Suatu hari teman saya mengatakan bahwa suaminya akan menikah lagi. Menurut suaminya, poligami adalah solusi terbaik dari masalah yang mereka hadapi. Suaminya juga berjanji akan berlaku adil. Benarkah ada suami yang dapat berlaku adil dalam berpoligami kepada isteri-isterinya?
Muhammad dan Poligami
Muhammad juga menganut paham poligami. Dengan dalih membebaskan wanita dari perbudakan, Muhammad mencoba menolong wanita tersebut dengan cara menikahi mereka. Untuk meyakinkan para wanita yang akan dinikahinya, juga masyarakat kala itu, maka Muhammad mengeluarkan ayat baru. Dimana melalui ayat tersebut “seolah-olah” Allah mendukung perbuatannya.
Tindakan Muhammad dalam berpoligami juga diwariskan kepada para pria yang menjadi pengikutnya. Bedanya, bila Muhammad diijinkan Allah untuk mempunyai isteri sampai lebih dari dari sepuluh orang, maka pria Muslim hanya berhak atas empat isteri saja. “. . . . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki” (Qs 4:3).
Saya sebagai wanita, merasa sulit memahami ayat di atas. Dikatakan “bila kamu dapat berlaku adil.” Apakah Allah tidak tahu bahwa tidak ada manusia yang dapat berlaku adil? Ataukah kalimat tersebut hanya sekedar memperhalus ajaran Islam yang memperbolehkan poligami?
Muhammad Tidak Berlaku Adil
Andaikan ayat Qs 4:3 di atas benar-benar diterapkan oleh umat Muslim, maka seharusnya dalam Islam tidak ada poligami, termasuk Muhammad. Sebab Muhammad pun tidak dapat berlaku adil. Dimana salah satu syarat untuk melakukannya adalah dapat berlaku adil dalam berpoligami.
Sebuah hadist mengatakan, Diriwayatkan oleh Aisha: Sauda bint Zam’a melepaskan gilirannya pada saya (Aisha) dan jadi Nabi memberi saya (Aisha) kedua hari saya dan hari dari Sauda. (Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Haditsh 139). Hadist ini menjelaskan bahwa Muhammad lebih mencintai Aisha daripada Sauda. Hari yang sebenarnya dipakai Sauda bersama Muhammad harus hilang karena Muhammad bersama Aisha. Jelas Sauda sudah diperlakukan tidak adil, bukan?
Karena Poligami Tidak Mendukung Keadilan, Bukan Dari Allah
Dari semula Allah menciptakan perkawinan monogami. Terbukti, Allah hanya menciptakan satu wanita bagi Adam. Bukan dua, tiga, atau empat wanita. Allah membentuk perkawinan dengan mempersatukan satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.
Kitab Suci Allah menuliskan, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Perhatikan, ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang pria akan bersatu dengan isterinya. Bukan dengan isteri-isterinya.
Keadilan dalam Perkawinan
Biasanya agak sulit untuk suami bertindak adil dengan satu isteri, apalagi berlaku adil dalam berpoligami. Akibatnya ada percekcokan dalam rumah. Namun hal itu bukanlah alasan untuk bercerai atau menikah lagi.
Sebuah firman Allah mengatakan, “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33). Sepatutnya suami dan isteri memperhatikan dan mengaminkan wahyu Allah ini. Ketaatan pada ayat suci tersebut akan menciptakan perrnikahan yang langgeng, bukan?
Ketika dalam sebuah keluarga ada lingkaran kasih, antara suami, isteri, dan anak-anak, maka akan tercipta sebuah keluarga yang harmonis. Dengan kata lain, kasih adalah inti dari sebuah keharmonisan keluarga.
Keselamatan Juga Berdiri Diatas Keadilan Allah
Allah rindu dalam setiap aspek kehidupan manusia ada keadilan. Termasuk keselamatan jiwa kita. Allah mengasihi manusia, dan tidak ingin manusia binasa karena dosa. Isa Al-Masih harus mati di kayu salib, menanggung dosa yang seharusnya kita tanggung.
Isa Al-Masih dihukum ganti kita untuk menunjukkan keadilan Allah. “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. . . . Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Injil, Surat Roma 2:25-26).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
1. Mengapa Muhammad mengajarkan Poligami? Apakah alasan itu masih berlaku hari ini?
2. Bagaimana pandangan saudara mengenai poligami yang diajarkan Muhammad? Mengapa saudara mendukung atau menolaknya?
3. Sebagai wanita, senangkah jika suami anda berpoligami? Sebutkan alasannya. Kalau tidak senang, sebutkan alasannya.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Benarkah Nabi Islam Berlaku Adil Dalam Berpoligami?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Nabi-nabi terdahulu hampir semuanya berpoligami. Contoh: nabi Ibrahim, Daud.
Dalam kitab anda tertulis kisah-kisah nabi-nabi yang berpoligami. Tulisan ini menyangkal tulisan nabi Musa as mengenai nabi Ibrahim. Inilah contoh membuktikan kebenaran kalam Allah Al-Quran.
~
Saudara Hajar,
Maaf kami menghapus komentar saudara dan menjadikan satu kolom, karena saling berkaitan.
Memang beberapa nabi dalam Alkitab ada yang berpoligami. Contohnya nabi Ibrahim, Daud. Tetapi mereka berpoligami sama sekali bukan karena adanya hukum Tuhan, tetapi semata-mata karena ketidakpuasan, keinginan mereka sendiri. Misal, Ibrahim karena ketidaksabaran dalam menunggu janji Tuhan.
Tidak satu pun ayat Alkitab, dimana Tuhan melegalkan poligami.
~
DA
*
To: Admin Isa Islam dan Kaum Wanita,
Lanjutkan website ini dan Tuhan Yesus berkati.
To: Hajar,
Abraham dihukum oleh praktek poligaminya, Ismael dan Hajar diusir karena Tuhan tidak tetapkan mereka dalam Perjanjian.
Daud dan Salomo dihukum oleh praktek poligaminya, anak-anaknya saling bunuh dan kerajaan Israel terpecah.
Sejak semula telah ditetapkan bahwa Adam didampingi oleh 1 istri bukan 2 atau 4 istri. Dan itu ketetapan Tuhan yang mutlak.
~
Saudara Kaleb, terima kasih atas komentarnya.
Ketetapan Allah sejak semula mengenai pernikahan adalah monogami, seorang suami hanya berhak atas satu istri saja.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Demikian Isa Al-Masih sangat menentang poligami dan menekankan satu istri saja seumur hidup! “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
~
DA
*
Kaleb,
Semua nabi-nabi terdahulu dihukum oleh pengikutnya. Bukan karena nabi-nabi ini tidak benar, karena pengikutnya telah memilih kesesatan. Sebab itulah Allah menurunkan nabi berturut-turut untuk memperbaiki keadaan.
Dan yang terakhir, nabi Muhammad saw. Tiada nabi seperti nabi Muhammad yang pengikutnya masih patuh hingga sekarang.
~
Saudara Hajar,
Adalah jelas bahwa ketetapan Allah mengenai pernikahan sejak semula adalah monogami.
Mari perhatikan firman Allah berikut ini: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Demikian Isa Al-Masih sangat menentang poligami dan menekankan satu istri saja seumur hidup! “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Jadi, ketika nabi-nabi terdahulu berpoligami jelas mereka melanggar ketetapan Allah.
Di sisi lain Al-Quran pun mengatakan bahwa: “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…”(Qs 4:129). Artinya pria Muslim yang poligami tidak akan dapat berlaku adil. Yang jelas Allah tidak lupa bukan bahwa pria Muslim tidak dapat berlaku adil dalam poligami!
Bukankah ini merupakan ancaman bagi para wanita?
~
DA
*
Nabi-nabi ini adalah pilihan Allah. Allah yang mencipta dunia yang begitu lengkap tanpa kurang walau satupun. Bagaimana pula Allah boleh salah memilih nabi? Nabi telah terbukti orang-orang yang terbagus di setiap zaman. Pengikut-pengikutnya lah yang tersesat oleh karena bimbingan setan.
Mengenai nabi Adam, poligami bukannya wajib di lakukan oleh semua orang Islam. Hanya segelintir yang layak, Seperti orang yang mempunyai banyak harta saja mampu berpoligami. Ataupun istri-istri yang sanggup dipoligami. Begitulah dengan nabi Adam. Nabi Adam cuma di sediakan satu wanita oleh Allah, mana bisa nabi Adam berpoligami?
