Poligami sering merusak pernikahan, mungkin termasuk pernikahan Anda. Tentu itu sangat menyedihkan.
Salah satu contoh korban poligami adalah Rohimah dan Kiwil. Mereka sudah menikah 22 tahun, namun akhirnya bercerai akibat poligami.
Anda tentu setuju bahwa terdapat dampak negatif dalam rumah tangga akibat poligami, bukan? Setiap orang pasti menginginkan pernikahan yang indah. Lantas, bagaimana cara Anda memastikan bahwa poligami tidak akan merusak pernikahan Anda?
Banyak pria Muslim setuju dengan poligami. Di sisi lain, banyak wanita menolaknya. Bila demikian, apakah alasan pria Muslim berpoligami?
7 Alasan Poligami
Ada banyak alasan mengapa pria Muslim memutuskan untuk berpoligami. Penulis memilih tujuh alasan utama:
- Al-Quran mengijinkan poligami. “. . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (Qs 4:3).
- Teladan dari Nabi Islam. Dia berpoligami, bahkan menikah dengan 11 wanita. Lebih dari empat dalam waktu yang sama.
- Beberapa nabi lain juga berpoligami. Misalnya, Yaqub, Daud, dan Sulaiman (Taurat Kejadian 29, 2 Samuel 3, 1 Raja-raja 11).
- Seorang pria mencintai wanita lain, tetapi tidak mau bercerai dengan isteri pertama.
- Isteri tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Jadi suami merasa perlu mencari isteri lagi untuk memenuhi hawa nafsunya.
- Meningkatkan prestise/status di mata orang di sekitarnya.
- Mungkin isteri pertama tidak bisa punya anak lagi, sementara suami ingin memiliki lebih banyak anak.
Pasti ada alasan lain. Apakah semua alasan di atas baik dan sesuai dengan ajaran Allah?
Dampak Poligami
Umumnya dampak poligami lebih dirasakan oleh isteri dan anak-anak. Perasaan menyalahkan diri sendiri karena merasa tindakan suami berpoligami akibat dari ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan suami.
Kekerasan dalam rumah tangga adalah dampak lain dari poligami. Walau kekerasan dalam rumah tangga juga dapat terjadi pada perkawinan monogami, tetapi kesempatan untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga lebih besar pada perkawinan poligami daripada monogami.
Poligami bisa menyakiti hati anak-anak. Perhatian ayahnya akan terbagi dan mereka sering merasa cemburu, sedih, kecewa, bahkan marah.
Sebenarnya, ada dampak negatif bagi para pria juga. Sangat susah memperlakukan setiap isteri dan anak secara adil. Sering merasa tidak tenang karena terlalu banyak tanggung-jawab.
Oleh karena itu kita perlu bertanya, apakah poligami sesuai dengan kehendak Allah?
Poligami – Ajaran Muhammad atau Allah?
Umat Muslim sering merasa bangga atas hukum poligami yang diturunkan kepada Nabi Islam. Menurut mereka, itulah salah satu kelebihan Al-Quran dari kitab-kitab suci sebelumnya. Tetapi, benarkah Allah merasa poligami yang paling baik bagi kita?
Renungkanlah tiga pertanyaan berikut ini:
- Hukum pernikahan pertama dari Allah adalah satu suami dan satu isteri. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Mungkinkah Allah membatalkan hukum itu ribuan tahun kemudian?
- Walau Al-Quran dan Nabi Islam mengijinkan poligami, mengapa Nabi Islam sendiri justru melarang puterinya, Fatima, dipoligami (Bukhari V7, B62, No.157)?
- Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil, padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian . . .” (Qs 4:129).
Kiranya para pria Musim dapat merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas. Masihkah Anda meyakini bahwa poligami adalah ajaran dari Allah?
Hukum Pernikahan dari Allah
Ketika Allah menciptakan Nabi Adam, Allah melihat Nabi Adam membutuhkan seorang penolong yang sepadan dengannya. Lalu Allah menciptakan Siti Hawa dan memberikannya kepada Nabi Adam sebagai isterinya.
Inilah pernikahan pertama di awal sejarah manusia yang diciptakan Allah, yaitu pernikahan monogami. Seumur hidupnya, Nabi Adam hanya mempunyai satu isteri.
