Makin lama makin banyak berita mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan. Bagaimana kita meresponi hal ini?
Mengapa dalam negara beragama terjadi banyak kasus seperti ini? Bagaimana para wanita bisa merasa aman? Mari kita simak pembahasannya.
Contoh Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan di Kampus
Banyak contoh kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Salah satunya yang terjadi di universitas terkemuka di Jawa Tengah. Ag menjadi korban saat ia melakukan KKN di Maluku.
Ag berusaha selama 18 bulan memperjuangkan kasusnya. Ujungnya berakhir hanya dengan “kesepakatan damai.”
Banyak orang mempertanyakan penyelesaian kasus ini. Dalam salah satu wawancara media, Ag menyatakan ia merasa kalah. Karena pihak kampus tidak tegas menyatakan kasusnya adalah kekerasan seksual.
Ada perdebatan besar dalam komite etik yang mengurus kasus ini. Beranggota tujuh orang, mereka berbeda pendapat. Tiga orang mengkategorikan sebagai pelanggaran sedang atau berat. Namun empat orang hanya menyatakan terjadi perbuatan asusila.
Ag rela menyetujui kesepakatan damai karena banyak tekanan. Ini adalah pilihan minim resiko. Ada kekhawatiran ia dan teman-temannya bisa “di-kriminalisasi.” Ag sendiri harus mengikuti proses hukum yang rumit. Juga harus berkali-kali menjalani konseling.
Kasus ini hanya satu dari banyak kasus lainnya. Sebagian besar malah tidak terungkap ke publik. Bagaimana kaum wanita bisa mendapatkan ketenangan hati dalam situasi seperti ini?
Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dalam Berbagai Segi Kehidupan
Ada banyak kasus yang memprihatinkan. Namun mari kita menaruh perhatian khusus pada dua kategori berikut ini.
1. Kasus pemerkosaan & pelecehan seksual
Banyak sekali kasus seperti ini terjadi di masyarakat. Banyak juga terjadi di berbagai kampus terkemuka.
Kementrian Pendidikan melakukan survei terhadap 79 universitas. Hasilnya mengejutkan. 77% dosen menyatakan ada kasus terjadi di universitasnya. Namun minimal 67% tidak pernah terlaporkan.
Kasus yang terbongkar saja, seringkali penanganannya lemah. Contohnya yang terjadi di Riau. Ada mahasiswi Hubungan Internasional yang menjadi korban dosennya. Saat itu ia melakukan bimbingan proposal skripsi.
Ia berusaha memberanikan diri untuk melaporkan kejadian itu. Ia datang kepada kepala jurusannya, namun ia malah ditertawakan. Kepala jurusan juga mengintimidasi untuk tidak melaporkan hal ini kepada orang lain.
Karena berbagai peristiwa ini pemerintah mengeluarkan peraturan. Yaitu Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021. Tujuannya memberi perlindungan dan penegakan hukum dari kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di kampus.
Namun, sayang peraturan baik ini saja mendapat banyak pertentangan. Ada beberapa golongan agama yang tidak setuju.
Mereka khawatir peraturan ini dapat ditafsirkan untuk melegalkan seks sebelum menikah. Asal tidak ada paksaan, boleh secara hukum. Namun pemerintah sudah memberi klarifikasi. Peraturan ini adalah untuk “pencegahan” bukan “pelegalan” norma.
2. Kasus kekerasan seksual dalam rumah tangga
Kasus selanjutnya ada dalam ranah keluarga. Ada perdebatan besar apakah ada kasus pemerkosaan dalam rumah tangga (marital rape), yaitu suami memaksa istri untuk berhubungan intim.
Ada berbagai pandangan dalam agama mengenai hal ini. Salah satu konsultasi agama malah memberikan jawaban yang membingungkan.
Pertanyaan:
“Apakah berdosa jika istri menolak ajakan suami berhubungan intim, dengan alasan karena sedang lelah?”
Jawaban:
“Ajakan suami menyatakan ia sayang. Suami juga memiliki kebutuhan yang besar. Suami sudah capai mencari nafkah, jadi wajar itu terjadi.”
“Agama sendiri mengajarkan demikian. ‘Jika seorang lelaki mengajak istrinya untuk memenuhi hasratnya, maka hendaknya dia mendatanginya, walau dia sedang berada di dapur’ (HR. Tirmidzi 1080).”
“Bahkan ada hukuman bagi istri yang menolak ajakan suami. ‘Jika seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu ia enggan untuk memenuhi ajakan suaminya, maka ia akan dilaknat Malaikat hingga pagi’ (HR. Bukhari 4794).”
Banyak orang tidak setuju dengan jawaban ini. Seringkali pemahaman agama yang salah menjadi dasar kasus mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan.
