• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Islam Dan Kaum Wanita
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami
    • Kaum Wanita, Isa, Dan Al-Fatihah
    • Renungan Singkat Isa, Islam dan Kaum Wanita
    • Kebijakan dalam Membalas E-Mail
  • Jalan ke Surga
    • Jalan Ilahi Menuju Ke Surga
    • Doa Keselamatan
    • 4 Hal Yang Allah Ingin Anda Ketahui
  • Topik
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Isa Islam Dan Kaum Wanita > Topik > Pernikahan > Surga Bagi Pasangan > Apakah Bidadari-Bidadari Menjadi Kenikmatan Surga Bagi Pria Muslim?

Apakah Bidadari-Bidadari Menjadi Kenikmatan Surga Bagi Pria Muslim?

27 April 2015 oleh Web Administrator 325 Komentar

 ilustrasi-kisah-jaka-tarub-mengintip-bidadari-bidadari-yang-sedang-mandi

Joko Tarub adalah seorang pemuda yang terpikat dengan bidadari yang turun dari khayangan. Ia sengaja mencuri selendang milik bidadari tersebut, agar sang bidadari tidak dapat kembali ke khayangan. Akhirnya, mereka pun menikah. Tentu Anda pernah mendengar legenda ini, bukan?

Bidadari digambarkan sebagai wanita yang mempunyai paras jelita. Molek dan berakhlak mulia. Gambaran ini pula yang dipaparkan Al-Quran, ketika menginterpretasikan sosok kenikmatan surga yang akan dinikahi pria Muslim kelak (Aisir al-Karimir Rahman, hlm.775).

Kenikmatan Surga Bagi Pria Muslim Adalah Bidadari

siluet-bidadari-cantik-pemuas-kenikmatan-surga-pria-muslim

Al-Quran bukan saja mempersilakan pria Muslim berpoligami di dunia. Di surga pun mereka akan memiliki kebebasan yang sama. Yaitu menikahi bidadari-bidadari. Bahkan menurut Al-Quran, hal tersebut merupakan salah satu kenikmatan surga bagi pria Muslim yang Allah siapkan. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam sorga dan kenikmatan, . . . mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (Qs 52:17-20).

Tentang berapa banyaknya jumlah bidadari yang akan dinikahi pria Muslim, sayangnya toko-toko Islam mempunyai pendapat yang berbeda. Ada yang berkata seorang pria akan mempunyai 72 isteri. Dimana dua diantaranya adalah wanita-wanita dari dunia, dan 70 lainnya adalah bidadari. Yang lain berkata, seorang pria berhak atas 72 bidadari sebagai isterinya.

Ajaran Isa Al-Masih – di Surga, Seks Tidak Ada

Semua umat beragama jelas ingin masuk surga. Mereka tahu surga memiliki kenikmatan yang luar biasa. Tetapi benarkah kenikmatan seksual termasuk berkat surga?

Menurut Kitab Suci Allah, Isa tidak mengajarkan perihal kawin-mengawinkan dalam surga. Isa mengajarkan, seseorang yang masuk surga akan hidup seperti malaikat. “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga” (Injil, Rasul Besar Matius 22:29-30). Kehidupan seperti malaikat, sorga menggambarkan kehidupan yang kudus dan melayani Allah, yang adalah Roh.

Di dalam kehidupan yang kudus tidak ada aktivitas seksual. Tetapi hal-hal rohani yang membawa damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Injil, Surat Roma 14:17).

Surga adalah Rumah Bagi Umat Allah

Menurut Kitab Suci Allah, Allah menyediakan rumah bagi umat-Nya di surga. Di dalam rumah ini tidak ada lagi ratap tangis dan air mata. Di rumah ini juga tidak ada kawin-mengawinkan!

Lalu bagaimana kita dapat masuk surga?  Kitab Suci Allah mengajarkan hanya ada satu jalan. Yaitu melalui Isa Al-Masih. Sebagaimana Isa bersabda, “Akulah jalan . . . . Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [surga], kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana bidadari-bidadari sorga menjadi nikmat surga menurut Islam?
  2. Apa yang Isa ajarkan tentang kehidupan di surga? Apakah Anda terima atau tolak ajaran-Nya?     Mengapa?
  3. Bagaimana seseorang dapat masuk ke surga?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Bidadari-Bidadari Menjadi Kenikmatan Surga Bagi Pria Muslim?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Pernikahan, Surga Bagi Pasangan

Reader Interactions

Comments

  1. Hanum mengatakan

    4 Desember 2015 pada 2:36 am

    ~
    Umat Nasrani memandang perkawinan itu suatu yang “kotor” sehingga di sorga Alkitab pun tidak ada kawin-mawin.

    Jika memang kotor, mengapa umat Kristen melakukan perkawinan?