Ketika Kalimat Allah, Isa Al-Masih, datang ke dunia, Dia kembali menegaskan konsep pernikahan monogami. Isa berkata, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Satu suami dengan dua, tiga, atau empat isteri mustahil dapat menjadi satu. Hanya satu suami dan satu isteri dapat menjadi satu. Poligami merupakan suatu tantangan bagi hukum Islam tentang pernikahan.
Jadi, jika Anda ingin punya pernikahan yang indah, jangan ijinkan poligami!
Isa Al-Masih Memberi Kelegaan
Mungkin Anda sedang dalam pernikahan yang susah. Jangan putus asa! Ada Pribadi yang ingin menolong Anda!
Isa Al-Masih mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Ketika Anda merasa sulit dan terbebani dengan hukum pernikahan monogami yang Allah tetapkan, datanglah kepada Isa Al-Masih! Dia akan memberi kelegaan bagi Anda.
Ingatlah! Allah hanya memperhatikan doa suami yang hidup bijaksana dengan isterinya. “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (Injil, Surat 1 Petrus 3:7).
Jika mau belajar mendalam tentang ajaran Isa, Anda boleh mengunduh Kitab Suci Injil di sini.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Adakah alasan lain mengapa pria poligami? Jelaskan alasasnya.
- Apakah Saudara setuju bahwa poligami adalah ajaran Allah?
- Mengapa satu suami dan satu isteri merupakan kehendak Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini tiga link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Poligami Syariat Allah dari Mulanya?
- Bagaimana Poligami Merusak Pernikahan Islam Terkenal di Indonesia
- Dampak Negatif Poligami Islam bagi Isteri dan Anak
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Pria dan wanita berapa banding berapa sekarang? Lebih banyak pria kan? Sisa wanitanya mau dikemanakan, jadi pelacur? Mending dinikahi.
~
Saudara Ohym,
Informasi yang kami punya, seluruh dunia perbandingan pria dan wanita adalah 1,000 : 987. Saudara dapat melihat lebih jelas pada link ini: http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=penduduk_ratio&info1=4
Saudara Ohym benar lebih banyak pria, tetapi mengapa justru yang sisa wanita apa saudara tidak salah?
Sekalipun perbandingan wanita lebih banyak dari pria. lantaskah pria harus mengambil keputusan untuk berpoligami? Sebab dilandaskan rasa kashian atau takut wanita tidak menikah, bukankah demikian pemikiran saudara?
~
DA dan Salma
*
Kalau beraksioma para nabi terdahulu menikah karena keserakahan mereka sendiri, rasanya mengada-ada, masak para nabi serakah. Kalau anda pintar berapa istri nabi Solomon? Wow berarti serakah sekali.
Dalam Islam diberikan solusi asal mampu dan adil. Dan prinsipnya kalau tidak mampu dan tidak bisa adil satu istri aja.
Begini bunyi suratnya.
“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinila
~
Saudara Gare,
Alkitab tidak pernah menyuruh orang-orang berpoligami. Alkitab menyebutkan bahwa Allah menciptakan satu pria (Adam) dan satu wanita (Hawa) untuk melahirkan keturunan. Adanya poligami dimulai dari anak Kain bernama Lamech, Kain adalah anak Adam yang berdosa membunuh Habel saudaranya.
Jadi penyimpangan poligami terjadi sejalan dengan penolakan manusia akan firman Allah. Faktanya semua manusia bahkan nabi-nabi berdosa. Allah menghendaki, seorang suami hanya berhak atas satu istri.
Demikian Kalimat Allah, Isa Al-Masih, datang ke dunia, Dia kembali menegaskan konsep pernikahan monogami. Ia berkata, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
~
DA
*****
1. Hukum poligami hanya pada jaman Muhamamad? Karena yang sebelumnya pria nikah lebih dari 4 wanita, bahkan dalam Injil Philipus dikatakan nabi Isa menikah 5x. Ok, pasti kata anda Injil Philipus tidak benar.
Coba kalau menurut anda ada tidak dalam Injil dengan kalimat yang jelas dan sederhana bahwa poligami dilarang?
2. Ya iya, orang tua juga tidak rela kalau anak perempuan di poligami sama suaminya, di Qs 4:3 juga prinsipnya menikah itu satu saja. Memang bolehkan melarang anak dipoligami, karena poligami itu darurat dan tidak harus.
