Di zaman modernisasi ini, biasanya seorang suami malu bila diketahui sering memukul istrinya. Komunitas dan sosialisasi masyarakat tidak menghargai dan mentolerir orang yang berperangai demikian. Apapun alasannya, baik untuk mendidik atau mendisiplinkan, tidak seharusnya suami berlaku kasar terhadap isterinya.
Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya suami Islam dan Kristen memperlakukan Istri?
Perbedaan Suami Islam Dan Kristen Memperlakukan Istri?
Hukum dari sebuah pernikahan menetapkan bahwa suami adalah kepala keluarga. Sehingga anggota keluarga harus menghormatinya, demikian juga isteri. Namun bukan berarti suami dapat semena-mena memperlakukan isterinya, termasuk berlaku kasar.
Kitab Suci Injil menjelaskan, “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19). Demikianlah seharusnya seorang suami mengasihi isterinya!
Sayangnya, Muhammad mengubah ajaran tersebut dalam kitab sucinya dengan ajaran yang memperbolehkan suami memikul isterinya. “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka” (Qs 4:34).
Selain itu, dikisahkan juga semasa hidupnya Muhammad pernah memukul Aisyah isterinya. Tujuannya, Muhammad ingin mendisiplinkan Aisyah karena telah memata-matai isteri Muhammad yang lain.
Melalui perbedaan ajaran bagi suami Islam dan Nasrani memperlakukan istri, manakah yang terbaik ajaran Injil atau Al-Quran? Setiap orang dapat menilai bagaimana seharusnya suami memperlakukan istri, bukan
Isteri Adalah Penolong Suami
Sering kita mendengar ungkapan “dibalik sukses seorang suami, terdapat isteri yang hebat.” Artinya, seorang isteri mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan suami. Dengan kata lain, isteri mempunyai peranan sebagai penolong bagi suami.
Lebih daripada itu, kitab suci berkata bahwa Allah tidak akan menerima doa dari suami yang memperlakukan isterinya semena-mena, “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (Injil, Surat 1 Petrus 3:7).
Demikianlah, tidak hanya istri yang harus menghormati suami, tapi suami juga harus menghormati istrinya sebagai ahli waris yang berpadu. Di mata Isa Al-Masih tidak ada perbedaan antara pria dan wanita, sebagaimana yang tertulis dalam Injil, Surat Galatia 3:28: “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu dalam Isa Almasih.”
Sebagai umat beragama, kita harus mentaati Sabda Allah. Maka, baik kaum Muslim maupun Kristen, perlakukanlah isterimu dengan lemah-lembut dan penuh kasih sayang sebagaimana yang telah disampaikan Isa Al-Masih!
Para Suami Perlu Mengikuti Teladan Isa Al-Masih
Bagaimana Isa Al-Masih memperlakukan orang yang bersalah? Dia menegurnya dengan penuh kasih dan lemah-lembut. Dia juga memanggil orang-orang yang berbeban berat agar datang kepada-Nya. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
[Staf Isa dan Islam – Setiap suami wajib memperlakukan isterinya dengan lemah-lembut. Bahkan suami dan isteri perlu datang kepada Isa Al-Masih untuk mencari kelegaan untuk jiwa.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
dengan hati mengatakan
*
Kita doakan saja pengurus staff mendapat pencerahan dari Allah Tuhan seluruh semesta alam. Karena berdialog dengan orang tidak berilmu sama saja nol, sudah salah masih ngeyel. Terus kalau sudah jelas salahnya komentar kita malah di hapus.
staff mengatakan
~
Saudara Dengan hati,
Terima kasih sudah memberi komentar pada situs kami.
Mengapa komen teman-teman ada yang kami hapus? Silakan Saudara dapat melihat kembali aturan memberi komentar yang telah kami buat di atas.
Demikian pada kolom ini yang menjadi pokok utama artikel di atas adalah mengasihi istri. Apakah menurut saudara suami Islam maupun Kristen mengasihi istrinya adalah salah?
~
DA
Mulyadi mengatakan
~
Salam Sejahtera pada Staf IDI dan seluruh yang bergabung dalam website ini. Terima kasih kami ucapkan pada staf dan pengguna situs ini yang membuat saya semakin mengerti tentang yang selama ini belum dimengerti.
staff mengatakan
~
Saudara Mulyadi,
Terima kasih sudah berkenan mengunjungi dan memberi komentar di website kami. Kami sangat bersyukur bila situs ini sangat bermanfaat dan menjadi berkat bagi Saudara Mulyadi.
Bila tidak keberatan, silakan bagikan sukacita atau berkat yang sudah Saudara Mulyadi terima di sini.
Isa Al-Masih masih terus mengundang orang-orang yang berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Ia akan memberi kelegaan untuk jiwa!
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
~
Daniar
usil mengatakan
~
Teladan itu perbuatan. Bagaimana mau jadi teladan kalau Yesus tidak pernah punya istri dan tidak pernah jadi suami. Salah kalau anda membandingkan Yesus dengan Muhammad. Karena Yesus itu (menurut anda) adalah Tuhan, sedangkan Muhammad itu hanya manusia biasa yang menjadi nabi!
staff mengatakan
~
Saudara Usil,
Kami sependapat dengan saudara, teladan itu perbuatan.