    Balas
    • staff mengatakan

      4 Desember 2015 pada 5:39 am

      ~
      Sdr. Hanum,

      Dari referensi manakah Anda mendapatkan konsep bahwa perkawinan bagi umat Kristiani adalah sesuatu yang kotor? Pasti bukan dari Alkitab. Padahal, satu-satunya sumber ajaran Kekristenan murni dari Alkitab. Jadi, jelas bahwa konsep tersebut bukanlah ajaran Kristiani.

      Mari, simak ayat Alktiab berikut:
      “Allah memberkati mereka [Adam – Hawa], lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Taurat, Kitab Kejadian 1:28).

      Perkawinan adalah ide Allah sendiri bagi manusia di dunia. Ikatan perkawinan ini kudus karena Allah memberkatinya. Maka, sepasang pengantin perlu terus menghormati kekudusan perkawinan dalam kesetiaan monogami. Perkawinan yang Allah kehendaki adalah untuk berketurunan sehingga menghasilkan generasi yang menjadi rekan kerja Allah dalam mengelola alam ciptaan bagi kesejahteraan segenap makhluk. Perkembangbiakan ini ada dalam wadah jasmaniah manusia.

      Di sorga tidak perlu lagi ada perkembangbiakan jasmaniah. Otomatis tidak ada perkawinan. Mengapa? Karena manusia yang memasuki sorga telah bangkit dalam tubuh rohaniah yang penuh kemuliaan, sebagaimana Allah adalah Roh yang Maha Mulia. Allah-lah pusat penyembahan manusia di sorga.
      ~
      Yuli

  2. Hanum mengatakan

    4 Desember 2015 pada 2:41 am

    ~
    Banyak ayat Alkitab yang menuliskan pornografi yang dilakukan para tokohnya. Apakah ini kitab Allah? Sedangkan Al-Quran tidak satupun menuliskan hal-hal pornografi.

    Balas
    • staff mengatakan

      4 Desember 2015 pada 5:53 am

      ~
      Sdr. Hanum,

      Alkitab adalah kitab Allah. Itulah sebabnya kitab ini sangat jujur mengungkap kebobrokan dosa manusia. Jika Anda baca setiap kisahnya lengkap dengan konteks bacaan secara lengkap, maka akan Anda dapati bahwa tidak satupun dari contoh-contoh kisah dosa tersebut dikehendaki oleh Allah. Sebaliknya, kisah tersebut dituliskan untuk menjadi cermin bagi kebobrokan kita masing-masing supaya kita menyadari dan menyesalinya.

      Bukan hanya berhenti di sana. Lebih jauh Alkitab mewartakan solusi bagi keterikatan dosa manusia melalu pengorbanan Isa Al-Masih yang menggantikan hukuman kekal kita. Lewat iman kepada Isa Al-Masih, pembebasan kuasa dosa nyata terjadi sehingga kehidupan manusia dipulihkan dalam kebenaran, dan pada akhirnya menuju kepada kehidupan kekal yang mulia di sorga.

      Artikel berikut perlu kita renungkan: http://tinyurl.com/n4qyrer.
      ~
      Yuli

  3. staff mengatakan

    4 Desember 2015 pada 6:11 am

    ~
    Untuk Sdr. Hanum,

    Mohon maaf bila sekian banyak komentar Anda tidak dapat kami terbitkan karena isinya tidak berkaitan dengan pokok bahasan artikel. Jika Anda ingin mendiskusikan semua topik yang Anda angkat dengan lebih leluasa, silakan hubungi kami via email ke: . Dengan senang hati kami menanggapinya.

    Ke depan, mohon memberikan komentar yang bersesuaian dengan topik artikel agar mudah dipahami dan diikuti oleh semua pembaca.
    Terimakasih.
    ~
    Yuli

    Balas
  4. Hanum mengatakan

    4 Desember 2015 pada 11:56 pm

    ~
    Menurut saya, jawaban ini masih relevan dengan topik yang kita bahas. Membahas kawin-mawin dalam sorga yang ada di Al-Quran isinya masih sangat santun. Mengenai maksud dan tujuan ayat tsb rahasia Allah, tidak usah dibahas di sini. Tidak mampu otak kita mencernanya. Ingat, ayat tsb ditujukan bagi orang-orang terpilih. Sekarang pertanyaan saya, apakah kita termsuk orang-orang terpilih? Wallahu alam …

    Dari 144 surat yang ada di dalam Al-Quran, tidak ada sepotong suratpun yang berbunyi pornografi sangat vulgar seperti di Injil.