3. Ya, anggap saja karena adil itu susah makanya lebih baik tidak poligami, tapi dari pada zinah poligami masih lebih baik. Nah ini namanya agama yang penuh solusi. Karena memang pria itu beda-beda hasrat biologisnya. Ada yang menggebu-gebu ada yang biasa saja.
~
Saudara Gare,
Terimakasih atas tanggapan saudara, berikut tanggapan kami:
1. Saudara Gare, jelas hukum pernikahan pertama yang ditetap Allah adalah monogami. Jadi, tidak mungkin Allah membatalkan firman-Nya.
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Artinya bukan dengan dua atau empat istri, tetapi satu istri.
2. Orang tua jasmani kita saja tidak rela jika anak perempuanya dipoligami. Lalu menurut saudara apa Allah yang adalah pencipta kita tidak lebih mengasihi kita, sehingga rela membiarkan para istri dipoligami?
3. Yang jelas Allah tidak lupa kalau manusia tidak dapat berlaku adil.
Jadi, kesimpulannya poligami bukan berasal dari Allah. Karena ketetapan Allah adalah pernikahan monogami, rancangan Allah bukan rancangan yang jahat tetapi damai sejahtera. Dan dari penjelasan saudara poligami hanya karena nafsu saja, itulah bukti keserakahan manusia.
~
DA
*
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Artinya bukan dengan dua atau empat istri, tetapi satu istri. Jadi, misal pria menikah dengan wanita satu, terus wanita ke-dua itu tidak menyalahi ayat di atas. Karena masing-masing menjadi satu (keluarga) jadi ada dua keluarga dengan satu suami. Tetap tidak menyalahi ayat di atas. Ada ayat lain?
~
Saudara Gare,
Perhatikan kembali firman Allah berikut ini:
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Jelas dalam ayat tersebut dikatakan “mereka bukan lagi dua”. Dari semula Allah telah menetapkan, pria dan wanita yang telah menikah akan menjadi satu dan mempertahankan pernikahan mereka. Artinya pria hanya menikahi satu wanita saja. Itulah pernikahan monogami yaitu pernikahan hanya memiliki satu pasangan.
Sedangkan yang saudara Gare misalkan itu, jelas pria tersebut memiliki 2 pasangan. Jadi bagaimana mungkin dikatakan satu jika ada dua wanita? Bukankah itu yang disebut poligami?
~
DA
*
Alkitab tidak memiliki ajaran poligami dan monogami. Sehingga orang Kristen bebas mau poligami atau monogami. Dalam Islam ada perintah tapi dengan syarat (adil).
Saya sudah diskusi sama orang Islam bahwa tidak ada yang harus nikah empat.
Orang Islam di Indonesia 99% istrinya satu, jadi apa yang dikhawatirkan?
~
Saudara Gare,
Allah tidak mengajarkan poligami, tetapi monogami. Ketika Allah menciptakan Hawa sebagai istri Adam, dan hanya Hawa-lah istrinya.
“Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: ‘Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. ‘ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging “ (Taurat, Kitab Kejadian 2:22-24).
Ini adalah cara Allah menciptakan perkawinan. Satu suami dan satu istri bersatu. Bukankah yang demikian pernikahan yang didambakan setiap orang?
Namun berbeda dengan Islam, seperti yang saudara katakan: “ada perintah”. Bahkan dipraktekkan oleh nabi saudara, sebagai teladan saudara. Memang kami menemui banyak pasangan Muslim yang monogami bahkan menolak poligami. Tetapi kasihan para wanita yang dipoligami, bukan?
Benar bahwa Muhammad mengatakan kalau bisa berlaku adil, Tetapi apakah ada khususnya pria yang dapat berlaku adil? Sementara ayat dalam kitab saudara mengatakan “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129). Bukankah ini membingungkan?
~
DA dan Salma
*
Anda menyudutkan agama tanpa mengetahui kebenaran hakekatnya seperti apa. Tolong jangan jadi situs yang provokatif. Kita perbaiki iman sesuai kepercayaan kita tanpa membandingkan. Semua agama mengajarkan kasih sayang, rohman rohim.
~
Saudara Arohman Arohim,
Jika apa yang kami tuliskan di atas salah, kiranya Saudara Arohman dapat memberitahu dan memberi masukan pada kami. Sehingga kita dapat berbagi dan belajar bersama.
