Islam satu-satunya agama yang dengan terang-terangan menghalalkan poligami. Bahkan beberapa ayat dalam Al-Quran mendukung hal tersebut. Walau pada kenyataanya tidak semua umat Muslim setuju dengan poligami, terutama kaum wanita.
Namun cukup mengherankan, tatkala Muhammad melarang poligami. Yaitu saat putrinya, Fatimah hendak dipoligami. Bila demikian, apa sebenarnya kata Kitab Suci tentang poligami? Dan bagaimana kita menyikapinya?
Hak Istimewa Nabi Islam dalam Berpoligami
Tentang poligami Al-Quran berkata, “Maka kawinilah oleh mu perempuan yang baik bagi kamu, kedua, ketiga atau keempat orang” (Qs 4:3).
Tetapi ini tidak berlaku bagi Nabi Islam. Ia sendiri memiliki lebih dari empat isteri. Ini adalah pengecualian baginya. “Wahai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu . . . . . , sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu’min supaya tidak menjadi kesempitan bagimu” (Qs 33:50).
Muhammad Melarang Poligami Terhadap Fatimah
Sekalipun Nabi Islam menyetujui poligami, tetapi ketika anaknya Fatimah akan dipoligami, dia sungguh murkah. Ia berkata: “Saya tidak ijinkan, sama sekali, saya tidak ijinkan, kecuali bila anak Abi Thalib (Ali) menceraikan anakku dahulu. Fatimah adalah bagian dari diriku: Apa yang meresahkan dia, akan meresahkan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya, akan menyakiti hatiku juga” (Jami’ al-Ushul, JuZ XII, 162, nomor hadist: 9026).
Hadist di atas menjelaskan bahwa sebenarnya Nabi Islam menyadari poligami menyakiti hati wanita. Itu sebabnya dia melarang anaknya dipoligami. Sebagai orang tua, dia merasa terluka bila anaknya dipoligami. Diapun memilih lebih baik anaknya diceraikan daripada dipoligami.
Tetapi mengapa justru Nabi Islam memberi teladan poligami dan menghalalkan poligami? Kirimkan tanggapan Anda lewat email di sini.
Isa Al-Masih Menentang Poligami
Memang Kitab Allah tidak pernah mencatat bahwa Isa Al-Masih pernah menikah. Namun, Isa sangat menentang poligami. Sebab yang Allah kehendaki adalah seorang suami hanya berhak atas satu isteri. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Surat Efesus 5:31).
Lebih tegas lagi Kitab Suci Injil menulis, “Diaken [imam jemaah] haruslah seorang suami dari satu istri…” (Injil, Surat 1 Timotius 3:12). Tentu seorang yang tidak mampu menjadi imam yang baik bagi keluarganya, tidak mungkin dapat menjadi pemimpin yang baik bagi jemaah, bukan?
Isa Al-Masih Memberi Kelegaan Bagi Wanita Dipoligami
Tidak dapat disangkal bahwa poligami membawa penderitaan bagi wanita. Seseorang yang mengerti ajaran Isa Al-Masih akan memahami bahwa poligami bukanlah ajaran yang terdapat dalam Kitab Allah.
Isa Al-Masih berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Jika Anda saat ini hidup dalam poligami, datanglah pada Isa Al-Masih. Dia berkuasa melepaskan Anda dari beban yang menghimpit dan memberi kelegaan. Jika Anda ingin tahu bagaimana caranya, silakan hubungi staff IDI lewat email di sini.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa Muhammad tidak setuju jika Fatimah, anaknya, dipoligami?
- Setujukah saudara bila poligami sebenarnya merupakan dorongan dari sifat serakah manusia? Jelaskan alasannya!
- Jelaskanlah bagaimana pandangan saudara tentang poligami!
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Poligami Merusak Pernikahan Islam Terkenal di Indonesia
- Apakah Poligami Syariat Allah dari Mulanya?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Saya sangat senang membaca artikel ini. Namun, sangat disayangkan banyak orang-orang telah dibutakan oleh ajaran Muhammad, yang memperbolehkan poligami dan itu sangat merugikan para wanita.
Sebaliknya banyak orang menolak Isa Al-Masih. Padahal Isa Al-Masih yang begitu memperhatikan semua wanita. Dan wanita tidak dipandang sebelah mata dihadapan Isa Al-Masih.
Mana yang harus kita pilih? Ajaran yang melindungi wanita atau yang merugikan wanita?
