Wanita cenderung ingin diperlakukan seperti seorang Puteri Raja. Tidak heran bila wanita selalu ingin tampil cantik. Berdandan, berjalan, dan berbicara layaknya seorang Puteri Raja. Wanita juga selalu bermimpi mempunyai suami yang dapat memperlakukan isteri bak seorang Puteri. Suami yang dapat melindungi dan menyayanginya setulus hati.
Faktor Yang Mempengaruhi Suami Bertindak Kasar
Sayangnya, angan-angan ini terkadang hanya tinggal angan-angan. Suami terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Ditambah lagi perintah agama yang berkata bahwa “Kaum laki-laki [suami] itu adalah pemimpin bagi kaum wanita [isteri] . . . . . .” (Qs 4:34), membuat suami terkadang otoriter. Perilaku suami yang demikian menimbulkan perasaan tidak dicintai dan tidak dikasihi di hati isteri.
Menjaga perasaan romantis dalam pernikahan memang tidak mudah. Karena perasaan ini tidak muncul selalu setiap hari. Dibutuhkan usaha untuk menjaga agar pernikahan tetap kuat. Menjaga agar masalah-masalah kecil tidak berkembang menjadi konflik besar.
Mengapa Isteri Disebut Sebagai Penolong Sepadan?
Mencintai isteri tidak semata-mata hanya mencukupi kebutuhan materi saja. Suami wajib “mengasihi isterinya dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19). Janganlah sekali-sekali menganggap “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki . . . .”(Qs 2:223).
Selain mengasihi, suami juga perlu menghormati isterinya. Karena isteri merupakan “penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Taurat, Kitab Kejadian 2:18). Mengambil wanita lain, memperlakukan isteri dengan kasar, atau memisahkan mereka di tempat tidur mereka, jelas bukan merupakan tindakan mengasihi dan menghormati isteri.
Dengan Hati Baru dari Isa, Suami Dapat mengasihi
Suami yang cenderung memposisikan diri “hanya” sebagai kepala rumah tangga, akan mengalami kesulitan untuk memposisikan dirinya sebagai rekan bagi isterinya. Mungkin memang butuh usaha yang lebih dalam bagi suami untuk menahan ego.
Untuk dapat membuang ego dari hati, suami perlu memiliki hati yang baru. Yaitu hati yang sudah dibersihkan oleh darah Isa Al-Masih lewat pengorbanan-Nya di kayu salib. Sebab, “. . . kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia . . . . bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus. . . .” (Injil, Surat 1 Petrus 1:18-19).
Suami yang sudah menerima hati baru dari Isa Al-Masih, akan dapat memperlakukan isterinya seperti Puteri Raja. Dia juga akan mengasihi isterinya tanpa syarat, sebagaimana Allah mengasihi dia tanpa syarat pula. Dengan demikian, akan tercipta pernikahan yang setia, penuh damai dan cinta kasih.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda, bagaimana menjaga agar pernikahan dapat tetap langgeng dan harmonis?
- Setujukah saudara bahwa isteri adalah penolong yang sepadan bagi suami? Sebutkan alasan saudara!
- Apa yang harus dilakukan agar suami dapat mengasihi isterinya tanpa syarat?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pria Islam: Bagaimana Seharusnya Memperlakukan Isteri?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Halo kalian yang membuat artikel ini,
Saya hendak sampaikan bahwa setiap ayat dalam Al-Quran itu berhubungan satu sama lain. Janganlah diputus-putus sehingga salah tafsir dan membuat orang salah paham tentang suatu agama. Apa gunanya situs ini kalau tidak bisa membuat orang saling bertoleransi dan mengasihi, hanya bisa saling membenci saja?
Saya memaklumi karena anda non-Muslim sehingga tidak tahu apa maksud/arti dari ayat dalam Al-Quran yang sebenarnya.
~
Sdri. Nurma,
Terimakasih untuk tanggapan Anda atas artikel di atas.
Apa yang kami sampaikan adalah ajaran Allah yang menghendaki setiap pria memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sebagaimana Allah telah sedemikian mengasihi kita manusia berdosa, yang sebenarnya tidak layak menerima anugerah kasih-Nya.
