Melalui artikel ini, kita akan menyelidiki apakah poligami hawa nafsu atau berkah Allah? Ketika saya berkunjung ke rumah teman saya, ada satu hiasan dinding di ruang tamunya yang menarik perhatian saya. Hiasan itu menjelaskan dua belas nama wanita yang hadir dalam kehidupan Muhammad.
Kisah Pernikahan Sang Nabi
Ketika Muhammad berusia 25 tahun, dia menikah dengan Khadijah binti Khuwaylid. Saudagar kaya, berstatus janda. Muhammad memperistri Khadijah hingga akhir hayatnya. Sepeninggal Khadijah, Muhammad menikah lagi. Inilah awal petualangan cintanya.
Walau pernikahan Muhammad tidak lazim, namun umat Muslim berpendapat beda. Mereka percaya Muhammad menikah bukan semata-mata untuk kesenangan duniawi atau sekedar mengumbar nafsu. Sebaliknya, mereka menilai pernikahan Muhammad hal mulia, yaitu mengangkat derajat wanita-wanita yang dinikahinya.
Dukungan Allah Atas Pernikahan Sang Nabi!
Umat Muslim begitu mengidolakan Muhammad. Termasuk pernikahan yang dilakukannya. Bahkan, wanita-wanita Muslim sangat mengagumi Muhammad sebagai sosok suami ideal. Sekalipun secara logika, apa yang dilakukan Muhammad sungguh sulit diterima akal manusia.
Misalnya, bagaimana Muhammad, dengan wahyu dari Allah, “memaksa” Zaid anak angkatnya, untuk menceraikan Zainab isterinya (menantu angkat Muhammad). Tujuannya, agar Muhammad dapat menikahi Zainab.“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinlah kamu [Muhammad] dengan dia [Zainab] supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi” (Qs 33:37).
Sungguhkah Allah yang Maha Pengasih itu memisahkan isteri dari suaminya, agar dapat diberikan kepada Muhammad? Inikah yang disebut Allah Maha Adil?
Ketetapan Allah Tentang Pernikahan
Lembaga pernikahan ditetapkan dalam Kitab Suci Allah “Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:23-24).
Hawa diciptakan untuk berada di sisi Adam sebagai “bagian dari dirinya.” Hawa menjadi penolongnya. Setelah menikah, laki-laki dan perempuan menjadi “satu daging.” Bukan dua, tiga, atau lebih.
Firman Allah tertulis, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Allah yang benar tidak merestui perceraian dan poligami, bukan?
Poligami Hawa Nafsu dan Keselamatan dari Allah
Keinginan seseorang berpoligami timbul dari rasa ketidak-puasan yang ada dalam dirinya. Tidak puas dengan satu isteri. Atau ia tidak puas dengan rumah tangganya. Alhasil, untuk memuaskan hasrat tersebut, suami memilih berpoligami. Rasa ketidak-puasan cendrung membuat seseorang menjadi tamak.
Setiap orang perlu dilepaskan dan diampuni dari dosa ketamakan. Jelas amal ibadah tidak dapat melakukannya. Manusia memerlukan pertolongan Ilahi. Kitab Suci Allah menuliskan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia[Allah] adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”(Injil, I Yohanes 1:9).
Artikel pada tautan ini menunjukkan langkah-langkah untuk mendapatkan pengampunan ilahi.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana pandangan saudara atas pernikahan-pernikahan yang dilakukan Muhammad?
2. Allah yang Maha Pengasihi, sungguhkah tega menceraikan suami dari isterinya? Jelaskanlah rasional untuk jawaban saudara.
3. Menurut saudara, apa yang harus dilakukan agar terhindar dari dosa ketamakan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di: .
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Poligami, Hawa Nafsu Atau Berkah Allah?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
udhien sumardha mengatakan
*****
Poligami telah terjadi sejak lama. Bahkan, beberapa nabi melakukannya. Sebut saja nabi Ibrahim as dan nabi Daud as, misalnya. Begitupun dalam Islam. Namun, ada ketentuan di Al-Quran bahwa hal itu dapat dilakukan sepanjang seorang suami bisa bersikap adil.
Persoalannya, sikap adil itu berat sekali dilakukan dalam berpoligami. Jika orang Islam berpoligami namun tidak adil, maka pasti terkena murka Allah swt. Bahwa ada orang Islam yang mencari pembenaran untuk berpoligami agar ia bisa menikah lagi. Tapi tidak mampu adil, itu namanya menggunakan agama untuk kepentingannya sendiri. Allah swt sudah siap dengan sangsinya.
staff mengatakan
~
Saudara Udhien Sumardha,
Memang beberapa nabi melakukan poligami. Tapi perlu saudara Udhien ketahui, Alkitab tidak pernah memberi perintah untuk berpoligami.
Sungguh aneh bukan? Mengapa Allah memberi perintah yang disertai aturan yang mustahil dipenuhi? Mengapa Allah tidak mengatakan saja seorang pria tidak boleh berpoligami?
Jelas tidak ada seorang pria pun yang dapat berlaku adil. Karena adil adalah bagian dari sifat Allah. Bila Muhammad dan para pria Muslim menerapkan Qs 4:3 pasti tidak akan berpoligami, bukan?
Dipandang dari sudut apapun, poligami bukanlah sebuah rahmat dari Allah. Poligami adalah wujud dari ketidakpuasan manusia.
~
Daniar
Pengamat mengatakan
~
Coba anda baca ayat Alkitab yang pernah anda kutip “yang menajiskan bukan yang masuk, tetapi apa yang keluar dari hati”. Kalau anda renungkan, sesungguhnya anda telah mengingkari ayat itu sendiri dengan hati anda yang kotor. Sehingga itulah yang keluar dari hati anda dalam memandang poligami.
staff mengatakan
~
Saudara Pengamat,
Pernikahan adalah lembaga pertama yang didirikan Allah. Dan dari semula Allah menciptakan pernikahan monogami.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Kemudian ditegaskan lagi oleh Isa Al-Masih, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Dari kedua ayat di atas jelas poligami tidak benar dihadapan Allah. Apa yang kami sampaikan bukan berdasarkan pikiran atau kebenaran kami, tetapi kebenaran dari Allah.
~
Daniar
Pengamat mengatakan
~
Mengapa Tuhan Bapa dengan otoritas-Nya menciptakan Anak-Nya (Yesus) adalah seorang pria, yang berarti bahwa Tuhan Bapa itu melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita!
staff mengatakan
~
Saudara Pengamat,
Isa Al-Masih bukan ciptaan, tetapi Dia adalah Pencipta. “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Isa Al-Masih] dan tanpa Dia [Isa Al-Masih] tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:3).
Isa Al-Masih adalah pria bukan wanita, itulah yang dikatakan Kitab Suci Allah. Namun melalui Kitab Suci Allah kita juga tahu bahwa di hadapan Allah, pria dan wanita seimbang. Jadi, pria tidak lebih tinggi atau lebih berharga daripada wanita.
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Taurat, Kitab Kejadian 1:27).
Pengorbanan Isa Al-Masih di kayu salib adalah bukti terbesar bahwa Dia melihat pria dan wanita setara. Penebusan yang telah dibayar-Nya adalah harga yang sama bagi pria dan wanita.
Jadi, tidak ada diskriminasi.
~
Daniar
Pengamat mengatakan
~
Mengapa Umat Nasrani selalu mengidentikkan pernikahan itu dengan seks! Pernikahan itu ruh kasih sayang. Suami lambang perlindungan, istri lambang kesetiaan. Bagaimana dengan Yesus sendiri yang lahir dari rahim Maria, dan Maria lahir dari hubungan seks antara kedua orang tuanya. Berarti Tuhan Yesus secara tidak langsung hadir ke dunia melalui hubungan seks.
staff mengatakan
~
Saudara Pengamat,
Ketika Allah menciptakan Adam, Dia hanya memberi satu istri, yaitu Hawa. Kitab Suci Allah menjelaskan “Demikianlah mereka [pria dan wanita] bukan lagi dua, melainkan satu” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6). Itulah prinsip pernikahan yaitu monogami.
Lalu, mengapa berpoligami? Ada beberapa jawaban dari komentar umat Muslim salah satunya adalah “agar manusia tidak berbuat zinah”. Pemikiran ini membuat seakan-akan tujuan dari sebuah pernikahan hanyalah seks. Benarkah demikian bagaimana menurut saudara?
Jadi, pemikiran seperti itu timbul dari komentar umat Muslim.
~
Daniar
Pengamat mengatakan
~
Kalau mau lihat poligami secara nyata, mungkin bisa dilihat langsung dalam kasus Sultan HB 9 adalah seorang raja. Dia menerapkan nilai-nilai Islam dalam pemerintahannya. Dia berpoligami. Dia memerintah adil, rakyatnya tenteram sejahtera. Dia hidup berbahagia dengan istri-istrinya.
staff mengatakan
~
Saudara Pengamat,
Sepertinya saudara perlu membaca dulu silsilah Sultan Hamengkubuwana IX. Menurut yang saya baca Sultan Hamengkubuwana IX memiliki 5 istri.
Sedangkan menurut kitab saudara poligami dibatasi hanya 4 istri. “maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (Qs 4:3).
Bagaimana menurut saudara, dapatkah berpoligami lebih dari empat?
~
Daniar
syahril mengatakan
~
Poligami tidak hanya dilakukan oleh nabi Muhammad saw tapi juga dilakukan oleh nabi lain sebelum beliau. Anda dalam artikel ini maupun artikel anda yang lain selalu berfikir negatif akan perihal tersebut. Cobalah anda berfikir positif tentang poligami.
Sekali lagi saya katakan poligami itu cuma ditegaskan saja dalam Al-Quran. Bukan berarti diperbolehkan tanpa syarat. Bukankah dalam ayat Allah menyatakan apabila tidak sanggup adil maka satu saja. Dan satu lagi coba anda renungkan apabila Muhammad saw menikah karena nafsu mengapa beliau tidak menikah dengan para gadis saja. Tetapi beliau menikah dengan para janda dan cuma Fatimah yang masih gadis. Apakah menurut anda itu.
staff mengatakan
~
Saudara Syahril,
Adalah jelas poligami berdampak negatif bagi istri terutama bagi anak. Selengkapnya baca di sini: http://tinyurl.com/kynzr2p
Mengapa Allah mengizinkan pria Muslim berpoligami asal bisa berlaku adil. Padahal Dia tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129).
Bila ayat ini benar-benar diterapkan oleh umat Muslim, maka seharusnya dalam Islam tidak ada poligami, termasuk Muhammad bukan?
Jadi, apapun alasannya poligami bukan berasal dari Allah.
~
Daniar
joe mengatakan
~
Itulah sifat manusia cenderung melanggar aturan. Isa Al-Masih melarang poligami, tapi karena sifat dasar manusia adalah melanggar sudah tentu banyak yang melanggar. Dan Nabi Muhammad mengijinkan poligami dengan syarat tertentu. Wow pasti lebih banyak pelanggaran lagi. Karena poligami berhubungan dengan hasrat dan manusia cenderung lebih memilih hasratnya.
staff mengatakan
~
Salam Sdr. Joe,
Terimakasih untuk pemapran saudara. Benar sekali karena ketamakan yang dimiliki manusia adalah akar dosa. Dosa itu yang telah mengikat manusia sehingga manusia sesuka hati dalam melakukan dosa. Para nabi, ketika mereka memiliki isteri lebih dari satu tentu Allah melarang mereka. Tetapi karea kedegilan hati manusia-lah yang membuat mereka akhirnya melakukan dosa yakni poligami.
Jadi sangat jelas bahwa tindakan poligami sangat ditentang Allah. Lantas mengapa Allah dalam Al-Quran memperbolehkan berpoligami, atau Allah sudah lupa terhadap janji-Nya? Atau tindakan poligami adalah sesuatu yang ditentang Allah tetapi manusia sengaja melangarnya?
~
Salma
esytamp mengatakan
~
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” (Injil, Rasul Besar Matius 19:3-9).
Admid, apakah ayat itu berarti membolehkan suami zinah jika istri berzinah? Kalau suami berzinah., boleh tidak isteri juga berzinah?
staff mengatakan
~
Salam Sdr. Esytamp,
Terimakasih untuk kunjungan saudara di situs ini.
Firman Allah tertulis, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
brcerai saja jelas tidak diperkenankan, apalagi melakukan zinah, bukan?
~
Salma
Pengamat mengatakan
~
Saudara Staff Isa dan Islam,
Semua alat tubuh manusia diciptakan Tuhan pasti memiliki tujuan. Tergantung bagaimana manusia memanfaatkannya, ia bisa jadi amal kalau digunakan dijalan Tuhan dan Ia menjadi dosa kalau digunakan dijalan setan. Tuhan dalam Islam tidak memiliki kemaluan karena Tuhan bersifat suci.
Pertanyaan, bagaimana fungsi kemaluan Yesus kalau diletakkan dalam konteks tersebut? Sebagai Tuhan jelas Dia tidak suci karena memiliki kemaluan. Sebagai manusia Dia tidak memanfaatkan kemaluannya baik di jalan Tuhan maupun dijalan setan. Lantas untuk apa Yesus memiliki kemaluan? Bisakah anda jelaskan Yesus itu Tuhan atau manusia?
staff mengatakan
~
Salam Sdr. Pengamat,
Ketika Allah memerintahakan bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan yang berarti hanya ada satu wanita dan satu pria. Dan dengan berjalannya waktu manusia mulai melanggar ketetapan Allah dengan menikahi wanita lebih dari satu. Bukankah ini menandakan keserakahan manusia yang memang memperlihatkan hakekat keberdosaan manusia?
