• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Islam Dan Kaum Wanita
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami
    • Kaum Wanita, Isa, Dan Al-Fatihah
    • Renungan Singkat Isa, Islam dan Kaum Wanita
    • Kebijakan dalam Membalas E-Mail
  • Jalan Keselamatan
    • Jalan Ilahi Menuju Ke Sorga
    • Doa Keselamatan
    • 4 Hal Yang Allah Ingin Anda Ketahui
  • Topik
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Isa Islam Dan Kaum Wanita > Topik > Pernikahan > Poligami > Alasan dan Dampak Pria Muslim Poligami

Alasan dan Dampak Pria Muslim Poligami

19 Februari 2013 oleh Web Administrator 64 Komentar

satu-patung-pria-menikahi-tiga-patung-wanita-tanda-poligami

Menjadi Muslim poligami merupakan kebanggaan tersendiri bagi pria Muslim. Poligami juga merupakan bukti kesuksesan seorang pria. Pandangan wanita yang menganggap poligami sebuah penindasan adalah keliru, karena poligami adalah hal yang wajar dan diperbolehkan ajaran Islam.

Alhasil, pria Muslim menghimbau agar wanita hendaknya menyadari sepenuhnya bahwa poligami adalah hak seorang pria.

Dampak Poligami

Tidak dapat dipungkiri, umumnya dampak poligami lebih dirasakan oleh isteri dan anak-anak. Dampak psikologis adalah efek yang lebih dirasakan isteri. Perasaan menyalahkan diri sendiri karena merasa tindakan suami berpoligami akibat dari ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan suami.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah dampak lain dari poligami. Walau kekerasan dalam rumah tangga juga dapat terjadi pada perkawinan monogami, tetapi kesempatan untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga lebih besar pada perkawinan poligami daripada monogami.

Nabi-Nabi Terdahulu juga Berpoligami

Untuk menutupi citra buruk Muslim poligami dalam Islam, umat Muslim sering mengutip kisah nabi-nabi dalam Alkitab yang mempraktekkan poligami.

Beberapa nabi dalam Alkitab memang melakukan poligami. Tetapi hal itu sama sekali bukan karena adanya hukum Tuhan, tetapi semata-mata karena keserakahan mereka. Tidak satu pun ayat Alkitab, dimana Tuhan melegalkan poligami.

Poligami – Ajaran Muhammad atau Allah?

Umat Muslim sering merasa bangga atas hukum poligami yang diturunkan kepada Muhammad. Menurut mereka, itulah salah satu kelebihan Al-Quran dari kitab-kitab suci sebelumnya. Tetapi, benarkah poligami sebuah kebanggaan yang dimulia dari Allah?

Beberapa pertanyaan di bawah ini wajib direnungkan, khususnya bagi pria Muslim.

  1. Mengapa hukum poligami baru diturunkan Allah setelah zaman Muhammad? Mungkinkah Allah membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya? “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24)
  2. Walau Allah dan Muhammad mengijinkan poligami, mengapa Muhammad sendiri justru melarang puterinya, Fatima dipoligami (Bukhari V7, B62, No.157)?
  3. Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil?  “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129)

Kiranya para pria Musim dapat merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan masihkah Anda meyakini bahwa poligami adalah ajaran dari Allah?

Hukum Pernikahan dari Allah

Ketika Allah menciptakan Adam, Allah melihat Adam membutuhkan seorang penolong yang sepadan dengan dia. Allah pun menciptakan Hawa dan memberikannya kepada Adam sebagai isterinya. Inilah pernikahan pertama di awal sejarah manusia yang diciptakan Allah, yaitu pernikahan monogami. Seumur hidupnya, Adam hanya mempunyai satu isteri sebagaimana yang telah ditetapkan Allah.

Ketika Kalimat Allah, Isa Al-Masih, datang ke dunia, Dia kembali menegaskan konsep pernikahan monogami. Ia berkata, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).

Satu suami dengan dua, tiga, atau tempat isteri mustahil dapat menjadi satu. Hanya satu suami dan satu isteri dapat menjadi satu.  Menjadi pria Muslim poligami merupakan suatu tantangan bagi hukum Islam tentang pernikahan.