    Balas
    • staff mengatakan

      7 Desember 2015 pada 2:59 am

      ~
      Sdr. Hanum,

      Jika Anda bersedia membaca saran kami di atas dengan meluangkan waktu untuk membaca setiap kisah dalam Alkitab lengkap dengan konteksnya (tidak main comot ayat), Anda tidak akan mengulangi komentar yang sama karena di sana Allah berbicara, menegur segala pikiran dan niat tersembuyi di dalam hati Anda. Jika Anda peka terhadap teguran Allah, berbahagialah karena kebenaran Allah yang memerdekakan Anda dari ikatan dosa sudah dekat.

      Dalam membaca setiap teks, tentu tidak lepas dari makna tersirat, bukan? Bukan karena otak kita tidak mampu mencerna Al-Quran dengan ayat-ayat sorga aljananya. Melainkan karena kita memalingkan muka dari kebenaran Allah yang Maha Suci, yang membenci ketidaksetiaan, lebih-lebih pada ketidaksucian poligami yang nyata-nyata diusung oleh kitab Anda.

      Setiap nurani yang bersedia diterangi oleh kebenaran Allah yang Maha Suci sanggup menelaah setiap ajaran menyimpang yang berjubahkan kesantunan semu.
      ~
      Yuli

  5. Bagas mengatakan

    5 Desember 2015 pada 5:41 am

    ~
    Web basi, bro….

    Balas
    • staff mengatakan

      7 Desember 2015 pada 3:09 am

      ~
      Sdr. Bagas,

      Apakah kabar kebenaran sejati dari Allah sekalipun usianya sudah ribuan tahun menjadi “barang basi” bagi Anda? Lalu, apa yang menjadi prioritas hidup Anda selama ini? Bukankah berita yang menyenangkan nafsu manusia hanyalah fana, sefana hidup manusia di dunia?

      “… Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Injil, Surat Yakobus 4:14).
      ~
      Yuli

  6. daud mengatakan

    9 Desember 2015 pada 1:20 am

    ~
    Buat manusia yang berakal, kita kosongkan pikiran kita. Anggap saja kita tidak beragama. Lantas tanya diri kita dalam mencari Tuhan. Pasti Tuhan Pencipta-lah yang kita sembah, itulah anjuran saya. Kemudian baru cari kebenaran.

    Tahukah anda, Islam tidak akan hancur sampai kiamat karna Allah Sang Pencipta yang menjaga dari manusia berwajah setan.

    Al-Quran sudah jelas isinya bantahan Allah terhadap isi Injil yang diubah dan ditambah oleh Paus Roma. Ajaran para nabi pasti menyembah Allah saja. Nah sekarang, apapun isinya terserah, apakah bidadari, apakah pastor masuk sorga, dll. Jadi masalah keaslian sudah jelas, tinggal respon kita.

    Penciptaan segala sesuatunya pasti ada maksud dan tujuan. Berpikirlah! Allahu Akbar…. Banyaklah anda bertanya ke Injil, jangan ke pastor.

    Balas
    • staff mengatakan

      9 Desember 2015 pada 3:09 am

      ~
      Sdr. Daud,

      Mengosongkan pikiran berarti membuang segala logika sehat. Tentu saran ini buruk bagi orang yang berakal, bukan? Bagaimana seseorang tahu siapakah Tuhan Pencipta semesta jika ia buta terhadap kebenaran? Contoh nyata adalah manusia purba di zaman animisme dan dinamisme. Karena kebutaannya terhadap kebenaran, ia menyembah batu, pohon, dan benda di luar dirinya yang disangkanya Tuhan Sang Pencipta. Apakah kita ingin kembali seperti mereka?

      Sejak awal penciptaan, Allah telah menyatakan kebenaran diri-Nya. Ini semua tertulis dalam Taurat yang menjadi bagian Alkitab. Melaluinya, manusia mengenal siapakah Tuhan Pencipta semesta yang patut disembah. Lalu, masih dalam Alkitab (kitab Injil), Allah yang sama juga menyatakan karya keselamatan-Nya lewat Isa Al-Masih Sang Juruselamat. Baik Taurat dan Injil, karakter kebenaran Allah konsisten dinyatakan, tidak saling bertentangan: Allah Maha Kuasa, Maha Suci, Maha Adil, Maha Kasih.

      Menjadi aneh ketika tujuh abad setelah Injil, muncul Al-Quran yang menggambarkan karakter “Allah” yang sangat berbeda. Allah tidak lagi Maha Suci karena Ia justru menjanjikan bonus kenajisan (poligami dengan banyak bidadari) di sorga suci-Nya. Tidak lagi Maha Kuasa karena tidak sanggup menjaga keaslian Taurat dan Injil sehingga harus diganti dengan Al-Quran. Ironinya, justru Al-Quran tidak punya naskah asli, sementara salinan naskah asli Taurat dan Injil yang berumur lebih dari dua ribuan tahun masih tersimpan baik di museum hingga kini.