Seperti pada awal halaman ini kami telah menulis tujuan situs ini yaitu untuk kaum wanita dapat menyampaikan inspirasi mereka dan memberi tempat berdiskusi yang nyaman.
Jadi kami rasa kita tidak perlu memperdebatkan antara agama Islam dan agama Kristen maupun agama lainnya.
Kami sependapat dengan saudara tentunya semua agama mengajarkan kasih sayang. Tetapi silakan renungkan ini http://tinyurl.com/bp7ty5o
~
DA
*
Isa Al-Masih juga melakukan pernikahan dengan Maria Magdalena dan berpoligami dengan Lidhia. Pelajari lebih detail agama anda.
Ini bukan dialog tetapi anda banyak menyampaikan kenyataan palsu.
Bagaimana dialog yang saya tulis ini perlu tidak untuk dialog? Lebih baik bangun iman anda dan pelajari secara serius keyakinan anda atas nama Tuhan. Insya Allah anda akan mendapat petunjuk, saya mendoakan anda mendapat hidayah dari Allah. Amien.
~
Saudara Sirotol Mustaqiem,
Terima kasih atas masukan dan doa saudara Sirotol.
Bagi pengikut Isa Al-Masih tidak ada kata “mudah-mudahan” mengenai keselamatan kekal, karena inilah janji Allah yang pasti: “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Saudara Sirotol, melalui forum ini kami berusaha menyampaikan kebenaran. Jadi silakan saudara menunjukkan tuduhan saudara tersebut.
Saudara Sirotol, Isa Al-Masih tidak pernah menikah. Jika dikatakan menikah itu adalah kebohongan. Sebab, baik Kitab suci Allah maupun kitab saudara tidak pernah mencatat pernikahan-Nya. Atau mungkin Allah lupa memberi wahyu, tidak bukan?
~
DA
*
Semoga Anda segera diberikan petunjuk yang haq. Semoga berita kebatilan ini segera usai.
~
Saudara Aisy,
Berita kebatilan manakah yang saudara Aisy maksud? Adakah yang salah dalam artikel maupun tanggapan kami di atas?
Menurut Kitab Suci Allah, hukum pernikahan adalah monogami. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging “ (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Saudara Aisy, adalah indah jika kita semua kembali kepada kebenaran. Sudahkah Saudara Aisy mempercayai Isa Al-Masih yang adalah kebenaran (Al-Haqq)?
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
“Itulah Isa putera Maryam, perkataan yang benar (al Haqq), yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya” (Qs 19:34).
Sebagai yang haq, Isa Al-Masih memberi kelegaan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:28).
~
DA
*****
1. Poligami sudah ada dari zaman Daud dan Salomo.
2. Nabi melarang putrinya bukan karena tidak boleh poligami. Hal ini karena Ali ingin berpoligami beserta anak Abu Jahal. Baca hadist lengkap ya jangan dipotong.
3. Maksud ayat itu. Wajib adil dalam hal nafkah, namun dalam masalah hati tidak bisa sama mirip. Hal kasih sayang terhadap anak meskipun sayang semua tapi kadarnya tidak sama meskipun telah adil mencukupkan kebutuhan mereka. Lihat tafsir Ibnu Katsir tentang ayat tersebut.
~
Saudara Ibnu,
Terima kasih atas komentar saudara Ibnu, berikut ini tanggapan kami.
1. Hukum pernikahan pertama yang ditetapkan Allah adalah pernikahan monogami. Satu suami dengan satu istri.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Memang poligami sudah ada pada zaman nabi-nabi, artinya mereka telah melanggar ketetapan Allah.
2. Perhatikan ucapan Muhammad berikut:
“Saya tidak ijinkan, sama sekali, saya tidak ijinkan, kecuali bila anak Abi Thalib (Ali) menceraikan anakku dahulu. Fatimah adalah bagian dari diriku: Apa yang meresahkan dia, akan meresahkan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya, akan menyakiti hatiku juga” (Jami’ al-Ushul, JuZ XII, 162, nomor hadist: 9026).
Muhammad tidak ingin melihat putrinya menjadi sedih dan resah karena dipoligami.
3. Benarkah adil hanya sebatas nafkah? Bukankah masalah hati juga penting? Lalu mengapa dikatakan: “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…”(Qs 4:129).