Isa Al-Masih Memberi Kelegaan

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:28) Ketika Anda merasa sulit dan terbebani dengan hukum pernikahan monogami yang ditetapkan Allah, datanglah kepada Isa Al-Masih! Dia akan memberi kelegaan bagi Anda.

Ingatlah! Suami yang doanya diperhatikan Allah, adalah suami yang hidup bijaksana dengan isterinya. “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (Injil, Surat 1 Petrus 3:7)

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Alasan dan Dampak Pria Muslim Poligami”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718

Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Facebook Twitter WhatsApp Email SMS

Ditempatkan di bawah: Pernikahan, Poligami

Reader Interactions

Comments

  1. widodo mengatakan

    15 Januari 2014 pada 2:49 pm

    ~
    Konsep penebusan dosa dalam ajaran Kristen adalah konsep yang kacau. Apa ukuran penebusan manusia berdosa yang dilakukan oleh Yesus yang hanya sedikit dan sekali menderita mati di kayu salib dengan dosa manusia yang tak terhingga?

    Iman itu berarti mengakui dengan perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah hampa. Kalau Yesus tidak menikah, anda juga seharusnya tidak menikah.

    Balas
    • staff mengatakan

      16 Januari 2014 pada 8:25 am

      ~
      Saudara Widodo,

      Allah Maha Kuasa, bukan? Akankah saudara meragukan-Nya? Itulah cara Allah menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Ukurannya adalah Kesucian, Kasih dan Keadilan Allah. Karena kasih-Nya, Allah mengaruniakan Kalimat-Nya yang suci datang ke dunia menjadi manusia, mati di kayu salib untuk menanggung hukuman dosa-dosa manusia. Dan keadilan Allah dinyatakan dengan menghukum dosa di dalam Isa Al-Masih.

      Kita patut bersyukur memiliki Allah yang Maha Tahu dan penuh kasih. Dia berfirman, “. . . tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Injil, Surat Ibrani 10:4).

      Darah Anak Domba Allah, yaitu Isa Al-Masih, yang tumpah di kayu salib berkuasa untuk menghapus dosa umat manusia. “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya” (Injil Allah, Surat Roma 3:25). Sekali lagi hanya dengan iman kepada Isa Al-Masih dosa kita diampuni dan pasti selamat. Dan iman dalam Kristus menghasilkan perbuatan-perbuatan baik.
      ~
      Daniar

  2. HADINANTO mengatakan

    21 Maret 2014 pada 11:39 am

    ~
    Yesus Kristus menikah dan berpoligami (Penelitian Nasrani Barbara Thiering).Umat Kristen “menutupi” hal itu demi “kesucian-Nya”.

    Balas
    • staff mengatakan

      2 April 2014 pada 1:41 am

      ~
      Saudara Hadinanto,

      Cerita itu tidak asing lagi bagi kami. Melakukan penelitian itu adalah hal yang baik, karena dapat menyelidiki sesuatu hal. Meskipun penelitian itu tidak menemukan kebenaran. Karena tidak ada informasi sedikitpun dalam Alkitab yang menyatakan Isa Al-Masih menikah dan berpoligami.

      Demikian kitab saudara sendiri tidak pernah menyebutkan bahwa Isa Al-Masih pernah menikah. Sayangnya justru hal semacam ini dipakai sebagian orang Islam untuk menyerang orang Kristen ketika membicarakan pernikahan.

      Orang Kristen tidak pernah menutupi kebenaran tentang Isa Al-Masih, justru memberitakan kepada orang lain. Kesucian Isa Al-Masih bukan diperoleh dari usaha manusia. Tetapi Dia memang suci adanya, seorang laki-laki yang suci (Qs 19:19), bukan?
      ~
      Daniar

  3. widodo mengatakan

    21 Maret 2014 pada 11:45 am

    ~
    Darimana anda mengatakan Iman kepada Yesus menghasilkan perbuatan yang baik? Nyatanya banyak pengikut Yesus yang berperilaku tidak baik. Iman kepada Yesus tidak menghasilkan perbuatan yang baik.

