Umat Muslim sering mengklaim Alkitab mendukung poligami. Mereka mengutip beberapa ayat sebagai contoh. Benarkah Kitab Allah mengajarkan poligami?
Manusia Melanggar Ketetapan Allah
Manusia jatuh dalam dosa ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Sejak saat itu, dalam diri manusia terdapat satu ikatan dosa yang membelenggu mereka. Egois, serakah, kejahatan, gelap mata, dll. Keserakahan inilah yang akhirnya membuat manusia tidak mematuhi aturan yang telah Allah tetapkan.
Salah satu ketetapan Allah yang telah manusia langgar adalah pernikahan. Sejak semula Allah telah menetapkan suami hanya berhak atas satu isteri, pun sebaliknya. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Kitab Allah Memperbolehkan Poligami atau Mengontrol Poligami?
Kejahatan akibat dosa dalam diri manusia, telah membuat para suami menjadi serakah dan tidak puas dengan satu isteri. Akibatnya tidak sedikit pria pada zaman itu mempunyai beberapa isteri.
Akibat dari ketamakan ini, Allah mengontrol poligami dengan memberi aturan yang disampaikan lewat nabi-Nya. “Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia” (Taurat, Kitab Keluaran 21:10).
Ayat di atas bukanlah bentuk persetujuan Allah akan poligami. Tetapi dengan adanya aturan tersebut, setidaknya akan melindungi para wanita dan anak-anak mereka yang diperalat kaum pria.
Isa Al-Masih Memperbaiki Akhlak Manusia
Semakin hari manusia semakin jauh dari kemuliaan Allah karena dosa. Allah tidak ingin ciptaan-Nya binasa. Dia mengambil inisiatif untuk menyatakan kasih-Nya secara langsung kepada manusia melalui Kalimat-Nya, Isa Al-Masih.
Melalui kedatangan-Nya ke dunia, Isa Al-Masih memperbaiki kehidupan sosial yang telah rusak. Salah satu ajaran-Nya bahwa menceraikan isteri merupakan dosa besar.
Suatu hari dalam perjalanan-Nya, seorang Farisi bertanya kepada Isa mengenai ajaran Musa yang memperbolehkan perceraian. “. . . Apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” (Injil, Rasul Besar Matius 19:7).
Inilah jawaban Isa, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah” (Injil, Rasul Besar Matius 19:8-9).
Perhatikan kata, “Sejak semula tidaklah demikian.” Dengan kata lain sejak semula di Taman Firdaus tidak ada perceraian maupun poligami. Isa Al-Masih menekankan, satu isteri saja seumur hidup! Inilah kehendak Allah bagi manusia.
Mengapa Nabi Islam Mengubah Ajaran Isa Al-Masih?
Isa Al-Masih mengatakan poligami dan perceraian adalah ajaran yang salah. Tetapi, mengapa Nabi Islam mengubah ajaran yang telah disempurnakan oleh Isa Al-Masih? Kirimkan pendapat Anda lewat email ini.
Setiap nabi seharusnya dapat memperbaiki akhlak umatnya, menjadi semakin sempurna di hadapan Allah. Sayangnya, sepertinya nabi umat Muslim tidak menyadari hal itu. Sehingga, ajaran yang telah dikembalikan Isa Al-Masih sesuai dengan kehendak Allah, dirubah sesuai dengan hasrat manusia.
Allah Memberi Manusia Kesempatan Menerima Selamat
Sungguh kesabaran Allah terhadap manusia luar biasa. Walau Allah tidak setuju dengan tindakan manusia yang melanggar aturan-Nya, namun Allah tidak membinasakan manusia karena pemberontakan mereka. Mengapa Allah begitu sabar? Karena Allah ingin memberi manusia kesempatan menerima keselamatan.
Kematian Isa Al-Masih di kayu salib guna menebus manusia dari belenggu dosa akibat pelanggarannya, adalah wujud terbesar kasih Allah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Isa Al-Masih] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Isa Al-Masih telah menawarkan hidup yang penuh anugerah. Melalui penyaliban-Nya, Dia ingin agar Anda dapat kembali melihat kemuliaan Allah dalam hidup kekal. Kirimlah email kepada kami jika Anda ingin mempunyai hidup penuh anugerah ini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setelah membaca artikel ini, apakah Saudara percaya Kitab Allah memperbolehkan poligami atau tidak? Mengapa?
- Menurut Saudara, mengapa kehendak Allah mempunyai hanya satu istri/suami, bukan dua, tiga, atau empat?
- Adakah Pribadi selain Isa Al-Masih yang mampu memperbaiki akhlak manusia? Jelaskan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Kitab Allah Mengajarkan Poligami?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
isa mengatakan
~
1. Jika ingin menyalahkan agama lain, terutama agama Islam, ternyata Al-Masih berkata dengan jelas pada kitab-kitab ajarannya bahwa akan datang rosul Allah yang bernama Muhammad, ikutilah dia, karena sesungguhnya agama dia sempurna.
2. Sadarkah Anda bahwa kitab-kitab kalian sudah tidak bisa dijamin keasliannya (isinya sangat jauh dari yang sebenarnya difirmankan pada nabi Isa Alaihissalam)?
Saranku buat Admin dan para staff. Pelajarilah dengan sangat sempurna kitab-kitabmu, bahkan hafallah seluruh ayatnya. Kemudian lihatlah kitab-kitab kalian dari berbagai negara untuk keaslian dan kebenarannya. serta pelajarilah Al-Quran dan jelskan pada kami akan kebenaran agama Allah dari perbedaan dua rosul Allah yang patut kita imani dan percayai.
Terimakasih.
staff mengatakan
~
Sdr. Isa,
Berikut tanggapan kami:
1) Dapatkah Anda tunjukkan bunyi ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa rasul bernama Muhammad dinubuatkan sebagai pembawa agama yang sempurna seperti Anda sampaikan? Silakan sebutkan dengan jelas alamat ayat serta bunyi lengkapnya, jika benar-benar ada.
2) Jika Anda menuduh Alkitab tidak asli isinya, apakah Anda memiliki naskah asli Alkitab yang isinya berbeda dengan Alkitab saat ini? Tahun berapa ditulis? Dengan bahasa apa? Hanya cara inilah yang bisa memperkuat tuduhan Anda. Jika tidak, tuduhan Anda hanya gosip tanpa bukti.
Menanggapi saran Anda, bagaimana dengan ajaran monogami dari Isa Al-Masih dibandingkan dengan ajaran poligami dari Muhammad? Mana yang lebih luhur dan menyejahterakan seluruh anggota keluarga? Dari sini pun bisa dideteksi manakah ajaran sejati dari Allah. Tentu ajaran Allah selalu membawa kesejahteraan, bukan?
Menyalahkan agama lain sama sekali bukan tujuan artikel ini ditulis. Tujuannya justru membuka wawasan kita bersama tentang bagaimana kita bisa mengenali manakah ajaran sejati dari Allah, dan manakah yang berasal dari nafsu dosa manusia. Maka jika kita mengikuti ajaran manusia dosa, kebenaran sejati dari Allah yang membebaskan dan menyelamatkan tidak akan pernah kita rasakan. Pilihan ada di tangan masing-masing.
~
Yuli
Neng mengatakan
~
Apakah Dia mendengar dan selalu menolong yang sedang kesusahan? Saya sedang di ambang kebimbangan. Saya sedang ada keraguan. Saya berdoa dan selalu berdoa. Tetapi tidak ada pertolongan apapun. Apakah Tuhan Yesus mau mendengar dan menolong saya?
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Neng,
Pertanyaan yang sangat baik, Saudaraku. Sebagai Pencipta dan Pemilik hidup kita, mungkinkah yang kita kenal Sang Maha Penyayang tidak mempedulikan kita? Mustahil, bukan? Itu sebabnya Tuhan Yesus, Allah Sang Firman rela datang ke dunia bukan saja untuk turut merasakan penderitaan kita, tetapi juga menolong kita keluar dari penderitaan terbesar manusia yang semuanya berakar dari keterikatan kita terhadap dosa.
Sdr. Neng, kami telah mengirimkan email kepada Anda. Silakan Anda periksa inbox email agar kita dapat membicarakan permasalahan Anda lebih jauh. Kami tunggu balasan Anda via email.
~
Yuli
Hanji mengatakan
~
“Inilah jawaban Isa, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah” (Injil, Rasul Besar Matius 19:8-9).”
Dari kutipan ayat di atas, perceraian bisa dilakukan jika salah satu pasangan suami atau istri berbuat zinah. Apakah asumsi saya benar? Jika benar, berarti dalam kitab Injil masalah perceraian suami istri diperbolehkan dengan suatu syarat salah satu dari mereka berbuat zinah.
Mengenai poligami, menurut saya tidak baik, pasti ada salah satu yang dilukai atau tidak adil dalam masalah rumah tangga.
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Hanji,
Artikel di atas memfokuskan diri pada pembahasan tentang poligami. Untuk pokok bahasan perceraian, Anda dapat menghubungi kami via email ke: atau mendiskusikannya pada artikel berikut: https://tinyurl.com/y9z7o5df.
Anda benar, poligami pasti mendatangkan luka sebab tidak ada unsur keamanan dan ketenteraman batin serta keadilan di sana. Maka yang menjadi pertanyaan pentingnya, sungguhkah poligami berasal dari Allah yang Maha Adil lagi Maha Penyayang terhadap seluruh ciptaan-Nya?
~
Yuli
Kucing malam mengatakan
~
Kepada Saudari Yuli terkasih,
Menarik juga sudut pandang saudara dalam menjawab. Ada baiknya, sebelum berbicara tentang substansi dari poligami, Saudari menjelaskan terlebih dahulu duduk perkaranya. Apakah Saudari sudah menikah? Sebab akan lucu bila seseorang yang belum menikah, tetapi berbicara soal tata krama dalam kehidupan pernikahan. Bukan begitu? Namun bila saudari sudah menikah, menimbulkan riak dalam diri saya, mengapa Saudari tidak mengikuti teladan para rasul Kristus untuk tidak menikah? Bukankah Saudari adalah pelayan Kristus? Atau bila Saudari tidak menikah, mengapa Saudari merasa layak berbicara tentang standar poligami? Atas dasar dan wewenang apa Saudari berbicara?
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Kucing Malam,
Terimakasih untuk kunjungan Anda. Menanggapi pertanyaan Anda, kami ingin mengajukan pertanyaan serupa. Menurut Anda, apakah ustadz (pria) harus menjadi ustadzah (wanita) untuk bisa berbicara tentang “wanita sholihah”? Atas dasar dan wewenang apa ia membahas “wanita sholihah”? Kiranya hal ini menolong Anda melihat ketidakrelevansian pertanyaan Anda terhadap bahasan poligami.
Saudaraku, info dari manakah yang Anda dengar hingga menyimpulkan para rasul Yesus Kristus (Isa Al-Masih) tidak menikah? Bukankah Injil jelas mencatat Rasul Petrus sudah beristri (Injil Matius 8:14)? Maka, silakan pelajari tentang Isa Al-Masih, ajaran, dan teladan hidup-Nya langsung dari Injil di Alkitab supaya Anda dapat menemukan kebenaran, bukan kepalsuan.
Tentang poligami, apakah Anda meyakininya berasal dari Allah? Bagaimana dengan sifat Maha Adil dan Maha Penyayang-Nya kepada semua insan ketika poligami justru mengakomodir kepentingan pria di atas penderitaan istri dan anak-anaknya?
~
Yuli
Rudi mengatakan
~
1. “Yesus itu Tuhan dan sembahlah Dia”. Ada tidak tertulis dengan jelas tanpa kiasan di Injil?
2. Dengan statistik wanita lebih banyak daripada laki-laki, ada tidak solusi dari Injil?
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Rudi,
Untuk pertanyaan Anda no.1, silakan cermati artikel kami berikut: https://tinyurl.com/ydg2u4g2. Tentang pertanyaan no.2, dapatkah Anda berikan data statistik penduduk dunia dari sumber kredibel yang membenarkan pendapat Anda(jumlah wanita lebih banyak daripada pria)? Silakan cantumkan pula alamat sumber yang Anda pakai supaya kita semua dapat memeriksanya.
Saudaraku, mari pertimbangkan ilustrasi berikut. Seorang anak berkata kepada ayahnya, “Ayah, Yudi temanku punya mainan yang sangat bagus. Ia sangat suka dengan mainannya dan tidak ingin meminjamkan pada siapapun. Aku pun juga sangat suka mainannya. Aku ingin mainan itu, sekarang!” Menurut Anda, solusi bijak seperti apa yang akan diberikan sang ayah? Apakah dengan konyol ia berkata, “Kalau itu keinginanmu, ambil saja mainannya!”? Mustahil, bukan? Nah, seperti itulah pertanyaan Anda tentang poligami. Apakah Injil sebagai Kitab Allah akan mengizinkan suatu perbuatan yang jelas melanggar moralitas dan kebenaran? Bukankah berpoligami artinya mengumbar nafsu keserakahan terhadap lebih dari satu wanita? Bukankah ini mengkhianati cinta dan kepercayaan istri pertama dan anak-anaknya?
~
Yuli
Wido mengatakan
~
Sudahlah Nasrani . Alkitab mengatakan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Ia terlahir tanpa ayah, bermukjizat, hanya mengikuti kehendak Tuhan. Akal membenarkan. Karena sifatnya yang bertentangan maka Tuhan tidak mungkin menjelma menjadi manusia , yang kalau Tuhan dapat menjelma menjadi manusia akan menjadikan Tuhan sdr berjumlah dua (Bapa dan Yesus).
Tuhan tidak mungkin tergantung kepada ciptaan dengan lahir dari rahim manusia. Yesus adalah manusia biasa yang Yesus sebagai manusia utama nabi utusan Tuhan tentu akan mengikuti kehendak Tuhan yaitu menikah. Membenarkan fakta sejarah bahwa Yesus menikah dan ber ~poligami. Yang poligami Yesus adalah suci sebagai hukum Allah yang akal mengatakan
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Saudara Wido,
Kitab Allah, yaitu Kitab Injil tidak pernah mencatat bahwa Yesus/Isa Al-Maih menikah, apalagi berpoligami. Sebab ajaran Isa Al-Masih adalah dilarang berpoligami. Sebab Isa mengajarkan pernikahan yang monogami dan hanya maut yang bisa memiahkan suami dan itri.
Allah pun tidak pernah mengajarkan umat-Nya untuk berpoligami. Poligami adalah hukum yang dibuat oleh manusia. Sebab poligami akan selalu merugikan pihak wanita.
Alangkah baiknya jika audara mengkaji lagi Kitab Injil agar lebih mengenal siapa Isa Al-Maih.
~
Noni