      Siapapun yang berakal budi, bisa dengan mudah memutuskan manakah kebenaran dan kepalsuan.
      ~
      Yuli

  7. ladygaga mengatakan

    9 Desember 2015 pada 2:43 am

    ~
    Allah Maha Tahu keinginan dan kebutuhan manusia karena manusia punya hawa nafsu kecuali malaikat. Saya wanita maunya dinikahi menurut aturan Allah, bukan aturan manusia. Karena laki-laki lebih sedikit, apakah kita mau dizinahi saja? Wanita banyak tapi bagaimana aturan Allah di dalam Injil? Wanita 1 banding pria 6. Apakah dalam Injil, kami disuruh menjadi pelacur? Katanya Injil firman Allah.

    Balas
    • staff mengatakan

      9 Desember 2015 pada 3:37 am

      ~
      Sdr. Ladygaga,

      Darimana Anda tahu bahwa wanita lebih banyak daripada pria? Apakah Anda sudah melakukan survai ilmiah? Dari sumber manakah Anda mendapatkan perbandingan 1:6 untuk wanita terhadap pria? Silakan cek ulang informasi tsb, ilmiahkah, ataukah sekedar “kata orang”?

      Tentu Anda juga meyakini bila Allah yang Maha Tahu juga Allah yang Maha Kuasa dan Maha Adil, bukan? Dengan meminjam logika Anda, mengapa Allah tidak menciptakan keseimbangan jumlah pria dan wanita jika Ia Maha Kuasa, Maha Tahu dan Maha Adil? Jika Allah tahu pria lebih banyak daripada wanita, tidak kuasakah Allah membuat jumlahnya seimbang supaya adil? Justru poligami menunjukkan bila Allah tidak adil kepada wanita dan Allah tidak cukup Maha Kuasa untuk menolak nafsu birahi serakah pria untuk berpoligami.

      Mari, berpikir lebih dewasa dalam berlogika.
      ~
      Yuli

  8. yusirizal mengatakan

    9 Desember 2015 pada 5:59 pm

    ~
    Hidup penuh perjuangan. Wanita racun dunia.

    Balas
    • staff mengatakan

      10 Desember 2015 pada 1:31 am

      ~
      Sdr. Yusirizal,

      Apakah Anda sedang dikecewakan wanita hingga berkesimpulan wanita racun dunia? Jika memang benar demikian, apakah Allah yang menciptakan wanita berkehendak meracuni para pria? Ataukah justru dalam dosanya, pria telah meracuni dirinya sendiri dengan nafsu kemabukan terhadap banyak wanita seperti yang digambarkan Al-Quran tentang sorga aljana?

  9. ladygaga mengatakan

    10 Desember 2015 pada 8:59 am

    ~
    Saudara Admin,

    Anda hanya memberikan solusi berdasar akal Anda atas komentar saya. Ada tidak solusi dari Injil bila Allah menciptakan wanita lebih banyak daripada pria? Jangan Allah yang Anda katakan tidak Maha Adil. Allah menciptakan sesuatu tidak sia-sia (ada maksud dan tujuannya). Di dunia ini kesalahannya karena hasil perbuatannya sendiri. Allah menciptakan semua untuk manusia tapi manusianya saja yang mengikuti hawa nafsu setan. Jawaban masalah kehidupan ini telah Allah berikan kepada kita. Segala konsekuensinya sudah Allah jelaskan tapi meski ingkar, Allah tetap memberi kita hidup gratis, tidak menyewa.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 Desember 2015 pada 4:08 am

      ~
      Sdr. Ladygaga,

      Anda belum menjawab pertanyaan kami, apakah informasi yang Anda berikan berdasarkan hasil survai ilmiah ataukah hanya persangkaan Anda sendiri untuk membenarkan poligami? Ketahuilah bahwa dari hasil survai ilmiah pula, penduduk dunia saat ini sebagian besar justru laki-laki, bukan perempuan. Dan jika Anda juga termasuk warga negara Indonesia, ketahuilah bahwa jumlah laki-laki di Indonesia lebih besar daripada perempuan. Silakan cek!

      Kini nyata bila dengan fakta tsb, Anda tidak bisa memanipulasi keadilan Allah untuk membenarkan keserakahan pria berpoligami. Padahal jelas-jelas sejak awal penciptaan, Allah menghendaki kesetiaan perkawinan monogami kepada seluruh umat-Nya (Taurat, Kitab Kejadian 2:24 dan Injil Matius 19: 4-6). Tentu Allah Yang Maha Benar tidak akan mengingkari firman-Nya, bukan?
      ~
      Yuli

  10. hendry mengatakan

    10 Desember 2015 pada 9:21 am

    ~
    Untuk koresi Admin,

    Okelah, saya anggap Injil sekarang benar. Apa jawaban Alkitab (bukan jawaban Anda) kalau wanita itu 1 banding 3 dgn pria? Kafirlah klo jawaban Anda macam-macam terhadap Allah yang telah memberikan Anda udara untuk hidup secara gratis.

