Melalui artikel ini, kita akan menyelidiki apakah poligami hawa nafsu atau berkah Allah? Ketika saya berkunjung ke rumah teman saya, ada satu hiasan dinding di ruang tamunya yang menarik perhatian saya. Hiasan itu menjelaskan dua belas nama wanita yang hadir dalam kehidupan Muhammad.
Kisah Pernikahan Sang Nabi
Ketika Muhammad berusia 25 tahun, dia menikah dengan Khadijah binti Khuwaylid. Saudagar kaya, berstatus janda. Muhammad memperistri Khadijah hingga akhir hayatnya. Sepeninggal Khadijah, Muhammad menikah lagi. Inilah awal petualangan cintanya.
Walau pernikahan Muhammad tidak lazim, namun umat Muslim berpendapat beda. Mereka percaya Muhammad menikah bukan semata-mata untuk kesenangan duniawi atau sekedar mengumbar nafsu. Sebaliknya, mereka menilai pernikahan Muhammad hal mulia, yaitu mengangkat derajat wanita-wanita yang dinikahinya.
Dukungan Allah Atas Pernikahan Sang Nabi!
Umat Muslim begitu mengidolakan Muhammad. Termasuk pernikahan yang dilakukannya. Bahkan, wanita-wanita Muslim sangat mengagumi Muhammad sebagai sosok suami ideal. Sekalipun secara logika, apa yang dilakukan Muhammad sungguh sulit diterima akal manusia.
Misalnya, bagaimana Muhammad, dengan wahyu dari Allah, “memaksa” Zaid anak angkatnya, untuk menceraikan Zainab isterinya (menantu angkat Muhammad). Tujuannya, agar Muhammad dapat menikahi Zainab.“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinlah kamu [Muhammad] dengan dia [Zainab] supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi” (Qs 33:37).
Sungguhkah Allah yang Maha Pengasih itu memisahkan isteri dari suaminya, agar dapat diberikan kepada Muhammad? Inikah yang disebut Allah Maha Adil?
Ketetapan Allah Tentang Pernikahan
Lembaga pernikahan ditetapkan dalam Kitab Suci Allah “Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:23-24).
Hawa diciptakan untuk berada di sisi Adam sebagai “bagian dari dirinya.” Hawa menjadi penolongnya. Setelah menikah, laki-laki dan perempuan menjadi “satu daging.” Bukan dua, tiga, atau lebih.
Firman Allah tertulis, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Allah yang benar tidak merestui perceraian dan poligami, bukan?
Poligami Hawa Nafsu dan Keselamatan dari Allah
Keinginan seseorang berpoligami timbul dari rasa ketidak-puasan yang ada dalam dirinya. Tidak puas dengan satu isteri. Atau ia tidak puas dengan rumah tangganya. Alhasil, untuk memuaskan hasrat tersebut, suami memilih berpoligami. Rasa ketidak-puasan cendrung membuat seseorang menjadi tamak.
Setiap orang perlu dilepaskan dan diampuni dari dosa ketamakan. Jelas amal ibadah tidak dapat melakukannya. Manusia memerlukan pertolongan Ilahi. Kitab Suci Allah menuliskan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia[Allah] adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”(Injil, I Yohanes 1:9).
Artikel pada tautan ini menunjukkan langkah-langkah untuk mendapatkan pengampunan ilahi.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana pandangan saudara atas pernikahan-pernikahan yang dilakukan Muhammad?
2. Allah yang Maha Pengasihi, sungguhkah tega menceraikan suami dari isterinya? Jelaskanlah rasional untuk jawaban saudara.
3. Menurut saudara, apa yang harus dilakukan agar terhindar dari dosa ketamakan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di: .
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Poligami, Hawa Nafsu Atau Berkah Allah?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Staff Isa,
Agama kami menghalalkan penceraian. Sedangkan agama anda tidak membenarkannya. Tetapi penceraian berlaku di agama anda. Bagaimana ini boleh terjadi? Karena pengikut agama Kristen sendiri bercerai. Adakah ini bermaksud agama anda tidak selaras dengan kehendak naluri manusia di seluruh dunia?