Kenyataannya tidak semua ajakan berhubungan, berdasar kasih. Banyak yang hanya nafsu belaka. Selanjutnya kasus pemaksaan dalam keluarga itu memang banyak terjadi.
Belum lama ini ada berita ayah selebgram terkenal melakukan kekerasan seksual pada istrinya. Ia berdalih ada pemimpin agama yang mengijinkan perbuatannya.
Pengacara korban menyatakan hal ini jelas paksaan. Hasil visum membuktikan ada kekerasan fisik.
Sebenarnya sudah ada payung hukum untuk kasus seperti ini, bahkan dengan ancaman paling lama 12 tahun kurungan. Hanya karena pemahaman agama dan budaya yang keliru, banyak orang masih melakukannya.
Memang banyak pemahaman keliru di masyarakat. Banyak pandangan terbentuk dari budaya patriarki, yaitu kaum pria yang memegang kekuasaan.
Sering kali banyak kaum wanita yang merasa tidak berdaya dan kurangnya dukungan dari masyarakat untuk melindungi hak wanita. Karena itu sangat penting untuk memiliki kelompok teman yang murni, yang di dalamnya berdasarkan kasih. Bukankah ini adalah ajaran Allah bagi manusia?
Ajaran Kasih Allah bagi Kehidupan Manusia
Isa Al-Masih membawa ajaran kasih Allah bagi manusia. Allah ingin setiap manusia mengalami penerimaan dan kasih.
“Kasihilah dengan ikhlas . . . Hendaklah Saudara-saudara saling mengasihi satu sama lain . . . seperti orang-orang yang bersaudara dalam satu keluarga. Dan hendaknya kalian saling mendahului memberi hormat” (Injil, Surat Roma 12:9-10 BIS).
Manusia memang memiliki berbagai latar belakang. Pria maupun wanita, dengan suku, usia dan kondisi yang berbeda. Namun semua dapat hidup saling mengasihi.
Inilah ajaran Isa Al-Masih yang menyatakan kasih Allah. Sehingga para pengikut Isa yang baik menjadi seperti “satu keluarga besar.”
Contohnya ajaran Isa sangat melindungi wanita. “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku [Isa Al-Masih] berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:27-28).
Isa mengajarkan agar kaum pria menjaga pandangannya. Jangan memandang dengan tidak sopan apalagi mengatakan atau berbuat yang asusila. Pasti hal ini tidak benar.
Dalam hal keluarga, ajaran Isa menyatakan suami dan istri adalah setara. Dasarnya hubungannya adalah kasih, karena itu tidak boleh ada pemaksaan dalam rumah tangga. “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).
Ajaran kasih Isa membangun pola pikir manusia. Hal ini menjadi panduan bersikap dalam kehidupan.
Isa Al-Masih adalah Pernyataan Kasih Allah
Isa Al-Masih adalah Kalimatullah. Ia adalah pernyataan Allah bagi manusia. Allah adalah kasih. Karena itu inti Kalimat Allah juga mengajarkan kasih.
Puncak pernyataan kasih Allah adalah saat Isa menyerahkan nyawa di kayu salib. Lalu kemudian Allah membangkitkan-Nya. Isa menjadi jalan keselamatan bagi manusia.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku [Isa Al-Masih] . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 15:13-14).
Allah merancangkan hal ini karena kasih-Nya. Ia tahu manusia pasti tidak ada yang sempurna. Tidak ada yang mampu mencapai surga.
Dengan percaya pada Isa sebagai Juruselamat Dunia, maka manusia akan mendapat rahmat Allah. Manusia akan mendapatkan pengampunan dosa, juga pertolongan untuk hidup di bumi.
Akan ada rahmat Allah yang menuntun hidup manusia, juga melindungi dari berbagai kejahatan. Maukah Anda menerima kasih Allah? Ia sangat mengasihi Anda, termasuk kaum wanita. Mari, percaya dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Untuk memperdalam isi artikel ini Anda dipersilakan mempertimbangkan tiga tawaran di bawah ini:
- Membaca Kitab Allah dengan mengunduh Taurat, Zabur, Injil (TZI) dengan klik link ini.
- Menyelidiki Kisah Isa Al-Masih secara gratis, klik disini.
- Mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Untuk penjelasan tambahan klik disini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Mencegah Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan?”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kewajiban Istri Menurut Syariah Dalam Hal Hubungan Dengan Suami
- Mengapa Ada Perbedaan Derajat Wanita dan Pria Islam?
- Padina, Wanita Muslim Iran, Menemukan Keselamatan Saat Ingin Bunuh Diri
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa di negara beragama banyak terjadi kasus kekerasan seksual terhadap perempuan?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai kasus pemerkosaan dalam rumah tangga?
- Bagaimana pendapat Saudara bahwa Isa Al-Masih adalah Kalimatullah yang menyatakan kasih Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.