Jika Anda menganggap bahwa ayat-ayat Al-Quran yang tertulis pada artikel di atas menimbulkan kesalahpahaman, mohon klarifikasi dari Anda mengenai maksud dari ayat-ayat Al-Quran tersebut.
~
Yuli
~
Mbk Yuli,
Ini terjemahan lengkapnya:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Qs 4:34).
Saya menunggu pertanyaan Anda.
~
Sdri. Nissa,
Terimakasih telah menulisan ayat terjemahan Qs 4:34 secara lengkap.
Menurut Anda, benang merah apakah yang dapat diambil dari pesan ayat tersebut?
~
Yuli
~
Saudara-saudara Muslim,
Jangan kita berdebat dengan admin dari situs ini. Situs ini adalah situs yang sengaja dibuat untuk merusak nama Islam dengan dalih diskusi. Dengan dasar ayat-ayat suci Al-Quran yang hanya diambil sepotong demi sepotong, admin ini terus melaknat dan mencerca Islam. Ini bukan situs diskusi antar agama yang benar ,tetapi propaganda dengan tujuan menghancurkan Islam.
Mohon abaikan saja situs ini karena tidak ada ilmu dan pengetahuan yang kita dapat. Lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaat yang kita peroleh. Semoga Allah SWT yang Maha Pemurah mengampuni jiwa admin ini.
Wassalam.
~
Sdr. Isa adalah Islam,
Terimakasih telah mendoakan pengampunan dari Allah bagi kami. Ya, pengampunan sejati dari Allah telah kami terima melalui karya keselamatan Isa Al-Masih bagi manusia berdosa.
Bagaimana dengan Anda? Bila Anda mungkin merasa tak seberdosa kami sehingga tak memerlukan pengampunan Allah, ada baiknya artikel menarik berikut Anda simak: http://tinyurl.com/n4qyrer.
Jauh dari motif penghancuran agama, situs ini justru membawa pesan mulia Allah, yakni pemulihan hidup dari ikatan dosa:
“Sebab di dalam Dia [Isa Al-Masih] dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,” (Injil, Surat Efesus 1:17).
Ohya, bagaimana Anda menanggapi isi artikel di atas?
~
Yuli
~
“Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir. Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis. Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh”
Wah, ternyata ajaran Bible. Pantas banyak orang berselingkuh karena melakukan ajaran dari Bible Kriten.
~
Sdr. Heboh,
Semoga comotan ayat yang Anda ambil dari Kitab Amsal 7:16-19 tak membuat Anda terbuai seperti membaca novel. Karena ayat selanjutnya justru menegaskan pengajaran moral yang harus kita perhatikan & taati:
“Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum, sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam. Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku. [u]Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya. Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya[/u]” (Kitab Amsal Sulaiman 7:21-26)
~
Yuli
~
Dan hasilnya adalah women protection organization.yang bermarkas di Dallas membeberkan fakta yang mengejutkan. Hasil penyelidikan mereka terhadap negara-negara mayoritas Kristen dan mayoritas Islam ini diterbitkan American News terbitan Januari 2015.
Islam yang melegalkan poligami ternyata lebih mampu mempertahankan keharmonisan rumah tangganya. Dan fakta lain, meskipun Islam melegalkan poligami, ternyata pelaku poligami di dalam masyarakat Muslim hanya 0.01% dari keseluruhan umat Islam. Sebuah nilai yang sangat tidak berarti.
Hal yang mengejutkan malah mereka dapatkan dari rumah tangga Kristen yang monogami. Mereka mendapati perselingkuhan di dalam kehidupan rumah tangga monogami. Angkanya sangat luar biasa, 87%.
~
Sdr. Heboh,
Terimakasih untuk informasi hasil survay yang Anda paparkan.
Inti permasalahannya hanya satu: apakah responden dari keluarga Kristen tersebut adalah orang-orang yang mengenal dan menjadi pengikut sejati Isa Al-Masih?
Saudara, tidak semua orang ber-KTP Kristen adalah orang yang dalam hidupnya beribadah & taat pada Isa Al-Masih. Jika Anda berpikiran terbuka, silahkan Anda gali kembali, apakah responden Kristen tersebut suka membaca Alkitab? Suka menyimpan firman Tuhan di dalam hatinya? Suka mengamalkannya?
Hal yang sama pun berlaku bagi keluarga Muslim. Sudahkah Anda gali alasan mereka, mengapa lebih memilih tidak berpoligami? Apakah karena perkawinan monogami (ketetapan Allah sejak semula [Taurat, Kitab Kejadian 2:24]) lebih membuat mereka sejahtera?
~
Yuli
~
“ … Apakah responden Kristen tersebut suka membaca Alkitab? Suka menyimpan firman Tuhan di dalam hatinya? Suka mengamalkannya? …”
Jawab:
Ya jelas suka menyimpan firman Tuhan serta mengamalkannya. Banyak perselingkuhan pada rumah tangga Kristen itu salah satunya hasil penelitian yang mendalam, dan itu baru puncak dari gunung es. Kalau puncaknya saja seperti itu, bagaimana dasarnya?
~
Sdr. Heboh,
Beretorika tanpa berpijak pada data penelitian dengan metodologi ilmiah yang tepat tidak akan mencerminkan realita yang sebenarnya.
Pertanyaan-pertanyaan kami belum tersentuh oleh hasil penelitian yang Anda paparkan. Data yang ditampilkan hanya diambil berdasarkan metodologi kuantitatif, di mana pertanyaan-pertanyaan kami tidak menjadi fokus dari penelitian itu sendiri. Untuk menguak alasan yang signifikan terhadap munculnya fenomena perselingkuhan & perceraian dalam rumah tangga, perlu ditambahkan juga penelitian lain dengan metodologi kualitatif. Jadi, Anda tidak bisa gegabah menyimpulkan sesuatu dari data yang memang belum tersaji.
~
Yuli
~
Saudara-saudara Muslim yang dirahmati Allah,
Jangan kita berdebat dengan admin dari situs ini. Situs ini adalah situs yang sengaja dibuat untuk merusak nama Islam dengan dalih diskusi. Dengan dasar ayat-ayat suci Al-Quran yang hanya diambil sepotong demi sepotong, admin ini terus melaknat dan mencerca Islam. Ini bukan situs diskusi antar agama yang benar, tetapi propaganda dengan tujuan menghancurkan Islam.
Mohon abaikan saja situs ini karena tidak ada ilmu dan pengetahuan yang kita dapat. Lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaat yang kita peroleh. Semoga Allah SWT yang Mahapemurah mengampuni jiwa admin ini.
Wassalam.
~
Sdr. Isa adalah Islam,
Dengan semakin dewasanya logika berpikir, setiap orang memiliki kemampuan menelaah & menyaring informasi manakah yang benar & tepat. Jadi Anda tidak perlu gusar dengan situs ini.
Apabila Anda merasa ada ketidaktepatan yang disampaikan oleh artikel, khususnya mengenai ajaran Islam dengan dasar Al-Quran atau Hadits yang termuat di dalamnya, dengan leluasa Anda kami persilahkan mengklarifikasikannya dengan argumentasi yang didasarkan pada bukti-bukti yang akurat, sebagaimana kami pun telah melakukannya. Iman yang didasarkan pada kebenaran Allah pastilah lulus uji, bukannya menghindari ujian. Bukankah demikian, Saudara?
Saudara, adakah isi artikel di atas yang perlu Anda klarifikasi? Kami persilahkan.
Terimakasih.
~
Yuli
~
Mbak Yuli,
Dalam agama Islam, penebusan dosa dilakukan dengan sholat taubat, doa, dan menjauhi perbuatan dosa tersebut. Bukan dengan darah seperti yang ada di Injil atau kitab anda.
Lantas, siapakah Isa ini bagi Anda (orang Kristen)? Anak Allah? Posisi Allah dalam Islam adalah esa, Dia tidak beranak & tidak diperanakkan (baca Qs surah Al Ikhlas)! Jika anda orang yang dapat berpikir, maka Anda bisa menentukan mana yang benar antara Kristen dan Islam.
~
Sdr. Heru,
Isa bukan menebus dosa, tapi menebus manusia berdosa dari hukuman kekal agar selamat. Jadi yang ditebus adalah manusianya.
Tentang penebusan oleh darah Isa Al-Masih (1 Petrus 1:18-19), kitab Taurat (diakui oleh Al-Quran sebagai kitab Allah [Qs 5:46]) telah lebih dahulu mengajarkannya:
“… darah mengadakan pendamaian [pengampunan dosa] dengan perantaraan nyawa” (Taurat, Kitab Imamat 17:11) dan “… haruslah jemaah itu mempersembahkan seekor lembu jantan yang muda sebagai korban penghapus dosa …“ (Taurat, Kitab Imamat 4:14)
Jadi, menebus/mengganti manusia dari hukuman dosa tidak dapat kita lakukan sendiri. Hanya Isa Sang Korban Sejati saja yang dapat melakukannya. Artikel berikut menjelaskannya: http://tinyurl.com/86c6zc2.
Anda benar. Allah itu esa & tidak beranak / diperanakkan. Artikel berikut menjelaskan arti “Anak Allah” yang benar: http://tinyurl.com/pq7m8hd.
~
Yuli
~
Laku diakui waliyadin..
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
~
Sdr. Amir,
Terimakasih untuk komentar Anda.
Bagaimana Anda mengomentari isi artikel di atas? Setujukah Anda dengan konsep yang diajarkan Isa Al-Masih tentang bagaimana suami harus memperlakukan istrinya? Adakah ajaran Isa Al-Masih tersebut bertentangan dengan prinsip hidup Anda?
~
Yuli
~
Staff Yuli:
“… Anda benar. Allah itu esa & tidak beranak / diperanakkan. Artikel berikut menjelaskan arti “Anak Allah” yang benar: tinyurl.com/pq7m8hd …”
Makin bingung saya, Mbak. Yesus bukan anak Allah, tapi Kalimat Allah. Berarti ciptaan Allah. Mengapa disembah, mengapa dipanggil Tuhan? Bukankah sudah jelas Kalimat Allah?
Kalau Allah Islam itu esa/satu, esa ya esa. Tidak usah ada embel-embel Putra dan Roh Kudus.
~
Sdr. Mujahid,
Benarkah Kalimat Allah itu ciptaan Allah? Ayat manakah yang mendukungnya? Mari pertimbangkan pertanyaan ini:
[u]Jika Kalimat Allah itu ciptaan Allah, maka sebelum Kalimat Allah tercipta, tentu Allah bisu, bukan? [/u](renungkanlah artikel berikut: http://tinyurl.com/kz2vgq5).
Sebagaimana kalimat kita tak terpisah dari diri kita, demikian pula Kalimatullah adalah bagian dari diri Allah sendiri. Itulah mengapa Injil Yohanes berkata: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan[u] Firman itu adalah Allah[/u]” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Dari naskah aslinya (Ibrani), kata “esa” ditulis “ekhad” yang berarti [u]satu kesatuan[/u], bukan satu/tunggal.
Kembali pada isi artikel di atas, bagaimana tanggapan Anda atas sabda Allah agar suami mengasihi istrinya sebagai rekan sepadan?
~
Yuli
~
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Ayat di atas Yohanes yang bicara, bukan Yesus.
Apa maksudnya seperti ini:
“Pada mulanya Mujahid. Mujahid itu bersama-sama dengan Yuli dan Mujahid itu Yuli”
Mohon pencerahannya.
~
Sdr. Mujahid,
Jika Anda memikirkan keberadaan Allah dengan pikiran Anda sendiri tanpa menghiraukan penjelasan ayat-ayat lain di dalam Alkitab, maka analogi yang Anda sampaikan terhadap ayat Injil Yohanes 1:1 sama sekali tidak bisa mewakili keberadaan Allah.
Untuk itu, kami persilakan Anda mempelajari kembali artikel yang sebelumnya telah kami sarankan (tinyurl.com/kz2vgq5). Pertanyaan yang kami ajukan pada dialog sebelumnya justru menuntun Anda memahami keberadaan Allah sebagaimana Firman-Nya, bukan seperti yang Anda pikirkan.
~
Yuli
~
Nabi Muhammad Bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam “Ash-shahihah”: 285)
Allah berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Qs 30:21)
Dua dalil diatas menunjukkan bahwa Islam memerintahkan untuk berbuat baik dan kasih sayang pada wanita.
~
Sdr. Yutelmi,
Terimakasih untuk pendapat Anda.
Lalu, bagaimana Anda menanggapi ayat-ayat Al-Quran lain seperti pada Qs 4:34 (memukul istri & yang dikhawatirkan nusyuznya, Qs 4:3 (boleh menikahi wanita hingga 4 orang), dan Qs 2:223 (istri seperti tanah untuk bercocok tanam, bisa didatangi kapan saja suami kehendaki)?
~
Yuli
~
Mohon penjelasan tentang tugas dan wewenang dari Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Apakah sama dalam Hindu seperti Shiwa, Brahma, dan Wisnu?
~
Sdr. Mujahid,
Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa, bukan Allah yang polytheisme. Jadi Allah Tritunggal adalah monotheisme, dimana ketiga-Nya memiliki kesatuan (keesaan) eksistensi yang tak mungkin bertentangan satu dengan yang lain. Artikel berikut menjawab apa yang Anda pertanyakan: http://tinyurl.com/odu4ds6. Bila Anda menghendaki diskusi lebih lanjut mengenai hal tersebut, silahkan menuliskannya pada wall artikel tsb atau dapat juga melalui email:
~
Yuli
~
Untuk Sdr. Mujahid,
Karena apa yang Anda tanyakan tidak sesuai dengan topik artikel di atas, mohon maaf kami telah menghapus komentar Anda. Silakan mengomentarinya pada wall artikel yang berkaitan: http://tinyurl.com/odu4ds6 sebagaimana telah kami sarankan sebelumnya.
~
Yuli
~
Staf Isa menulis:
“…Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa, bukan Allah yang polytheisme. Jadi Allah Tritunggal adalah monotheisme, dimana ketiga-Nya memiliki kesatuan (keesaan) eksistensi yang tak mungkin bertentangan satu dengan yang lain…”
Respon: sampai kiamat sepertinya tetap tak bisa dipahami konsep Tritunggal.
~
Sdr. Geblek,
Terimakasih untuk respon Anda.
Tentu Anda setuju bahwa Allah Mahatahu, bukan? Anda sepakat bahwa Kitab Suci diberikan Allah agar kita memahami apa yang diungkapkan-Nya, bukan?
Dengan meminjam pernyataan Anda: “… sampai kiamat sepertinya tetap tak bisa dipahami konsep Tritunggal…”, ada 2 pertanyaan yang perlu Anda renungkan:
1. mungkinkah Allah yang Mahatahu ternyata tidak tahu bila sampai kiamat, tak sedikitpun kita paham ketritunggalan-Nya?
2. Nyatanya, Alkitab sebagai Firman Allah banyak menuliskan ketritunggalan-Nya. Jika Allah tahu kita tak mungkin paham, untuk apa ditulis? Apakah tanpa tujuan Allah menuliskannya?
Artikel berikut: http://tinyurl.com/kqv4ebc membantu Anda memahami tujuan Allah mengungkapkan keunikan pribadi-Nya.
~
Yuli
~
Apakah kalian telah mengenal agama seperti kalian mengenal diri sendiri?
Bukankah setiap agama selalu mengajarkan kebaikan? Pantaskah orang beragama saling mencaci maki? Tidak akan kalian ketahui kebenaran sejati apabila hanya melihat dengan satu sisi saja. Jangan pernah mengambil kesimpulan apabila kalian belum sepenuhnya memahami.
~
Sdr. Herry Herzaky,
Karena beberapa pernyataan Anda telah keluar dari topik artikel, kami mohon maaf telah menghapus sebagian komentar Anda.
Bagaimana Anda menanggapi isi artikel di atas? Adakah konsep tentang bagaimana pria memperlakukan istrinya seperti terungkap pada artikel, yang tidak sejalan dengan keyakinan Anda? Kami persilakan Anda mengklarifikasikannya. Terimakasih.
~
Yuli
~
Staf Isa menulis:
“.. Allah Mahatahu, bukan?”
Jawab: Ya, Allah SWT Mahatahu, tak tahu lagi dengan Allah Anda.
“… Anda sepakat bahwa Kitab Suci diberikan Allah agar kita memahami apa yang diungkapkan-Nya , bukan? …”
Jawab: bukan ungkapan, tapi aturan. Itu beda!
“… mungkinkah Allah yang Mahatahu ternyata tidak tahu bila sampai kiamat, tak sedikitpun kita paham ketritunggalan- Nya? …”
Jawab: Manusia yang tidak paham. Tritunggal dikatakan Monotheisme, itu artinya gagal paham!
“… Nyatanya, Alkitab sebagai Firman Allah banyak menuliskan ketritunggalan- Nya. Jika Allah tahu kita tak mungkin paham, untuk apa ditulis? Apakah tanpa tujuan Allah menuliskannya? …”
Jawab: itu perkataan Alkitab, kitab ubahan orang. Tujuannya jelas, membuat orang masuk neraka.
~
Sdr. Geblek,
Karena Anda masih mengalami masalah yang sama, yakni “gagal paham” (meminjam kosakata Anda sendiri) terhadap konsep Allah Tritunggal, kami anjurkan agar Anda kembali mempelajari artikel yang telah kami sarankan sebelumnya (http://tinyurl.com/kqv4ebc). Jika masih “gagal paham”, Anda dapat mendiskusikannya melalui wall artikel tersebut, atau menghubungi kami di alamat email: .
Terimakasih.
~
Yuli
~
Supaya dialog ini lebih serius, marilah kita memberikan tanggapan dan pertanyaan yang sesuai dengan topik. Begitu juga dengan memberikan nama komentator supaya memakai nama yang enak dilihat dan didengar. Mohon maaf buat saudara Geblek, kalau boleh namanya diganti saja.
Salam.
~
Sdr. Boas Paguh,
Terimakasih untuk komentar & masukan yang Anda berikan, kami sangat terbantu.
Kiranya hal ini dapat kita perhatikan bersama dalam memberikan komentar serta penamaan alias yang lebih menghargai semua kalangan, termasuk diri sendiri.
~
Yuli
~
Qs 4:34 tidak mengajarkan memukul istri dengan sewenang-wenang. Sebuah Hadist mengatakan, “… pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membekas” (HR. Muslim no. 1218). Ini adalah pukulan yang tidak keras. Jadi, Qs 4:34 adalah cara yang paling keras & upaya terakhir terhadap istri yang nusyuz. Ini dalam rangka mendidik ketika nasehat dan hajr (boikot) tidak mempan.
Qs 4:3 membolehkan poligami maksimal 4. Membolehkan bukan berarti mengharuskan. Bila tidak mau, silakan beristri 1 saja. Poligami memberi solusi kasus a.l.:
– Istri sakit-sakitan
– Istri mandul
– lelaki yang bernafsu besar
Semua itu justru melindungi istri, bukan mencampakkannya. Dengan demikian menghindarkan suami dari zinah.
Qs 2:223 dimaksudkan istri sebagai tempat menabur benih bagi reproduksi. Caranya terserah, yang penting “ladang” sendiri, bukan milik orang lain karena haram hukumnya. Nabi mengajarkan kita untuk memperlakukan istri dengan cara yang baik dan kasih sayang.
Jadi pertanyaan Yuli (staf IDI) tentang kekerasan terhadap wanita hanyalah kesalahan dalam menafsirkan Al-Quran.
~
Sdr. Yutelmi,
Terimakasih untuk paparan Anda atas 3 ayat Al-Quran yang kami pertanyakan. Demi memenuhi pedoman berkomentar, 4 kolom komentar Anda kami ringkas dalam 1 kolom.
Penilaian obyektif menyimpulkan intisari penjelasan Anda atas 3 ayat tsb adalah sbb: [u]“cara mengakomodasi keinginan suami”[/u].
Saudara, tentu Anda setuju tak satupun manusia luput dari kesalahan, bukan? Nah, adakalanya istri mengecewakan suami karena suami tak bersikap sebagaimana istri harapkan. 3 ayat di atas secara timpang hanya mengakomodasi kepentingan suami. Padahal istri juga memiliki kebutuhan (rasa aman & kasih sayang).
Nah, kini bandingkan dengan bunyi Kitab Allah: “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya” (Injil, Surat Efesus 5:33). Secara bijak Firman Allah mengakomodasi kebutuhan suami maupun istri secara berimbang.
~
Yuli
~
Untuk Sdr. Geblek / ex Geblek,
Mohon maaf, 2 kolom komentar Anda kami hapus karena tidak berkaitan dengan topik artikel.
Ke depan, mohon seluruh pedoman pemberian komentar dapat ditaati.
Terimakasih.
~
Yuli