    Ketahuilah bahwa di dunia ini ada setan yang ikut andil mengajak pada yang salah.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 Desember 2015 pada 4:25 am

      ~
      Sdr. Hendry,

      Silakan simak baik-baik jawaban kami kepada Sdr. Ladygaga. Mudah-mudahan Anda bersedia menundukkan hati pada kebenaran ketetapan Allah untuk lembaga perkawinan monogami yang sejak semula telah Allah firmankan dalam Taurat.

      Satu lagi ayat firman Tuhan yang perlu manusia camkan: “Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 4:4). Artinya, hidup manusia tidak cukup hanya ditopang oleh pemenuhan kebutuhan jasmaniah saja (termasuk kawin-mawin), tapi lebih daripada itu, mendengar dan mentaati firman Allah adalah hidup yang bernilai kekal. Firman Allah menghendaki kita setia dalam perkawinan monogami. Maka jika kita menuntut poligami, nafsu keserakahan telah merasuki, dan ini sejatinya nafsu setan seperti yang Anda sendiri katakan.

      Mari, berpikir lebih bijak.
      ~
      Yuli

  11. nyampok yesus mengatakan

    22 Desember 2015 pada 5:04 pm

    ~
    Saudara umat Kristen,

    Apakah Yesus itu Tuhan?
    Apakah Kristen itu agama benar?
    Dimana letak kebenaran Yesus?
    Nabi Isa As., bukan Yesus. Ok?

    Kalau sampai dunia kiamat, kalian tidak masuk sorga. Kalian ini masuk neraka semua. Kalau tidak percaya, gali kuburlah, taruh sebuah rekaman agar tahu kalau umat Kristenlah yang mendapa siksa sampai hari kiamat.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Desember 2015 pada 2:59 am

      ~
      Sdr. Nyampok Yesus,

      Sebelum memberikan saran tsb, apakah Anda juga sudah mencoba saran yang sama? Lalu, bagaimana hasilnya?

      Artikel berikut perlu Anda renungkan: http://tinyurl.com/8abrx5t.
      ~
      Yuli

  12. Amperanto mengatakan

    14 Januari 2016 pada 11:04 pm

    ~
    “Apa yang Isa ajarkan tentang kehidupan di sorga? Apakah Anda terima atau tolak ajaran-Nya? Mengapa?”

    Jawab:
    Saya seorang Muslim, dan karena apa yang menurut Anda diajarkan oleh nabi Isa As tidak sesuai dengan Al-Quran, maka saya tolak. Saya yakin itu bukan apa yang diajarkan oleh nabi Isa As. Sebab kalau memang itu ajaran nabi Isa As, pasti tidak akan bertentangan dengan Al-Quran.

    Nah, justru saya ingin bertanya, bisakah Anda membuktikan bahwa apa yang menurut Anda Injil itu adalah wahyu Allah SWT?

    Balas
    • staff mengatakan

      15 Januari 2016 pada 5:50 am

      ~
      Sdr. Amperanto,

      Mari kita gunakan logika sehat berikut:

      Mana yang lebih dulu terbit, Injil atau Al-Quran?
      Jawabannya: Injil ditulis abad 1 Masehi, sedangkan Al-Quran abad 7 Masehi. Jadi, jelas Injil muncul lebih dulu, bukan?

      Apakah Muslim mengakui Taurat dan Injil sebagai wahyu Allah?
      Jawabannya: Ya, ada dalam Qs 5:46

      Maka, pernyataan mana yang benar, A atau B?
      A: Al-Quran terbukti wahyu Allah bila isinya sama dengan Taurat dan Injil
      B: Taurat dan Injil terbukti wahyu Allah bila isinya sama dengan Al-Quran

      Jawabannya: Yang benar A karena yang terdahulu terbit telah terbukti sebagai wahyu Allah. Maka yang terkemudian terbit harus mengacu pada kitab terdahulu, bukan?

      Jadi, apakah isi Al-Quran sama dengan Taurat dan Injil?
      Jawabannya: Tidak, malah berseberangan. Contoh konkrit sesuai isi artikel di atas.

      Apa bukti Injil wahyu Allah?
      Jawabannya: Isinya sama dengan Taurat, kitab yang muncul 15 abad sebelum Injil terbit.

      Semoga pikiran dan nurani Anda tercerahkan.
      ~
      Yuli

  13. agus mengatakan

    24 Januari 2016 pada 12:35 pm

    *
    1) Qs 52:17-20 sudah jelas Allah yang menjamin kenikmatan surga itu. Diberi apapun haknya Allah, jika tidak berkenan dengan Injil Aanda, jangan kutip ayat Al-Quran karena Anda tidak mengimaninya.