Semoga setiap wanita yang membaca artikel ini dapat berpikir lebih lagi tentang keyakinannya.
~
Saudari Jenni,
Terima kasih sudah mengunjungi situs kami dan bersedia memberi komentar.
Kiranya komentar saudari dapat membuka wawasan, khususnya teman-teman wanita yang mengunjungi situs ini. Sehingga ada keberanian dari mereka untuk mempelajari lebih lagi keyakinan mereka.
~
SO
*
Sesungguhnya Tuhan sangat baik, Dia sangat setia dan adil, karena itu Tuhan mengajarkan keadilan dan kebenaran terhadap kita untuk memperoleh sukacita.
Sebelumnya kita tahu, pada mulanya juga Tuhan menciptakan manusia pertama yaitu Adam (seorang pria). Karena Adam hidup di dunia sendiri dan karena kasih Allah, diciptakan-Nya seorang daripadanya sebagai pasangan hidupnya yang dengan cara, Allah mengambil hanya 1 (satu) dari tulang rusuk Adam (bukan 2,3 dst..) dan diciptakan-Nya Hawa (seorang wanita).
Jadi kesimpulannya adalah, Tuhan memberikan kita pendamping hidup satu.
~
Seorang pria cukuplah dengan satu istri. Demikian sebaliknya, seorang istri hanya berhak dengan satu suami. Sehingga mereka bukan lagi dua, tetapi telah menjadi satu, sebagaimana yang telah difirmankan Allah.
“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Markus 10:7-9).
~
SO
*
Poligami dalam Kristen,
Taurat, Kitab Ulangan 21:15-16 dan Taurat, Kitab Keluaran 21:10 menjelaskan beberapa aturan hukum beristri lebih dari satu.
Dalam Alkitab pun terdapat puisi tentang poligami (Kitab Kidung Agung 6:8-9).
~
Bila seorang mencari dalam Alkitab tentang ayat yang “sepertinya” mengijinkan poligami, mereka akan menemukan beberapa ayat. Tapi benarkah Allah memperbolehkan poligami? Jelas tidak!
Aturan-aturan di atas Allah tetapkan karena Dia tahu hati manusia jahat, kotor, keras tengkuk. Allah memberi aturan tersebut, setidaknya dapat melindungi orang yang diperalat sang pria, misalnya kaum wanita.
Salah satu ajaran Isa Al-Masih adalah memperbaiki kehidupan sosial yang dirusak tersebut. Terutama oleh pria. Isa Al-Masih juga mengajarkan bahwa menceraikan istri salah dan merupakan dosa besar.
Perhatikanlah ayat ini: “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah” (Injil, Rasul Besar Matius 19:3-9).
Perhatikan tekanan Isa Al-Masih, “Sejak semula tidaklah demikian.” Dengan kata lain sejak semula di Taman Firdaus tidak ada perceraian, tidak ada poligami, tidak ada perbudakan. Isa Al-Masih menekankan, satu istri saja seumur hidup!
Bila memang Muhammad adalah nabi penyempurna, mengapa ajaran yang telah diperbaiki Isa Al-Masih justru diperburuk oleh Muhammad dengan kembali pada zaman dimana manusia merusak ketetapan yang Allah berikan?
~
SO
*
Di Islam poligami boleh dengan persyaratan yang berat dan boleh berarti itu sebuah pilihan, bukan kewajiban.
~
Apapun alasannya, poligami bukanlah ajaran yang mendatangkan damai sejahtera bagi kedua belah pihak. Poligami hanya menguntungkan kaum pria.
Allah tidak pernah memberi wahyu yang hanya memberi keuntungan pada gender tertentu dan merugikan gender lain. Allah selalu memberi aturan yang mendatangkan damai sejahtera, baik bagi wanita maupun pria. Sebab Dia adalah Allah yang Maha Adil. Dia tidak pernah meninggikan satu gender di atas gender lain.
Bila demikian, dapatkah poligami dikatakan sebagai ajaran dari Allah?
~
SO
*
Saudara Fahri dan Ulgan,
Kitab Keluaran merupakan Taurat atau aturan yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel umat pilihan-Nya. Kitab Kidung Agung merupakan Kitab Raja Sulaeman/Raja Salomo (bangsa Israel) yang memang pada saat itu Raja Salomo terkenal akan hikmat dan kebijaksanaan, sehingga mempunyai banyak selir.
Dan mengenai silsilah Nabi Isa memang benar banyak terjadi poligami mulai dari Nabi Ibrahim (Sara, Hagar dan Ketura) dan Nabi Ibrahim berpoligami atas saran dari Sara istri sahnya, sehingga mengawini budak Sara yaitu Hagar. Sedangkan Yakub terjadi poligami karena telah ditipu oleh pamannya Laban. Karena budaya Timur Tengah adalah berkerudung dan menutupi muka, sehingga ia tidak mengetahui kalau yang dikawini adalah Lea bukan Rahel.
Dan Nabi Isa menegaskan di Sorga tidak ada kawin mengawin lagi.
*
Poligami tidak dilarang, tapi tidak juga dianjurkan. Semacam sebuah pilihan dengan konsekuensi yang harus ditanggung yang telah membuat pilihan, dan poligami bukanlah dosa.
~
Saudara Musafir,
Pernahkan saudara berpikir mengapa Muhammad melakukan/mencontohkan poligami? Namun di sisi lain tidak terima anaknya dipoligami, karena akan menyakiti hati anaknya otomatis menyakiti hatinya? Jadi, dalam hal ini pilihan suami untuk berpoligami, konsekuensinya di tanggung oleh istri. Karena ia harus menderita secara batin.
Nah, bagaimana menurut saudara apakah menyakiti hati orang lain itu tidak berdosa?
Namun dalam hal pernikahan Isa Al-Masih tegas. “Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Rasul Besar Matius 19:5).
Artinya Allah menghendaki, seorang suami hanya berhak atas satu istri.
~
DA
*
Banyak orang yang tidak memahami sejarah syariat Islam seperti haji, pengharaman minum arak/riba/zina/ memakan babi, rajam, sampai poligami.
Rasulullah tidak mengajarkan syariat baru. Semua aturan-aturan tersebut sudah ada sebelum Islam . Nabi Muhammad hanya melakukan modifikasi saja pada beberapa syariat dan aturan. Salah satunya poligami. Yang tadinya dilakukan orang Arab pra Islam tanpa batas kemudian oleh Nabi dibatasi menjadi empat istri sesuai perintah dari Allah.
Meski Islam itu untuk seluruh umat manusia, namun dalam konteks mengenalkan agama tersebut haruslah tetap mengacu dan berkompromi pada ritual dan budaya lokal Arab agar tetap bisa diterima masyarakat pada saat itu (Qs 14:4).
~
Saudara Mas Supri,
Mungkin seperti penjelasan di artikel ini yang saudara maksud, http://tinyurl.com/cmmdk6r
Atau boleh saudara membagikan informasi tersebut kepada kami.
Yang menjadi pertanyaan kami. Benarkah firman Allah dapat dimodifikasi/diatur oleh manusia?
Benarkah Allah menyesatkan manusia, notabene ciptaan yang dikasihi-Nya? Seperti ayat yang saudara berikan: “. . . Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (Qs14:4).
Tidak demikian dalam Injil, justru Allah menginginkan manusia tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Kalimat-Nya] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Allah dalam Alkitab mengasihi manusia. Ia menjamin keselamatan kita melalui pengorbanan-Nya yang paling sempurna. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
~
DA
*
Tujuan asal membenarkan poligami adalah untuk membantu wanita-wanita yang kehilangan suami ketika berperang ke jalan Allah. Untuk membebaskan dari menjadi hamba-hamba. Ada juga hadiah-hadiah dari raja-raja yang ingin berdamai dengan rasulullah.
Istri pertamanya adalah Khatijah, selepas kematian Khatijah Nabi Muhammad SAW cuma mengawini seorang perawan. Kebanyakan istri-istri yang di kawini nabi Muhammad adalah selepas berkembangnya Islam.
~
Saudara Pengikut Nabi Isa,
Terima kasih atas penjelasan Saudara tentang tujuan dibenarkan poligami.
Dari penjelasan saudara, poligami dibenarkan untuk menikahi wanita-wanita yang suaminya mati berperang dengan tujuan membantu. Menikahi hamba-hamba dengan tujuan membebaskan, dan menikahi seseorang sebagai hadiah dari raja.
Benar begitu? Artinya poligami tidak berlaku/tidak relevan pada saat ini, khususnya di Negara tercinta ini. Karena saat ini tidak ada penjajahan, dan kalaupun ada janda-janda yang ditinggal mati suaminya karena perang janda itu sudah sangat tua. Maukah para kaum pria Muslim menikahinya untuk menolongnya?
Juga tidak ada hamba-hamba (budak) dari rampasan perang, yang dapat dinikahi untuk membebaskannya maupun hadiah dari raja.
Pertanyaannya mengapa justru sekarang poligami masih dilakukan oleh para pria Muslim? Dan kalau kita lihat istri-istri mereka adalah wanita-wanita muda/perawan. Lagi, bukankah Muhammad juga melarang anaknya untuk dipoligami?
Nah, bagaimana menurut saudara apakah poligami masih relevan untuk saat ini?
~
DA
*
Poligami adalah salah satu contoh “berjinah” tanpa syarat, jika ditinjau menurut Injil Yesus Kristus.
~
Saudara Magnet,
Sejak semula Allah telah mengatur pernikahan, demikian firman-Nya: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Artinya seorang pria dan seorang wanita yang telah menikah akan menjadi satu. Isa Al-Masih menekankan fakta ini. Sayangnya, beberapa ratus tahun kemudian, menurut nabi Islam, Allah mengirim “aturan” baru. Memperbolehkan suami mengambil istri lain baginya sebanyak dua, tiga, bahkan sampai empat. Sungguh dalam hal ini Allah tidak konsisten.
~
DA
~
Kepada pembaca situs kami, kiranya dapat memperhatikan pedoman di bawah ini dalam memberi komentar.
PEDOMAN MEMASUKKAN KOMENTAR:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
Wassalam,
Staff, Isa dan Islam
*
Ada juga ayat dalam Taurat, Kitab Ulangan 17:17 yang dijadikan sebagai alasan kuat untuk tidak beristri banyak.
Bila dibaca secara utuh, maka ayat tersebut lebih ditujukan kepada tingkah laku seorang Raja. Tapi bisa juga berlaku secara umum.
~
Saudara Asrianto Abdullah,
Berikut kami kutip ayat yang anda referensikan.
“Juga janganlah ia memiliki banyak istri, supaya hatinya jangan menyimpang;” (Taurat, Kitab Ulangan 17:17)
Itulah ketetapan Allah sejak semula mengenai pernikahan, yaitu seorang suami hanya berhak atas satu istri (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Demikian Isa Al-Masih menekankan, satu istri saja seumur hidup!
Namun anehnya, Muhammad yang dipercaya sebagai nabi penyempurna oleh umat Muslim, justru mengajarkan poligami. Bukankah ini merusak ketetapan yang Allah berikan?
~
DA
*
Poligami dalam Islam adalah jalan darurat yang hanya pada waktu tertentu atau mencukupi syarat saja.
Bisa dipergunakan umpama dalam pesawat pintu darurat hanya dalam keadaan terpaksa saja. Bisa digunakan sedang dalam situasi aman atau biasa malahan dilarang membukanya. Itulah sempurnanya Islam aku bangga dan bersyukur sebagai Muslim.
~
Saudara Muslim,
Kami sangat menghargai keyakinan saudara.
Menurut kami, poligami diturunkan Allah untuk menghalalkan perbuatan Nabi saudara yang menginginkan beberapa orang istri.
Apakah ini yang dimaksud jalan darurat? Darurat karena disenangi!, “. . . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (Qs 4:3). Bukankah kalimat di atas merupakan bentuk perintah, dimana disenangi boleh dinikahi. Juga dilakukan Muhammad sebagai nabi yang harus diteladani setiap perbuatannya oleh umat Muslim?
Atau mungkin saudara dapat menjelaskan jalan darurat yang bagaimana yang saudara maksud?
~
DA
*
Sejarah poligami sudah ada jauh sebelum Islam datang. Bahkan tanpa batasan. Saat ini pada bangsa bangsa non Muslim pun berlaku poligami seperti di Afrika, India, Cina dan Jepang dan Kristen.
Dalam Injil tidak satupun ayat yang melarang dengan tegas. Kristen melarang poligami hanya karena mereka membawa adat budaya nenek moyang saja.
~
Saudara Hidayat benar, poligami sudah ada jauh sebelum Islam datang dan tanpa batas.
Mengapa hal itu terjadi, karena dalam diri manusia terdapat satu ikatan dosa yang membelenggu mereka. Egois, serakah, kejahatan, gelap mata. Keserakahan inilah yang akhirnya membuat manusia tidak mematuhi aturan yang telah Allah tetapkan.