~
DA
~
Tidak pernah baca Alkitab ya? Kasian kamu. Baca Taurat, Kitab Kejadian 19:31-36.
~
Saudara Pemburu Domba,
Terima kasih atas komentar saudara. Dan maaf beberapa komentar saudara kami hapus. Mengapa kami hapus kiranya memperhatikan kembali peraturan dalam memberi komen. Dapat saudara baca di atas kolom komentar ini.
Tentu saja kami membaca Kitab Suci Allah. Adakah yang saudara tanyakan atau tanggapi dari ayat tersebut? Karena menurut kami tidak ada kaitannya dengan poligami. Allah tidak pernah melegalkan poligami.
Bila ingin membahas ayat ini lebih dalam silakan beralih ke url ini: http://tinyurl.com/7rpufbb
~
DA
*
Sebuah pertanyaan mudah untuk semua wanita: Apakah anda ingin diduakan?
~
Saudara Novian,
Jelas tidak ada wanita yang rela diduakan, tidak mau berbagi suami dengan wanita lain.
Poligami merupakan sebuah dilema bagi mereka yang mengalaminya. Di satu sisi, mereka ingin menjadi istri yang mengabdi pada suami dengan rela dipoligami. Tapi di sisi lain, hati kecil mereka menjerit melihat kenyataan suaminya membagi cinta dengan wanita lain.
Namun dari semula Allah telah menetapkan, pria dan wanita yang telah menikah akan menjadi satu. Isa Al-Masih menekankan fakta ini. “Demikianlah mereka[pria dan wanita] bukan lagi dua, melainkan satu” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Sayangnya, beberapa ratus tahun kemudian menurut nabi Islam. Allah memperbolehkan suami mengambil istri lain baginya sebanyak dua, tiga, bahkan sampai empat. Benarkah Allah mengubah ketetapan-Nya?
~
DA
*
Bagi saudara staff Isa dan Islam terus terang saya Muslim tapi saya sangat senang dengan adanya situs ini. Juga saya salut dengan ajaran-ajaran Isa Al-Masih yang lembut dan penuh kebaikan. Sayangnya di agama saya Isa Al-Masih tidak pernah diagungkan nama-Nya.
~
Saudara Megami Inoue,
Terima kasih atas apresiasi Saudara Megami terhadap situs kami. Semoga situs kami dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi Saudara Megami dan memberi pengetahuan baru bagi saudara khususnya mengenai Isa Al-Masih.
Bila ingin mengenal lebih dalam pribadi Isa Al-Masih silakan bergabung di situs kami ini: http://www.isadanislam.org atau bila ada yang ingin ditanyakan silakan hubungi kami di
Bagaimana menurut Saudara Megami, poligami ajaran Muhammad atau Allah?
~
DA
*
Poligami itu bukan kewajiban, juga bukan sunnah nabi, karena beliau pun melarang. Poligami syaratnya berat, harus bukan perbuatan aniaya dan harus bisa adil. Allah nyatakan, pria tidak akan mampu berbuat adil meski ingin berlaku adil. Poligami hanya untuk para nabi dan dalam kondisi darurat bersyarat berat nyaris mustahil, itu kata Quran.
~
Saudara Nono,
Bagaimana menurut Saudara Nono, apa salah bila pria Muslim berpoligami?
Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil?
Nabi Saudara Nono melarang poligami karena tahu bahwa poligami akan menyakiti hati anaknya. Sehingga akan menyakiti hatinya.
Inilah yang perlu kita renungkan, benarkah Allah membuat rancangan yang hanya memihak kaum pria? Dan sebaliknya merugikan/menyakitkan kaum wanita?
Isa Al-Masih dalam Injil dengan tegas mengatakan bahwa poligami adalah ajaran yang salah. Allah menginginkan seorang suami mempunyai satu istri!
“Demikianlah mereka[pria dan wanita] bukan lagi dua, melainkan satu” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
~
DA
*
Saya pernah menonton debat Kristen dan Islam di youtube, pihak Kristen menanyakan kenapa Muhammad berpoligami? Tolong jangan katakan untuk menolong wanita itu, karena cara menolong tidaklah harus dengan cara menikahinya.
Islam menjawab: Adalah cukup logis poligami terjadi dimasa itu mengingat masih rendahnya moralitas manusia jaman itu.