~
Saudara Hajat,
Maaf kami menghapus komentar saudara yang lain. Kiranya saudara dapat memperhatikan peraturan dalam memberi komentar, bila tidak ingin komentar saudara kami hapus.
Saudara Hajat, itulah perbedaan ajaran nabi saudara dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih tidak mengajarkan perceraian, justru nabi saudara mengajarkan perceraian.
Jelas bahwa perceraian tidak berlaku dan dibenci Allah. Jadi, ketika orang yang menyebut dirinya Kristen dan bercerai jelas mereka telah melanggar ketetapan Allah.
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
~
DA
*
Staff Isa,
Anda mengatakan “Jelas bahwa perceraian tidak berlaku dan dibenci Allah. Jadi, ketika orang yang menyebut dirinya Kristen dan bercerai jelas mereka telah melanggar ketetapan Allah.”
Bagaimana dengan hampir separuh pengikut agama Kristen di Amerika dan Eropa bercerai. Bertukar pasangan. Mereka ini bukan Kristen? Bagaimana pula suami yang panas baran yang sering melukai istrinya. Ataupun suaminya yang penagih dadah yang sering memeras istrinya untuk uang. Mereka ini didera oleh suami mereka seumur hidup? Inilah menandakan sekali lagi agama anda tidak serasi langsung dengan kehidupan manusia. Tuhan anda tidak tahu perkara ini? Tuhan anda lemah tidak berpengetahuan?
~
Saudara Hajat,
Penduduk Indonesia mayoritas Islam. Apakah seluruh orang Islam di Indonesia mengerti dengan benar ajaran Islam? Tentu tidak! Karena tidak sedikit orang Islam di Indonesia yang tidak mengerti bahkan tidak menjalankan ajaran Islam dengan baik, bukan? Orang-orang seperti ini biasa dikenal dengan nama Islam KTP.
Demikian juga dengan orang Kristen. Jelas tidak semua mereka mengerti dengan baik ajaran Isa Al-Masih. Juga tidak sedikit di antara mereka hanya Kristen KTP.
Bagi orang Kristen yang demikian, menurut mereka cerai, memukul istri, memeras istri sah-sah saja. Namun, tidak dengan seorang Kristen yang benar-benar mengerti kebenaran Firman Allah dan melakukannya. Mereka akan mengetahui dari Kitab Suci bahwa Allah melarang perceraian, melarang berlaku kasar terhadap istri. Seorang suami harus menyayangi dan mengasihi istrinya, demikian juga sebaliknya.
Bagaimana dengan poligami, bukankah itu menyakiti hati seorang istri? Jelas ini tidak dapat disebut berkah Allah!
~
DA
*****
1. Keluarga Zaid dalam masalah, sehingga ia menceraikan istrinya Zainab. Dan Allah memerintahkan Rasulullah untuk menikahi Zainab mendapatkan nafkah dan menjauhi fitnah, apa itu salah?
2. Allah menghalalkan perceraian tetapi tidak menyukainya. Konflik keluarga berakhir cerai demi kebaikan suami dan istri, apa itu tidak boleh? Allah maha pengasih dan maha adil.
~
Saudara Gasim,
1. Tentu setiap rumah tangga mempunyai masalah. Apakah setiap masalah harus diselesaikan dengan perceraian? Jelas tidak, justru akan menimbulkan permasalahan baru, bukan?
Ayat yang memberikan istri Zaid pada ayahnya. Juga memerintahkan umat Muslim untuk menikahi menantu wanita mereka jika putra angkat mereka menceraikan istri mereka. Kami kira untuk menghalalkan Muhammad menikahi istri anaknya. Karena dalam budaya Arab, hal itu sangat tabu.
2. Jelas peraturan yang bertolak belakang. Allah yang memperbolehkan, Allah pula yang membenci. Apakah Allah ragu-ragu dengan firman-Nya? Sungguh tidak masuk akal!
Konflik dalam pernikahan yang berujung pada sebuah perceraian, adalah masalah yang ditimbulkan manusia. Bukan atas persetujuan dari Allah. Jadi apapun alasan atau kondisinya, perceraian bukanlah jalan keluar dari permasalahan yang terjadi dalam sebuah pernikahan. Justru di sinilah kesetiaan seseorang diuji terhadap pasangannya.