Manusia telah melanggar ketetapan Allah dalam hal perkawinan. Dimana ketika Allah menciptakan manusia, Dia telah menetapkan, satu suami hanya berhak atas satu istri, demikian sebaliknya.“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Demikian Yesus Kristus sangat menentang poligami dan menekankan satu istri saja seumur hidup! “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Namun anehnya, Nabi saudara yang dipercaya sebagai nabi penyempurna oleh umat Muslim, justru mengajarkan poligami. Bukankah ini merusak ketetapan yang Allah berikan?
~
DA
*
Larangan poligami dalam Kristen adalah bukan berasal dari ajaran agama Kristen, tetapi merupakan warisan kepercayaan mereka sebelumnya yang tetap dipertahankan dalam ajaran agama Kristen.
~
Saudara Maskur,
Kekristenan adalah percaya kepada kebenaran firman Allah (Alkitab). Dalam firman Allah pernikahan adalah lembaga pertama yang ditetapkan oleh Allah.
Dimana ketika Allah menciptakan manusia, Dia telah menetapkan, satu suami hanya berhak atas satu istri, demikian sebaliknya.“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Jadi, ketika manusia berpoligami, ia telah melanggar ketetapan Allah tersebut.
Demikian Isa Al-Masih sangat menentang poligami dan menekankan satu istri saja seumur hidup! “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Namun anehnya, Nabi saudara yang dipercaya sebagai nabi penyempurna oleh umat Muslim, justru mengajarkan poligami. Bukankah ini merusak ketetapan yang Allah berikan?
~
DA
*
Lebih berbahaya lagi seorang pria yang mempunyai istri. Tetapi mempunyai simpanan atau tidak kawin secara sah atau memilih wanita-wanita bebas lepas seperti wanita tuna susila. Malah bahayanya jauh lebih besar dari poligami.
Bukankah yang namanya pria sama saja. Pria meskipun berbeda agama atau kepercayaan.
~
Saudara Alfianor,
Apapun alasannya, poligami bukanlah ajaran yang mendatangkan damai sejahtera bagi kedua belah pihak. Poligami hanya menguntungkan kaum pria. Benarkah Allah hanya berpihak pada kaum pria?
Saudara benar, agama tidak dapat menjadikan hati yang suci. Namun bagi pria dan wanita yang telah diselamatkan dari dosa-dosa setelah sungguh-sungguh menerima pelepasan yang disediakan Isa Al-Masih, akan berusaha menghindari dosa-dosa karena:
(1) Ia adalah “ciptaan baru.” Yang lama sudah berlalu. Yang baru datang. ( Injil, Surat II Korintus 5:17). Isa Al-Masih mengatakan bahwa orang ini “dilahirkan kembali,” atau dengan kata lain menjadi orang yang baru (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3).
(2) Roh Allah datang dan tinggal di dalam dia. Dengan demikian, ada kuasa baru untuk mengatasi kuasa dosa (Injil, Surat I Korintus 6:19).
(3) Dia mempunyai motivasi baru. Karena ia menerima pelepasan akibat kasih Allah dan pengorbanan Isa Al-Masih. Maka ia sekarang hidup dengan satu tujuan, yakni untuk hidup berkenan kepada Allah. (Injil, Surat I Tesalonika 4:1).
Nah, bagaimana dengan saudara rinduhkah memiliki hati yang baru?
~
DA
*
Syarat poligami dalam Islam adalah:
-[/list] Suami harus mampu berlaku adil,
-[/list] Mendapat ijin dari pengadilan agama Islam juga berarti mendapat izin istri, karena istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri, istri cacat atau berpenyakit yang tak bisa sembuh, istri tidak dapat melahirkan keturunan.
~
Saudara Idham Chalik,
Apapun alasannya, jelas poligami adalah ajaran yang mendiskriminasikan wanita. Menyakiti wanita sekalipun suami berusaha bersikap adil, namun semua akan sia-sia sebab hanya Allah saja yang mampu untuk adil. Sehingga Muhammad melarang anaknya dipoligami.
Dan Isa Al-Masih jelas-jelas menentang ajaran yang merendahkan wanita. Sebab wanita dan pria adalah mahkluk yang sepadan. Benarkah Allah hanya berpihak pada kaum pria?
Mari kita perhatikan bersama pada point kedua dari syarat poligami yang saudara sebutkan.
Benarkah mereka yang berpoligami karena alasan tersebut? Saya kira tidak.
Tetangga sebelah rumah saya adalah keluarga yang berpoligami. Istri pertamanya saya kira dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri. Karena tidak cacat, tidak sakit (segar bugar), dan memiliki anak pria dan wanita. Atau contoh lain yang tentunya kita tidak asing lagi yaitu AA Gim. Adakah yang kurang dari Teh Nini sehingga harus dipoligami.
