Salah satu tradisi Arab yang mulia adalah kebiasaan mengangkat anak. Jika semua bangsa memiliki dan mengikuti tradisi ini, maka jumlah anak yatim piatu pasti sangat menurun. Tradisi Arab menekankan bahwa anak angkat berarti statusnya sama dengan anak kandung dalam semua ketentuan dan hukumnya.
Muhammad dan isterinya Khadijah mengikuti tradisi ini. Itu sebabnya ia mengangkat anak yang bernama Zaid (Zaid bin Muhammad). Tradisi Timur Tengah ini sudah diterapkan selama ribuan tahun sebelum zaman Nabi Islam.
Isteri pertama Zaid bin Muhammad adalah Ummu Kutsum. Atas permintaan Muhammad, dia menikah lagi dengan Zainab, anak dari bibi Muhammad sendiri. Bagaimana pandangan Kitab Allah akan kisah Muhammad menikahi istri anak angkatnya?
Nabi Islam Menghalalkan Yang Haram
Setelah berjumpa dengan Zainab, hati Nabi umat Muslim gelisah. Keinginan Nabi Islam untuk menikahi Zainab muncul. Namun keinginannya terhambat oleh tradisi Arab, dimana menikahi isteri anak angkat sama dengan menikahi isteri anak sendiri. Itu sangat tabu.
Keinginan Nabi Islam itu akhirnya terkabul. Zaid mengambil keputusan menceraikan Zainab. Muhammad pun mengambil Zainab sebagai isterinya. Lalu, turunlah wahyu berikutnya kepada Nabi Islam.
“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia (Zainab) supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya . . .” (Qs 33:37).
Dalam hal ini, Nabi Islam telah mengubah tradisi Arab yang baik. Dan menjadi petunjuk baru bagi umat Muslim, bahwa anak angkat bukanlah anak sendiri dan termasuk isteri-isteri anak angkat halal dinikahi (Qs 33:5).
Bagaimana pandangan Anda akan pernikahan Muhammad dengan Zainab? Silakan menjawab di sini.
Pernikahan Pertama Pantas Diteladani
Menarik untuk mengingat bahwa Adam hanya mempunyai satu isteri yaitu Hawa. Adapun umur Adam “mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati” (Kitab Taurat, Kejadian 5:5). Bagaimana mungkin Adam bisa hidup hanya dengan satu isteri saja selama 930 tahun?
Padahal Hawa-lah yang menjerumuskan Adam untuk makan buah Kuldi sehingga mereka terbuang dari Firdaus. Tetapi, Adam tetap setia. Adam mengingat syariat Allah bahwa ia sudah bersatu dengan Hawa seumur hidupnya.
Pandangan Isa Al-Masih Tentang Pernikahan ini
Isa Al-Masih menegaskan hal ini kepada pengikut-Nya, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging . . . Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:5-6).
Pertanyaannya adalah: Mengapa Nabi Islam dan pria Muslim gemar bercerai? Jawabannya, karena masalah dosa hati!
Isa Al-Masih mengatakan, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:27-28).
Karena Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah, maka Ia tahu benar hati manusia yang penuh dengan keinginan dosa. Ia juga tahu benar bagaimana mendapatkan jalan keluar dari masalah dosa keinginan ini. Sebab untuk itulah Dia datang ke dunia. Untuk mengubah hati manusia yang kotor dengan dosa dan menjadikannya baru.
Silakan hubungi kami jika Anda ingin mempunyai hati yang suci!
[Staf Isa dan Islam – Rindukah hati saudara diubah menjadi baru oleh Isa Al-Masih? Artikel tentang Hidup yang Baru dapat membantu saudara mewujudkannya.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara setuju dengan Muhammad menikahi isteri anak angkatnya? Jelaskan jawabannya!
- Menurut Saudara, apakah pernikahan Nabi Islam dengan Zainab punya dampak lebih positif atau negatif untuk orang-orang di dunia? Mengapa?