    Balas
    • staff mengatakan

      2 April 2014 pada 1:47 am

      ~
      Saudara Widodo,

      Iman artinya mempercayakan diri kepada obyek yang dipercayai. Seseorang yang telah diselamatkan dari dosa, setelah sungguh-sungguh menerima pelepasan yang disediakan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih mengatakan bahwa orang ini “dilahirkan kembali,” atau dengan kata lain menjadi orang yang baru (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3).

      Dan Roh Allah datang dan tinggal di dalam dia. Dengan demikian, ada kuasa baru untuk mengatasi kuasa dosa (Injil, Surat I Korintus 6:19).

      Jadi, di dalam Isa Al-Masih kita dimampukan untuk menolak dosa (perbuatan daging). “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Injil, Surat Galatia 5:19-23).

      Nah, dapatkah disebut pengikut Isa Al-Masih, jika masih hidup dalam dosa? Jelas tidak.
      ~
      Daniar

  4. wiwiek mengatakan

    23 Maret 2014 pada 4:56 am

    ~
    Hukum Poligami adalah hukum “keseimbangan” antara pria dan wanita. Dilandasi pada “keikhlasan” dan “manfaat” manusia untuk melaksanakannya. Dan itulah hukum keadilan Tuhan supaya semua wanita bisa menikmati hidup berkeluarga. Ajaran Kristen memang “indah” karena mengagungkan “monogami”. Kenyataannya umat Kristen yang paling banyak berselingkuh dan kawin cerai.

    Balas
    • staff mengatakan

      2 April 2014 pada 1:49 am

      ~
      Saudara Wiwiek,

      Menurut kitab saudara, poligami syaratnya harus dapat berlaku adil. Namun di sisi lain kitab saudara menyatakan bahwa tidak ada yang dapat berlaku adil. Apakah yang demikian dapat dikatakan seimbang? Karena jelas ketidak adilan yang akan dituai dalam poligami. Adakah wanita yang rela dan bahagia ketika harus berbagi cinta dengan wanita lain?

      Memang pernikahan monogami juga tidak lepas dari persoalan. Untuk itulah Isa Al-Masih mengundang untuk datang kepada-Nya. Ia akan memberikan kelegaan.

      “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat (persoalan pernikahan), Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
      ~
      Daniar

  5. wiwiek mengatakan

    25 Maret 2014 pada 8:25 am

    *****
    Poligami dilakukan Nabi. Tapi beliau sendiri melarang putrinya dipoligami. Allah membolehkan poligami tetapi mengatakan bahwa seorang pria takkan bisa berlaku adil. Hikmahnya: Jalani kalau memberi manfaat, hindari kalau memberi mudarat. Itulah jawabnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      3 April 2014 pada 1:59 am

      *****
      Saudara Wiwiek,

      Aneh bukan, “Allah membolehkan poligami tetapi mengatakan bahwa seorang pria takkan bisa berlaku adil”. Mengapa tidak mengatakan jangan berpoligami, karena tidak ada yang dapat melakukan?

      Bila setiap pria Muslim sungguh memperhatikan syarat berpoligami, yaitu berlaku adil. Dan menyadari bahwa ia tidak dapat berlaku adil, pasti tidak akan berpoligami bukan?

      Jadi kalau boleh kami simpulkan hikmah dari poligami adalah mudarat. Karena jelas akan berdampak negatif bagi istri dan anak. Saudara Wiwiek dapat membaca dampak tersebut di url ini: http://tinyurl.com/kynzr2p

      Pertanyaan kami, sebagai wanita apakah saudara Wiwiek rela berbagi suami dengan wanita lain?
      ~
      Daniar

  6. Usil mengatakan

    25 Maret 2014 pada 8:31 am

    ~
    Umat Muslim tidak pernah berkata “mudah-mudahan” tapi “IndyaAllah” itulah ajaran Islam yang mengajarkan kerendahan hati.Umat Yesus selalu bicara kepastian cermin agamanya yang mengajarkan kesombongan hati.

    Balas
    • staff mengatakan

      3 April 2014 pada 2:02 am

      ~
      Saudara Usil,

      Siapakah yang dapat menyombongkan diri bila keselamatan itu adalah anugerah (pemberian cuma-cuma) dari Allah?

      Dengan anugerah tersebut seseorang dapat kembali kepada Allah dan terhindar dari hukuman kekal. Karena seseorang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Justru dengan anugerah seseorang hanya dapat mengucap syukur, bukan?