Saudara mengatakan “Allah menghalalkan perceraian tetapi tidak menyukainy” dari pernyataan saudara, sangat bertentangan dengan ajaran Al-Quran. Bagaimana Allah menghalalkan perceraian, tetapi tidak menyukainya? Apakah Allah bingung dengan keputusan-Nya?
~
DA dan Salma
*
Saran untuk admin: belajar tentang Islam mendalam dulu baru bikin artikel, pengetahuan anda tentang Islam setengah-setengah. Jadinya pemahaman anda rancu, saya sendiri tertawa membacanya.
Saya sarankan anda belajar ilmu tafsir, ulumul quran, dan disiplin ilmu lainnya yang berkaitan. Agar tidak terjebak dalam pemahaman anda semata! Anda bagaikan orang yang hendak melakukan perjalanan jauh yang belum pernah anda lewati tanpa seorang pemandu. Bagaimana jadinya? Bahkan dalam beberapa artikel tampaknya anda lebih mengerti tentang kehidupan daripada Tuhan sang pencipta kehidupan.
Jika tidak, lebih baik anda tidak usah mengkaji Islam. Jalani saja keyakinan anda sendiri dengan saling menghormati keyakinan orang lain.
~
Saudara Joseph Rizal,
Kami mengucapkan terima kasih atas saran saudara. Dan kami menghormati keyakinan orang lain.
Tentu sebelum kami memutuskan untuk membuat situs ini, jauh sebelumnya kami telah mempelajari ajaran Islam, membaca buku-buku tentang Islam dan bergaul akrab dengan orang-orang Islam. Sehingga dapat kami katakan bahwa kami mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ajaran Islam.
Namun, bila menurut saudara artikel kami di atas adalah salah, kiranya saudara dapat berbagi dan memberi penjelasan?
~
DA
*
Singkat kata, peradaban manusia semakin ke depan semakin rusak/bejat, lepas urusan agama, populasi wanita meningkat pesat dibanding pria. Kelak satu pria harus menikahi 50 wanita, sehingga kelak peristiwa hubungan seks bebas bukan berita lagi. Ini dapat dilihat mereka melakukannya di pinggir jalan tempat anda lewat.
~
Saudara Bramsonata,
Itulah bukti bahwa manusia masih berada dalam ikatan belenggu dosa. Mereka perlu dilepaskan dan diampuni dari dosa-dosa itu. Mereka perlu menerima Isa Al-Masih untuk melepaskan mereka dari ikatankan tersebut.
Sehingga dalam hidupnya mempunyai motifasi yang baru, bukan untuk kepuasan nafsunya. Karena ia menerima pelepasan akibat kasih Allah dan pengorbanan Isa Al-Masih, maka ia sekarang hidup dengan satu tujuan. Yakni untuk hidup berkenan kepada Allah (Injil, Surat I Tesalonika 4:1).
Bagaimana caranya? Silakan baca dan renungkan di link ini tinyurl.com/agr4w99
Karena itu, seperti pembahasan dalam artikel ini, bahwa mungkinkah Allah berkenan terhadap prilaku poligami atau itu adalah sifat tamak manusia?
~
DA dan Salma
*
Terima kasih admin. Semoga situs ini bermanfaat membuka mata orang yang suka poligami.
~
Salam Sdr. Silalahi,
Terimakasih juga, setiap orang yang berkunjung di situs ini menerima hikmat dan kemurahan Allah.
Pernikahan adalah lembaga pertama yang didirikan Allah. Dan dari semula Allah menciptakan pernikahan monogami.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:23-24).
Kemudian ditegaskan lagi oleh Isa Al-Masih, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Dari kedua ayat di atas jelas poligami tidak benar dihadapan Allah.
~
DA
*****
1. Rahasia dibalik pernikahan nabi Muhammad.
2. Cerai dibolehkan, namun dibenci oleh Allah. Cerai hanya dapat diambil jika tidak ada cara lain yang dapat ditempuh.
Pada kasus-kasus, seperti: pernikahan di dalamnya terdapat kekerasan, wanita yang dinikahi namun tidak dinafkahi (batin atau lahir), pasangan sudah tidak saling mencintai (bahkan membenci satu sama lain) manakah yang lebih baik? Tetap atau bercerai?
3. Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintai mu, dan zuhudlah terhadap manusia maka manusia akan mencintaimu.
~
Saudara Leoni,
(1,3) Silakan memberikan penjelasan yang singkat, padat, dan jelas mengenai poligami nabi saudara dan zuhud.
(2) Pernyataan yang bertolak belakang. Allah sendiri yang mengijinkan perceraian, lalu Allah pula yang membencinya. Apakah Allah ragu-ragu dengan firman-Nya? Sungguh tidak masuk akal!
Lantas, apakah standart yang diberikan oleh Muhammad mengenai kekudusan pernikahan?
Pasti dalam suatu rumah tangga timbul suatu permasalahan, namun bukan berarti harus mengambil keputusan yang tragis. Lari dari masalah tersebut dengan cara melakukan perceraian. Justru di sinilah letak kesetiaan seseorang diuji terhadap pasangannya.
Maka, apapun alasan atau kondisinya, poligami dan perceraian bukanlah jalan keluar dari permasalahan yang terjadi dalam sebuah pernikahan.
Allah dalam Injil menegaskan bahwa tidak membenarkan poligami dan perceraian. Mari perhatikan sabda Isa Al-Masih: “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Markus 10:9).
~
DA
*
Coba anda kirimkan surat ke YUFID TV, menawarkan untuk berdiskusi agama. Mereka punya banyak ustad yang memang memiliki pengetahuan tentang agama Islam.
Seorang guru harus menguasai materinya sebelum mengajar ke muridnya, jika tidak, si guru bisa mencetak murid-murid dengan pemahaman yang salah.
~
Saudara Leoni,
Terima kasih untuk masukannya.
Memang adalah baik bila memiliki pengetahuan tentang agama masing-masing. Bagaimana dengan Saudari Leoni, apakah sudah memiliki pengetahuan tentang agama saudari?
Bila berkena melalui forum ini dapat membagikan pengetahuan saudara, khususnya pada topik ini tentang poligami ketamakan atau berkat Allah?
~
DA
*****
1. Menurut pandangan saya itu lebih cocok disebut pria hidung belang atau laki-laki buaya.
2. Bukan Allah Sang pencipta yang menyuruh perceraian itu, itu akal-akalan Muhammad saja. Allah yang memberi ketetapan agar bisa tidur dan menikmati tubuh Zainab?
3. Agar terhindar dari dosa ketamakan teladani Isa Al-Masih dan jalankan perintah-Nya.
~
Saudara Mamat,
Terima kasih telah menanggapi pertanyaan-pertanyaan di atas.
Demikian Allah dalam Injil menegaskan bahwa tidak membenarkan poligami dan perceraian. Berikut sabda Isa Al-Masih: “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”(Injil, Rasul Markus 10:9).
Jadi jelas poligami bukan berasal dari Allah, tetapi dari keinginan manusia.
Setiap orang perlu dilepaskan dan diampuni dari dosa ketamakan. Ia perlu datang kepada Isa Al-Masih dan menerima-Nya sebagai Juruselamat. Isa Al-Masih juga memberi kuasa-Nya, agar manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Bagaimana menerima kelepasan dan diampuni dari dosa? Silakan baca dan renungkan di url ini: http://tinyurl.com/agr4w99
~
DA
*
Qs 33:37 adalah landasan hukum bahwa anak angkat itu bukan muhrim sehingga boleh dinikahi. Karena poliandri itu haram, maka Nabi Muhammad menikahi Zainab setelah Zainab berstatus bukan istri orang.
Sesungguhnya poligami itu punya syarat-syarat yang berat yaitu “adil”. Karena itu bila tidak mampu Al-Quran menyuruh monogami saja, karena konsekwensinya berat sekali. Kata Nabi, jika seorang pria berpoligami kemudian tidak adil, maka kelak di neraka akan diseret dalam keadaan miring lambungnya.
Ini ultimatum jangan sembarangan berpoligami, pikirkan dengan matang karena bisa berujung di neraka. Di satu pihak ada yang terpaksa harus poligami, misalnya istrinya sakit hingga tidak mampu melayani suami atau mandul sedangkan suaminya ingin keturunan dan sebagainya.
~
Saudara Tauhid,
Pernahkah saudara renungkan siapa Allah ini? Allah yang telah menyatukan Zain dan Zainab lalu Allah pula yang telah menceraikan mereka! Kemudian Allah pula yang menikahkan Zainab dengan Muhammad!
Saudara Tauhid, syarat poligami adalah adil. Bukankah Allah tahu bahwa mereka pasti tidak bisa berlaku adil? “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129). Berarti mereka yang berpoligami pasti akan masuk neraka.
Jadi poligami bukan solusi dalam pernikahan. Poligami jelas adalah ketidak puasan seorang suami dalam rumah tangganya. Poligami hanya akan menyakiti wanita, sebab tidak ada wanita di dunia ini yang rela berbagi suami dengan wanita lain. Dan seorang pria yang berpoligami jelas tidak dapat berbuat adil terhadap isteri-isterinya. Yang pada akhirnya akan membawa mereka ke neraka.
~
DA
*
Segala puji syukur bagi Allah Bapa di sorga, yang menegakkan keadilan-Nya di atas bumi ini dengan tidak memandang rupa. Keadilan dan keesaan Allah tiada tandingnya. Allah juga tidak akan pernah mengingkari segala perkataan-Nya. Sesungguhnya siapapun yang menyembah-Nya berbuat hal yang sama, amin.
~
Saudara Setialah,
Kami sependapat dengan Saudara Setialah. Bahwa Allah tidak akan pernah mengingkari segala perkataan-Nya. Termasuk ketetapan-Nya mengenai pernikahan monogami.
Poligami timbul dari rasa ketidak-puasan yang ada dalam diri seseorang. Tidak puas dengan satu istri, tidak puas karena belum dikaruniai anak, dan lain-lain. Rasa ketidak-puasan cenderung membuat seseorang menjadi tamak.
Walau Allah tidak setuju dengan tindakan manusia yang melanggar ketetapan-Nya, namun Allah tidak membinasakan manusia. Karena Allah ingin memberi manusia kesempatan untuk diselamatkan.
Melalui penyaliban Isa Al-Masih, Dia ingin supaya setiap orang dapat kembali melihat kemuliaan Allah dalam hidup kekal.
~
DA
~
Dalam Al-Quran memperbolehkan poligami karena Quran menjelaskan sebenarnya kondrat manusia. Selaras dengan kehidupan manusia, Allah lebih tahu. Poligami diperbolehkan agar manusia tidak berbuat zinah.
Kalau Kristen tidak boleh poligami tapi memperbolehkan zinah, bukan? Ada kesaksian pendeta dari Manado. Pendeta habis ceramah dari gereja langsung masuk hotel ditemani wanita PSK. Katanya wanita-wanita PSK juga masuk sorga karena dalam keyakinan umat Kristen ada Tuhan Yesus yang akan menebus manusia berdosa. Sungguh kalau dipikir secara normal tidak sesuai dengan akal sehat.
~
Saudara Destia,
Dapatkah dijelaskan kodrat manusia yang bagaimana menurut saudara Destia, sehingga diperbolehkan poligami?
Lagi, poligami diperbolehkan agar manusia tidak berbuat zinah. Coba sekarang saudara Destia renungkan, apakah seorang pria dijamin puas dan tidak berzinah bila sudah memiliki 4 istri? Sebagai kaum wanita apakah saudara Destia rela dipoligami?
Jadi, apapun alasannya poligami bukan solusi dalam pernikahan. Jelas poligami menyakitkan hati wanita dan bukan berasal dari Allah.
Kitab suci Allah tidak mengajarkan poligami. Demikian zinah adalah dosa. “Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan diantara kamu,” (Injil, Surat Efesus 5:2).
Satu-satunya cara untuk menghindari dosa adalah memberitahu Allah, bahwa kita tidak berdaya untuk mengubah diri sendiri.
Itulah sebabnya Isa Al-Masih datang ke dunia dan mati di kayu salib. Dia datang sebagai Penanggung dosa. Tujuan-Nya membebaskan manusia dari dosa dan kesalahan. Juga untuk memberi kuasa-Nya, agar manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.
~
Daniar
~
Islam dan Kristen itu dua institusi berbeda.
Islam bukan agama semata tapi juga DIN (hukum/syariat), mengandung nilai-nilai moral agama karena menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran.
Sedangkan Kristen adalah Agama yang hanya mengajarkan kebajikan tapi tak memiliki hukum untuk mencegah perbuatan mungkar. Dalam arti membiarkan kejahatan merajalela, karena bagi mereka kejahatan yang dilakukan itu urusan/tanggung jawab pribadi masing-masing dengan Tuhan.
Tidak heran jika di negara/daerah yang mayoritas Kristen, tempat pelacuran dilegalkan, pernikahan sesama jenis direstui. Prinsipnya, mereka hanya mengingatkan, terserah anda mau mendengarkan atau tidak, itu urusan anda.
~
Saudara Hamba Moehammad,
Kami sependapat dengan saudara, memang tidak dapat dipungkiri bahwa ajaran yang dibawa nabi saudara berbeda dengan ajaran Isa Al-Masih.
Salah satu contohnya bagaimana nabi saudara memperlakukan wanita dengan hukum yang dibawanya. Seperti seorang pria boleh mempunyai isteri empat sekaligus (Qs 4:3). Tidakkah pembuat/pembawa hukum memikirkan perasaan wanita? Dapatkah ini disebut berkat Allah atau memuaskan nafsu manusia saja?
Namun Isa Al-Masih mengajarkan Hukum Kasih. Yang berisi mengasihi Allah dan sesama. Bila ada benih kasih dihatinya akankah suami menyakiti hati istrinya, dengan membagi cintanya kepada wanita lain? Apakah menurut saudara menyakiti hati orang lain tidak berdosa?
Saudaraku jelas berzinah, pernikahan sejenis berdosa dihadapan Allah. Setiap orang pasti berdosa. Yang membedakan mereka hanya perbuatan dosa yang mereka lakukan.
Allah mengasihi seluruh dunia, sehingga Ia mengirim Isa Al-Masih untuk mati bagi dunia. Isa Al-Masih rela berkorban agar kita menjadi suci. Inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan http://tinyurl.com/cy279xv
~
Daniar
~
Setelah aku membaca posting staff Isa dan komentar dari teman-teman Muslim. Akhirnya aku menemukan bahwa berpoligami adalah zinah atau selingkuh yang dilegalkan oleh Tuhannya umat Islam. Karena kalau kita tidak setia pada pasangan kita bukankah itu perbuatan zinah?
~
Saudara Vitalis Fiser,
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca komentar-komentar kami.
Isa Al-Masih menegaskan bahwa pernikahan adalah monogami. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”(Injil, Rasul Markus 10:9).
Jelas poligami telah melanggar ketetapan Allah. Jadi bukan berasal dari Allah, tetapi dari keinginan manusia.
~
Daniar
~
To Vitalis Fiser,
Saya hanya tertawa membaca komenmu di bawah ini:
“Akhirnya aku menemukan bahwa berpoligami adalah zinah atau selingkuh yang dilegalkan oleh Tuhannya umat Islam. Karena kalau kita tidak setia pada pasangan kita bukankah itu perbuatan zinah?”.
Logika anda adalah logika manusia munafik. Mana mungkin Poligami dikatakan zinah. Setahu saya, perbuatan zinah itu perbuatan yang ilegal, tanpa melalui pernikahan yang sah baik secara agama/pemerintah. Yang dikatakan zinah itu seperti yang dilakukan Yehuda kepada Tamar yang melahirkan keturunan Yahudi, nenek moyangnya Yesus Kristus. Yesus dikatakan anak Yusuf, Yusuf adalah keturunan dari Daud, dan Daud adalah keturunan Yehuda. Yesus adalah keturunan pezinah dan ini tak bisa dibantah.