- Mengapa lebih baik jika kita semua mengikuti ajaran Isa Al-Masih tentang pernikahan dan sikap terhadap wanita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Apakah di Kristen juga ada hukum mengenai siapa saja yang boleh dinikahi dan tidak boleh dinikahi? Apakah orang Kristen juga sudah meneladani Yesus untuk tidak menikah?
~
Saudara Cak Gimin,
Allah melalui firman-Nya menyatakan bahwa: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (Injil, Surat 2 Korintus 6:14).
Artinya tidak boleh menikah dengan orang yang tidak percaya. Tetapi dengan orang percaya maksudnya yang benar-benar sudah menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamatnya.
Memang ada pria atau wanita yang tidak menikah. Mengenai orang yang tidak menikah Isa Al-Masih mengatakan demikian: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti” (Injil, Rasul Besar Matius 19:11-12).
Walaupun Isa Al-Masih tidak menikah, tetapi Dia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dari sebuah pernikahan. Dia mengatakan pernikahan adalah sesuatu yang sakral, sehingga tidak dapat dipermainkan.
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Jadi beda dengan Muhammad yang mengajarkan bercerai dan menikahi istri anaknya.
~
DA
*
Islam datang menyempurnakan ajaran terdahulu dan memurnikan keesaan Allah SWT.
Islam datang kira-kira 600 tahun setelan nabi Isa AS (Yesus). Injil dalam Al-Quran adalah Injil murni tanpa ada perubahan seperti saat ini. Isa (Yesus) adalah nabi dan rasul, bukan Tuhan.
Kesesatan umat Kristen dan Katholik adalah karena syirik akbar. Menyekutukan Allah dengan mahluk-Nya. Nabi Isa (Yesus) dipandang sebagai Tuhan, padahal Yesus adalah mahluk.
Situs ini membandingkan ajaran-ajaran dan menyampaikan seolah-olah ajaran Islam salah. Padahal agama yang benar adalah Islam.
Kenapa situs ini muncul? Karena kekhawatiran dan fakta bahwa semakin banyak umat Kristen dan Katholik yang tidak akan percaya lagi dengan Injil baru yang sudah diubah. Dan mereka berbondong-bondong masuk Islam karena hidayah akan kebenaran Islam.
~
Saudara Dedi,
Ketika Allah memberi istri bagi Adam, Allah berfirman, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Artinya, suami-istri telah dipersatukan Allah menjadi satu daging, sehingga tidak dapat diceraikan manusia, termasuk pasangan itu sendiri.
Ditegaskan lagi oleh Isa Al-Masih “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa perceraian sama sekali tidak dibenarkan oleh Allah!
Namun, setelah 600 tahun datanglah Muhammad yang dipercaya sebagai nabi penyempurna oleh umat Muslim, justru mengajarkan bercerai, poligami. Bukankah ini justru merusak ketetapan yang Allah berikan?
Saudara Dedi, tujuan situs ini adalah untuk memfasilitasi kaum wanita, baik wanita Kristen maupun Islam untuk saling bertukar-pikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan wanita dan kepercayaannya.
Buat kami, soal pindah agama tidak penting. Yang penting apakah seorang diselamatkan dari hukuman dosa? Apakah ia bertemu dengan Sang Juruselamat? Inilah hal terpenting.
~
DA
*
Anda sudah melecehkan Nabi Muhammad dengan mengatakan Muhammad menghalalkan yang haram. Mudah-mudahan kelompok anda diampuni dosanya dan mendapat hidayah Allah.
~
Saudara Heri,
Kami tidak untuk melecehkan siapapun. Apa yang kami sampaikan tentunya berdasarkan fakta dan kebenaran firman Tuhan.
Mari perhatikan perkataan Isa Al-Masih berikut ini, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:27-28).
Dalam hal ini, Muhammad telah mengingini istri anak angkatnya untuk diperistri. Jelas itu sudah berzinah. Apakah menurut saudara Heri berzinah itu halal?
Juga, Muhammad telah mengubah tradisi Arab yang baik. Dan menjadi petunjuk baru bagi umat Muslim, bahwa anak angkat bukanlah anak sendiri dan termasuk istri-istri anak angkat halal dinikahi.