      Pengikut Isa Al-Masih selalu berbicara kepastian karena Janji Allah adalah pasti.
      Allah dalam Injil berjanji bahwa setiap orang yang menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat pasti ke sorga.

      “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).

      Dan Isa Al-Masih akan membawa setiap orang yang percaya kepada-Nya ke sorga.

      “Dan apabila Aku [Isa Al-Masih] telah pergi ke situ [sorga] dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:3)
      ~
      Daniar

  7. Pengamat mengatakan

    6 Mei 2014 pada 12:29 pm

    ~
    Tuhan anda sendiri alias Tuhan Yesus hidup membujang. Bagaimana Dia akan mengajarkan manusia tentang pernikahan yang baik. Tuhan Bapa sendiri dengan otoritas-Nya menjadikan Anak-Nya (Yesus) adalah seorang pria/cowok. Berarti Tuhan Yesus melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita.

    Balas
    • staff mengatakan

      8 Mei 2014 pada 9:18 am

      ~
      Saudara Pengamat,

      Benar, Isa Al-Masih membujang. Ia memberi teladan mengasihi kita begitu besar bahkan Ia mati bagi kita, memungkinkan kita untuk memiliki hubungan dengan Allah.

      “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25).

      Sehingga para suami dapat mencontoh teladan tersebut, dalam mengasihi istri dan membantu memandu mereka berdua dalam pertumbuhan untuk lebih dekat kepada Allah.

      Saudaraku, tidak ada diskriminasi di hadapan Allah, pria dan wanita seimbang. Jadi, pria tidak lebih tinggi atau lebih berharga daripada wanita. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Taurat, Kitab Kejadian 1:27).

      Isa Al-Masih mengasihi dan menghormati wanita juga. Bukti nyata adalah bahwa pengorbanannya bagi wanita maupun pria.
      ~
      Daniar

  8. ayu mengatakan

    21 Maret 2015 pada 10:51 am

    ~
    Saudara staff IDI,
    Saya salut dengan situs ini karena mengangkat derajat kaum wanita. Saya berterimakasih dengan adanya situs ini karena saya mendapat ilmu juga walaupun saya seorang Muslim.

    Saya tidak suka dengan poligami. Wanita mana pun di dunia ini tidak akan rela dimadu. Walaupun dikatakan ikhlas, belum tentu nuraninya ikhlas lahir batin. Kalaupun demi menolong janda untuk di nikahi karena masalah ekonomi, itu tidak logis. Percuma kami umat Muslim belajar tentang zakat. Jika berniat menolong, dizakatkan saja pada janda pun bisa, tidak perlu dinikahi juga, bukan?!
    Saya salut dengan ajaran Isa Al-Masih.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Maret 2015 pada 9:21 am

      ~
      Sdri. Ayu,

      Ya, kami setuju dengan pendapat Anda. Bagi seorang pria yang telah beristri, menolong perekonomian seorang janda bukanlah alasan pembenaran poligami. Anda benar, bahwa zakat adalah jawaban atas problema di atas, bukan poligami yang malah menambah masalah & dosa. Jika berniat menolong orang lain, mengapa malah menyakiti hati istri, sang belahan jiwa? Rasa percaya anak pun terhadap kasih seorang ayah akan musnah akibat poligami.

      Sdri. Ayu, Anda benar bahwa ajaran Isa Al-Masih membuat Anda salut. Isa Al-Masih mengajarkan kesetiaan perkawinan monogami karena Ia sangat mengasihi dan mengerti kebutuhan kita. Itulah sebabnya semua yang disabdakan-Nya selalu bertujuan untuk kesejahteraan kita baik di dunia maupun akhirat. Ohya, kami mengirimkan sebuah email untuk Anda. Silakan membukanya di inbox email.

      ~
      Yuli

  9. Kusumawati mengatakan

    1 Mei 2015 pada 4:03 am

    ~
    Untuk Sdri. Ayu,

    Maaf, kalau boleh saya mengomentari tentang situs/forum yang sedang berjalan ini. Bermacam macam topik/judul dimunculkan dalam forum ini. Setelah saya perhatikan dengan seksama dari siapa oleh siapa dan untuk siapa situs ini diadakan, akhirnya saya berkesimpulan tujuan para staf Isa dan islam ini adalah untuk mencari pencitraan.