Ini komentar saya: Yesus ada 600 tahun sebelum Muhammad, dan Yesus tidak mengajarkan moralitas rendah (poligami). Kenapa Muhammad yang muncul 600 tahun setelah Yesus malah moralitasnya lebih rendah?
~
Saudara Lord Jesus,
Ketetapan Allah sejak semula mengenai pernikahan adalah seorang suami hanya berhak atas satu istri dan sebaliknya. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Demikian Isa Al-Masih menegaskan bahwa satu istri saja seumur hidup! “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Namun anehnya, Muhammad yang dipercaya sebagai nabi penyempurna oleh umat Muslim, justru mengajarkan poligami. Artinya telah melanggar ketetapan yang Allah berikan.
~
DA
~
Terima kasih atas kesetiaan saudara-saudara mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami.
Saran kami, dalam memberi komentar kiranya saudara dapat mengikuti aturan yang sudah kami cantumkan pada setiap artikel yang ada di situs ini.
Berikut kami copy kembali aturan tersebut:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
~
DA
*
Bagaimana bila berbicara tentang wanita-wanita yang tidak bisa menikah bila tidak ada poligami. Sekarang bandingkan saja berapa jumlah pria dan wanita di dunia ini? Misalkan wanita itu adalah adik anda, kakak anda atau bahkan anda sendiri yang mengalaminya. Bagaimana perasaan anda bila itu terjadi pada anda.
Wanita juga ingin menikah, punya anak, punya keluarga, punya suami yang melindungi dan mengayomi.
Untuk bicara masalah adil, Allah itu maha adil, tapi mengapa Dia menciptakan manusia dengan berbagai tingkatan ekonomi dan kepandaian yang berbeda-beda. Adil itu tidak harus sama rata dan sama rasa bung. Buat contoh 2 orang anak. 1 masih balita, 1 remaja, jika adil apa harus memberi mereka makan dengan porsi yang sama?
~
Saudara Nick,
Poligami bukan solusi dari banyaknya jumlah wanita. Jelas poligami hanya merugikan kaum wanita. Allah maha kuasa dan maha tahu tidak akan membuat rancangan yang menguntungkan atau merugikan salah satu gender, bukan? Karena Dia yang mengatur kehidupan manusia, termasuk soal pasangan hidup seseorang.
Saudara benar, Allah maha adil. Demikian kitab saudara mengatakan bahwa para pria yang berpoligami tidak akan dapat berlaku adil. “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129). Apakah menurut saudara Allah merencanakan/membiarkan para istri diperlakukan tidak adil?
Nah, bukankah bila para pria Muslim merenungkan sungguh-sungguh ayat ini, ia tidak akan berpoligami!
~
DA
*
Nabi Muhammad menikahi hanya 1 wanita yaitu Khadijah, seorang janda usia 40 tahun ketika nabi 25 tahun. Setelah Khadijah wafat barulah ia menikah lagi.
Istri-istri selanjutnya dinikahi karena alasan kehormatan dan ekonomi, untuk mengangkat derajat dari fitnah, karena semuanya janda, hanya 1 saja yang perawan dari semuanya. Itupun setiap kesempatan Muhammad selalu mengagungkan Khadijah sebagai yang paling utama. Karena banyak menyokong perjuangannya awal termasuk ekonomi.
~
Saudara Bhakti,
Dari penjelasan saudara di atas nabi saudara poligami karena alasan kehormatan dan ekonomi, mengangkat derajat dari fitnah, karena semuanya janda. Cobalah renungkan apakah hanya dengan cara menikahi saja dapat menolong para janda? Tidak bukan.
Lagi, nabi saudara mengagungkan Khadijah sebagai yang paling utama. Artinya membedakan/melebihkan dengan istri-istrinya yang lain. Apakah ini dapat disebut berlaku adil?
Saudara Bhakti, tidak ada wanita yang mau berbagi suami dengan wanita lain. Namun adalah dilema bagi mereka yang mengalaminya. Karena ingin menjadi isteri yang mengabdi pada suami dengan rela dipoligami. Tapi, hati kecil mereka menjerit melihat kenyataan suaminya membagi cinta dengan wanita lain.