~
DA
*
Menurut saya justru ajaran Islam-lah yang sesuai dengan fakta di lapangan saat ini, sehingga aturan itu ada supaya tidak salah. Dalam arti sesuai dengan syarat dan tuntunan Islam. Memungkiri hal ini sama saja memungkiri fakta yang terjadi, hingga bebas lepas tanpa aturan jelas. Terima kasih.
~
Saudara Alfianor,
Fakta di lapangan yang bagaimanakah menurut saudara yang menjadi dasar dari Islam menetapkan bahwa poligami adalah aturan terbaik?
~
SO
*
Untuk Saudara Jenni,
Terima kasih atas komentar anda, namun anda harus jeli. Ini bukan soal agama yang merugikan atau melindungi wanita, tapi soal hak individu yang menjalani agama, apakah sesuai atau tidak dengan ajaran agama. Jelasnya setiap hal ada pertanggung-jawabannya, bukankah setiap orang berhak menjalani kepercayaan masing-masing.
~
Saudari Rahmi,
Maaf, bukannya kami ingin membela saudara Jenni. Menurut kami apa yang dikatakan oleh saudari Jenni adalah benar, bahwa poligami hanya menguntungkan bagi pria, tidak bagi wanita. Dan selain poligami, ada beberapa ajaran Muhammad lainnya yang mendiskriminasi wanita. Artinya memandang wanita nomor dua setelah pria.
Dari nama saudari, kami yakin saudari Rahmi adalah wanita. Sebagai wanita Muslim, bagaimana pandangan saudari Rahmi tentang poligami. Pertanyaan sederhananya, apakah saudari Rahmi bersedia bila suami saudari mempunyai istri lagi selain saudari, mungkin dua atau tiga istri lagi?
Bagaimana perasaan saudari ketika melihat suami saudari bercumbu dengan wanita lain, apakah saudari akan senang-senang saja dan tidak ada perasaan cemburu sedikitpun? Silakan saudari menjawab dengan hati yang jujur. Setelah itu, renungkanlah, benarkah poligami adalah ajaran penyempurna dari Allah?
~
SO
*
Poligami tidak dilarang, memang ada aturan yang jelas dalam Islam. Asalkan sesuai aturan sah saja.
Bila nabi melarang poligami anaknya sendiri, alasannya karena tidak cukup syarat dan ketentuannya. Jadi kembali pada syaratnya salah satu syaratnya mendapat ijin istri. Kalau tidak ya tidak boleh, tapi kenyataannya banyak juga yang mendapat ijin istri.
~
Saudara Musafir,
Terima kasih atas penjelasan saudara di atas. Dapatkah saudara menjelaskan aturan-aturan apa saja yang memperbolehkan poligami?
Tentang larangan Muhammad bagi anaknya yang akan dipoligami, menurut saudara karena syaratnya kurang. Tetapi menurut kami bukanlah karena syarat, melainkan karena Muhammad tidak ingin melihat putrinya menjadi sedih dan resah karena dipoligami. Perhatikan sekali lagi ucapan Muhammad berikut:
“Saya tidak ijinkan, sama sekali, saya tidak ijinkan, kecuali bila anak Abi Thalib (Ali) menceraikan anakku dahulu. Fatimah adalah bagian dari diriku: Apa yang meresahkan dia, akan meresahkan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya, akan menyakiti hatiku juga” (Jami’ al-Ushul, JuZ XII, 162, nomor hadist: 9026).
Muhammad berkata, “Apa yang meresahkan dia [Fatimah], akan meresahkan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya, akan menyakiti hatiku juga” Dengan kata lain, Muhammad tahu Fatimah akan merasa resah dan sakit hati melihat suaminya mempunyai istri lain.
~
SO
*
Tolong diralat perkataan nabi yang anda ungkapkan, bukan ayat tapi hadist.
Hadist itu ada karena kurang syarat poligaminya dalam Islam, di mana sang istri tidak mengijinkan hingga boleh batalkan. Hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Bagi situasi yang cukup syaratnya dibolehkan saja untuk poligami.
~
Saudara Herlina,
Terima kasih untuk koreksi yang saudara berikan. Maaf atas kesalahan kami dalam penulisan.
Bila tidak keberatan, dapatkah saudara menjelaskan apa saja syarat-syarat diperbolehkannya poligami?
~
SO