Mengenai pengampunan dosa, tidak ada keraguan bagi kami. Karena Isa Al-Masih datang ke dunia untuk mengubah hati manusia yang kotor dengan dosa dan menjadikannya baru. Ketika kita percaya pada Isa Al-Masih untuk keselamatan kita, dosa-dosa kita diampuni.
~
DA
*
Maaf, kisah yang anda sampaikan keliru. Silakan baca firman Allah Qs 33:5, 37. Muhammad menikahi Zainab karena sikapnya yang meninggikan diri di hadapan Zaid yang hanya orang biasa yang telah di angkat derajatnya oleh Rasulullah. Sedangkan Zainab berparas cantik dari golongan orang berada.
Ketika dalam rumah tangga hanya ada kezaliman, maka hak bagi pelaku rumah tangga itu untuk menghentikannya dengan cerai. Hal yang di benci Allah namun halal hukumnya.
~
Saudara Atan,
Dalam setiap rumah tangga tentu ada masalah. Lalu apakah harus bercerai jalan keluarnya? Atau mungkin orang biasa tidak pantas memiliki istri dari golongan yang berada? Justru di sinilah letak kesetiaan seseorang diuji terhadap pasangannya.
Tetapi tidak dapat dipungkiri Al-Quran tidak menganggap perceraian sebagai pilihan yang tragis, ketika upaya lainnya gagal. Ada perbedaan yang mencolok antara ajaran Al-Quran dan Alkitab tentang hal ini.
Dengan tegas Isa Al-Masih mengatakan bahwa: “Demikianlah mereka [suami dan istri] bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6). Artinya perceraian tidak dibenarkan oleh Allah.
Saudara Atan bagaimana mungkin yang dibenci Allah dinyatakan halal. Contoh: Allah membenci dosa lalu apakah dosa hukumnya halal begitu?
~
DA
*
Karena perintah Allah, Rasulullah menikahi Zainab. Bukan karena menginginkan Zainab. Tetapi untuk menghilangkan kebiasaan kaum jahiliyah sebelumnya. Padahal anak angkat berbeda dengan anak kandung. Dimana tidak adanya hubungan darah (Qs 33:37), sehingga tidak adanya hak untuk menuntut waris.
Mengenai pengasuhan anak-anak bahkan fakir miskin tetap Allah perintahkan. Dan Rasulullah jalankan untuk dirawat serta harus tetap dalam pengasuhan. Salah satunya perintah dalam Qs 107:1-7. Namun bila anak-anak, jika tiba masa baligh maka sudah kewajibannya untuk mandiri.
~
Saudara Atan benar, tentu anak angkat tidak ada hubungan darah. Tetapi bukankah itu tetap diakui sebagai anaknya? Dalam hal ini, Muhammad telah mengubah tradisi Arab yang baik. Dan menjadi petunjuk baru bagi umat Muslim, bahwa anak angkat bukanlah anak sendiri dan termasuk istri-istri anak angkat halal dinikahi (Qs 33:5).
Sekarang mari perhatikan ayat di bawah ini:“Dan ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya: “Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya, Kami kawinkan kamu dengan dia . . .” (Qs 33:37).
Di sini Allahnya Muhammad mendatanginya untuk menegur keragu-raguannya. Seakan-akan Allah yang menginginkan Zainab untuk meninggalkan suaminya. Lalu Allah telah menurunkan wahyu perceraian dan perkawinan sekaligus. Sehingga Muhammad dapat menikah dengan Zainab.
Tidakkah Muslim melihat siapa Allah ini? Yakni Allah yang mengawinkan Zainab dengan Zaid, lalu menceraikannya, dan mengawinkannya lagi untuk Muhammad?
~
DA
*
Itulah Islam, untuk menyempurnakan ajaran dari nabi-nabi sebelumnya. Sholawat serta salam ke atas junjungan nabi besar Muhammad beserta keluarga dan sahabat semoga diberikan tempat yang mulia di sisi Allah.
Lainnya, jika anda Muslim, akan memahami. Allah berfirman (Qs 6:164) bahwa tiap-tiap dosa seseorang akan memikul dosanya sendiri. Dan akan tertutup dosa itu bila berbuat kebaikkan, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (Qs 11:114).
~
Saudara Atan,
Tidak ada sejarahnya dimana seorang nabi “teladan kemanusiaan” dikenai hukum Allah yang berbeda dengan umat yang dituntunnya. Bahwa Sulaiman beristri 1000 itu karena keinginan dagingnya sendiri, bukan karena adanya pengkhususan hukum Allah kepada dirinya. Dia manusia biasa berpoligami bukan atas beban nama Allah.
Isa Al-Masih dalam Injil dengan tegas mengatakan bahwa poligami dan perceraian adalah ajaran yang salah. Allah menginginkan seorang suami mempunyai satu istri!
Tetapi, mengapa ajaran yang telah disempurnakan oleh Isa Al-Masih. Serta akhlak manusia yang telah diperbaiki-Nya kesedia kala, harus diubah Muhammad?
Mengenai shalawat silakan bergabung di sini: http://tinyurl.com/crjrjk7
Saudara Atan, apakah setelah membunuh kemudian berbuat baik tidak akan dihukum?
Kiranya artikel ini dapat menolong saudara, http://tinyurl.com/7l7e4bm
~
DA
*
Nabi Isa dilahirkan sebagai manusia yang diberkahi mujizat oleh Allah untuk menyempurnakan ajaran sebelumnya. Nabi Isa as tidak dapat menghapus dosa apalagi menanggung beban dosa manusia lainnya. Yang dapat menghapus dosa ialah perbuatan baik dan taubat sungguh-sungguh.
Nabi-nabi yang kita yakini sama, maka tambahkanlah satu nabi sebagai penyempurna. Ialah Muhammad. Kitab suci yang menuntun kita juga sama, maka tambahkanlah satu kitab suci, sempurnakanlah tuntunan dengan Al-Quran.
~
Saudara Atan,
Pertanyaannya, mengapa ajaran (pernikahan) yang telah disempurnakan oleh Isa Al-Masih. Serta akhlak manusia yang telah diperbaiki-Nya ke sedia kala, harus diubah Muhammad?
Rencana Allah dalam menyelamatkan manusia yang berdosa adalah, Allah sendiri datang ke dunia menjadi manusia yaitu Isa Al-Masih. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Yohanes 1:1;14;29).
Maka, umat Kristen tidak memerlukan nabi lain, karena Kalimat Allah (Isa Al-Masih) adalah Allah, yang sudah datang sendiri ke dunia. Untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, dengan dihukum sebagai ganti kita.
Apakah perbuatan baik dapat menolong dari hukuman Allah? Silakan baca penjelasannya di url ini: http://tinyurl.com/7l7e4bm
~
DA
*
Mana buktinya jika Yesus tidak pernah menikah? Sedangkan jika diteliti Yesus malah berpoligami. Coba pelajari kembali kitab Injil anda!
~
Saudara Asrianto Abdullah,
Saudara boleh menunjukkan bukti dalam Kitab Suci, bahwa Isa Al-Masih menikah. Karena kedatangan Isa Al-Masih ke dunia adalah untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, dengan di hukum sebagai ganti kita.
“Karena Anak Manusia [Isa Al-Masih] juga datang … untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).
“Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Yohanes 1:1;14;29).
Itulah kabar baik yang seharusnya Saudara sambut, karena kita manusia berdosa tidak mungkin dapat masuk sorga. Tetapi syukur Isa Al-Masih telah menjadi tebusan kita sehingga kita yang percaya kepada-Nya tidak dihukum dan dapat masuk sorga.
~
DA
*
Kepada Staf Isa,
Saya memberi saran kepada anda agar anda bandingkan dulu antara 4 Injil yang anda yakini itu. Sedangkan 4 Injil itu saja terdapat perbedaan pada isinya! Yang menulis 4 Injil itu saja manusia. Dan isi Injil-injil itu pun sudah diubah-ubah. Sedangkan isi Injil saja bertolak belakang dengan ajaran Paulus.
Berbeda dengan Al-Quran yang diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT.
~
Saudara Nur,
Kami mengucapkan terimakasih atas saran dan kunjungan saudara Nur.
Tetapi maaf kali ini kami tidak dapat menanggapi komentar saudara yang tidak sesuai dengan topik artikel.
Jika saudara Nur ingin membahas tentang Injil dan Al-Quran silakan bergabung di situs kami ini: http://www.isadanislam.org.
Bila ingin berdiskusi lebih lanjut kami sarankan saudara mengemail langsung pada staf kami di .
Terima kasih dan harap maklum!
~
DA
*
Bukanlah Zaid sudah menceraikannya lebih dahulu, dan tidak ada masalah dengan itu. Situs ini hanya menyampaikan kebohongan. Kalian pikir kalian yang akan masuk sorga sungguh kalian hanya berangan-angan saja.
~
Saudara Robot,
Itulah masalahnya, perceraian. Dan tidak berhenti di situ tetapi perceraian tersebut diikuti oleh pernikahan lagi. Bahkan juga telah mengubah tradisi Arab yang baik. Dan menjadi petunjuk baru bagi umat Muslim, bahwa anak angkat bukanlah anak sendiri dan termasuk istri-istri anak angkat halal dinikahi
Mengenai masuk sorga tidak ada keraguan dalam kami. Inilah janji dan keputusan Allah,bahwa kami akan mendapat tempat yang tinggi di sorga pada hari kiamat nanti (Qs 3:55).
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Isa Al-Masih] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Nah, bagaiman dengan saudara Robot percayakah saudara dengan janji dan ketetapan Allah?
~
DA
*
Saya heran dengan situs ini, menyangkal Al-Quran dengan kaitannya pemurnian mengenai ajaran tauhid. Tetapi mencari pembenaran dalam Al-Quran atas eksistensi Yesus sebagai “Oknum Tuhan” dan yang paling tinggi derajatnya.
Contoh : Orang Kristen memojokan Islam dengan Poligami. Padahal itu nikahnya sah sesuai syariat. Tetapi orang Kristen bungkam ketika kumpul kebo merajalela di mana-mana dan umumnya penganut Kristen pelakuknya.
Lihatlah bisnis prostitusi tumbuh subur di tanah mayoritas non Muslim, bahkan gereja turut melegalkan kawin sesama jenis (gay & lesbi). Mengaku cinta Yesus tetapi tidak pernah mengamalkan ajaran Yesus, melainkan mengambil kesimpulan berdasarkan pemikiran sendiri. Apa gunanya ajaran Yesus kalau begitu.
~
Saudara Hulondhalangi,
Artikel di atas membahas tentang Muhammad menikahi istri anak angkatnya, bukan tentang tauhid, Isa Al-Masih seperti isi dari komentar saudara.
Bila saudara ingin memberi komentar tentang Isa Al-Masih, silakan beralih pada link ini: http://tinyurl.com/c4phapd, tentang tauhid pada link ini http://tinyurl.com/dy8j2nk
Terima kasih dan harap maklum.
~
DA
*
Staf Isa,
Dalam Qs 33:37 sangat jelas bahwa Zaid telah menceraikan Zainab. Jadi, sejak kapan nabi Muhammad menikahi istri anak angkatnya?
~
Saudara Johan,
Jadi pertanyaannya mengapa Muhammad gemar berpoligami dan pria Muslim gemar bercerai?
Mari perhatikan perkataan Isa Al-Masih berikut ini, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya , sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:27-28).
Dalam hal ini, Muhammad telah mengingini isteri anak angkatnya untuk diperisteri. Jelas itu sudah berzinah. Apakah menurut Saudara Johan berzinah itu halal?
Juga, Muhammad telah mengubah tradisi Arab yang baik. Dan menjadi petunjuk baru bagi umat Muslim, bahwa anak angkat bukanlah anak sendiri dan termasuk istri-istri anak angkat halal dinikahi.
~
DA
*
Mohon tidak membuat pernyataan, topik atau tema yang sensitif, yang berpotensi menimbulkan perdebatan dan pertentangan.
Masing-masing dari kita dan agama kita memiliki keyakinan atas apapun yang ada di Al-Quran dan Alkitab anda.
Untukmu agamamu dan untukku agamaku.
Bagi umat Muslim harap tidak menanggapi lagi situs ini. Karena situs ini tidak ada gunanya bagi kita. Yang ada hanyalah menimbulkan pertentangan antara sesama manusia.
~
Saudara Siti,
Forum ini adalah forum diskusi, bukan forum untuk memaksakan seseorang menerima apa yang kita yakini.
Biarlah kita tidak menganggap semua yang di atas sebagai debat. Tetapi sebagai kerinduan kita bersama untuk saling membagikan berkat dan kebenaran. Sehingga kita semua memiliki niat dalam hati untuk menyelidiki dan mengetahui kebenaran yang sejati.
Saudara Siti tentu saja boleh berkomentar dan ataupun memberikan pertanyaan serta mengutarakan keberatan jika merasa ada sesuatu yang tidak benar pada website ini.
Kami membuka kesempatan bagi kita semua untuk boleh saling berinteraksi dengan sopan di tempat ini.
~
DA
~
Saudara Terberkati,
Mohon maaf kami terpaksa harus menghapus komen saudara, karena tidak sesuai dengan topik yang kita bahas di sini. Tapi jangan khawatir saudara dapat berbagi sukacita dan mendiskusikan pertanyaan saudara pada link ini http://tinyurl.com/cogqxrh
Terima kasih dan harap maklum!
~
DA
*
Staf Isa,
Anda belum menjawab pertanyaan saya mengenai status Zainab yang sudah diceraikan oleh Zaid, maka Zainab sudah bukan istri Zaid lagi.
Maaf, menurut saya tuduhan anda tidak logis. Karena yang menjodohkan Zainab dengan Zaid adalah nabi Muhammad sendiri. Jikalau pernyataan anda benar, mengapa beliau harus repot-repot melakukan itu semua?
Dan masalah perceraian, ironisnya kasus perceraian justru banyak di negara yang mayoritas beragama Kristen daripada di negara Islam. Mengapa demikian?
~
Saudara Johan,
Dalam hal ini kami tidak ingin membuat praduga perihal mengapa Muhammad repot-repot menjodohkan Zainab dengan Zaid. Tapi perhatikan di artikel di atas, dikatakan bahwa sebelum Zaid menceraikan Zainab, Muhammad sudah menginginkan Zainab sebagai istri.
Perhatikan ayat ini: “Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinlah kamu dengan dia (Zainab) supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi” (Qs 33:37).
Dikatakan, “setelah Zaid menceraikan Zainab, maka Muhammad boleh mengawini Zainab. Dengan kata lain, sebelum ayat itu turun, dan sebelum Zaid bercerai dengan Zainab, Muhammad sudah ada keinginan untuk memperisteri Zainab.
Saudara Johan, saran kami ada baiknya saudara membaca buku-buku yang menjelaskan tentang Muhammad dan pernikahannya. Baca buku yang mengupas hal tersebut secara detail, jangan hanya membaca buku yang menyajikan hal-hal baik yang dilakukan oleh Muhammad saja.
~
SO
*
Saudara Johan,
1. Ijinkan saya untuk bertukar pikiran. Perihal menceraikan saja itu sudah salah, terlebih lagi sebab ada tertulis “apabila kau menikahi wanita/pria dari orang yang bercerai itu sama saja kau berzinah”. Maaf jadi atas perintah Muhammad mereka dijodohkan & diceraikan?
2. Tentu saudara tahu bagaimana kebebasan di negara tersebut & kalau negara kita diberi kebebasan seperti itu bagaimana? Dasar dalam Kristen diajarkan iman untuk menjadi petunjuk, namun semua itu kembali ke orang tersebut.
Pesan saya :Tuhan memberikan kita pikiran, hati & mulut, jadi pakailah itu semua. Sebab batu yang keras-pun akan hancur oleh tetesan air. Kuncinya adalah komunikasi, sabar & minta petunjuk Tuhan. Jadi jangan alasan bosan dibuat bisa kawin lagi.
*
Menyamakan anak angkat dengan anak kandung dalam segala hal adalah sebuah kesalahan dan kedhaliman terhadap anak kandung. Maka cara menghapus kesamaan dan ketidak-adilan dengan mengawini mantan istri anak angkatnya.
~
Saudaraku, sebelumnya maaf beberapa komen saudara kami hapus dan kami ambil beberapa kalimat inti saja.
Mengangkat anak baik secara formil maupun hukum, menyatakan bahwa seseorang yang bukan anak sendiri untuk selanjutnya diperlakukan, dirawat sebagai anak sendiri, termasuk mendapatkan hak warisan.
Demikian kitab suci menulis, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; orang-orang yang bukan diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12-13).
Ketika seseorang membuka hati kepada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, dan mengalami kelahiran baru secara rohani, maka Allah memberi hak dan kuasa baginya untuk menjadi anak-anak Allah secara rohani. Sebagai anak, dia masuk dalam keluarga Allah dan diangkat menjadi anak seutuhnya. Allah tidak akan pernah membatalkan status dan hak waris orang percaya tersebut.
Jadi, menikahi istri anak angkat sama dengan menikahi anak sendiri. Dalam tradisi Arab itu sangat tabu.
~
DA
*
Saudara Atan, semakin anda mencoba membela Al-Quran, semakin terlihat jeleknya ajaran yang ada di dalam Al-Quran.
~
Saudara Sudirman,
Demikian kesaksian seorang Muslim yang taat dan yang mempelajari ajaran agamanya. Silakan baca kesaksiannya di link ini: http://tinyurl.com/84y3qyj.
~
DA
*
Walau Kristen tapi, setelah saya bandingkan dengan dialog di atas, dan bacaan lainnya. kelihatannya saya setuju dengan pendapat dari “bantahan untuk staff” yang mengatakan sebenarnya Muhammad mengawini Zainab hanya untuk memberikan keadilan kepada anak kandung. Karena tidaklah semua sisi sama antara anak kandung dengan anak angkat, walaupun harus berbuat baik kepada keduanya.
~
Saudaraku, Maaf beberapa komentar saudara kami hapus.
Kami menghargai pendapat saudara karena setiap orang berhak memiliki pandangan dan pendapat masing-masing.
Namun, tidak demikian dihadapan Allah. Kitab suci menulis, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; orang-orang yang bukan diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12-13).
Ketika seseorang membuka hati kepada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, dan mengalami kelahiran baru secara rohani, maka Allah memberi hak dan kuasa baginya untuk menjadi anak-anak Allah secara rohani. Sebagai anak, dia masuk dalam keluarga Allah dan diangkat menjadi anak seutuhnya. Allah tidak akan pernah membatalkan status dan hak waris orang percaya tersebut.
Saudaraku, harta warisan duniawi hanya sementara dan tidak menyelamatkan. Kekristenan adalah hubungan pribadi kita dengan Allah, kita sebagai anak-anak-Nya. Sehingga dalam kehidupan kita terpancar kasih bukan kebencian.
~
DA
*
@tolong saya mulai ra
Menjadikan seseorang menjadi anak angkat kita adalah perbuatan mulia. Bahkan banyak Muslim yang memiliki anak asuh & anak angkat, namun tidak berarti anak angkat derajatnya lebih tinggi dari anak kandung.
Namun perbuatan pada saat itu hingga saat ini mengangkat seseorang (budak, pembantu, orang miskin, dan lain-lain) menjadi seperti anak sendiri adalah perbuatan mulia. Justru dinodai oleh nabi “mulia” Muhammad sehingga turunlah wahyu akal-akalan yang menyatakan halal bagi Muhammad untuk mengawini istri anak angkatnya sendiri.
Saya yakin nurani anda berontak, namun kuasa iblis melalui ajaran Muhammad masih mengikat anda sehingga anda mengesampingkan hati kecil anda.
Bertobatlah sebelum terlambat!