    Adapun Islam disini adalah sebagai kedok belaka.
    Semula para staf IDI menjelaskan bahwa ini semata ingin tahu bagaimana sudut pandang Islam dan Kristen. Akan tetapi ternyata setelah terjadi tanya jawab, justru responder dari agama Kristenlah
    yang banyak mendukungnya dan mendapat ucapan terimakasih dari IDI. sebaliknya dari agama Islam lah yang dipojokkan. Inilah yang disebut diskriminasi.

    Balas
    • staff mengatakan

      22 Mei 2015 pada 3:07 am

      ~
      Sdr. Kusumawati,

      Artikel-artikel yang tersaji dalam situs kami bertujuan membuka wawasan setiap umat untuk menelaah dengan sungguh manakah ajaran Allah sejati.

      Kita semua tahu bahwa di dunia yang penuh dosa ini, banyak sekali ajaran yang mengatasnamakan Allah namun isinya palsu belaka. Jika tidak berada dalam ajaran Allah, maka kita musuh Allah, bukan? Padahal, hanya Allah saja tempat perlindungan sejati.

      Untuk mengenal manakah ajaran Allah, kita harus mengenal siapakah Allah & bagaimana firman-Nya. Allah yang Maha Pengasih selalu menghendaki kesejahteraan umat-Nya, bukan kesengsaraan & derita, apalagi kebinasaan.

      Nah, adakah poligami ajaran Allah sejati? Bukankah dalam Taurat, Kitab Kejadian 2:24 sejak semula Allah menghendaki kesetiaan perkawinan monogami? Apakah poligami menyiratkan kesetiaan? Apakah poligami membawa kebahagiaan bagi istri pertama dan anak-anak?

      “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 7:20).

      ~
      Yuli

  10. uciha mengatakan

    21 September 2015 pada 1:09 am

    ~
    Staff Isa Islam dan Kaum Wanita menulis:
    “Jadi, di dalam Isa Al-Masih kita dimampukan untuk menolak dosa (perbuatan daging). “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
    hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan , penguasaan diri”
    (Injil, Surat Galatia 5:19-23). Nah, dapatkah disebut pengikut Isa Al-Masih, jika masih hidup dalam dosa? Jelas tidak”

    Kalau begitu dapat dipastikan tidak akan ada pengikut Yesus karena hampir semua orang melakukan dosa.

    Balas
    • staff mengatakan

      22 September 2015 pada 4:02 am

      ~
      Sdr. Uciha,

      Pada masa sebelum mengikut Yesus, para pengikut-Nya juga orang-orang berdosa yang melakukan berbagai “perbuatan daging” seperti yang ditulis dalam Surat Galatia 5:19-23 di atas. Namun, inilah yang akhirnya membedakan mereka dengan orang-orang lain yang tidak beriman kepada Yesus. Yesus sebagai Manusia Sempurna (karena Ia Allah) telah meneladankan segala perbuatan baik, bahkan taat hingga wafat di kayu salib bagi kepentingan keselamatan kita. Maka, melalui kuasa Roh Kudus Allah, setiap pengikut Yesus dimampukan untuk berproses, belajar terus mengikuti teladan mulia Yesus. Karena berproses, maka hari demi hari mereka dituntun semakin meyerupai teladan Yesus.

      Tanpa kerja Roh Kudus Allah yang hanya bisa kita terima melalui iman kepada Yesus, manusia akan selalu jatuh ke dalam dosa.

      Bagaimana dengan Anda? Tidakkah Anda juga ingin ditolong Roh Kudus Allah?
      ~
      Yuli

  11. uciha mengatakan

    21 September 2015 pada 1:15 am

    ~
    Bagi umat Muslim, ajaran Allah sejati adalah Islam. Jadi kalianlah yang harus disadarkan dari kekeliruan selama ini. Semoga kalian mendapatkan hidayah dan menerima kebenaran Islam.

    Banyak sekali ajaran palsu seperti halnya Alkitab yang selalu diubah oleh manusia. Sekarang ini banyak disisipi firman palsu. Maka kami menawarkan ajaran yang benar yaitu Islam yang membawa kalian menuju kebenaran hakiki.

