“Cinta itu buta.” Kami yakin Anda pernah mendengar istilah itu. Cinta buta adalah kondisi ketika Anda melakukan segalanya demi pasangan Anda sampai tidak memedulikan diri sendiri. Salah satu bentuk dari cinta buta adalah menikah beda agama.
Setiap orang pastinya menginginkan pernikahan yang bahagia seumur hidupnya. Maka, dengan siapa kita menikah sangatlah penting.
Ada banyak hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum melangkah lebih jauh ke dalam pernikahan beda agama. Apakah menikah beda agama dengan pasangan yang kita cintai akan membuat kita bahagia?
Larangan Menikah Beda Agama
Sebaiknya kita belajar ajaran dari dua agama besar di Indonesia terlebih dahulu. Baik Islam dan Nasrani melarang pernikahan beda agama. Dan menurut hukum Indonesia, pernikahan adalah sah jika dilakukan menurut hukum agama masing-masing dan kepercayaannya.
Al-Quran menyatakan, “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu” (Qs 2:221). Dalam ayat ini, mencintai seseorang bukan alasan untuk menikah beda agama.
Nasrani secara tegas juga melarang menikah beda agama. Kitab Injil, Surat 2 Korintus 6:14 menuliskan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”
Ada tiga kontras dalam ayat ini seperti: Percaya dan tak percaya, kebenaran dan kedurhakaan, terang dan gelap. Ketiganya menunjukkan bahwa pernikahan beda agama adalah pernikahan yang tidak seimbang. Mengapa? Karena ada perbedaan yang sangat esensial.
Kesulitan dengan Fondasi yang Berbeda
Menurut seorang ahli sosiologi, kesamaan agama adalah salah satu fondasi keharmonisan rumah tangga. Keluarga dengan satu agama tentunya menganut nilai-nilai dan cara hidup yang sama. Mereka juga memiliki tujuan yang sama dan dapat berjalan beriringan untuk mencapai tujuan itu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menghargai agama orang lain tanpa masalah besar. Namun, beda cerita jika orang dengan agama berbeda adalah keluarga kita. Pasti terdapat kecangungan yang mungkin menciptakan jarak antara anggota keluarga.
Hal-hal seperti cara berpakaian, cara menyapa dan rutinitas ibadah dapat menjadi sumber ketidak-nyamanan dalam pernikahan beda agama. Bagaimana Anda bisa hidup harmonis dengan seseorang yang Anda anggap memiliki cara hidup yang salah?
Mungkin Anda pernah mendengar beberapa pernikahan berakhir karena pasangan beda agama. Di awal hubungan, calon suami maupun istri mungkin telah sepakat untuk menjalankan agama masing-masing. Tetapi, pada akhirnya mereka berubah pikiran dan menginginkan pasangan mereka untuk berpindah agama.
Perbedaan-perbedaan ini tidak hanya berdampak bagi suami dan istri saja, tetapi juga anak.
Dampak Menikah Beda Agama Pada Anak
Pertama, anak akan merasa bingung. Ayah dan ibunya meyakini bahwa ajaran yang mereka anut adalah benar. Namun, jelas ada perbedaan. Bagaimana mungkin dua hal yang bertolak belakang sama-sama benar?
Contohnya, menurut ibunya yang Nasrani keselamatan bersumber dari Rahmat Allah. Tidak ada perbuatan manusia yang mampu menyelamatkannya. Sementara ayahnya yang Islam mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh dari mengerjakan syariat-syariat agama. Misalnya, memberi zakat atau naik haji.
Kedua, anak akan sangat berhati-hati kepada orang tuanya. Pernahkah Anda berada di antara dua orang yang berbeda pendapat? Bagaimana rasanya? Tentu tidak nyaman.
Anda mungkin ragu untuk berbicara karena takut menyinggung salah satu dari mereka. Dapatkah Anda bayangkan jika hal ini dialami oleh seorang anak? Mungkin ia bisa menjadi anak yang pendiam dan memilih tidak bertanya atau berbicara dengan orang-tuanya.
Fondasi Pernikahan yang Kuat
Bangunan yang kuat tentu memiliki fondasi yang kuat. Sama halnya dengan rumah tangga. Fondasi yang kuat membuat pernikahan bertahan meskipun menghadapi banyak tantangan.
Anda tidak boleh dibutakan oleh cinta. Namun, Anda dapat mempraktekkan kasih dalam pernikahan Anda. Maka carilah pasangan yang mengasihi Anda dengan tulus dan tanpa imbalan.
Isa Al-Masih adalah teladan yang sempurna untuk kasih yang tulus. “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus [Isa Al-Masih] telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25). Ia bahkan mengorbankan nyawa-Nya demi manusia yang sering berdosa!
Hiduplah meneladani kasih Isa. Jika Anda sedang mempertimbangkan menikah beda agama, sebaiknya Anda merenungkan hal-hal di atas. Dan bertanya, “Apakah pasangan saya mengasihi saya seperti Isa Al-Masih mengasihi saya?”
Untuk memperdalam isi artikel ini kiranya Anda mempertimbangkan tiga tawaran di bawah ini:
- Silakan hubungi kami jika Anda mau bicara lebih dalam mengenai situasi pribadi. Kami senang menolong. Silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.
- Membaca Kitab Allah dengan mengundah Taurat, Zabur, Injil (TZI) dengan klik link ini.
- Mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Untuk penjelasan tambahan klik disini.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai menikah beda agama?
- Dampak-dampak apa sajakah yang terjadi dalam pernikahan beda agama? Sebutkan!
- Mengapa Al-Quran memberikan dua ketetapan yang berbeda terhadap pernikahan beda agama?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Jika Menikah Beda Agama, Apa Dampaknya Bagi Keluarga?”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Islam Dan Kristen – Pedoman Memilih Jodoh
- Bagaimana Ajaran Kasih Dalam Islam Dan Injil?
- Manfaat Zakat Fitrah: Semua Dosa Dapat Dihapus! Benarkah?
- Kitab Suci Yang Sahih Untuk Semua Umat Beragama
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
~
Terima kasih atas atas penjelasan tentang pernikahan beda agama. Setuju untuk tidak terjadi atas pernikahan beda agama.
~
Samsudin Rumaf,
Ini adalah realitas yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini. Pernikahan beda agama menjadi sebuah pilihan ketika cinta mendominasi hati dan mengabaikan aspek-aspek lainnya, salah satunya adalah logika yang benar dan sehat.
Artikel di atas mengajak pembaca untuk mempertimbangkan ulang pernikahan beda agama. Bila pernikahan saja terjadi dikotomi secara filosofis, maka akan menyulitkan keduanya berjalan satu tujuan, satu hati, dan satu pikiran.
Isa Al-Masih mengajarkan fondasi pernikahan yang benar dan tepat dengan menolak perceraian. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6). Apakah Anda ingin mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut?
~
Solihin