Saya sangat bersyukur mempunyai suami yang mengerti firman Tuhan dan tahu bagaimana harus memperlakukan isterinya. Walau terkadang dia menegur bila isterinya melakukan kesalahan, dia selalu menegur dengan kasih. Dia tidak pernah berlaku kasar apalagi memukul isterinya.
Penulis mengingat perdebatan antara Robert dan Ulama Abdul Rahman Mansour. Perihal bagaimana memperlakukan isteri yang tidak menghormati suami. Mualim Mansour, Pakar Agama Mesir melalui TV AL-NAS (TV Mesir) berkata: “Pria berhak sebagai penguasa memukul isteri sebelum diceraikan agar sadar.”
Pernikahan Pertama Adalah Pernikahan Monogami
Pada awal penciptaan, Allah hanya menciptakan satu isteri untuk satu suami. Allah hanya menciptakan Hawa bagi Adam. Seumur hidupnya, Adam hanya mempunyai satu isteri, yaitu Hawa. Wanita yang diberikan Allah sebagai isterinya, “ Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging ” (Taurat, Kitab Kejadian 2:22; 24).
Inilah pernikahan pertama yang terjadi dalam sejarah manusia. Allah memberikan Adam seorang isteri, bukan dua, tiga atau empat! Pernikahan pertama yang diciptakan Allah adalah pernikahan monogami. Sayangnya Muhammad telah menggantinya menjadi pernikahan poligami.
Al-Quran dan Injil Tentang Memukul Isteri
Apakah seorang suami dapat memukul isterinya untuk alasan-alasan tertentu, seperti mendidik atau mendisiplinkan? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan dua jawaban yang berbeda. Bila dilihat dari sudut pandang ajaran Islam, jelas seorang suami diperkenankan memukul isterinya. Salah satu ayat Al-Quran menuliskan, “ Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka ” (Qs 4:34).
Tapi, bila pertanyaan tersebut dilihat dari sudut pandang ajaran Allah dan Isa Al-Masih, maka jawabnya: Tidak! Apapun alasannya, suami tidak berhak berlaku kasar terhadap isterinya. Sebagaimana firman Allah katakan, “Hai suami-suami kasihilah isterimu, dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).
Al-Quran dan Injil Mengenai Menceraikan Isteri
Bagaimana dengan menceraikan, apakah suami yang sudah tidak mencintai isterinya dapat menceraikannya? Sekali lagi, Injil dan Al-Quran memberi pandangan yang berbeda. Dalam Al-Quran dituliskan, “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik” (Qs 2:229). Inilah ayat Al-Quran yang menghalalkan perceraian.
Isa Al-Masih mengajarkan kepada pengikut-Nya untuk tetap memegang teguh hukum yang telah Allah berikan pada pernikahan pertama sejarah manusia. Yaitu, “ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging ” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih, menegaskan kembali hukum di atas dengan berkata, “Tetapi Aku (Isa) berkata kepada mu: ‘Barang siapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah” (Injil, Rasul Besar Matius 19:9).
Bagaimana Seorang Suami Harus Memakai Tangannya
Maka, dua belah tangan yang diciptakan Allah bukan untuk memukul isteri. Tapi untuk merangkul, membelai, mengasuh, merawat, dan melindungi isteri dari segala mara bahaya dan tantangan hidup. Sudah sepatutnya suami menolong isteri dalam menghadapi tantangan ekonomi, emosi, mental, tantangan secara fisik, dan spiritual.
Hai para suami, renungkanlah sabda Allah berikut ini, “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri” (Injil, Surat Efesus 5:28).
[Staf Isa dan Islam – Kami mempersilakan saudara membaca artikel mengenai hubungan suami-isteri!]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Memukul isteri Pra-Perceraian Guna Mendidik”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Sebaiknya tidak membuat opini sendiri mengenai aturan-aturan yang tidak diketahui dan tidak dipahami dengan benar. Karena hal tersebut bisa mengundang ketidak simpatisan dan kesalahan persepsi nantinya.
Seharusnya dilakukan dengan diskusi dua arah terlebih dahulu, baru dipublikasikan. Bagaimana konsep yang sebenarnya, bukannya malah mengeluarkan pendapat dulu baru didiskusikan.
~
Saudara Putra,
Terima kasih atas masukannya.