    Balas
    • staff mengatakan

      22 September 2015 pada 4:14 am

      ~
      Sdr. Uciha,

      Apa yang Anda ketahui tentang kebenaran dan Allah? Tiga pertanyaan dalam artikel di atas menguji kebenaran sejati atau palsukah yang Anda tawarkan. Silakan Anda jawab:

      1) Mengapa hukum poligami baru diturunkan Allah setelah zaman Muhammad? Mungkinkah Allah membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya (Taurat, Kitab Kejadian 2:24)?

      2) Walau menurut Islam Allah dan Muhammad mengijinkan poligami, mengapa Muhammad justru melarang puterinya, Fatima dipoligami (Bukhari V7, B62, No.157)?

      3) Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil, padahal Dia tahu mereka pasti tidak bisa berlaku adil (Qs 4:129)?
      ~
      Yuli

  12. staff mengatakan

    7 Oktober 2015 pada 6:46 am

    ~
    Untuk Sdr. Uciha,

    Hampir di setiap artikel Anda mengemukakan pendapat yang tidak berkaitan dengan pokok bahasan artikel. Maka kami perlu menghapusnya agar fokus diskusi kita tidak kacau.

    Ada baiknya Anda jawab terlebih dahulu tiga pertanyaan fokus artikel yang kami tuliskan di atas. Dengan demikian kami dapat menanggapinya.
    ~
    Yuli

    Balas
  13. uciha mengatakan

    26 Oktober 2015 pada 12:53 am

    ~
    1) Mengapa hukum poligami baru diturunkan Allah setelah zaman Muhammad? Mungkinkah Allah membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya (Taurat, Kitab Kejadian 2:24)?

    Apakah Allah juga telah membatalkan hukum-hukum yang lain dalam Taurat seperti larangan makan babi dan banyak lagi? Bukankah Yesus sendiri telah berfirman untuk mentaati Taurat (Matius 5:17-19)?

    Jadi Anda jangan munafik mengutip Taurat untuk menyalahkan ajaran Islam sementara kalian sendiri menginjak-injak hukum Taurat.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Oktober 2015 pada 7:39 am

      ~
      Sdr. Uciha,

      Masih dalam perikop yang sama dari ajaran Yesus tetang bagaimana menyikapi hukum Taurat dalam Injil Matius 5 seperti yang Anda sebutkan, silakan Anda baca ayat yang ke 27-28 tentang hukum “jangan berzinah”. Apakah menurut Anda ajaran poligami yang nabi Anda teladankan tidak menginjak-injak otoritas hukum Taurat?

      Saudaraku, bacalah sepenuhnya Injil Matius 5:17-48 jika Anda ingin memahami ajaran Yesus sebenarnya tentang hukum Taurat. Jika Anda menurutinya, maka ajaran Muhammad tidak akan lagi Anda praktikkan karena keduanya sangat berseberangan.
      ~
      Yuli

Baca komentar lainnya:

« 1 2

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Ciri Wanita yang Allah “Memilih” dan “Memuliakan”
  • Dulu Hati Muslimah Terluka, Sekarang Penuh Cinta
  • Kesaksian Leah, Wanita Islam Yang Mengalami Keselamatan
  • Seorang Muslimah Menemukan Cinta Sejati dari Isa Al-Masih

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Cinta Allah Bagi Seorang Perempuan Muslim
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Berhijrah Dan Kunci Ketenangan Hati
  • Lima Wanita Terkemuka Dalam Islam
  • Dulu Hati Muslimah Terluka, Sekarang Penuh Cinta

Artikel Yang Terhubung

  • Dampak Negatif Poligami Islam Bagi Isteri Dan Anak
  • Dampak Poligami Islam Sebabkan Peningkatan Kejahatan?
  • Alasan Menikah Menurut Islam dan Kristen
  • Poligami Berpotensi Membuat Pria Muslim Tidak Setia?
  • Apakah Alasan Muhammad Berpoligami Menentang Allah?

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Renungan Berkala Isa dan Kaum Wanita

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat Isa Dan Kaum Wanita setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Kaum Wanita

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Social Media


Facebook

Twitter

Instagram

YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa Islam Dan Kaum Wanita. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami