Anda pasti berharap memiliki keluarga yang harmonis dan bebas dari kekerasan. Sayangnya, cukup sering ada kabar mengenai kekerasan dalam rumah tangga. Korban KDRT paling sering adalah wanita dan anak-anak.
Para pengamat menyebutkan bahwa poligami adalah salah satu faktor penyebab KDRT. Memang, poligami sesuai ajaran Islam. Tetapi, dampak poligami dalam Islam ini ternyata negatif.
Menurut seorang guru besar hukum Islam, saat ini, praktek poligami lebih banyak memberikan dampak buruk daripada manfaat, terutama bagi perempuan dan anak.
Apakah mempraktekkan poligami dapat menciptakan keluarga yang harmonis? Bagaimana cara memiliki pernikahan yang penuh cinta dan harmonis?
Islam Perbolehkan Poligami
Islam mengizinkan suami beristri empat sekaligus. “. . . kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki” (Qs 4:3). Seperti Nabi Islam yang menikah dengan lebih dari satu wanita, para umat Muslim pun boleh menirunya.
Tujuan pernikahan Islam adalah agar tercipta rumah tangga yang Sakinah Mawaddah Warahmah. Pada faktanya, banyak pernikahan poligami tidak berakhir harmonis. Kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak adalah beberapa dampaknya.
Dampak Poligami dalam Islam
Beberapa istri memang menyetujui suaminya berpoligami, namun beberapa tidak. Terlepas dari persetujuan istri, banyak dari antara mereka yang mengalami tekanan. Mendapat perlakuan yang berbeda dengan istri lainnya menjadi salah satu penyebabnya.
Perhatian yang seharusnya hanya untuk satu orang, akan terbagi dengan orang lain. Hal ini akan berakhir pada pertengkaran dalam rumah tangga. Beberapa dampak lainnya adalah seperti depresi, kecemasan, permusuhan bahkan gangguan kejiwaan pada istri.
Studi individu juga melaporkan bahwa poligami menyebabkan berkurangnya kepuasan hidup dan perkawinan, ketidak-seimbangan fungsi keluarga, dan rendahnya harga diri. Hal ini tidak hanya berlaku bagi sang istri tetapi juga bagi anak.
Anak juga akan merasa bahwa keluarganya berbeda dengan teman-temannya. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan dirinya dan menghambat prestasinya. Sehingga orang tua kecewa dan menyalahkan anak atas ketertinggalannya dari temannya.
Poligami tentunya tidak hanya berdampak negatif pada istri dan anak. Suami pun dapat mengalaminya. Beban seorang suami ketika ia juga harus memperlakukan semua istrinya secara adil dapat menyebabkan stres emosional dan berakhir pada pertengkaran dan perselisihan dengan istri.
Tentu ini bukan pernikahan yang indah. Lalu, pernikahan seperti apa yang indah dan harmonis?
Allah Menciptakan Pernikahan Monogami
Sejak semula, Allah merancang pernikahan yang terdiri dari satu istri dan satu suami. Hal ini pun ditekankan dalam Kitab Injil, Rasul Besar Matius 19:6: “Demikianlah mereka [pria dan wanita] bukan lagi dua, melainkan satu . . .”
Menurut Isa Al-Masih, pernikahan monogami lebih menjanjikan rumah tangga yang harmonis. Mengapa?
Suami maupun istri dapat memberikan kasih dan perhatian penuh satu sama lain. Tidak ada kecemburuan, keterabaian, maupun rendah diri yang berakhir dengan dosa-dosa lainnya.
Namun, mengapa saat ini justru banyak orang yang menginginkan lebih dari satu pasangan?
Apa Masalah Sesungguhnya?
Pada dasarnya, manusia sudah jatuh dalam dosa dan mengalami perpisahan dengan Allah. Salah satu contohnya adalah hawa nafsu perzinahan. Banyak pria yang ingin poligami karena alasan sunnah, namun sebenarnya karena hawa nafsu.
Kenikmatan daging seperti hawa nafsu sifatnya hanyalah sementara dan tidak akan pernah terpuaskan. Ketika hasrat tidak terpuaskan, suami bisa melakukan tindak kejahatan. Contohnya, memukul istri dan anak, memperlakukan istri-istrinya dengan tidak adil, bahkan beberapa berakhir dengan pembunuhan.
Melihat pada fakta ini, apakah salah bila dikatakan seorang pria Muslim berpoligami karena adanya dorongan dari hawa nafsu?
Bila poligami bukan cara yang benar dalam mengatasi perzinahan, bagaimana cara menghindarinya?
Hati yang Baru Melepaskan Kita dari Dosa
Allah dapat membersihkan hati kita yang jahat, penuh dengan dosa dan memberikan kita hati yang baru. Hati yang selalu penuh kasih dan tidak ingin berbuat dosa.
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus [Isa Al-Masih], ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17). Mengenal Isa dan meneladani kasih-Nya yang besar akan memperbarui hati kita. Kita pun akan enggan untuk melakukan dosa.
Ketika hal tersebut terjadi, seorang pria akan berbahagia dengan satu orang istri. Ia akan membahagiakan istri dan anak-anaknya.
Datanglah pada Isa dan terimalah hati yang baru. Teladanilah kasih-Nya yang besar dan milikilah keluarga yang lebih indah dan harmonis!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- 7 Alasan Utama Pria Muslim Berpoligami dan Dampaknya
- Tidak Berdaya Hadapi Hasrat Dosa
- Muhammad Mendukung Dan Melarang Poligami!
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah saudara lebih memilih pernikahan poligami atau monogami? Sebutkan alasan saudara!
- Bagaimana pendapat saudara tentang praktek poligami yang marak terjadi di negara kita?
- Menurut saudara, apakah yang mendorong seseorang ingin berpoligami?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*****
Selamat pagi staf IDI,
Saya sangat tertarik dengan artikel di atas, dimana segi negatif dari poligami antara lain keturunan yang tidak berkualitas dengan ketatnya persaingan zaman. Namun perlu kami jelaskan tidak usah meniru poligami Muhammad karena Muhammad hidupnya di zaman dulu (manusia belum sebanyak ini). Terima kasih.
~
Saudara Andri, selamat siang!
Memang masuk diakal bila poligami berdampak keturunan tidak berkualitas. Bila melihat dampak dari poligami yaitu kejahatan. Seperti: pemerkosaan, penindasan, dan perampokan. Tentu hal ini pun mempengaruhi perkembangan anak untuk tumbuh dengan kwalitas yang baik.
Kami sependapat dengan Saudara Andri, agar kita tidak meniru poligami Muhammad. Tapi bukan karena Muhammad hidup di zaman dulu. Tapi karena berdampak negatif bagi istri dan anak, disamping itu karena Allah menetapkan monogami. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Memang banyak pria Muslim dengan pernikahan monogami. Namun poligami diajarkan dalam Al-Quran. “. . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat”(Qs 4:3).
Jadi, benarkah Allah membuat ketetapan yang merugikan umat-Nya?
~
Daniar
~
Saudara Capila,
Komentar saudara kami hapus karena sama di beberapa artikel dalam situs ini. Jadi kami hanya menanggapi satu komentar saudara di salah satu kolom komentar dalam situs ini.
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
1. Apakah saudara lebih memilih pernikahan poligami atau monogami? Sebutkan alasansaudara!
2. Bagaimana pendapat saudara tentang praktek poligami yang marak terjadi di negara kita, khususnya?
3.Menurut saudara, apakah yang mendorong seseorang ingin berpoligami?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
~
Daniar
~
Persoalan Islam hanya menyoroti poligami. Coba persoalan lain, ajaran Islam maupun Kristen luas. Terutama tentang kepercayaan karena ini sumber kebenaran.
Bagi Muslim yang faham tentang Islam jelas tidak mengakui Islam mengajarkan poligami. Ayat Al-Quran yang jadi sandaran hanya untuk melegalkan syahwat. Tapi pada ayat lain Al-Quran mengatakan manusia itu tidak akan bisa bersifat adil, artinya kalau tidak bisa adil jangan berpoligami. Menafsirkan ayat Al-Quran bukan dengan akal tapi dengan ayat Al-Quran juga. Kristen tidak mengizinkan poligami tapi tatanan hukum tentang ini tidak jelas tolong jelaskan.
~
Saudara Supriyanto,
Terima kasih atas masukannya. Memang pada topik di atas membahas tentang dampak dari poligami. Saudara Supriyanto dapat membaca topik-topik lain di situs ini. Kiranya Saudara Supriyanto dapat mengenal dan menerima sumber kebenaran.
Menurut Saudara Supriyanto Islam tidak mengajarkan poligami, mengapa nabi saudara mempraktekkan dan menjadi teladan poligami?
Lagi, bila ayat Al-Quran yang jadi sandaran hanya untuk melegalkan syahwat. Berarti dorongan seseorang berpoligami untuk memuaskan syahwat? Bila dipimpin dan dikendalikan oleh keinginan seks, tidak puas dengan satu istri. Inilah yang membuat seseorang menjadi tamak.
Namun, Allah dapat membasuh kita dari hati yang jahat, penuh dengan dosa dan memberikan kita sebuah hati yang baru, hati yang puas dengan satu istri saja. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
~
Daniar
~
Pagi,
Saya suka pembahasan ini. Poligami bukan berarti salah, hanya manusia saja yang salah untuk menjalankannya. Sama dengan kasih sayang, yang sudah sangat salah diartikan banyak manusia. Kasih sayang terhadap teman antara pria dengan wanita, disalah gunakan, yang ujungnya berzinah. Nah, sekarang hanya bagaimana manusia saja untuk menjalankan ajaran dengan benar.
~
Saudara Iman Berkat Syukur,
Terima kasih atas respon saudara terdapat pembahasan di atas.
Saudara Iman, menurut Saudara Supriyanto ayat Al-Quran yang jadi sandaran hanya untuk melegalkan syahwat. Untuk jelasnya silakan baca komentar Saudara Supriyanto, juga tanggapan kami.
Mungkin Saudara Iman dapat berbagi di sini bagaimana poligami yang benar? Karena faktanya poligami malah menghancurkan masyarakat, bukan memperbaikinya.
~
Daniar
~
Anda sedikit mengerti soal Islam, dan terlalu banyak berbicara kosong pada Web ini.
Islam membolehkan Poligami tetapi tidak mempermudah umatnya untuk melakukan Poligami.
Jika anda tidak tahu, jangan bertanya kepada saya. Cari tahu sendiri. Karena anda sok tahu tentang agama saya.
Jika Agama anda yang terbaik, maka saya ingin mengajukan 1 pertanyaan.
Apabila ada sepupu atau anak anda (wanita) lalu menikahi seorang pria. Namun setelah pemberkatan sesuai Agama Nasrani. Ternyata sang pria tidak bisa memberikan nafkah yang baik lahir dan batin. Bahkan sang pria juga ternyata sering melakukan KDRT. Menurut anda apa yang harus dilakukan sang wanita.
Sekian dan terima kasih.
~
Saudara Mochammed,
Terima kasih atas apresiasi saudara terhadap kami. Kami akan berusaha menyampaikan kebenaran Allah. Serta memberikan argumen yang disertai bukti/sumber, sehingga setiap orang yang membaca di situs ini tahu bahwa kami tidak berbicara kosong.
Menurut Saudara Mochammed, “Islam membolehkan poligami tetapi tidak mempermudah umatnya untuk melakukan poligami”. Faktanya poligami tumbuh subur khususnya di Indonesia, bukan?
Saudara Mochammed, tidak semua orang yang mengaku beragama Kristen hidup sesuai kebenaran firman Allah. Contohnya kasus di atas. Seorang suami seharusnya menyayangi dan mengasihi istrinya, demikian juga sebaliknya.
“Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33).
Hanya ada satu pribadi yang dapat menolong rumah tangga tersebut yaitu Isa Al-Masih. Yang dapat dilakukan wanita itu adalah mendoakan suaminya dan datang kepada Isa Al-Masih menyerahkan bebannya. Karena Isa Al-Masih dapat memberi kelegaan.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
~
Daniar
~
Dear Staf IDI,
Terima kasih anda telah menjawab email saya,
Tumbuh suburnya poligami di Indonesia dikarenakan mayoritas umat Islam dan semua yang dilakukan hal tersebut tidak merugikan sang wanita dan pria. Karena semua tersebut tercatat dalam catatan arsip negara dan pembagian ahli warisnya.
Dan mengenai jawaban anda tentang pertanyaan saya adalah pasrahnya seorang istri yang dianiaya oleh seorang suami, dan anda tidak memberikan solusi. Jika ajaran ini datangnya dari Tuhan tentu dia tidak akan melewatkan aturan ini. Sedangkan yang saya tahu gereja di Vatikan bisa memberikan surat cerai atas dasar Apa? firman Tuhan yang mana? atau hanya firman dari sang paus?
~
Saudara Mochammed,
Apakah pernikahan hanya untuk memenuhi materi saja? Bagaimana batin/hati seorang wanita pernahkan terpikirkan oleh para suami yang poligami? Benarkah ia merasa bahagia, tidak dirugikan dalam pernikahannya? Jelas wanita akan terluka dan tersakiti bila suaminya berbagi cinta dengan wanita lain, bukan?
Saudara Mochammed, setiap rumah tangga pasti tidak luput dari permasalahan. Bila tujuan pernikahan untuk kemuliaan Allah dan diantara pasangan memiliki hubungan baik dengan Allah. Maka seorang istri akan mengerti bagaimana memperlakukan suaminya.
Memang sulit untuk tunduk kepada orang yang berlaku kasar kepada kita. Namun Firman Allah mengatakan bahwa istri wajib tunduk dan menghormati suami. Isa Al-Masih memberi teladan tetap mengasihi dan mendoakan dan menegur dengan lemah lembut orang yang bersalah. Dia juga memanggil orang-orang yang berbeban berat (masalah rumah tangga) agar datang kepada-Nya.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
~
Daniar
~
Dear Daniar,
Terima kasih atas tanggapan anda, namun saya tidak menerima komentar mengenai surat cerai dari gereja Vatikan,
Di sinilah letak keindahan Islam, salah satu syarat sah nya poligami adalah sang suami harus bersifat adil dalam hal batin dan materi. Dan Allah SWT mengetahui setiap ukuran orang berbeda-beda mungkin sang suami sudah merasa adil, namun sang istri merasa tidak adil. Jika kekecewaan istri tersebut terus berlanjut, sang istri bisa meminta cerai dari suami. Sehingga tekanan batinnya tidak tersiksa terlalu lama.
Masihkah anda menganggap aturan Islam itu jahat?
~
Saudara Mochammed,
Pertama-tama, apapun pandangan mengenai perceraian, adalah penting untuk mengingat firman Allah dalam Kitab Maleakhi 2:16: “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel”.
Menurut firman Allah, kehendak Allah dalam pernikahan adalah sebagai komitmen seumur hidup. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Bila terjadi perceraian dan diberi surat cerai jelas ini bukan karena ketetapan Allah. Karena sejak semula Allah yang menetapkan pernikahan untuk dijadikan satu bukan dipisahkan. Mari perhatikan firman Allah berikut ini: “Kata Yesus kepada mereka: “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian” (Injil, Rasul Besar Matius 19:8).
Benarkah suami dapat berlaku adil dalam poligami? Tidak. Kitab saudara Mochammed sendiri mengatakan “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian . . .” (Qs 4:129).
Adalah jelas poligami membuat wanita menderita. Dan perceraian bukanlah jalan keluar yang baik. Karena akan menimbulkan masalah baru, bukan?
~
Daniar
~
Dear Staff IDI,
Terima kasih atas jawaban anda. Lalu mengapa demikian sang pemimpin umat Katolik se-dunia atau lebih dikenal dengan nama Sang Paus melangkahi kehendak Tuhan? Apakah sang Paus berhak mengubah ketentuan TUHAN?
Jika memberikan sesuatu jangan sepotong sehingga membuat arti Al-Quran menjadi berbeda.
Ini arti lengkapnya:
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. “Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun)” (Qs 4:129).
Jelaskan kepada saya apa arti yang anda dapat masih sama?
~
Saudara Mochammaed,
Ketetapan Tuhan tidak akan pernah berubah dan tidak ada seorangpun yang dapat mengubahnya. Semuanya kembali kepada manusia, dimana ia diberi kehendak bebas. Pilihan ditangan manusia, mau menerima ketetapan Tuhan atau menolak ketetapan Tuhan. Sekali lagi bila seseorang diberi surat cerai itu bukan berarti mengubah ketetapan Tuhan, tapi karena ketegaran hatinya.
Adalah jelas ayat itu menyatakan bahwa suami tidak dapat berlaku adil, meskipun ingin berlaku adil. Mustahil seorang suami dapat mencintai istri-istrinya dengan sepenuh hati. Pasti seorang suami akan cenderung menyayangi salah satu istrinya. Dan faktanya istri pertama pasti menderita, sakit hatinya. Karena melihat suaminya membagi cinta dengan wanita lain. Apakah yang demikian dapat dikatakan indah?
~
Daniar
~
Dear Daniar,
Terima kasih atas jawaban anda, dapatkah anda mengatakan kepada saya surat cerai dari Vatikan itu tidak ada?
Terima Kasih.
~
Saudara Mochammed,
Maaf pembahasan kita sudah keluar dari topik di atas. Bila ingin membahas hal itu lebih lanjut silakan kirimkan ke staff kami di
Perlu kami sampaikan kembali bahwa staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Apakah saudara lebih memilih pernikahan poligami atau monogami? Sebutkan alasan saudara!
2. Bagaimana pendapat saudara tentang praktek poligami yang marak terjadi di negara kita, khususnya?
3. Menurut saudara, apakah yang mendorong seseorang ingin berpoligami?
Terima kasih atas perhatiannya.
~
Daniar
~
Dear Daniar,
Terima kasih atas jawaban anda, pada komentar anda tanggal 2014-01-23 15:29 anda mengatakan kepada saya tentang isi Al-Quran yang mempersulit poligami, jadi sudahlah jelas. Islam tidak mempermudah poligami. Jadi untuk artikel di atas salah total jika mengatasnamakan poligami Islam yang meningkatkan kejahatan. Padahal dengan jelas anda mengatakan kepada saya melalui isi Al-Quran syarat Poligami adalah adil sedangkan manusia itu tidak dapat berlaku adil, namun demikian Allah SWT tetap maha pengampun.
~
Saudara Mochammed,
Terima kasih atas waktu yang sudah diluangkan sehingga dapat memberi komentar di sini.
Dari uraian saudara di atas dan Qs 4:3 pernahkah terpikirkan oleh saudara, Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil?
Sedangkan faktanya menurut saudara “Tumbuh suburnya poligami di Indonesia dikarenakan mayoritas umat Islam”. Artinya meskipun tidak dapat memenuhi syarat adil mereka tetap berpoligami, bukan?
Nah, bila sudah demikian siapakah yang dirugikan? Pasti istri dan anak-anak. Bagaimana menurut saudara, bukankah hal yang demikian dapat menimbulkan kejahatan? Karena persaingan antar istri, anak-anak. Di sisi lain karena minimnya wanita lajang memicu pria lajang melakukan kejahatan.
~
Daniar
~
Poligami diperbolehkan dalam Islam di zaman rasullullah karena untuk membantu. Namun untuk saat ini ada solusi yang lainnya seperti dicontohkan Abu bakar dan Umar bin khotob.
1. Misalnya untuk memiliki keturunan yang Islami, bisa mengangkat anak yang Muslim sejak bayi.
2. Pada zaman Umar beliau tiap minggu mengajak satu anak yatim pria di keluarga miskin untuk belanja bersama. Zaman sekarang sudah banyak rumah yatim piatu & rumah zakat jika ingin menyantuni.
3. Apabila sang istri lumpuh tidak bisa melayani kebutuhan sang suami maka diperbolehkan untuk berpoligami. Agar membantu menjaga & merawat istri pertama yang lumpuh & untuk pemenuhan kebutuhan suami. Tapi apabila penyakit lumpuh di zaman ini sudah bisa disembuhkan secara total maka poligami dalam keluarga tersebut tertangguhkan.
~
Saudara Sita,
Dari uraian saudara di atas, menurut saudara poligami dari Allah atau manusia?
Namun adalah jelas sejak semula kehendak Allah mengenai pernikahan adalah monogami. Allah menciptakan Adam berpasangan hanya dengan satu Hawa. Artinya seorang suami dan seorang istri.
Firman Allah berkata, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Ayat tersebut mengatakan bahwa seorang pria/suami akan bersatu dengan istrinya, bukan ”istri-istrinya”.
Jadi, apapun alasannya poligami bukan dari Allah, bukan solusi dalam pernikahan. Justru menimbulkan kejahatan.
~
Daniar
~
Salam kenal. Topik ini menarik. Saya cuma mau tanya hati nurani kita masing masing. Mungkin tidak, kita mau berpoligami tidak didasarkan oleh nafsu sedikit pun?
Saya yakin Tuhan menciptakan manusia sama pria dan wanita. Jaman sekarang banyak kaum wanita yang maju. Kalau didasarkan pada bisa memenuhi kebutuhan hidup, sekarang banyak pria yang kalah dengan wanita dalam bidang ekonomi. Untuk kaum pria apa perasaan anda apabila istri anda minta nikah lagi? Saya yakin hati kita hancur apalagi kalau didasarkan pada memenuhi kebutuhan ekonomi. Jadi janganlah membuat sesuatu yang kita tidak suka orang berlaku demikian dengan kita.
Terima Kasih.
~
Saudara Kirk,
Terima kasih sudah membaca artikel kami.
Bila kita melihat fakta yang ada, poligami bukan hanya kepada janda tetapi pada gadis bahwa diusia dini. Juga bila membaca komentar umat Muslim, bahwa poligami adalah solusi bagi yang libido tinggi dan berzinah. Dari semua alasan tersebut semuanya mengarah pada nafsu.
Kami sependapat dengan saudara Kirk, bahwa Allah menciptakan pria dan wanita sepadan. “Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Taurat, Kitab Kejadian 2:18).
Allah memberikan Hawa sebagai istri Adam. “Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:22; 24). Inilah pernikahan pertama yang diciptakan Allah yaitu monogami.
Pengorbanan Isa Al-Masih di kayu salib adalah bukti terbesar bahwa Dia melihat pria dan wanita setara. Penebusan yang telah dibayar-Nya adalah harga yang sama bagi pria dan wanita.
~
Daniar
~
Allah memberi 2 pilihan monogami dan poligami, semua itu dikembalikan lagi ke masing-masing orangnya karena itu ada kalimat “jika kamu takut tidak dapat berlaku adil. Maka kawinilah seorang saja”. Rupanya Anda lupa atau tidak memahami dengan apa yang anda ketik sendiri.
~
Saudara Sita,
Dalam Kitab Suci Allah tidak satu pun ayat dimana Tuhan melegalkan poligami. Pernikahan pertama yang diciptakan Allah adalah pernikahan monogami.
Pada awal penciptaan, Allah hanya menciptakan satu isteri untuk satu suami. Allah hanya menciptakan Hawa bagi Adam. Seumur hidupnya, Adam hanya mempunyai satu istri yaitu Hawa. Wanita yang diberikan Allah sebagai istrinya.
“Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:22; 24).
Inilah pernikahan pertama yang terjadi dalam sejarah manusia. Allah memberikan Adam seorang isteri, bukan dua, tiga atau empat!
Sayangnya Muhammad telah menggantinya menjadi pernikahan poligami.
~
Daniar
~
Yang mendorong seseorang untuk poligami adalah “nafsu”. Jika hanya ingin membantu mengapa tidak memberikan materi atau jasa saja? Malah memberikan kemaluannya juga. Jika jaman Muhammad karena larangan membantu yang bukan muhrim kenapa Muhammad tidak menyuruh istrinya atau saudari-saudari dari sahabatnya untuk membantu janda-janda?
Nafsu adalah kebutuhan daging/duniawi. Nafsu yang tak terkendali malah menjadikan kita jatuh dalam dosa. Contoh: pemerkosaan.
Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
~
Saudara Praditya,
Masalahnya adalah dosa, keadaan hati manusia. “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan” (Injil, Rasul Markus 7:21).
Isa Al-Masih dapat membasuh kita dari hati yang jahat, penuh dengan dosa. Dan memberikan kita sebuah hati yang baru, hati yang puas dengan satu istri saja. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Maka ia tidak akan dipimpin dan dikendalikan oleh keinginan seks. Ia akan menginginkan untuk membahagiakan istrinya dan anak-anaknya.
~
Daniar
~
Praditya, wanita dulu tidak boleh keluar rumah, bagaimana bisa memberi bantuan dari dalam rumah yang tertutup? Susahnya bicara dengan orang jaman sekarang.
~
Saudara Sita,
Jadi perubahan apa yang dibawa nabi saudara. Harus menikahi dulu baru dapat menolong, wanita dikurung di rumah.
Isa Al-Masih memberi hak yang sama antara pria dan wanita. Sebab Allah telah menciptakan wanita sepadan dengan pria, baik dalam hidup bermasyarakat maupun dalam pernikahan. Keduanya dipakai Allah dalam pelayanan-Nya. Aquila dan Priscilla misalnya, sepasang suami istri ini menjadi penolong dalam hal melatih orang yang baru percaya, bekerja-sama dengan Rasul Besar Paulus (Injil, Kisah Para Rasul 18:24-26).
Sebagai wanita yang telah menerima keselamatan dari Isa Al-Masih, mereka sangat bersuka-cita. Sebab Isa Al-Masih telah memberikan hak yang sama kepada mereka, seperti hak yang diterima oleh kaum pria.
~
Daniar
~
Saudari @Sita,
Saya tertarik dengan pembahasan anda mengenai poligami jaman Muhammad dan jaman sekarang. Anda menyarankan untuk meneladani contoh poligami yang diberikan oleh Abu bakar dan Umar bin Khotob.
Pertanyaan saya, bukankah anda kaum Muslim diwajibkan mencontoh Muhammad sepenuhnya. Bukan Abu bakar dan Umar bin Khotob atau pun ustad mana pun, kan?
Ketika Muhammad menikahi wanita-wanita lain bahkan menikahi anak 9 tahun, istrinya tidak sedang sakit apapun bukan?
~
Saudara Solonese,
Adalah penting untuk belajar dan menilai sesuatu yang kita yakini. Tidah hanya mengikuti kata orang saja dan melakukan aturan manusia. Isa Al-Masih memberi peringatan demikian: “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 15:9).
Allah yang sempurna tentunya tidak akan memberikan aturan yang menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak yang lainnya.
Apapun alasannya, poligami bukan jalan keluar terbaik dari permasalahan sebuah pernikahan. Justru menimbukkan masalah baru.
~
Daniar
~
Saudara @Sita,
Kutipan dari anda: “Susahnya bicara dengan orang jaman sekarang”. Justru itu, apabila firman yang tuhan anda sampaikan adalah benar adanya, bukankah seharusnya firman itu berlaku untuk segala jaman? Karena dari penjelasan anda poligami jaman dulu berbeda dengan poligami jaman sekarang. Adakah penjelasan khusus tentang itu di Al-Quran?
~
Saudara Solonese,
Menurut beberapa komentar saudara Sita poligami jaman Muhammad dan jaman sekarang berbeda.
Bila demikian dapatkah dikatakan konsisten, berlaku untuk segala zaman, tidak bukan?
Firman Allah tidak akan berubah untuk selama-lamanya.
“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Kitab Nabi Besar Yesaya 40:8).
~
Daniar
~
Untuk apa poligami mending seks bebas. Bisa ganti pasangan tanpa harus tanggung jawab.
~
Saudara Alexander,
Ya, Allah tidak mengajarkan poligami. Isa Al-Masih mengajarkan bahwa hubungan yang ideal dibentuk pada awalnya antara Adam dan Hawa – satu suami dan satu istri. “…tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri” (Injil, Surat 1 Korintus 7:2).
Jelas bahwa seks bebas/ganti pasangan adalah dosa di mata Allah.
Mengapa pria Muslim berpoligami, apa tidak puas dengan satu istri?
~
Daniar
~
Jika seandainya staff IDI hidup di jaman nabi Muhammad. Tentulah Nabi akan menghancurkan. Karena kemunafikan atas Injil.
~
Saudara Boim,
Terima kasih atas kunjungan dan komentar saudara.
Bila menurut saudara tulisan kami tidak benar, kami persilakan saudara memberi penjelasan. Saran kami agar tetap fokus pada topik di atas.
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Apakah saudara lebih memilih pernikahan poligami atau monogami? Sebutkan alasansaudara!
2. Bagaimana pendapat saudara tentang praktek poligami yang marak terjadi di negara kita, khususnya?
3.Menurut saudara, apakah yang mendorong seseorang ingin berpoligami?
Terima kasih atas perhatiaannya.
~
Daniar
~
Staff IDI hanya mengambil sisi negatif oknum umat Islam, dan memaparkan ke dunia maya. Situs yang tidak mendidik. Yang dibenci adalah rasul Allah. Sungguh manusia yang paling sesat.
~
Saudara Sai,
Memang kami juga menemukan umat Islam yang hidup bahagia dengan pernikahan monogami. Namun tidak dapat dipungkiri Al-Quran juga mengijinkan pria Muslim untuk mengambil istri empat sekaligus. Faktanya poligami berdampak negatif bagi masyarakat. Bila menurut saudara hal ini tidak benar, silakan menjelaskan. Sehingga kita dapat mendiskusikannya di sini.
Saudara Sai, kami tidak membenci siapapun. Justru kami mengasihi umat Muslim. Kami rindu umat Muslim juga mengalami kasih Allah yang telah dinyatakan dalam Isa Al-Masih. “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23).
~
Daniar