Poligami masih tetap menjadi topik menarik untuk dibahas. Walau agama Islam menyetujuinya, tapi banyak pro dan kontra. Apakah alasan utama pria berpoligami? Bagaimana pandangan Kitab Allah akan hal itu?
Aplikasi Syariah Poligami
Di era modern ini terdapat berbagai macam aplikasi yang gampang Anda temukan. Aplikasi ayopoligami.com misalnya. Aplikasi tinder ala syariah ini pertama kali diluncurkan pada April 2017. Tujuannya untuk mempertemukan pengguna pria dan wanita yang tertarik berpoligami, serta mempermudah pria mencari pasangan untuk berpoligami.
Terhitung hingga September 2017, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 37ribu kali dan memiliki anggota sebanyak 50ribu orang.
Pro dan Kontra Aplikasi Syariah Poligami
Aplikasi ayopoligami.com juga menuai banyak kecaman dari netizen. “Situs yang nyakitin hati perempuan,” kata seorang wanita pemilik Instagram. “Sombong banget istri satu aja masih bingung buat makan,” tutur netizen lainnya.
Agama mayoritas di Indonesia memang mengijinkan pria berpoligami. ” . . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat . . .” (Qs 4:3). Walau demikian, tidak semua Muslimah setuju poligami.
Dosen Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran, Jakarta, Dr. Nur Rofiah Bil Uzm mengatakan, “Poligami bukan tradisi dari Islam, dalam Al-Quran itu mengatur, sebagai problem lalu di atasi. Inti ajaran Islam adalah keadilan dalam keluarga, bukan mengenai jumlahnya seperti yang dipahami selama ini.”
Bagaimana Ijin Berpoligami Mendorong Pria Berzinah?
Sebuah buku berjudul “40 Tanda & 10 Alasan Laki-Laki Ingin Berpoligami,” mengatakan alasan pertama pria ingin berpoligami adalah adanya dorongan seks. Sedangkan restu agama merupakan alasan terakhir. Akibatnya, kita sering mendengar ungkapan “lebih baik berpoligami daripada berzinah.”
Menurut Kitab Allah, zinah bukan hanya saat pria dan wanita melakukan hubungan seks di luar nikah. Tetapi, “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Markus 5:28). Jika Anda punya pandangan lain, kirimkan tanggapan Anda lewat email.
Teladan Isa Al-Masih Contoh Terbaik bagi Suami Setia
Saat pria menikah, tentu dia ingin mempunyai keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Keinginan ini akan tercapai bila suami dapat mengasihi dan rela berkorban demi isterinya. Dalam hal mengasihi, Kitab Allah berkata, “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25).
Menurut Buku Allah, Kalimatullah, Isa Al-Masih wafat di salib. Di zaman itu, mati tersalib merupakan hal yang terkutuk. Juga akan ada kesakitan yang sungguh luar biasa. Menurut ilmu kedokteran, kesakitan akan dirasakan pada setiap tarikan nafasnya.
Isa Al-Masih jelas tahu apa yang akan terjadi pada-Nya. Isa berkata, “. . . Aku memberikan nyawa-Ku . . . Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:17-18). Jika Anda ingin tahu tentang pengorbanan Isa, silakan mengemail kami.
Isa Al-Masih sangat mengasihi manusia berdosa. Isa tidak ingin manusia binasa di neraka. Itu sebabnya Isa rela mengorbankan nyawa-Nya di salib. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
Suami-suami yang merindukan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, contohlah teladan cinta kasih Isa Al-Masih yang Ia nyatakan lewat kematian-Nya di salib.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, apakah aplikasi ayopoligami.com dapat menjadi penyebab terjadinya poligami dalam keluarga Muslim, sekalipun mungkin awalnya pria tidak terpikir untuk melakukannya? Jelaskan alasan saudara!
- Setujukah saudara bahwa dampak negatif poligami lebih besar daripada dampak positif? Jelaskan alasan saudara!
- Bila suami memutuskan berpoligami, menurut saudara siapakah yang paling diuntungkan dalam hal ini, suami atau isteri? Jelaskan alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Saodah
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Penyebab Terjadinya Poligami Keluarga Muslim”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*****
1. Bisa saja menjadi ajang pertemuan para pelaku poligami. Ini menambah keinginan seseorang yang semula sudah tidak ingin poligami menjadi ingin karena bagaimana agama teman baiknya.
2.Tidak setuju karena yang namanya aturan Allah pastilah sangat baik. Tentunya ajarkan istri akidah dan ajaran agama yang benar.
3.Aturan Allah pastinya memguntungkan semua orang, baik laki-laki maupun perempuan.
*****
Sdr. Anton Fauzi,
Terimakasih untuk kesediaan Anda menjawab tiga pertanyaan fokus artikel. Berikut tanggapan kami:
1) Ketika Anda setuju aplikasi ayopoligami.com semakin menambah niat seseorang untuk berpoligami, apakah hal ini menurut Anda baik? Setujukah Anda bila pria berpoligami?
2) Ketika Anda lebih setuju dampak positif poligami lebih besar daripada dampak negatifnya, dapatkah Anda berikan alasan disertai bukti-bukti nyata? Bagaimana pula tanggapan Anda tentang hasil riset pakar psikologi berikut (silakan baca: https://tinyurl.com/y7vjpyby)?
3) Kami setuju dengan pendapat Anda bahwa aturan Allah pasti menguntungkan semua pihak baik pria maupun wanita. Nah, ketika faktanya poligami memberikan penderitaan fisik dan batin berkepanjangan bagi isteri pertama serta anak-anaknya akibat terbaginya cinta, kasih sayang, perhatian, dan materi dari sang suami/ayah, bukankah seharusnya kita perlu mempertimbangkan ulang, sungguhkah poligami adalah aturan Allah?
~
Yuli
***
1) Tidak, karena umat Islam tidak diwajibkan poligami. Ayat yang admin tulis di atas, yaitu surat An-Nisaa ayat 3 ditulis tidak lengkap. Anda memotong ayat Al-Quran. Padahal setelah potongan ayat itu ada anjuran untuk monogami. Saran saya, jangan memotong ayat Al-Quran dan memaksakannya masuk dengan pemikiran Anda.
***
Sdr. Hamba Allah,
Terimakasih untuk kesediaan Anda menanggapi pertanyaan artikel di nomor 1.
Saudaraku, Anda tidak sependapat bila aplikasi ayopoligami.com bisa menjadi penyebab terjadinya poligami dalam keluarga Muslim. Bila demikian, bagaimana Anda menjelaskan keluarga Muslim yang berpoligami? Apakah yang mendasari hingga kepala keluarga Muslim berani berpoligami? Tentu ada Syariat Islam yang mendasarinya, bukan? Nah, dari manakah syariat tersebut bersumber? Apakah menurut Anda Qs 4:3 bukan sumbernya? Seandainya bukan, dapatkah Anda tunjukkan sumber lainnya?
~
Yuli
~
Kok, aturan Allah Muslim bertentangan dengan aturan Allah Taurat dan Injil? Apakah keduanya dari Allah yang esa? Tentu ada aturan yang benar dan ada yang salah!
Yang jelas setan pun memakai aturan Allah dalam mempengaruhi manusia supaya berbuat dosa. Mohon pencerahannya. Terimakasih.
~
Pertanyaan yang sangat menarik, Sdr. Penuhdosa! Yang Anda tanyakan perlu kita pertimbangkan bersama.
Sejak semula dalam Taurat dan Injil, Allah menghendaki umat-Nya hidup dalam kesetiaan monogami (Kitab Kejadian 2:24 dan Injil Matius 19:4-6). Sedangkan Al-Quran yang baru terbit ribuan tahun (setelah Taurat) dan ratusan tahun kemudian (setelah Injil), mengizinkan umat berpoligami (Qs 4:3). Keduanya jelas bertolakbelakang. Monogami menjunjung tinggi kesucian pernikahan dan kasih kesetiaan dengan seorang isteri. Sedangkan poligami mengabaikan keduanya, sebab dijalani dengan banyak pasangan. Nah, dengan mengenal karakter Allah yang esa itu Kudus (Suci), Maha Benar, lagi Maha Pengasih dan Penyayang, tentu akal dan nurani kita bisa membedakan, manakah aturan yang benar-benar berasal dari Allah, bukan?
Tentang pernyataan Anda: “Yang jelas setan pun memakai aturan Allah dalam mempengaruhi manusia supaya berbuat dosa”, tepat sekali! Ini terbukti saat iblis memutarbalikkan aturan Allah (jangan makan buah yang Allah larang) agar Adam – Hawa terpikat untuk melanggarnya (Kitab Kejadian 3:1-7). Maka hal yang sama juga perlu kita cermati dalam menelaah “poligami”. Adakah pemutarbalikan aturan Allah yang telah ditetapkan-Nya sejak semula?
~
Yuli
~
Untuk Hamba Allah,
Maaf sebelumnya. Mengapa Allah yang esa membuat celah untuk dimanfaatkan oleh manusia yang serba rapuh ini? Tidakkah lebih mulia bila membuat peraturan monogami saja? Mungkinkah Allah yang esa mau mengetest manusia ciptaan-Nya sendiri? Rasanya sangat tidak masuk akal. Mohon pencerahannya. Terimakasih.
~
Sdr. Penuhdosa,
Terimakasih untuk kunjungan Anda di artikel ini.
Pertanyaan Anda sangat baik untuk dipertimbangkan dengan serius. Jika kita meyakini Allah itu Maha Benar, tentu setiap hukum-Nya sempurna tanpa celah karena sepenuhnya mengandung kebenaran, bukan? Maka jika ada ketidakbenaran dalam hukum tsb, patut dipertanyakan siapa pembuatnya. Bukankah demikian?
Juga, tentang pertanyaan Anda: “Mungkinkah Allah yang esa mau mengetest manusia …”, patut kita pikirkan. Sebab, mustahil bukan, jika Allah yang Maha Benar itu tergoda menguji umat ciptaan-Nya dengan ketidakbenaran? Jika demikian, tentu Allah tidak patut disebut Yang Maha Benar, bukan? Padahal, wahyu Allah jelas menyatakan:
“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” (Surat Yakobus 1:13-14). Dengan demikian, benarkah poligami yang mengandung ketidakbenaran berasal dari Allah? Atau justru dari keinginan manusia sendiri?
~
Yuli
~
Mantap atas pencerahannya. Terimakasih. Salam damai buat kalian dan keluarga. Amin.
~
Terimakasih, Sdr. Penuhdosa!
Kami senang dengan kesediaan Anda bergabung dalam diskusi ini. Komentar dan pertanyaan-pertanyaan Anda membantu rekan-rekan pembaca lainnya mempertimbangkan ajaran dan keyakinan mereka dengan lebih kritis. Kiranya hal ini dapat menolong menemukan manakah kebenaran sejati dari Allah.
Dengan senang hati kami tunggu kunjungan Anda di artikel-artikel kami lainnya.
~
Yuli
***
Jawaban saya:
1. Aplikasi ayopoligami.com hanya sarana belaka
2. Dampak negatif poligami bisa terjadi jika suami tidak bisa berbuat adil kepada istri-istrinya
3. Sama-sama untung karena kesunahan nikah terpenuhi dan maksud dari pernikahan juga terpenuhi
Saya punya beberapa pertanyaan:
1. Mengapa Anda menggunakan dalil yang tidak utuh (Qs 4:3 yang tidak lengkap)?
2. Apakah Anda tidak mengetahui bahwa nabi-nabi terdahulu juga berpoligami (contoh: 1 Raja-raja 11:1-3)?
3. Mengapa Anda membuat artikel ini? Apa latar belakangnya? Dan apa tujuannya?
Terimakasih, mohon jawabannya.
***
Sdr. Jack El-Salafy,
Terimakasih untuk kesediaan Anda menanggapi pertanyaan fokus artikel. Berikut tanggapan kami:
1) Sebagai sarana berpoligami, bagaimana pandangan Anda tentang situs ayopoligami.com, apakah Anda setuju dengan keberadaannya?
2) Adakah suami yang bisa berbuat adil dalam berpoligami? Bagaimana juga dengan pernikahan poligami nabi Anda (silakan baca: https://tinyurl.com/y7h9d8ay)?
3) Bagaimana dengan isteri pertama dan anak-anaknya, sungguhkah diuntungkan? Apakah perasaan aman dan bahagia tanpa dikhianati bukan termasuk maksud/tujuan pernikahan?
Tentang pertanyaan Anda, silakan Anda pertimbangkan tanggapan kami:
1) Apakah menyertakan lanjutan ayat tsb bisa menghapus fakta bahwa ayat yang sama menganjurkan poligami?
2) Mengapa tidak Anda teruskan hingga ayat 6 dalam 1 Raja-raja 11? Bukankah Salomo justru mendukakan hati Allah dengan perilaku poligaminya bersama wanita-wanita asing? Sebagai orang saleh, akankah Anda meniru perbuatannya?
3) Bila hati dan pikiran kita berfokus pada kebenaran, tentu kita akan mempertimbangkan ulang berbagai dampak negatif praktik poligami. Sungguhkah berasal dari Allah Sang Sumber Kebenaran?
~
Yuli