    2) Saya tolak. Saya tidak yakin apa itu perkataan Isa atau Paulus. Paulus bukan murid Isa / rasulullah.

    3) Syarat masuk surga ialah syahadatin dan melaksanakan yang disyariatkan kepada nabi dan rasul-Nya.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2016 pada 6:25 am

      ~
      Sdr. Agus,

      Terimakasih untuk kesediaan Anda menjawab tiga pertanyaan fokus. Berikut tanggapan kami:

      1) Ayat Al-Quran tentang sorga aljana perlu dikutip karena Al-Quran jelas menuliskan Taurat dan Injil adalah petunjuk bagi orang bertakwa (Qs 5:46). Maka, seharusnya isinya sesuai dengan Taurat dan Injil jika Al-Quran sungguh firman Allah, bukan? Nyatanya justru bertolak belakang! Mari pertimbangkan ulang. Mengapa kenikmatan sorga versi Al-Quran diisi pemuasan nafsu birahi pria (poligami dengan banyak bidadari)? Tidakkah hati para istri tersakiti karena dimadu? Mungkinkah Allah yang Maha Adil tidak memperhatikan kepedihan wanita, bahkan hingga di sorga kelak?

      2) Sabda Isa Al-Masih yang ditulis rasul Matius selaras dengan wahyu Allah yang ditulis rasul Paulus dalam Surat Roma 14. Padahal keduanya orang berbeda yang hidup di lingkungan berbeda pula. Selidikilah lewat catatan Alkitab dari artikel berikut: http://tinyurl.com/7srwflg. Maka Anda akan paham bahwa Paulus juga murid/rasul Isa.

      3) Sudah yakinkah Anda bila yang diajarkan Muhammad sama dengan ajaran para nabi dan para rasul sebelumnya? Jika sama, seharusnya Muhammad tidak menolak keilahian Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia berdosa. Inilah intisari semua yang diajarkan para nabi dan rasul dalam Taurat, Zabur, dan Injil. Maka, jalan keselamatan yang diajarkan Muhammad pun patut dipertanyakan ulang, dari wahyu siapakah bersumber.
      ~
      Yuli

  14. Ísalafi mengatakan

    28 Januari 2016 pada 12:49 am

    ~
    Website ini sangat meracuni akidah umat beragama. Dengan pemahaman yang dangkal terhadap agama, banyak yang akan tertipu.

    Balas
    • staff mengatakan

      28 Januari 2016 pada 2:05 am

      ~
      Sdr. Isalafi,

      Terimakasih untuk komentar Anda.
      Bila Anda merasa situs ini meracuni akidah agama, silakan Anda tunjukkan bagian manakah yang mendukung tuduhan Anda tsb? Bagaimana pula Anda menanggapi isi artikel di atas? Adakah ajaran Islam tentang sorga aljana yang kami kupas di sana tidak bersumber langsung dari Al-Quran dan Hadits sebagai pilar utama ajaran agama Anda?

      Racun bersifat mengelabui, merusak, bahkan mematikan. Seringkali racun tidak berasa sehingga siapapun yang menelannya pasti terimbas dengan dampak negatifnya. Justru situs ini mendorong kita semua untuk waspada terhadap ajaran apapun sebelum menelannya. Ajaran sejati dari Allah selalu “sehat” karena tidak pernah bertentangan dengan keluhuran moral, kebenaran, dan kesucian. Nah, bagaimana dengan ajaran sorga aljana sendiri?
      ~
      Yuli

  15. agus mengatakan

    29 Januari 2016 pada 6:56 pm

    ~
    Saya sudah katakan bahwa semua ayat Al-Ouran yang anda kutip dalam artikel jangan diambil sebagian dan asal menafsir. Al-Quran itu bukanlah buatan Muhammad. Jika tidak mengimani Al-Quran, tidak usah menulisnya untuk bahan misi anda.