Saudara Kaleb, belajarlah Islam yang sebenar. Dosa-dosa anda akan terhapus sama sekali tanpa anda perlu meminta pengampunan karena itulah janji Allah.
~
Saudara Hajar,
Kami hanya menanggapi komentar yang sesuai dengan topik pada artikel.
Bagaimana tanggapan saudara tentang sikap seorang pria dalam berpoligami, apakah dapat berlaku adil?
Perihal topik tentang kenabian Muhammad, kami mempersilakan saudara mengunjungi link kami di http://tinyurl.com/cj969my. Terimakasih.
~
NN dan Salma
*
Islam ajaran Nabi Muhammad bukanlah ajaran agama baru. Ia bermula dari Nabi Adam.
Perhatikan poligami Nabi Daud. Kitab, 2 Samuel 5:11-16 (12) “Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umat-Nya”
(13) “Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari Yerusalem, setelah ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi anak-anak lelaki dan perempuan”. Istana dan rumah tangga Daud (1 Tawarikh 3:5-9; 14:1-7).
Islamlah yang menegakkan dan mempraktekkan hukum Kitab Taurat yang telah anda hilangkan.
~
Saudara Hajar,
Agama Islam baru lahir pada abad ke-6. Kisah-kisah para nabi terdahulu yang ada dalam Al-Quran diambil dari riwayat yang tercatat dalam kitab Taurat dan Injil. Dan tidak ada bukti bahwa nabi-nabi terdahulu beragama Islam selain bukti sepihak Islam itu sendiri.
Di atas telah dijelaskan, bahwa Allah tidak pernah melegalkan poligami/poliandri. Allah tidak mungkin salah tetapi manusia, termasuk nabi Ibrahim dan Daud, bisa salah. Mereka manusia yang juga punya dosa. Mana yang harus kita taati Allah atau contoh buruk yang diperbuat nabi-nabi?
Jika Allah yang menghendaki poligami/poliandri maka berarti Allah telah melakukan kesalahan besar. Sebab, sejarah telah membuktikan banyak permasalahan yang terjadi akibat dari berpoligami.
~
NN
*
Staff Isa,
Anda tidak akan mampu berdebat dengan orang yang mengamalkan Islam yang sebenarnya. Ini karena kami mempunyai 4 kitab, Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Sedangkan anda ada 3 kitab tapi tidak mengamalkan keseluruhannya terutama Kitab Taurat dan Zabur. Anda lebih mengamalkan kitab ajaran Paul yang banyak bertentangan dengan Taurat dan Zabur.
Anda juga mampu hebat seperti kami jikalau menerima Islam. Di dalam Islam, berpedoman kepada semua kitab-kitab ini, dan Al-Quran sebagai petunjuk kitab-kitab ini. Tiada persoalan yang tidak dapat dijawab dalam Islam. Inilah kehebatan Islam. Anda cuma mampu untuk menghapus saja semua pertanyaan-pertanyaan saya karena ajaran Paul tidak mempunyai semua jawaban-jawaban.
~
Saudara Hajar,
Kami tidak perlu hebat seperti saudara dalam perdebatan ini. Tetapi kami adalah orang-orang yang bersyukur. Bersyukur karena diampuni dosa dan kesalahan kami oleh Allah dan diberikan jaminan tinggal kelak bersama-Nya di sorga. Pengampunan itu hanya terjadi karena kami percaya kepada Isa Al-Masih.
Setelah mempelajari Al-Quran dan Alkitab (Taurat, Zabur, Amsal Sulaiman, Kitab Para Nabi, dan Injil) kami semakin yakin bahwa hanya melalui pengorbanan Isa Al-Masih manusia dapat selamat. Begitu juga dengan saudara. Saudara akan menjadi orang yang bersyukur seperti kami jika saudara memohon ampunan kepada junjungan Ilahi Isa Al-Masih.
Kitab Allah (Alkitab), selalu konsisten dalam memberikan pengajaran. Terutama tentang poligami. Sebab dari mulanya Allah hanya berkenan kepada pernikahan monogami. Sebab, bagaimana mungkin seorang pria dapat berlaku adil terhadap lebih dari satu wanita, bukan?
~
NN dan Salma
*
Dosa-dosa anda terdahulu semua akan terhapus semuanya tanpa anda perlu meminta pengampunan dengan menerima Islam. Ini janji Allah dan Allah maha pengampun lagi penyayang kepada semua makhluknya. Semoga anda mendapat rahmat dan petunjuk ke jalan yang benar. Insya Allah.
~
Saudara Hajar,
Alangkah baiknya, jika kita dapat berdiskusi soal topik pada artikel di atas. Barangkali kami akan mencantumkan ulang pertanyaannya.
1. Mengapa Muhammad mengajarkan Poligami? Apakah alasan itu masih berlaku hari ini?
2. Bagaimana pandangan saudara mengenai poligami yang diajarkan Muhammad? Mengapa saudara mendukung atau menolaknya?
3. Sebagai wanita, senangkah jika suami anda berpoligami? Sebutkan alasannya. Kalau tidak senang, sebutkan alasannya.
~
NN dan Salma
*
Staff Isa,
Anda menulis “Jika Allah yang menghendaki poligami/poliandri maka berarti Allah telah melakukan kesalahan besar. Sebab, sejarah telah membuktikan banyak permasalahan yang terjadi akibat dari berpoligami.”
Lihatlah sekeliling anda, berapa banyakkah tempat perlacuran? Pastinya tiada orang Islam yang mengendalikannya kecuali orang-orang beragama Kristian. Lihatlah film-film sex barat, mayoritas adalah wanita beragama Kristian. Di negara Islam tiada kami membuka perusahaan film sebegitu. Kiranya anda melihat sejarah untuk pembuktian. Lihat saja sekeliling anda. Penjualan kereta memamerkan wanita seksi, mendedahkan badannya? Ini semua datang daripada sejarah.
~
Saudara Hajar,
Maaf saudaraku kami kurang memahami maksud tulisan saudara. Apa hubungan antara poligami dan tempat pelacuran? Apa yang saudara sampaikan sangat keliru. Tidak pernah ada data yang menyatakan bahwa tempat pelacuran dikendalikan orang Kristen dan pemikiran yang sangat dangkal jika saudara menyangka orang barat berarti Kristen.
Kristen artinya pengikut Isa Al-Masih. Orang yang mengaku pengikut Isa Al-Masih, hidupnya tentu sesuai dengan ajaran-Nya. Jika ada orang Kristen yang melakukan dosa tersebut, dia bukanlah sungguh-sungguh pengikut Isa Al-Masih.
Menurut saudara apakah pria Muslim dapat berlaku adil bila ia berpoligami? Apakah Allah juga menghendaki adanya poligami?
~
NN
*
Staff Isa, anda menulis “Jadi, ketika nabi-nabi terdahulu berpoligami jelas mereka melanggar ketetapan Allah.”
Siapakah yang memilih nabi-nabi ini? Adakah pengikutnya yang memilih nabi sehingga boleh mengatakan nabi berdosa? Adakah manusia itu Tuhan sehingga boleh mengatakan nabi-nabi ini berdosa?
Inilah ajaran setan yang mau menyesatkan manusia. Setan mengatakan nabi ini berdosa supaya manusia tidak mengikuti ajaran nabi-nabi ini. Nabi-nabi ini dilantik oleh Allah, Tuhan yang terlalu agung. Bagaimana Tuhan yang agung ini boleh membuat kesalahan memilih orang yang bodoh dan berdosa menjadi nabi? Di manakah kebenaran kata-kata anda?
~
Saudara Hajar,
Tentu saja Allah yang memilih nabi-nabi, bukan? Dan tentu saja Allah tidak salah memilih orang. Karena sebelum mereka dilahirkan Allah sudah menetapkan mereka, demikian firman Allah:
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Kitab, Nabi Yeremia 1:5)
Saudara Hajar, dengan jelas Al-Quran mencatat bahwa nabi-nabi yang Allah utus itu juga berdosa. Seperti Adam dan Hawa berdosa (QS 7:23 ); Nuh berdosa (QS 11:47 ); Ibrahim berdosa (QS 26:82; 14:41 ); Musa berdosa (QS 28:15-16); Harun berdosa (QS 20:93); Daud berdosa (QS 38:24 ); Sulaiman berdosa (QS 38:32,35 ); Yunus berdosa (QS 21:87 ); Muhammad berdosa (QS 48:2; 47:19).
Apakah menurut Saudara Hajar, kitab saudara salah menulis?
Untuk membahas ini lebih dalam silakan bergabung di sini: http://tinyurl.com/6to3gx8
~
DA
*
Staff Isa, anda menulis “Saudara Hajar, dengan jelas Al-Quran mencatat bahwa nabi-nabi yang Allah utus itu juga berdosa. Seperti Adam dan Hawa berdosa (QS 7:23 ); Nuh berdosa (QS 11:47 ); Ibrahim berdosa (QS 26:82; 14:41 ); Musa berdosa (QS 28:15-16); Harun berdosa (QS 20:93); Daud berdosa (QS 38:24 ); Sulaiman berdosa (QS 38:32,35 ); Yunus berdosa (QS 21:87 ); Muhammad berdosa (QS 48:2; 47:19).”
Coba anda baca kembali semua ayat-ayat itu. Siapakah yang mengatakan siapa yang berdosa? Nabi-nabi inilah yang mengatakan mereka berdosa. Tetapi bukan Allah yang mengatakan nabi-nabi ini berdosa. Allah tahu semua sifat manusia ciptaan-Nya. Nabi yang terhormat antara manusia pun meminta ampun. Supaya menjadi contoh kepada manusia.
~
Saudara Hajar,
Bila mereka tidak berdosa tentu tidak akan minta pengampunan atas dosa, bukan? Katakanlah saudara tidak melakukan kejahatan/melanggar hukum, apakah saudara minta pengampunan atas kejahatan yang tidak Saudara Hajar lakukan, tidak bukan?
Untuk itu silakan membaca kisah mereka dalam Alkitab, Saudara Hajar akan menemukan kebenarannya.
~
DA
*
(1)Staff Isa, anda mengatakan “Bila mereka tidak berdosa tentu tidak akan minta pengampunan atas dosa, bukan? ”
Inilah kehebatan Tuhan kami. Jikalau anda membaca ayat seterusnya, Tuhan kami mengampuni mereka. Bermakna mereka tiada berdosa karena telah diampuni. Tuhan kami pemurah lagi maha pengampun. Tidak seperti Tuhan anda yang terpaksa mengorbankan Anak-Nya yang tak bersalah untuk mengampuni dosa anda. Tuhan kami adalah yang terhebat.
(2)Staff Isa mengatakan “apakah saudara minta pengampunan atas kejahatan yang tidak Saudara Hajar lakukan, tidak bukan?”.
Jikalau begitu, nabi Isa tidak melakukan kesalahan, mengapa Dia yang dihukum untuk kesalahan manusia lain?
~
Saudara Hajar,
(1)Artinya nabi-nabi tersebut berdosa bukan?
Memang Allah pemurah dan pengampun, tetapi juga adil bukan? Lalu dimana keadilan Allah bila orang berdosa tidak dihukum? Bukankah di dunia ini saja bila melakukan kejahatan dihukum?
Kiranya dapat membaca ilustrasi berikut ini: http://tinyurl.com/ccas4kb
(2) Saudara Hajar, itulah bukti kasih Allah pada manusia berdosa. Allah memberi Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] untuk dihukum ganti kita. Isa Al-Masih dapat memikul beban dosa manusia karena Ia tidak bersalah dan suci. Orang yang berdosa tidak dapat memikul beban dosa orang lain, bukan? Perhatikan ungkapan ini: “Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” (Qs. 6:164).
~
DA
~
Saudara Abdulah,
Terima kasih atas komentar saudara. Maaf kami menghapus komentar saudara.
Saran kami, dalam memberi komentar kiranya saudara dapat mengikuti aturan yang sudah kami cantumkan pada setiap artikel yang ada di situs ini.
Berikut kami copy kembali aturan tersebut:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
~
DA
*
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan bahwa para nabi-nabi Kristen melanggar perintah Tuhan-nya. Jika mereka begitu sesat, bagaimana dengan anda sendiri?
Dan bagi Nabi Adam cukup satu wanita, sebagai permulaan. Lalu ada keturunan yang banyak darinya. Tapi apakah anda berfikir bahwa pada waktu itu harus diciptakan empat wanita hanya untuk menegaskan boleh poligami sampai empat?
Dan nabi Isa tidak pernah menikah. Apakah itu yang anda sarankan pada umat manusia?
Kita sebagai wanita haruskah merasa tersinggung karena tidak boleh poligami? Apakah kita sebagai wanita merasa lebih pintar dari Allah yang maha mengetahui?
~
Saudara Maulinia,
Benar, sebagai manusia yang berdosa kamipun sesat. Untuk itulah manusia memerlukan Juruselamat, yang akan membawa kita kepada Allah. Bagaimana dengan Saudara Maulinia, apakah cukup mampu untuk masuk sorga?
Itulah lembaga pernikahan pertama yang ditetapkan Allah satu suami dengan satu istri. Jelas Allah tidak memberikan 2 atau 3 atau 4 wanita bagi Adam, tetapi satu wanita, Hawa.
Walaupun Isa Al-Masih tidak menikah, tetapi Dia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dari sebuah pernikahan. Dia menyatakan pernikahan adalah sesuatu yang sakral, sehingga tidak dapat dipermainkan.
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Sebagai wanita, senangkah jika suami anda berpoligami?
~
DA
~
Saudara Hajat,
Terima kasih atas kesetiaan saudara dalam memberi komentar.
Kami ingatkan kembali silakan memperhatikan aturan dalam memberi komentar, bila ingin komentar saudara tidak dihapus.
Terima kasih atas perhatiannya.
~
DA
~
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
1. Mengapa Muhammad mengajarkan Poligami? Apakah alasan itu masih berlaku hari ini?
2. Bagaimana pandangan saudara mengenai poligami yang diajarkan Muhammad? Mengapa saudara mendukung atau menolaknya?
3. Sebagai wanita, senangkah jika suami anda berpoligami? Sebutkan alasannya. Kalau tidak senang, sebutkan alasannya.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: .
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
~
DA
*
Setiap manusia memiliki kebebasan yang telah digariskan. Dan setiap orang yang berakal sehat dan menggunakan mampu memilih dan memilah hal-hal yang ia mampu menjalankan. Poligami bukanlah suatu kewajiban dalam agama. Tapi tanggung-jawab bagi yang mengambilnya! Jika ia merasa mampu silakan, jika tidak silakan.
Kita belum tentu bisa adil terhadap anak-anak kita, apa dengan demikian kita hanya ingin punya anak satu! Ya silakan, hal yang sama juga berlaku pada seorang istri!
~
Saudara Joseph Rizal,
Memang setiap manusia memiliki kebebasan. Bahkan kebebasan para suami dalam berpoligami didukung dalam kitab saudara. “. . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (Qs 4:3).
Tentu saja dalam hal beristri dan beranak berbeda, saudaraku.
Pertanyaan kami, pernahkah Saudara Joseph memikirkan para wanita yang dipoligami? Bagaimana perasaan/hati mereka karena harus berbagi suami dengan wanita lain? Benarkah Allah hanya memikirkan kesenangan kaum pria saja?
Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129).
Kiranya para pria Musim dapat merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan masihkah Anda meyakini bahwa poligami adalah ajaran dari Allah?
~
DA
*
Manusia dapat berbuat adil dan berusaha, hanya saja manusia biasa tidak dapat adil 100% kecuali manusia pilihan yang disucikan macam Isa, Muhammad dan para nabi!
Kesalahan poligami itu lebih pada pelakunya, bukan poligami itu sendiri. Sama hal dengan kita punya banyak anak, kita dapat lebih sayang terhadap salah satu diantara mereka, kita juga dapat seimbang, jadi lebih ke faktor pribadi. Bukan kesalahan pada memiliki banyak anak atau istri!
~
Saudara Joseph Rizal,
Syarat poligami adalah suami dapat berlaku adil. Namun bukankah tidak ada manusia yang dapat berlaku adil? Perhatikah dalam hadis yang dikutip pada artikel di atas, Muhammadpun gagal memenuhi syarat poligami. Ia sudah berlaku tidak adil terhadap istri-istrinya, bukan?