Tentu sebelum kami memutuskan untuk membuat situs ini, jauh sebelumnya kami telah mempelajari ajaran Islam, membaca buku-buku tentang Islam dan bergaul akrab dengan orang-orang Islam. Sehingga dapat kami katakan bahwa kami mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ajaran Islam.
Namun, jika menurut saudara artikel kami di atas adalah salah, kiranya saudara dapat berbagi dan menjelaskan bagaimana memperlakukan istri dalam Islam menurut ilmu yang saudara miliki?
~
DA
*
Isa dan Islam,
Sudah tahu agamanya dalam masalah hukum tidak sempurna mau membandingkan.
Survey saja umat Kristen yang bercerai mana banyak yang mengikuti Injil, Matius 19:9 atau yang tidak mengikuti. Karena bila wanita melebihi suami itu sudah dipastikan dia akan berbuat zalim seluruh rumah tangga bercerai. Bila wanita disetarakan dengan pria sudah dipastikan para wanita akan bertelanjang ria di pinggir jalan seperti negara-negara Barat.
~
Saudara Sarianto,
Bagaimana kabar saudara? Senang dapat berdiskusi kembali dengan saudara.
Saudara Sarianto, bagaimana dengan orang Islam apakah semuanya melakukan ajaran agamanya dengan sempurna? Sama halnya seperti saudara, apakah saudara mau taat pada Allah atau tidak, itu adalah pilihan saudara.
Namun, faktanya jika pria Muslim berpoligami, memukul istrinya dan bercerai itu karena diajarkan dalam agamanya. Tetapi jika pria Kristen yang melakukan perbuatan yang saudara sebutkan di atas jelas mereka telah melanggar Allah dan belum mengalami keselamatan dalam Isa Al-Masih.
Jadi, yang perlu saudara ingat bahwa manusia adalah budak dosa. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun manusia yang kudus dan terhindar dari dosa. Untuk itulah memerlukan Juruselamat, Isa Al-Masih.
~
DA
*
Kami taat pada agama Islam dan istripun dihargai lihat Qs 4:3,4,19 & Qs 2:228.
Bagaimana dengan Yesus yang gagal mengajarkan agamanya kepada orang Kristen lihat Taurat, Kitab Ulangan 14:8 dan Taurat, Kitab Imamat 11:7. Tapi kalau mengikuti kata Paulus Injil, Surat Roma 14:20.
Taurat, Kitab Kejadian 17:10,11 tetapi Paulus lebih dari Yesus. Injil, Surat Galatia 5:2 Yesus bukan apa-apa bagi kalian.
~
Saudara Sarianto,
Berikut salah satu ayat yang saudara Sarianto referensikan.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.” (Qs 4:3)
Pertanyaannya: apakah membagi cinta dengan wanita-wanita yang lebih dari satu bahkan empat inikah yang disebut menghargai wanita? Bukankan itu justru menyakiti hati wanita?
Satu lagi, Isa Al-Masih adalah Tuhan dan Juruselamat umat yang percaya pada-Nya.
Mengenai pertanyaan-pertanyaan saudara Sarianto, maaf kami tidak dapat menjawab di sini karena tidak sesuai dengan topik yang di bahas pada artikel di atas. Tetapi jangan kuatir Saudara Sarianto dapat mendiskusikan di situs kami ini http://www.isadanislam.org atau langsung mengemail staf kami di
~
DA
*
1. Nasehati,
2. Pisahkan ranjang,
3. Dengan memukul (alternatif terakhir), tidak menyakiti.
Bukan seperti gambar di atas yang mukul muka, apalagi diterjemahkan memukuli. Artinya kalau istri nusyus (misal selingkuh) yaitu tahapan memberikan peringatan karena dalam ayat ini bicara kepemimpinan suami.
Tapi memang tergantung cara melihat bisa diartikan negatif tapi juga bisa biasa saja, karena namanya juga alternatif terakhir.
Bandingkan dengan kengerian jaman itu dimana orang kafir suka membunuh anak wanitanya. Jadi kalau dilihat memukul dengan membunuh, perbandingannya sangat jauh. Pada jamannya memberikan peringatan dengan memukul dianggap hal biasa. Anda harus belajar sejarah karena jaman sekarangpun anak nakal kadang harus dipukul (bukan muka tentu).