Yang pasti Allah tidak membuat rancangan yang menyakitkan wanita. Allah tidak membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
~
DA
*
Sepertinya percuma memberi penjelasan karena sepertinya anda tak butuh penjelasan dan tidak ingin kebenaran. Saya sudah jelaskan yang sesuai topik. Dan tidak merendahkan siapapun termasuk tidak menyinggung ajaran anda yang (sebenarnya) penuh kelemahan, anda hapus. Dan anda masih terus merendahkan ajaran Islam. Silakan diteruskan menurut mau anda, salam.
~
Saudara Bhakti,
Komentar saudara pada halaman ini sudah kami tanggapi dan tidak kami hapus. Silakan dibaca pas di atas kolom komentar ini.
Saudara Bhakti, ini adalah forum diskusi. Tentunya setiap orang boleh berpikir kritis, merenungkan dan bertanya. Apakah menurut saudara, hal seperti itu merendahkan ajaran Islam? Jelas kami tidak bertujuan untuk merendahkan ajaran manapun. Tetapi justru kami hendak membagikan kebenaran dari Allah.
Kiranya pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dapat saudara Bhakti renungkan.
1. Mengapa hukum poligami baru diturunkan Allah setelah zaman Muhammad? Mungkinkah Allah membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya? “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
2. Walau Allah dan Muhammad mengijinkan poligami, mengapa Muhammad sendiri justru melarang puterinya, Fatima dipoligami (Bukhari V7, B62, No.157)?
3. Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…”(Qs 4:129).
Dan masihkah saudara meyakini bahwa poligami adalah ajaran dari Allah?
~
DA
~
Ada pertanyaan Staf Isa begini: Mengapa hukum poligami baru diturunkan Allah setelah zaman Muhammad?
Tanggapan: Sepertinya saudara Staf Isa ini tidak tuntas belajar sejarah. Ketika membaca Alkitab/Injil, hanya memilih ayat tertentu yang bisa dipakai untuk ngeles. Terlalu banyak fakta dalam Alkitab/Injil yang membuktikan para nabi sebelum Muhammad diperbolehkan berpoligami.
Coba baca kembali Alkitab/Injil: Nabi Ibrahim memiliki 2 istri (Sarah dan Hagar). Nabi Yakub (Israil) yang merupakan nenek moyang bangsa Yahudi (termasuk Yesus) memiliki 2 istri. Nabi Daud (David) dan Nabi Solomo memiliki ratusan istri dan gundik. Yesus Kristus kemungkinan beristri (Maria Magdalena). Kehidupan Yesus baru diketahui setelah berumur 40 tahun ketika menyampaikan khotbah-Nya. Lalu kemana Beliau ketika masa mudanya sampai umur 39 tahun?
~
Saudara Hamba Moehammad, maaf kami menghapus komentar saudara yang lain. Silakan memberi komentar sesuai dengan aturan di atas.
Memang beberapa nabi dalam Alkitab melakukan poligami. Tetapi hal itu sama sekali bukan karena adanya hukum Tuhan, tetapi semata-mata karena ketidakpuasan / keinginan mereka. Tidak satu pun ayat Alkitab, dimana Tuhan melegalkan poligami.
Justru hukum pernikahan pertama yang ditetapkan Allah adalah monogami “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Jadi, mungkinkah Allah membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya? Dan masihkah saudara meyakini bahwa poligami adalah ajaran dari Allah? Kiranya ini dapat saudara direnungkan!
~
Daniar
~
Yesus adalah Jalan dan melalui Dia lah manusia akan menemukan jalan keselamatan.Yesus tidak menikah, tapi mengapa umat Kristen tidak mengikuti jalannya yaitu tidak menikah. Berarti anda mengingkari ajaran anda sendiri. Kalau anda mengatakan pastur atau biarawati tidak menikah, berarti hanya mereka yang memperoleh jalan keselamatan, anda tidak. Mohon jawaban.
~
Saudara Widodo benar sekali, Isa Al-Masih adalah Jalan. Hanya melalui Dia lah manusia dapat masuk sorga. Isa Al-Masih sendiri berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Jadi, keselamatan diperoleh bukan karena menikah atau tidak menikah. Tetapi karena iman kepada Isa Al-Masih. Yaitu bersandar kepada Isa Al-Masih yang telah menjalani hukuman dosa kita di atas kayu salib untuk membawa kita ke sorga. Bukan karena perbuatan kita.
“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;” (Injil, Surat 1 Petrus 3:18).
~
Daniar