena komentator jadi tidak leluasa dalam berargumentasi. Banyak sekali argumentasi saya yang harus dipotong gara-gara karakter yang terbatas. Apakah ini unsur kesengajaan?
~
Sdr. Ihsan,
Terimakasih untuk masukan Anda. Isi argumentasi Anda sudah dapat ditangkap dengan baik oleh para pembaca. Dengan demikian batasan maksimal 800 karakter pada kolom komentar yang tersedia di sini sudah cukup memfasilitasi para pengunjung untuk menuangkan aspirasinya secara efektif dan efisien.
Dengan hati terbuka kami nantikan lanjutan argumentasi dan komentar Anda atas topik artikel di atas. Terimakasih.
~
Yuli
~
Jesus, you’re my favourite Super Hero. Selamat Merayakan Hari Kenaikan Isa Al-Masih untuk seluruh staf dan pengunjung situs ini.
Hanya didalam Isa Al-Masih, kita dijamin dan pasti sampai kerumah Bapa Sorgawi.
~
Terimakasih, Sdri. Mimie.
Amin! Ya, Anda benar. Sebab Sang Pemberi jaminan sorgawi (Isa Al-Masih / Yesus Kristus) adalah Allah Pemilik sorga itu sendiri.
Selamat merayakan kenaikan Isa Al-Masih!
~
Yuli
~
Cerpen yang bagus, pas kalau dibuat sinetron.
~
Saudara Eko,
Terimakasih atas apresiasi saudara akan kesaksian di atas. Perlu saudara ketahui bahwa cerita di atas benar adanya. Mungkin saudara tidak pernah atau mungkin memikirkan apa yang menjadi pertanyaan dari kesaksian wanita Muslim di atas.
“Setelah mati, apakah ada kepastian saya masuk sorga”? Pertanyaan ini muncul karena agama kami mengajarkan, tidak seorangpun bebas dari dosa. Artinya, tidak seorangpun dapat menjamin dirinya pasti masuk sorga. Nah, bagaimana cara saudara mengatasinya?
~
Daniar
~
Inilah bukti Yesus tidak mati disalib:
1. Orang yang disalib ditinggalkan oleh Tuhan (Matius 27:46)
Sedangkan Tuhan tidak meninggalkan Yesus (Yohanes 8:29) dan Tuhan pernah berjanji tidak akan meninggalkan orang benar hingga selama-lamanya (Mazmur
37:28)
2. Sebab, seperti Yunus yang berada di dalam perut ikan besar selama tiga hari dan tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan berada selama tiga hari dan
tiga malam dalam perut bumi (Matius 12:40).
~
Saudara Gilang,
Terimakasih atas komentar saudara di atas. Mengenai keraguan saudara akan kematian Isa Al-Masih silakan baca, selidiki, dan diskusikan di link ini https://bit.ly/2w642xp atau https://bit.ly/2FsXltt. Bila ingin mendiskusikan lebih dalam silakan email kami di .
Bagaimana dengan saudara, apakah juga memiliki pertanyaan yang sama seperti dalam kesaksian di atas? Apakah saat ini saudara yakin mempunyai jaminan kepastian masuk sorga bila kelak meninggal dunia?
~
Daniar
~
Hal simple ini saya harap bisa memperjelas semuanya. Kalau Yesus hanya manusia biasa, bagaimana mungkin aliran satanis sangat membenci-Nya? Bahkan dalam ibadahnya mereka menghujat nama Yesus. Kalau Yesus hanyalah nabi, mengapa mengapa mereka tidak menghujat nabi lain seperti Abraham, Nuh, Musa dll. Dalam ibadahnya bahkan aliran satanis menggunakan simbol seperti salib terbalik. Mengapa mereka sangat membenci-Nya?
Karena Yesus adalah Tuhan yang pada hari penghakiman akan melemparkan iblis ke neraka. Tuhan adalah Esa, dan Trinitas bukan berbicara mengenai 3 Tuhan, tetapi cara Tuhan menyelamatkan umat manusia. Agama tidak dapat menyelamatkan manusia, hanya dalam Yesus ada kepastian keselamatan.
~
Saudara Deny,
Terimaaksih atas tanggapannya. Isa Al-Masih/Yesus memiliki banyak keistimewaan dibandinkan nabi lainnya. Kuasa yang dimiliki-Nya untuk mengampunidosa dan memberikan jaminan hidup kekal. Teladan hidup sempurna tanpa cela dan dosa bahkan iblis pun takut dan tunduk menghadapi Isa saat Isa mengusir roh jahat di Gerasa.
Jadi siapakah Isa? Jika Isa hanya nabi atau manusia biasa, mengapa Isa memiliki otoritas yang hanya layak dimiliki oleh Allah saja. Kita semua termasuk saudara Muslim tentunya bisa merenungkan dan menilainya sendiri.
~
Noni