Mari kita perhatikan bersama teladan perbuatan Isa Al-Masih yang dapat kita terapkan dalam hidup rumah tangga.
1. Isa Al-Masih adalah Pribadi yang setia. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Injil, Surat Filipi 2:8). Isa Al-Masih dengan setia melakukan karya keselamatan bagi umat manusia. Teladan apakah yang dapat kita ambil, dalam pernikahan kita harus setia pada pasangan kita sampai mati.
2. Isa Al-Masih mengasihi jemaat. “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25). Teladan apa yang dapat kita ambil, tidak berlaku kasar pada istri, bila ada masalah diselesaikan dengan baik, menasehati dengan penuh kasih. Dan masih banyak lagi.
Saudara Usil benar, Yesus adalah Tuhan. Sedangkan mengenai Muhammad, saudara dapat membacanya di sini: http://tinyurl.com/cj969my. Saudaraku, kami tidak sedang membandingkan Pribadi Yesus dengan Muhammad, tetapi mengenai ajarannya memperlakukan istri.
~
Daniar
isa nabi kami mengatakan
~
Sebelum mencemooh sesuatu, sebaiknya kita berkaca dahulu. Gajah di depan mata tidak terlihat, kutu di seberang lautan terlihat jelas.
staff mengatakan
~
Sdr. Isa nabi kami,
Teguran Anda sangat bijak. Karena itu, dapatkah Anda membantu kami menunjukkan kalimat manakah dalam artikel atau komentar kami yang mencemooh sesuatu? Juga, apakah yang kami cemoohkan?
Menurut Anda, ketika kita melakukan kesalahan atau konsep yang kita anut salah dan kemudian firman Allah mengoreksi kita untuk kembali ke jalan-Nya, patutkah kita berprasangka buruk terhadap Allah? Bukankah ini hanyalah sikap pembelaan ego yang justru merugikan diri sendiri?
Mari, pertimbangkan ulang.
~
Yuli
Botek mengatakan
~
Saya mau bertanya, apa betul ada Injil Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama? Jangan-jangan ada juga Tuhan baru dan lama. Mohon pencerahannya.
staff mengatakan
~
Tidak betul, Sdr. Botek!
Tidak ada Injil Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Yang ada adalah kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang semua terangkai dalam satu buku bernama Alkitab (Bible). Injil termasuk dalam kitab Perjanjian Baru. Selengkapnya, silakan baca artikel berikut: http://tinyurl.com/cwt5kny.
~
Yuli
usil mengatakan
~
Ada Nasrani yang mampu menjawab: Kalau Yesus sudah turun untuk menyucikan, menyelamatkan, dan menebus manusia dari dosa, maka kalian sudah tidak perlu hukum apa pun lagi karena kalian sudah terbebas dari dosa dan tinggal masuk ke dalam surga. Kalau itu yang terjadi, lantas untuk apa gunanya Alkitab?
Ketuhanan Yesus hanya menjadi dogma di dalam Alkitab. Roh kudus pun mereka kenal karena ditulis di dalam Alkitab. Nasrani percaya (beriman) kepada tulisan Paulus. Mereka pengikut dogma Paulus.
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
Pengorbanan Yesus bukan hanya berdampak pada pengampunan dosa dan jaminan keselamatan kekal, tapi juga pembaruan hati dan hidup umat tebusan-Nya. Dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran yang tunduk pada Hukum Kasih Isa Al-Masih. Inilah firman Allah bagi umat tebusan Isa Al-Masih: “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran” (Injil, Surat Roma 6:18).
Roh Kudus nyata berkarya dalam diri pengikut Isa Al-Masih, terbukti saat mereka mampu mencerna dengan baik dan mempraktikkan ajaran kasih Isa Al-Masih. Salah satunya hidup mengasihi istri seperti isi artikel di atas.
Roh Kudus tentu saja tidak Anda rasakan karena Anda menolak keilahian Isa yang adalah Allah Tritunggal yang esa dalam kesatuan kekal bersama Bapa dan Roh Kudus. Itulah sebabnya Anda tidak mampu melihat kebenaran.
~
Yuli
muslim mengatakan
~
Islam agama kedamaian senantia mementingkan kesejahteraan kepada umat umatnya. Islam juga agama yang cukup sempurna meliputi bidang akhlak ekonomi kepimpinan ketenteraan kehakiman dan lain-lain.
staff mengatakan
~
Dalam beberapa hal memang Islam tampak seperti begitu memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan umatnya. Tapi jika kita mempelajari Islam lebih mendalam, kami tidak melihat ajaran Islam seperti itu.
Contohnya: Islam percaya Allah maha pengasih. Tapi mengapa Islam mengajarkan membunuh atau menganiaya orang-orang yang menolak agama Islam?
Contoh lain, Islam mengatakan bahwa Allah begitu mengasihi umat-Nya. Tapi mengapa Islam mengajarkan diskriminasi terhadap wanita?
Terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal pernikahan. Kami tidak melihat bahwa agama Islam merupakan agama yang mementingkan kesejahteraan umatnya.
~
Saodah