~
Salma
Kosong mengatakan
~
Mau punya istri satu, dua, tiga, atau empat, selagi kalian bisa berlaku adil, mampu memberikan nafkah lahir dan batin, dan selagi merasa tidak ada yang dirugikan, tidak masalah. Daripada kalian berzinah?
Muhammad turun ke dunia untuk menyempurnakan urusan nikah. Penyempurnaan yang memang selalu disamarkan oleh oknum-oknum demi menyatakan diri sebagai ajaran yang benar.
Walau terlihat melecehkan, Muhammad menggangkat derajat dan martabat wanita. Iitulah hakikat kehidupan. Lelaki dengan kodratnya yaitu harta, tahta, dan wanita. Apabila laki-laki punya harta dan tahta, pasti wanita-wanita adalah pelengkapnya. Maka Muhammad menjadi penyempurna saat masalah kehidupan tsb hadir dalam hidup laki-laki. Nikah membedakan manusia dengan hewan.
staff mengatakan
~
Sdr. Kosong,
Silakan Anda telaah ulang dengan akal budi yang jernih, benarkah “harta, tahta, dan wanita” adalah ajaran Allah? Mari, simak firman Tuhan dalam kitab Amsal Sulaiman berikut:
“Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!” (Kitab Amsal Sulaiman 23:2).
Maka jelas bahwa ajaran nabi Anda yang mengagungkan pemuasan nafsu manusia berdosa sama sekali bukan penyempurna ajaran Allah, melainkan penentang ajaran-Nya.
Poligami adalah bentuk lain dari perzinahan karena sejak semula Allah menghendaki kesetiaan perkawinan monogami (Taurat, Kitab Kejadian 2:24 dan Injil Matius 19:6). Maka, praktik poligami justru merendahkan derajat manusia karena praktik tsb mengaburkan perbedaan antara manusia dan hewan dimana pengendalian nafsu ditiadakan.
~
Yuli
usil mengatakan
~
Ada Nasrani yang mampu menjawab: Kalau Yesus sudah turun untuk menyucikan, menyelamatkan, dan menebus manusia dari dosa, maka kalian sudah tidak perlu hukum apa pun lagi karena kalian sudah terbebas dari dosa dan tinggal masuk ke dalam surga. Kalau itu yang terjadi, lantas untuk apa gunanya Alkitab?
Ketuhanan Yesus hanya menjadi dogma di dalam Alkitab. Roh kudus pun mereka kenal karena ditulis di dalam Alkitab. Nasrani percaya (beriman) kepada tulisan Paulus. Mereka pengikut dogma Paulus.
staff mengatakan
~
Sdr Usil,
Pengorbanan Yesus bukan hanya berdampak pada pengampunan dosa dan jaminan keselamatan kekal, tapi juga pembaruan hati dan hidup setiap umat tebusan-Nya. Dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran yang tunduk pada Hukum Kasih Isa Al-Masih. Inilah firman Allah bagi umat tebusan Isa Al-Masih: “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran” (Injil, Surat Roma 6:18).
Roh Kudus nyata berkarya dalam diri pengikut Isa Al-Masih, terbukti saat mereka mampu mencerna dengan baik dan mempraktikkan ajaran kasih Isa Al-Masih. Salah satunya menghargai kesetiaan perkawinan monogami seperti isi artikel di atas.
Roh Kudus tentu saja tidak dapat Anda rasakan karena Anda menolak keilahian Isa yang adalah Allah Tritunggal yang esa dalam kesatuan kekal bersama Bapa dan Roh Kudus. Itulah sebabnya Anda tidak mampu melihat kebenaran.
~
Yuli
staff mengatakan
~
Sdr. Zakir Naik,
Terimakasih untuk komentar yang sdr sampaikan. Tapi maaf bila kami terpaksa menghapus komentar tersebut. Karena komentar yang sdr tidak menanggapi artikel yang sedang dibahas.
Sdr. Zakir, artikel di atas sedang membahas topik “Apakah poligami berkah dari Allah atau ketamakan hati manusia.” Di akhir artikel kami juga mencantumkan tiga pertanyaan yang dapat ditanggapi oleh pembaca.
Untuk itu, dalam memberi komentar kiranya sdr hanya menanggapi tiga pertanyaan yang sudah ada. Atau setidaknya memberi komentar yang berhubungan dengan topik artikel.
~
Saodah