~
Saudara Gare,
Kami maklumi jika saudara Gare berpendapat demikian karena itulah yang diajarkan agama saudara. Tapi coba sekarang saudara Gare renungkan, bukankan dalam situasi/masalah seperti itu pisah ranjang bahkan memukul dapat memperkeruh masalah?
Lagi, coba bayangkan ketika dalam kondisi jengkel/marah apakah seseorang dapat memilih mana yang akan dipukul? Apakah benar pukulan itu tidak menyakiti?
Namun, tidak demikian yang diajarkan Allah dan Isa Al-Masih. Apapun alasannya, suami tidak berhak berlaku kasar terhadap istrinya. Sebagaimana firman Allah katakan, “Hai suami-suami kasihilah istrimu, dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).
~
DA
*
Kalau masalah Poligami saya sendiri kurang setuju. Tapi begini, dalam ayat poligami ini juga alternatif terakhir prinsip pernikahan itu satu istri (monogami).
Tapi, mungkin sunatullahnya Tuhan membuat pria begitu (cenderung menyukai lebih dari satu wanita), gak percaya silakan. Makanya untuk pria yang rada khusus dibolehkan poligami dengan syarat.
“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja” [Qs 4:3].
Jadi tidak disuruh semuanya poligami tapi ada solusi bagi yang libidonya besar dan mampu sesuai syarat (adil). Karena kalau “zinah” lebih dosa lagi. Dan ini banyak terjadi ngerti ya?
~
Memang tidak semua orang Muslim berpoligami bahkan kurang setuju, seperti halnya saudara Gare. Kalau boleh tahu mengapa saudara Gare kurang setuju poligami?
Saudara Gare benar, sejak semula prinsip pernikahan yang ditetapkan Allah adalah monogami. Tetapi anehnya wahyu Allah yang dipercaya datang belakangan telah menggantinya menjadi pernikahan poligami.
Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…”(Qs 4:129).
Tentang zinah inilah yang dikatakan Isa Al-Masih: “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Surat Rasul Besar Matius 5:27-28).
~
DA
*
Buat admin kalau mengutip Al-Quran dan hadist tolong jangan diputus.
Contoh: Isa bin Maryam akan turun kembali dan akan menjadi hakim yang adil. Masih ada lanjutanya akan membunuh babi dan akan mematahkan salib, kenapa itu tidak dimuat?
~
Saudara Taufik,
Terima kasih untuk komentarnya. Kalau tidak keberatan tolong beritahukan kami di mana letak kami memberi kutipan tersebut. Karena pada artikel maupun komentar ini, kami tidak memberi kutipan tersebut. Sehingga kami tidak dapat memberi penjelasannya.
Dan lagi, agar saudara dapat memberikan komentar sesuai dengan topik yang saudara inginkan, silakan mengunjungi link kami di http://tinyurl.com/d8hdrs5
~
DA dan Salma
*
Soal pernikahan, saya kira Tuhan kita semua tahu kalau wanita berbanding 4 dengan pria. Jika semua pria monogami kasihan wanita yang lain tidak akan mendapatkan suami.
Pilih mana nikah banyak tapi secara halal alias menafkahi semua istri atau menikahi satu orang dan zinah terus tanpa menafkahi? Saya kira Allah sudah menetapkan semuanya tidak kurang suatu apapun.
~
Saudara Taufik,
Katakanlah informasi yang saudara Taufik berikan itu benar, bahwa jumlah pria lebih banyak dari wanita. Bukankah Tuhan yang maha tahu tidak akan membuat rancangan yang menguntungkan atau merugikan salah satu gender, bukan?
Tentu saja kami tidak memilih keduanya, karena baik poligami maupun zinah tidak benar dihadapan Allah. Seperti artikel di atas bahwa monogami adalah pernikahan yang ditetapkan Allah. Allah menginginkan seorang suami mempunyai satu istri!
Data perbandingan pria dan wanita adalah 1,000 : 987. Saudara Taufik dapat melihat lebih jelas pada link ini: statistik.ptkpt.net/…/.
~
DA
*****
1. Kata siapa nabi Muhammad SAW yang mengganti pernikahan monogami menjadi poligami? Baca sejarah nabi Ibrahim dengan benar.
2. Tentang memukul istri dalam Islam ada aturannya, seperti yang anda tulis di atas. Yang dipukul bukan wajah seperti yang anda gambarkan.