    Semua kitab dari Allah itu benar, hanya orang-orang seperti Anda saja yang menentang dan menyembunyikan kebenaran, baik di Injil maupun Al-Quran.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Februari 2016 pada 2:54 am

      ~
      Sdr. Agus,

      Pun bila secara lengkap ayat Qs 52:17-20 dituliskan, apakah maknanya menjadi berbeda? Tidak, bukan? Justru makin terinci bila kenikmatan sorga aljana hanyalah pemuasan nafsu jasmaniah semata. Untuk itu Anda perlu lebih jauh mempertimbangkan dan menjawab dengan kejernihan nurani dan logika atas pertanyaan kami sebelumnya (point 1):

      “1) Ayat Al-Quran tentang sorga aljana perlu dikutip karena Al-Quran jelas menuliskan Taurat dan Injil adalah petunjuk bagi orang bertakwa (Qs 5:46). Maka, seharusnya isinya sesuai dengan Taurat dan Injil jika Al-Quran sungguh firman Allah, bukan? Nyatanya justru bertolak belakang! Mari pertimbangkan ulang. Mengapa kenikmatan sorga versi Al-Quran diisi pemuasan nafsu birahi pria (poligami dengan banyak bidadari)? Tidakkah hati para istri tersakiti karena dimadu? Mungkinkah Allah yang Maha Adil tidak memperhatikan kepedihan wanita, bahkan hingga di sorga kelak?”.
      ~
      Yuli

  16. agus mengatakan

    29 Januari 2016 pada 7:22 pm

    ~
    Isa itu nabi. Semua nabi dan rasul dari Allah adalah juruselamat bagi umatnya. Sudah jelas Qs 19:30-36 . Jika Anda mengimani ayat yang lain dari Al-Quran, Anda juga harus mengimani ayat ini juga. Tapi jika Anda hanya mengimani sebagian Quran, Anda tergolong orang yg kafir sebenarbenarnya. Kami Muslim mengimani semua kitab dari Allah dan yang disyariatkan Isa ada pada Al-Quran dan Isa itu Muslim.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Februari 2016 pada 3:22 am

      ~
      Sdr. Agus,

      Untuk menguji kebenaran argumentasi Anda di atas, Anda perlu memfokuskan diri pada pertanyaan kami point 3:
      “3) Sudah yakinkah Anda bila yang diajarkan Muhammad sama dengan ajaran para nabi dan para rasul sebelumnya? Jika sama, seharusnya Muhammad tidak menolak keilahian Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia berdosa. Inilah intisari semua yang diajarkan para nabi dan rasul dalam Taurat, Zabur, dan Injil. Maka, jalan keselamatan yang diajarkan Muhammad pun patut dipertanyakan ulang, dari wahyu siapakah bersumber”.

      Bagaimana mungkin Anda mengimani Taurat, Zabur, dan Injil sedangkan Anda sendiri belum pernah membacanya? Al-Quran ditulis 2150 tahun setelah Taurat, 1300 tahun setelah Zabur, dan 700 tahun setelah Injil. Hanya dari Taurat, Zabur, dan Injil saja (tidak termasuk kitab para nabi dan surat-surat rasul) berisikan 12.157 ayat, sementara total ayat Al-Quran hanyalah 6000-an saja. Bagaimana mungkin isi Al-Quran yang pendek dapat mencakup isi ketiga kitab tsb? Belum lagi jika Anda menyempatkan diri membacanya. Isi Al-Quran sangat bertolak belakang dengan ketiga kitab Allah tsb.

      Anda dapat mengajukan argumentasi lanjutan bila sudah meneliti sendiri fakta-fakta yang kami ajukan di atas.
      ~
      Yuli

  17. agus mengatakan

    1 Februari 2016 pada 6:39 pm

    ~
    Justu kami lebih meyakini Injil tapi apa yang telah tertulis di Al-Quran karena sama datangnya dari Allah.

    Al Quran memang ditulis jauh setelah kitab para nabi. Itulah mujizat dari Al-Quran yang tidak terbantahkan, tapi tidak akan diyakini orang Nasrani yang kolot seperti Anda. Taurat dan Injil untuk bani Israel, tapi Al-Quran rahmat bagi seluruh alam yang sudah mencakup semua kitabullah mulai dari umat terdahulu, umat masa kini, umat yang akan datang, dan keadaan manusia di akhirat.

    Balas
    • staff mengatakan

      2 Februari 2016 pada 2:13 am

      ~
      Sdr. Agus,

      Selama Anda tidak bersedia menggunakan fakta, bukti otentik, dan akal sehat dalam berargumentasi, serta yang paling penting adalah berani belajar membaca Taurat, Zabur, Injil seperti yang kami sarankan di atas, diskusi kita ke depan tidak akan memberikan manfaat.

      Pilihan ada pada Saudara, terus hidup dalam keyakinan semu, atau bergerak mencari kebenaran sejati dari Allah.
      ~
      Yuli

  18. agus mengatakan

    2 Februari 2016 pada 3:13 am

    ~
    Pahamilah. Anda mengimani Taurat dan Zabur di dalam Injil, dan kami pun mengimani keempat kitab Allah di dalam Al-Quran yang menceritakan semua para nabi-Nya. Seharusnya Anda mempelajari kebenaran Al-Quran sebagai wahyu terakhir dari Allah dengan jujur dan tidak ditutupi.