~
Saudara Hamba,
Memang Kitab Suci Allah mencatat sejarah manusia, juga menyatakan dosa. Namun Kitab Suci Allah juga dengan tegas memberitahukan bahwa berzinah adalah dosa.
Inilah peraturan Allah yang dilanggar manusia: “Jangan berzinah” (Taurat, Kitab Keluaran 20:14). Bahkan Isa Al-Masih menegaskan, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:27-28).
Saudaraku, ketika seorang suami berpoligami pasti ia menginginkan wanita lain yang disenanginya, bukan? Perbuatan itulah menurut Allah berzinah. Menurut saudara bukan zinah karena poligami melalui pernikahan yang sah. Maaf, apakah menurut saudara tujuan dari pernikahan hanya sekedar menghalalkan seks?
Sedangkan pernikahan yang ditetapkan Allah sejak awal adalah monogami. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Kiranya uraian ini dapat direnungkan dengan baik
~
Daniar
*****
1. Pernikahan oleh Nabi Muhammad adalah perbuatan hukum merujuk pada fiqih,
2. Kalau perceraian saja admin menganggap sikap tega-tegaan Allah, bagaimana dengan neraka dipersiapkan untuk mengazab manusia?
Lalu kenapa Allah tega membuat ketentuan Yesus disiksa, dipermalukan dan disalib?
3. Menghindari ketamakan mudah saja. Bersikaplah ketaatan, puas dengan apa adanya, jangan membebani diri dengan angan-angan, baik harta atau wanita, bukankah semuanya akan ditinggalkan tidak dibawa mati dan ada batasnya. Yang dibawa mati nilai-nilai kebaikan yang dilakukan selama hidup sebagai orang beriman bukankah lebih baik mencintai dan mengasihi Tuhan.
~
Saudara Rafi Kasim,
Terima kasih atas jawaban-jawaban saudara di atas.
(1) Bila mengacu pada Al-Quran tentu hal itu adalah wajar, karena yang demikian diajarkan. Namun bila berdasarkan ketetapan Allah yang sejak awal, jelas hal itu melanggar ketetapan Allah. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Pernikahan monogami, satu pria dan satu wanita bersatu.
(2) Saudara Rafi, melanggar ketetapan Allah adalah dosa, sehingga pantas di hukum dan tempatnya di neraka. “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam” (Qs 20:74).
Sekarang perhatikan Qs 33:37, dimana diturunkan wahyu perceraian dan perkawinan sekaligus. Tidakkah saudara melihat siapa Allah ini? Allah yang menyatukan mereka (Zain dan Zainab), lalu Allah pula yang memisahkan mereka dan mengawinkan Zainab dengan Muhammad.
Namun Allah dalam Alkitab dengan tegas mengatakan “Aku membenci perceraian,” (Kitab Maleakhi 2:16).
(3) Saudara Rafi, manusia cenderung melakukan dosa untuk menghindarinya manusia perlu pertolongan Allah. Dengan datang dan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Isa Al-Masih juga memberi kuasa-Nya, agar manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah (Baca Injil, Surat Efesus 4:23-24).
Bagaimana menerima kelepasan dan diampuni dari dosa? Silakan baca dan renungkan di url ini: http://tinyurl.com/agr4w99
~
Daniar
~
Selamat malam staff,
Pertama: Terima kasih atas balasannya. Saya menghormati prinsip-prinsip staff yang bersandar pada keimanan staff.
Kedua: Apapun isi ulasan dan tanggapan terutama saya dan semua saudaraku sebangsa dan setanah air, saya mengajak dilaksanakan dalam suasana satu nafas bangsa. Bangsa kita Indonesia nan damai, karena apa? Karena kita adalah satu-satunya bangsa di dunia yang mana masyarakatnya mewarisi sifat kerukunan antar suku dan agama dari kakek dan nenek kita. Baik Hindu, Budha, Muslim, dan Kristen.
~
Saudara Rafi Kasim,
Terima kasih atas komentar saudara yang sopan dan bijaksana, kami sangat menghargainya.
Kami sependapat dengan Saudara Rafi. Kerukunan penting dalam hidup, sehingga akan tercipta kedamaian. Demikian Isa Al-Masih mengajarkan kita untuk mengasihi Allah dan sesama kita.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, . . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:37-39).
Bila kita mengasihi, maka tidak akan membenci, bukan? Bila kita mengasihi, maka tidak akan menyakiti hati orang lain, bukan? Atau mengambil banyak wanita sebagai istri.
Kembali pada topik di atas, kiranya saudara Rafi berkenan menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana pandangan saudara atas pernikahan-pernikahan yang dilakukan Muhammad?
2. Allah yang Maha Pengasihi, sungguhkah tega menceraikan suami dari isterinya? Jelaskanlah rasional untuk jawaban saudara.
3. Menurut saudara, apa yang harus dilakukan agar terhindar dari dosa ketamakan?
Terima kasih.
~
Daniar
*****
Kepada saudara Muslim yang saya kasihi,
Saya membuat sebuah perumpamaan, “Ada seekor hewan jantan yang kebetulan mencium aroma lawan jenisnya yang baru selesai menstruasi, maka sang pejantan menghampiri sang betina dan langsung mengawininya. Keesokan harinya sang jantan menemui sang betina lain yang kebetulan aromanya sama dengan betina yang sudah dikawini kemarin. Apa yang terjadi? Sang jantan mengawini juga tanpa segan sedikitpun”.
Kesimpulan: Ada yang sama antara poligami manusia dan hewan yaitu “kelakuannya”.
Perumpamaan tersebut bagi seluruh manusia yang suka berpoligami. Mari kita bersama merenungkan perumpamaan ini. Agar kita semakin menyadari dampak dari poligami apakah baik atau buruk di dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati kita semua.
~
Saudara Jonas,
Maaf komentar saudara kami edit menjadi satu kolom.
Terima kasih atas komentarnya. Sungguh luar biasa karya Tuhan atas kehidupan kita. Ia memberikan akal budi untuk kita dapat berpikir. Dari perumpamaan tersebut kita dapat melihat bahwa keinginan, ketidakpuasan, nafsu menjadikan tamak. Jelas ketamakan adalah dosa.
Setiap orang perlu dilepaskan dan diampuni dari dosa ketamakan. Kepada orang yang bertobat dan beriman kepada Isa, Allah akan memberi hati yang baru, yang penuh dengan Ruh-Nya sehingga orang itu selalu ingin melakukan hal yang menyenangkan Allah.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat I Yohanes 1:9). Ia menawarkan pengampunan, mengatasi kuasa dosa, dan hidup yang kekal.
Mengenai dampak poligami dapat dibaca di link ini: http://tinyurl.com/kynzr2p
~
Daniar
~
Saudara Capila,
Komentar saudara kami hapus karena sama di beberapa artikel dalam situs ini. Jadi kami hanya menanggapi satu komentar saudara di salah satu kolom komentar dalam situs ini.
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana pandangan saudara atas pernikahan-pernikahan yang dilakukan Muhammad?
2. Allah yang Maha Pengasihi, sungguhkah tega menceraikan suami dari isterinya? Jelaskanlah rasional untuk jawaban saudara.
3. Menurut saudara, apa yang harus dilakukan agar terhindar dari dosa ketamakan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
~
Daniar
~
Allah SWT maha berilmu, tidak bisa dibandingkan dengan tingkat rasional & logika manusia. Segala yang ditetapkan pasti ada hikmah dan maksudnya. Dan bagi yang membelokkan apa yang menjadi ketentuan Allah niscaya akan disatukan dengan orang-orang yang merugi.
~
Saudara Sita,
Kami sependapat dengan saudara, Allah tidak ada bandingnya. “Demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan penuh bahagia” (Kitab, Nabi Yeremia 29:11).
Ketentuan Allah sejak semula mengenai pernikahan adalah monogami, satu suami dengan satu istri untuk selamanya. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Demikian Isa Al-Masih datang menegaskan hal itu lagi. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Sayang Muhammad membawa ajaran poligami, yang merubah ketentuan tersebut.
Poligami berdampak negatif bagi istri dan anak-anak, jelas yang demikian bukan rancangan damai sejahtera.
~
Daniar