3. Mengenai perceraian, Allah Tuhan kami dan kamu yang mengatakan menghalalkan tapi membenci.
~
Saudara Wiwik,
Terima kasih atas komentarnya, berikut tanggapan kami.
1. Saudara Wiwik, seperti artikel di atas maupun Kitab Suci Allah menjelaskan bahwa sejak semula Allah telah menetapkan pernikahan monogami. Apakah Ibrahim berpoligami atas petunjuk Allah? Jelas tidak, tetapi karena keegoisannya tidak mematuhi aturan yang telah Allah tetapkan.
Pertanyaannya benarkah Allah lupa akan ketetapannya sejak semula, tidak bukan? Lalu mengapa nabi Saudara Wiwik mengajarkan poligami?
2. Mungkin Saudara Wiwik dapat menjelaskan bagian mana yang dipukul, terima kasih. Namun Isa Al-Masih justru menekankan bahwa seorang istri harus dikasihi. Walau dalam kondisi bagaimanapun seorang suami tidak diperkenankan memukul istrinya.
“Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33).
3. Saudara Wiwik, tidak ada satu ayatpun dalam Kitab suci Allah bahwa Allah menghalalkan perceraian. Perceraian sama sekali tidak dibenarkan oleh Allah!
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
~
DA
*
Ayat di atas adalah nasehat Allah kepada kaum Muslimin bahwa pria adalah kepala rumah tangga. Oleh karena itu sudah sepantasnya wanita solehah itu patuh dan taat kepada suami, bukan melawan dan membangkang.
Apabila istri kita tidak patuh terhadap kita maka si suami boleh menegurnya, dengan kata-kata halus. Apa bila juga tidak mengerti boleh memukulnya dengan maksud mendidiknya bukan “menghajar”nya sampai babak belur. Apa bila juga tidak mengerti maka boleh pisah ranjang.
Maksud dari “nusyuznya” adalah tidak ada hasrat untuk berhubungan badan. Maka wanita (istri) seperti ini tidak saja berdosa besar kepada suami, menceraikannya pun boleh.
Intinya yang dimaksud di ayat itu istri yang tidak karuan kepribadiannya. Al-Quran itu memanusiakan manusia.
~
Saudara Dengan Hati,
Menurut saudara maksud dari “nusyuznya” adalah tidak ada hasrat untuk berhubungan badan. Lalu diakhir kalimat ada mengatakan bahwa intinya Qs 4:34 adalah istri yang tidak karuan kepribadiannya. Mungkin saudara dapat menjelaskan lagi.
Dalam pernikahan memang istri harus melayani kebutuhan biologis suaminya. Tetapi dilihat dari segi kesehatan pun seorang suami tidak berhak memaksakan kehendaknya. Hubungan suami istri dapat dilakukan bila memang kedua belah pihak menginginkannya. Itulah hubungan yang sehat, bukan?
Memang suami adalah kepada keluarga, istri harus menghormatinya. Demikian juga firman Allah mengajarkan suami juga harus menghormati istrinya. Bukan memaksa kehendak ataupun berlaku kasar.
“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (Injil, Surat 1 Petrus 3:7).
~
DA
~
Yang menjadi pokok utama artikel di atas ialah memukul istri. Bagaimana pendapat para Mukmin Apakah seorang suami dapat memukul istrinya untuk alasan-alasan tertentu, seperti mendidik atau mendisiplinkan?
~
DA
*****
1. Nabi Ibrahim menikah lagi adalah takdir dari Allah, dan jodoh adalah rahasia Allah. Hikmahnya bisa kita lihat sekarang bahwa dari kedua istrinya lahirlah para nabi dan rasul, termasuk nabi Isa dan nabi penutup yaitu nabi Muhammad saw. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu.
2. Karena kolom anda tidak bisa menulis banyak, anda pelajari tafsir Qs 4:34 bersama Ustad, jangan terjemahannya saja yang anda baca.
3. Baca dan pelajari tafsir firman Allah di surat Ath Thalaaq (perceraian) bersama Ustad tentunya.
~
Saudara Wiwik,
1. Hukum pernikahan pertama yang ditetapkan Allah adalah pernikahan monogami. Satu suami dengan satu istri. Jadi, mungkinkah Allah akan melanggar ketetepannya sendiri? Dengan memberi jodoh atau istri lebih dari satu? Allah Maha kuasa, namun juga Maha konsisten bukan?
Nomor 2 dan 3. Terima kasih untuk masukannya. Mungkin sebagai seorang Muslim dan tentunya saudara Wiwik tahu tentang Qs 4:34 dan surat Ath thalaaq. Bila tidak keberatan silakan memberikan penjelasan singkat, padat dan jelas. Sehingga kita dapat berbagi, terimakasih.
~
DA
*
Di Barat justru akibat Kristen melarang cerai hidup, banyak yang berusaha membunuh pasangannya supaya bisa kawin lagi. Di Belanda justru banyak KDRT karena ayat tampar pipi kiri kasih pipi kanan. Jadi istri-istri di Belanda pasrah saja saat dipukuli suaminya, yang justru juga pendetanya. Sedangkan makna Dharaba itu bukan pukullah, tapi asingkan. Jadi dijauhi sementara sampai sadar.
~
Saudara Nono,
Yang melarang cerai adalah Allah. Perhatikan firman Allah yang ditegaskan oleh Isa Al-Masih: “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak bisa diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Bagaimana dengan umat Islam apakah semuanya melakukan ajaran agamanya dengan sempurna? Sama halnya seperti saudara, apakah saudara mau taat pada Allah atau tidak, itu adalah pilihan saudara bukan?
Namun faktanya, bila pria Muslim berpoligami, memukul istrinya dan bercerai itu karena diperbolehkan dalam agamanya. Tetapi jika pria Kristen yang melakukan perbuatan yang saudara sebutkan di atas jelas mereka telah melanggar Allah. Dan belum mengalami keselamatan dalam Isa Al-Masih.
Jadi, yang perlu saudara ingat bahwa manusia adalah budak dosa. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun manusia yang kudus dan terhindar dari dosa. Untuk itulah manusia memerlukan Juruselamat, Isa Al-Masih.
~
DA
~
Terima kasih atas kesetiaan saudara-saudara mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami.
Saran kami, dalam memberi komentar kiranya saudara dapat mengikuti aturan yang sudah kami cantumkan pada setiap artikel yang ada di situs ini.
Berikut kami copy kembali aturan tersebut:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
~
DA
~
Jadi umat Kristen dapat menceraikan pasangannya hanya jika pasangannya tersebut berzinah?
~
Saudara Darren,
Perceraian tidak berkenan di hadapan Allah. Demikian firman Allah mengatakan “Aku membenci perceraian, firman TUHAN,” (Kitab Maleakhi 2:16).
Jadi, dengan alasan apapun tidak dapat menceraikan pernikahan yang telah disatukan Allah. Hal ini ditegaskan lagi oleh Isa Al-Masih. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6). Bersatulah dengan satu istri seumur hidup!
Bila ada pasangan Kristen yang bercerai atau dalam Kitab Suci Allah ditulis ada perceraian, itu bukan karena hukum Allah. Tetapi justru pelanggaran terhadap hukum Allah. Perhatikan jawaban Isa Al-Masih ketika ditanya mengapa Musa memberi surat cerai? “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian”.
Perhatikan tekanan Isa Al-Masih, “Sejak semula tidaklah demikian”. Dengan kata lain sejak semula Allah tidak mengijinkan perceraian.
~
Daniar
~
Bagaimana jika suami yang memukul isteri dalam keadaan gangguan jiwa? Apakah tetap harus dipertahankan pernikahan tersebut?
~
Salam Sdr. Yolanda,
Kami mengucapkan terimakasih untuk pertanyaan saudara yang begitu baik.
Tentu ini adalah situasi yang sangat sulit dihadapi. Tetapi perlu diketahui apa penyebab suami mengalami gangguan jiwa, bukan? Tidak mungkin tidak ada penyebabnya. Dan lagi jelas pernikahan ini haruslah terus dipertahankan, sebab isteri sedapat mungkin membantu suami dalam proses pemulihan.
Sebagai penolong, peranan isteri inilah yang harus dibutuhkan. Sebab baik duka dan suka, sakit dan sehat haruslah sama-sama dialami dan dijalani bersama.
Jika saudara hendak bertanya seputar kehidupan saudara, kami mempersilakan saudara mengemail kami di . Terimakasih, uhan memberkahi saudara dan keluarga.
~
Salma
~
Banyak umat Muslim berpendapat menikah lagi lebih baik daripada berzinah. Sepintas tampak bahwa argumen ini benar dan baik karena berzinah itu dosa besar. Tapi sebenarnya menunjukkan betapa lemahnya dasar pernikahan yang dilakukan, dasar pernikahan karena agar tidak berzinah adalah dasar pernikahan yang dilakukan atas dasar nafsu syahwat semata. Tapi dasar pernikahan yang benar adalah kasih.
~
Salam Sdr. Budi,
Kami sependapat dengan saudara, pernikahan haruslah dilandaskan oleh dasar kasih. Dan yang lebih penting lagi adalah sebuah ajaran yang benar tentang pernikahan. Sebab kitab Allah mengajarkan bahwa sebuah pernikahan dijalani dengan dasar takut Allah.
Bukan menyakiti pasangan satu dengan yang lain. Tidak ada tindakan kekerasan di dalamnya. Misalkan saja tentang ajaran yang diberikan oleh Al-Quran bahwa diperbolehkannya memukul isteri dengan alasan untuk mendidik. Maka benarkah itu landasan dan ajaran yang benar dari Allah?
~
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita (2013-04-03 17:00):
“Saudara Wiwik,
Mungkin Saudara Wiwik dapat menjelaskan bagian mana yang dipukul, terima kasih. Namun Isa Al-Masih justru menekankan bahwa seorang istri harus dikasihi. Walau dalam kondisi bagaimanapun seorang suami tidak diperkenankan memukul istrinya“.
Mungkin Anda seorang wanita. Jika mempunyai saudara laki-laki dan mempunyai istri suka selingkuh, tidak mengurusi suami, suka membangkang suaminya, suka keluyuran dll.
apakah Anda bisa menasihati saudara Anda: “Hai suami-suami kasihilah istrimu, dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19)?
~
Sdr. Uciha,
Dalam kasus yang Anda kisahkan (saudara kita mengalami masalah rumah tangga), lebih bijak mana menurut Anda, menghakimi sang istri, atau menjadi mediator atas permasalahan suami-istri tsb? Tentu, sikap dewasa ditunjukkan ketika kita lebih memilih tindakan yang bersifat membangun, memulihkan hubungan yang tidak lagi harmonis, bukan?
Sebaliknya, bayangkan jika Anda menyetujui tindakan kasar suami atas istrinya. Bukannya pemulihan hubungan yang terjadi, malah KDRT yang bisa berujung perceraian atau mungkin maut dan menyengsarakan semua pihak termasuk anak-anak.
Maka, lebih bijak bila suami dan istri duduk bersama untuk saling koreksi diri dan bertobat. Ada asap tentu ada api, bukan? Nah, apilah (akar masalah) yang harus dipadamkan (diselesaikan), bukan mengipasi asap dengan main hakim sendiri. Jadi, hakikat ajaran kasih dalam Injil, Surat Kolose 3:19 di atas menjadi ajaran paling efektif dan relevan bagi penyelesaian masalah.
Semoga Anda mendapat hidayah dari apa yang kami sampaikan.
~
Yuli
~
“Dalam kasus yang Anda kisahkan (saudara kita mengalami masalah rumah tangga), lebih bijak mana menurut Anda, menghakimi sang istri, atau menjadi mediator atas permasalahan suami-istri tsb? Tentu, sikap dewasa ditunjukkan ketika kita lebih memilih tindakan yang bersifat membangun, memulihkan hubungan yang tidak lagi harmonis, bukan?”
Tanyakan pada saudara laki-laki Anda jika punya istri demikian, apakah dia masih mau mengikuti seperti yang anda katakan.
~
Sdr. Uciha,
Jika kita bijak menjalani hidup, pasti kita memahami bahwa semakin kita jauh dari kehendak dan ajaran Tuhan, maka semakin rumitlah masalah kita, semakin jauhlah kita dari kebahagiaan yang sebenarnya Tuhan rancangkan bagi kita. Pilihan hidup ada di tangan kita masing-masing: mempercayai dan menaati apa yang Tuhan perintahkan, atau memilih jalan kita sendiri.
Sdr. Uciha, jika Anda memiliki masalah yang sama dalam rumah tangga Anda, Anda dapat menghubungi kami via email ke: . Dengan tangan terbuka, kami bersedia menjadi rekan diskusi Anda dalam menemukan solusi yang tepat sebagaimana Isa Al-Masih ajarkan.
~
Yuli