Mengapa demikian? Karena kitab saudara dengan jelas mengatakan bahwa: “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129). Bila ayat ini benar-benar diterapkan oleh umat Muslim, maka seharusnya dalam Islam tidak ada poligami, termasuk Muhammad.
Cobalah renungkan, tentunya seorang suami akan lebih mencintai istri barunya. Dan lama kelamaan cintanya pada istri lamanya akan berkurang, bukan?
~
DA
*
Staff Isa,
Tolong jangan sepotong-potong mengartikan kalam Allah.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (Qs 4:3).
Sudah jelas di Al-Quran Allah mengijinkan poligami. Tapi Allah juga mengingatkan kepada kita kalau tidak bisa adil maka jangan berpoligami. Itulah bukti kalau Allah ar-Rahman, ar-Rahim.
~
Saudara Hamba Allah,
Saudara mengatakan “Sudah jelas di Al-Quran Allah mengijinkan poligami. Tapi Allah juga mengingatkan kepada kita kalau tidak bisa adil maka jangan berpoligami. Itulah bukti kalau Allah ar-Rahman, ar-Rahim”.
Di sisi lain kitab saudara mengatakan: “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129). Bila ayat ini benar-benar diterapkan oleh umat Muslim, maka seharusnya dalam Islam tidak ada poligami, termasuk Muhammad bukan?
Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil?
~
DA
*
Mengapa anda persulit masalah poligami, itu bukan kewajiban! Kecuali kewajiban baru anda boleh ramai semaunya sendiri.
Jika seorang suami ingin menikah lagi, kemudian istrinya melarangnya. Ya tidak masalah, silakan karena poligami bukan keharusan dan kewajiban. Lagian itu juga urusan rumah tangga orang. Jika suaminya ingin menikah lagi dan istri membolehkan, mengapa anda yang sewot! Terserah mereka, hak mereka. Sama halnya anda ingin punya banyak anak, harta, aset. Selama tidak merugikan orang lain silakan apalagi mendatangkan manfaat, malah bagus sekali!
Anda jangan hanya memandang masalah ini dari satu sudut yang sempit saja. Kehidupan ini lingkupnya luas!
~
Saudara Joseph Rizal,
Maaf kami menghapus beberapa komentar saudara. Gunakanlah satu kolom untuk komentar, bila ingin berdiskusi lebih inten silakan kirimkan ke
Memang bila dilihat dari sudut pandang ajaran Islam, jelas para suami diperkenankan poligami. Yang syaratnya bisa berlaku adil. Namun dapatkah mereka berlaku adil? Jelas tidak, kitab saudara mengatakan dengan jelas. “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129).
Bila dapat merenungkan ayat ini baik-baik tentu para pria Muslim tidak akan berpoligami, bukan? Seperti dalam artikel di atas, Muhammad pun tidak berlaku adil.
Bukankan para wanita yang menjadi korban ketidakadilan? Apakah yang demikian dapat dikatakan mendatangkan manfaat?
~
DA
*
Poligami dalam Islam bukan anjuran / tidak menjadi ajaran, tapi diperbolehkan. Karena sudah menjadi budaya sebelum agama Islam diturunkan. Islam mengatur supaya menjadi lebih baik dengan tidak sembarangan mengambil banyak istri. Dengan mencantumkan syarat yang sangat berat, yaitu harus bisa berlaku adil.
Jikalau kita pahami secara benar Qs 4:3 sebenarnya Islam tidak menganjurkan poligami, karena Allah Maha Tahu bahwa manusia biasa tidak akan bisa berlaku adil.
~
Saudara Bewe,
Inilah yang perlu kita renungkan. Mengapa Allah mengijinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129).
Bila kita melihat pernikahan pertama yang ditetapkan Allah, yaitu monogami. Demikian ketika Kalimat Allah, Isa Al-Masih, datang ke dunia, Dia kembali menegaskan konsep pernikahan monogami. Ia berkata, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Mungkinkah Allah membatalkan hukum pernikahan pertama yang ditetapkan-Nya? Dan masihkah Anda meyakini bahwa poligami adalah ajaran dari Allah?
~
DA