    Al-Quran telah teruji kemurniannya, bukan karangan Muhammad yang buta huruf. Al-Quran ditancapkan di dalam dada Muhammad untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.

    Kami sadar orang Nasrani tidak akan mengimani Al-Quran yang dibawa Muhammad SAW seperti halnya orang Romawi dan rahib-rahib Yahudi yang menentang rasul Isa As sebagai Juruselamat bani Israel dengan membawa Injil. Jadi jangan Anda seperti mereka yang jadi penentang Allah dan rasul-Nya. Bacalah Injil dengan tidak ambigu. Anda akan dituntun kepada Islam, dan Isa itu Muslim dari Allah, bukan Katholik maupun aliran agama lainnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      3 Februari 2016 pada 12:46 am

      ~
      Sdr. Agus,

      Silakan baca dan lakukan saran-saran kami di atas sebelum Anda berargumentasi tanpa dasar. Justru dari semua kalimat Anda semakin nyata bila Anda belum pernah belajar Taurat, Zabur, dan Injil.

      Saran yang Anda berikan sudah lebih dulu kami kerjakan. Itulah sebabnya kami paham bila kitab Anda menyimpang dari kitab-kitab Allah sebelumnya. Maka, jika Anda ingin hidup dalam kebenaran Allah sejati, jangan berpuas diri dengan argumentasi tanpa fakta dan riset seperti yang selalu Anda kerjakan sejauh ini.
      ~
      Yuli

  19. kang handa mengatakan

    6 Februari 2016 pada 3:57 pm

    ~
    Kalau betul seseorang percaya pada kitab-kitab suci, kitab kebijakan, dan kitab rujukan apa saja, seyogyanya mereka berjamaah dipimpin oleh ahli hikam (hukum, haq, hakiki, hakim) untuk melaksanakan sesi-sesi ‘uji kepalsuan / kebohongan’ atas kitab-kitab tadi sebelum digunakan sebagai sumber kebenaran, kebaikan, keindahan.

    Balas
    • staff mengatakan

      9 Februari 2016 pada 2:43 am

      ~
      Sdr. Kang Handa,

      Menurut Anda, siapakah ahli hikam itu? Bukankah mereka juga manusia yang mau belajar sungguh-sungguh dari berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi ahli di bidangnya? Lalu, apakah kita tidak bisa belajar sungguh-sungguh seperti mereka? Bukankah ilmu-ilmu tsb dapat dipelajari? Maka, jangan cukup berpuas diri dengan menggantungkan keputusan hidup pribadi kita masing-masing pada keahlian mereka. Sebaliknya, mari masing-masing kita belajar sungguh-sungguh supaya bisa menelaah manakah kebenaran sejati. Memohon dengan sungguh petunjuk Allah adalah kunci utamanya: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Kitab Amsal Sulaiman 1:7).

      Kebenaran sejati sangat lugas, dapat diuji kebenarannya oleh siapapun. Ia jujur dan transparan diperhadapkan dengan bukti faktual, tidak berstandard ganda, teruji nilai kebenarannya, konsistensinya, dan moralitasnya.
      ~
      Yuli

  20. ekawati mengatakan

    10 Februari 2016 pada 10:37 pm

    ~
    Saya mau belajar agama Islam.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 Februari 2016 pada 2:13 am

      ~
      Silakan, Sdr. Ekawati. Anda dapat memulainya dengan mengkaji dari artikel berikut: http://tinyurl.com/mwp7tq3.
      ~
      Yuli

Baca komentar lainnya:

« 1 … 5 6 7 8 9 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 5 Alasan Wanita Terhitung Penghuni Neraka! Apakah Solusinya?
  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Sejarah Hukum Memakai Hijab, Apakah Sebuah Keharusan?
  • Pergumulan Muslimah Perihal Gambaran Surga Sebenarnya
  • Ciri Wanita yang Allah “Memilih” dan “Memuliakan”

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Khadijah Tidak Lagi Takut Kematian Setelah Mengikut Isa
  • Cinta Allah Bagi Seorang Perempuan Muslim
  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Siti Maryam dan Siti Aminah: Dua Wanita Mulia
  • 5 Alasan Wanita Terhitung Penghuni Neraka! Apakah Solusinya?

Artikel Yang Terhubung

  • 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
  • Poligami Berpotensi Membuat Pria Muslim Tidak Setia?
  • Pria Muslim Dan Kristen: Berdosakah Bila Saya…
  • Dampak Negatif Poligami Islam Bagi Isteri Dan Anak
  • Ketaatan Pada Suami, Satu Kunci Masuk Surga

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Renungan Berkala Isa dan Kaum Wanita

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat Isa Dan Kaum Wanita setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Kaum Wanita

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Social Media


Facebook

Twitter

Instagram

YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa Islam Dan Kaum Wanita. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami