Surga adalah tempat terindah yang menjadi dambaan semua orang. Ada banyak teori tentang keadaan di surga. Satu hal yang pasti adalah kehidupan di surga pasti lebih indah dan damai dibandingkan dunia ini.
Kita semua pasti ingin hidup dengan nyaman dan bahagia di dunia. Namun, mungkin saat ini hidup Anda susah. Mungkin Anda mengharapkan di surga akan jadi lebih mudah. Ketika mengetahui bahwa Allah menjanjikan bidadari di surga Islam, para Mukmin mungkin juga melihat secercah harapan akan kebahagiaan.
Apakah benar bahwa ada harapan kebahagiaan di surga? Benarkah Allah menjanjikan bidadari di surga sebagai upah dari ketakwaan kepada-Nya?
Keadaan Surga Menurut Al-Quran
Banyak orang yang penasaran bagaimana keadaan di surga sebenarnya. Menurut Al-Quran, “. . . orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. ‘Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan,’ mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (Qs. 52:17-20).
Ayat di atas menjelaskan seolah-olah surga adalah tempat di mana kenikmatan jasmani dapat disalurkan. Bersuka ria, makan dan minum dengan enak, tidur dengan nyenyak, bahkan kawin dengan bidadari. Banyak pula keterangan mengenai ciri-ciri bidadari dalam Al-Quran.
Namun, apakah ada harapan selain kenikmatan hal-hal jasmani di surga? Karena Allah di atas surga, bukan di dalamnya.
Keadaan Surga Menurut Isa
Memang benar, bahwa setiap orang akan bersuka cita selamanya di surga. Sukacita itu datang dari kehidupan yang sempurna, terbebas dari segala macam penyakit, hawa nafsu dan kesusahan. Tetapi, sumber suka cita yang paling besar adalah hidup bersama-sama dengan Allah selamanya!
Isa menekankan bahwa poin penting berada di surga adalah berjumpa dengan Allah dan meninggalkan keterikatan/ kenikmatan dunia. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus [Isa Al-Masih] yang telah Engkau utus.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:3).
Surga adalah tempat di mana manusia bersama-sama dengan Allah selamanya. Di mana pun, ketika kita bersama Allah, pasti selalu merasa damai dan tenang. Sama sekali tidak ada dosa karena seluruh pikiran, perasaan, dan kehendak manusia adalah untuk menyenangkan Allah dalam relasi yang sempurna. Bukan mengejar kenikmatan.
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita . . .” (Injil, Kitab Wahyu 21:4). Sangat indah, bukan?
Pentingnya Berada di Surga
Pernahkah Anda berpikir, mengapa banyak koruptor, pencopet ataupun orang yang menyombongkan hartanya, tetapi tidak pernah merasa puas? Dosa adalah penyebabnya! Di dunia, kepuasan kita diukur dari seberapa mapan hidup kita, seberapa banyak amal yang kita lakukan atau seberapa terhormat kita.
Jika saat ini Anda sedang bekerja, coba tanyakan kepada diri Anda sendiri, mengapa Anda bekerja? Setelah bekerja keras, apakah Anda puas? Tentu saja ada banyak hal yang Anda inginkan. Mengapa? Karena Anda selalu menginginkan lebih.
Inilah yang membedakan dunia dan surga. Di surga, kita tidak akan mengharapkan pujian, jabatan atau kepuasan apapun. Sebaliknya, kita akan selalu merasa bersukacita karena kita hidup bersama dengan Allah yang penuh dengan kasih.
Cara ke Surga Menurut Al-Quran
Anif Solchanudin, pelaku bom Bali II pernah berkata, “Saya sempat menawarkan diri menjadi pelaku bom bunuh diri. Waktu itu, ustad saya (maksudnya Ustad Subur, tahanan Polda Metro Jaya) mengatakan, dengan menjadi pelaku bom bunuh diri, saya akan masuk surga. Saat meledak dan darah saya mengalir, dosa saya akan dihapuskan. Kemudian, saya akan dijemput 72 bidadari yang akan mengantar saya ke surga” (Balipost, 7 Juni 2006).
Para Mukmin percaya bahwa melakukan perbuatan yang baik di hadapan Allah akan membawanya ke surga. Dan bagi Anif, perbuatan seperti ini akan menyenangkan Allah. Jika benar dengan membunuh diri sendiri dan orang lain bisa masuk surga, bukankah dunia akan menjadi sangat kacau?
Adakah cara ke surga yang pasti tanpa menyakiti orang lain?
Cara ke Surga Menurut Isa
Isa Al-Masih bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Satu-satunya kebenaran dan jalan ke surga adalah percaya kepada Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih bukan saja berjanji, tetapi Dia juga menepati dengan “. . . memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Jika Anda merindukan surga yang sesungguhnya, saat inilah waktunya Anda mengambil keputusan untuk memercayai apa yang Isa Al-Masih tawarkan, yakni jalan keselamatan.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana tanggapan saudara tentang kenikmatan jasmani di surga yang dijanjikan dalam Al-Quran?
- Mengapa ajaran Isa Al-Masih mengenai perkawinan di surga sangat bertolak-belakang dengan Al-Quran?
- Bagaimana cara saudara mencari jalan kebenaran menuju surga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Bidadari-Bidadari Menjadi Kenikmatan Surga Bagi Pria Muslim?
- Kunci Surga Islam: Ajaran Penebusan Kristen Tidak Masuk Akal!
- Muhammad Menunjukkan Jalan, Isa Al-Masih Adalah Jalan ke Surga
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Saya telah bertanya pada beberapa pria yang baik, pekerja keras dan setia. Ketika saya tanyakan, apakah kalian akan berbahagia dengan 72 bidadari di sorga? Mereka menjawab, satu wanita saja telah membuat kami cukup lelah di dunia. Kalau Tuhan izinkan, kami hanya minta istirahat tidur nyaman tanpa diganggu wanita lagi di sorga, masuk akalkan?
~
Saudara Mami Dee,
Memang tidak setiap pria Muslim menginginkan bidadari. Artinya dalam dunia inipun mereka tidak ingin poligami, cukup dengan satu istri (monogami). Mungkin karena beban berat yang dialami.
Bila beberapa pria tersebut hanya minta istirahat tidur nyaman tanpa diganggu wanita lagi di sorga, kami kira itu agak aneh. Karena dalam Al-Quran bagi pria yang masuk sorga akan dikawinkan dengan bidadari-bidadari. Bisa jadi mereka tidak nyaman dengan sorga yang demikian. Tapi kami kira juga tidak salah, karena yang masuk di sana dapat meminta apa saja yang diinginkannya.
“Di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Turun dari Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs 41:31).
Tapi kasihan istrinya yang di dunia, akan dikawinkan dengan siapa?
~
DA
~
Tapi satu yang mengganjal di hati saya staf IDI, kalau di sorga Kristen apakah kehidupan kita hanya memuji Tuhan layaknya seperti Malaikat? Suami, anak, ibu, ayah menjadi sebatas teman nantinya? Menurut logika, sepertinya kehidupan di dunia jadi lebih enak dong ada rutinitas. Mohon penjelasannya.
~
Saudara Juliana,
Dunia adalah lembah air mata, dimana rutinitas yang dilakukan tidak dapat memuaskan. Justru beban berat, letih, dan keluh kesah menyertainya karena dunia tidak dapat memberikan sukacita sejati.
Ingat yang terindah mengenai sorga adalah kehadiran Tuhan dan Juruselamat kita. Kita akan bersama-sama Allah selamanya, memuji dan mengagungkan-Nya.
“Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka” (Injil, Kitab Wahyu 22:3-4).
Sorga bukan tempat tanpa kegiatan dan membosankan. Apapun kegiatan kita, kita dapat yakin bahwa Bapa sorgawi yang mengasihi kita tanpa batas punya kemungkinan tanpa batas. Demikian di sorga keluarga kita diperluas, dengan keakraban yang lebih besar daripada yang kita kenal di bumi.
~
Daniar
~
Saya hanya geleng kepala membaca hampir semua judul dan isi tulisan dalam website ini. Saya ragu dengan kualitas ilmu penulisnya. Karena serampangan menafsirkan ayat Al-Quran dan petikan hadis Nabi Muhammad. Kemudian menafsirkan Islam dari kacamata seorang Kristiani. Sungguh tidak adil.
Kalau yang menulis adalah seorang pastor/pendeta, saya yakin semua tulisan ini didasari prasangka yang akut. Dan jika penulis artikel yang menyudutkan Islam ini seorang ekstrimis jemaat Kristiani, saya yakin kelakuannya tak ubahnya dengan para ekstrimis Muslim (para pembom) yang dengan serampangan menafsirkan ajaran agama dengan pemahaman yang sangat dangkal. Mereka pikir dengan membuat tulisan seperti ini atau melakukan pemboman atas nama agama, mereka sudah diganjar dengan kerajaan sorga.
~
Saudara Hamba Moehammad, terimakasih sudah membaca artikel-artikel kami.
Bila menurut saudara judul dan isi tulisan di atas tidak benar, kami persilakan saudara memberikan penjelasan. Tentunya secara singkat dan jelas.
Menurut saudara, para ekstrimis Muslim (para pembom) mereka serampangan menafsirkan ajaran agama dengan pemahaman yang dangkal.
Kami ingin menanyakan satu ayat, “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (Q 9.123).
Bagaimana pendapat saudara tentang ayat di atas. Mengingat, status martir dalam Islam adalah status paling tinggi, dan ada hadiah “tersendiri” yang akan diterimanya di sorga.
Perhatikanlah hadist ini: “Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang mati syahid di sisi allah mempunyai 7 keutamaan; dosanya akan diampuni sejak awal kali pertempuran, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dijaga dari siksa kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, diberi mahkota kemuliaan yang 1 permata darinya lebih baik dari dunia seisinya, dinikahkan dengan 72 bidadari, dan diberi hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari keluarganya” (HR. Tirmidzi, no hadits: 1586).
Namun bagi kami, pengikut Isa Al-Masih keselamatan bukan karena apa yang kami lakukan, tetapi pemberian Allah di dalam Isa Al-Masih. “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23).
~
Daniar
~
Ajaran kasih berbuah kasih, ajaran cinta kasih tidak bercela dan kekal selamanya.
~
Saudara Rudi,
Kitab Suci Allah menegaskan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 7:17-20).
Kasih Ilahi adalah pondasi dari semua segi kehidupan.
Demikian Allah karena kasih-Nya kepada manusia berdosa, Ia menyediakan jalan keselamatan bagi manusia di dalam Isa Al-Masih.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24).
~
Daniar
~
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (Qs 2:256).
Muslim mengerti dari perintah Allah ini bahwa “pemaksaan” tidak sesuai dengan agama yang benar, karena :
a. Agama tergantung dari keyakinan dan keinginan; dan ini tidak akan berarti apa-apa jika dilakukan dengan paksaan. Paksaan akan membuat orang masuk tetapi tidak ikut.
b. Kebenaran dan kesalahan digambarkan dengan jelas oleh Allah Yang Maha Pengasih bahwa di sana tidak ada keraguan dalam pemikiran dan kemauan manusia karena itu merupakan dasar dari keyakinan.
c. Allah akan selalu menjaga, dan janji-Nya adalah untuk mengantarkan kita dari kegelapan yang dalam menuju cahaya yang jelas.
Kesimpulannya: yang melakukan pemboman adalah diluar ajaran Islam, mereka yang sesat.
~
Saudara Reask, maaf karena komentar saudara lebih dari satu kolom maka kami hanya mengambil satu saja dan yang lain kami hapus.
Memang tidak ada paksaan dalam memilih keyakinan. Demikian negara tercinta kita juga menjamin kebebasan itu. Sekarang mari perhatikan ayat-ayat kitab saudara di bawah ini:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (Qs 2:256).
Menurut ayat di atas, dalam Islam tidak ada paksaan. Seseorang bebas untuk memilih agama yang diyakininya.
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali” (Qs 66:9).
Menurut Qs 66:9, orang-orang kafir (non-Muslim) harus diperangi bahkan diperintahkan untuk bersikap keras kepada mereka.
Pertanyaan kami kepada saudara Reask, manakah yang harus diikuti dari kedua ayat di atas?
~
Daniar
~
Bandingkan persiapan jihad dalam Alkitab:
“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”Jawab mereka, “Suatu pun tidak.” Katanya kepada mereka, “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang…” (Injil, Rasul Lukas 22: 35-36).
~
Saudara Norma,
Saudara perlu mengerti maksud dan kontek dari Injil, Rasul Lukas 22:35-36. Ayat tersebut bukanlah persiapan jihad, seperti yang dilakukan oleh para pembom.
Melainkan, Isa Al-Masih sedang mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi kepergian-Nya. Ia mengatakan bahwa mereka harus mempersiapkan diri dengan persediaan.
Konteknya, dulu ketika memberitakan Injil mereka tidak perlu membawa perbekalan. Karena banyak orang yang bersimpati memenuhi kebutuhan mereka. Tetapi saat ini keadaan sudah berubah. Karena Isa Al-Masih sendiri akan dihukum sebagai penjahat, terhitung diantara pemberontak-pemberontak. Maka barangsiapa yang sampai saat itu terhitung sebagai teman sekerja-Nya, akan diperlakukan juga sebagai penjahat. Oleh karena itu, mereka harus siap bekerja, menunjang keluarga mereka sendiri.
Bagaimana menurut saudara Norma, benarkah sorga menyediakan bidadari-bidadari untuk pembom?
~
Daniar
~
“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”Jawab mereka, ‘Suatu pun tidak’. Katanya kepada mereka, ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang’…” (Injil, Rasul Lukas 22: 35-36).
~
Saudara Reza,
Terimakasih atas kutipan ayat kitab suci Allah di atas. Adakah yang ingin Saudara Reza sampaikan dari ayat tersebut?
Kami sudah memberi penjelasan ayat yang Saudara Reza kutip di atas, silakan baca di kolom komentar Saudara Norma.
Kiranya menjadi pemahaman baru bagi Saudara Reza. Dan Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Saudara Reza.
~
Daniar
~
Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci – Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk “hidup berdampingan”- Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:
“Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Injil, Rasul Besar Matius 10: 16).
~
Saudara Rihanna,
Isa Al-Masih tidak mengajarkan membunuh atau perang. Justru Isa Al-Masih mengajarkan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Demikian kitab saudara Rihanna menyatakan bahwa orang Kristen memiliki rasa santun dan kasih. “. . . Kami jadikan dalam hati orang yang mengikutinya [pengikut-pengikut Isa Al-Masih] rasa santun dan kasih sayang” (Qs 57:27).
Jelas tidak semua orang Kristen demikian. Namun ajaran pokok Injil adalah ajaran damai dan kasih. Tidak ada ajaran membunuh.
Bagaimana menurut Saudara Rihanna, benarkah sorga menyediakan bidadari-bidadari untuk pembom?
~
Daniar
~
“Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya” (Injil, Rasul Besar Matius 26: 51).
Satu-satunya maksud dari pedang-pedang atau senjata tersebut adalah untuk membuntungkan dan membunuh. Di masa Yesus orang-orang tidak akan membawa pedang hanya untuk mengupas apel atau pisang.
~
Saudara Reditya,
Bila maksud dari pedang adalah untuk memenggal atau membunuh tentu Isa Al-Masih akan membiarkan telinga dari hamba Imam Besar yang dipotong oleh murid-Nya, bukan?
Lagi, jika maksud dari pedang untuk membunuh. Tentu Isa Al-Masih akan memerintahkan murid-Nya untuk melawan orang-orang yang menangkap-Nya, bukan?
Tetapi yang dilakukan Isa Al-Masih adalah menghardik murid-Nya dan menyembuhkan telinga hamba Imam Besar tersebut.
“Tetapi Yesus berkata: “Sudahlah itu.” Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya” (Injil, Rasul Lukas 22:51).
Itulah bukti Kasih Isa Al-Masih, rela menyerahkan diri dan mati di kayu salib. Kematian-Nya telah memberi hidup bagi manusia. Dia yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa. Dia menjadi tebusan dan memberi hidup bagi orang berdosa.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
~
Daniar
~
Untuk Senjata! Untuk Senjata! Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus diubah. Murid-murid-Nya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilea dengan tangan kosong. Mereka menjawab:
“… Tuhan, ini dua pedang.” Jawab-Nya, “Sudah cukup” (Injil, Rasul Lukas 22: 38).
~
Saudara Resja,
Cobalah pikirkan dengan akal sehat, bila memang untuk mempersenjatai cukupkah dengan dua pedang, tidak bukan?
Saudara Resja, “Sudah cukup” adalah kata-kata yang dipakai Tuhan Yesus untuk menutup pembicaraan mereka. Maksud Tuhan Yesus “Cukup kita berbicara mengenai hal ini”.
Perlu kami tekankan bahwa ajaran Isa Al-Masih dalam Injil adalah Kasih.
Namun adalah sangat jelas dalam kitab Saudara Resja mengajarkan untuk membunuh, bukan? Perhatikan ayat-ayat dibawah ini:
” Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka . . . “ (Qs 9:5).
“. . . berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka . . .” (Qs. 9:73).
Bagaimana menurut Saudara Resja, benarkah sorga menyediakan bidadari-bidadari untuk pembom?
~
Daniar
~
Untuk membentuk gambaran Yesus yang baik budi dan lembut hati, sebagai “Pangeran Perdamaian”, kaum misionaris membelanya, bahwa pedang yang dimaksud adalah roh/jiwa! Jika pedang-pedang tersebut adalah jiwa, maka ‘jubah’ di atas berarti juga jiwa. Jika murid-murid Yesus harus menjual jubah jiwa untuk membeli pedang jiwa, maka dalam kasus ini, berarti mereka menjadi jiwa yang telanjang. Lebih dari itu, seseorang tidak akan bisa memotong telinga manusia dengan pedang jiwa.
~
Saudara Fera,
Terimakasih untuk komentarnya. Silakan baca penjelasan-penjelasan kami di atas.
Mari kita kembali pada pokok bahasan di atas. Apakah Saudara Fera setuju dengan pelaku bom Bali II di atas? Bahwa ia akan masuk sorga dan dijemput 72 bidadari dengan dalil Qs. 52:17-20?
Namun menurut Isa Al-Masih, sorga bukanlah tempat pesta pora dan pelampiasan hawa nafsu. Sorga adalah tempat suci dimana dosa tidak mendapat tempat sama sekali. Sebab Allah bertahta di dalamnya. Oleh karena itu, manusia hidup seperti malaikat. Seluruh pikiran, perasaan, dan kehendaknya adalah untuk menyenangkan Allah, dan bukan mengejar kenikmatan.
“Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu” (Injil, Surat Wahyu 21:27).
~
Daniar
~
Saudara Theodore,
Maaf komentar-komentar saudara kami hapus, karena tidak sesuai dengan topik di atas.
Kami berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana tanggapan saudara tentang kenikmatan sorga yang dijanjikan dalam Al-Quran?
2. Mengapa Isa Al-Masih menekankan tidak ada kawin atau dikawinkan di surga yang sangat bertolak belakang dengan ayat Al-Quran tersebut?
3. Bagaimana cara saudara memperoleh keselamatan sorgawi?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di: .
Terimakasih dan harap maklum.
~
Daniar
~
Ya tidaklah. Apalagi sejarah mencatat kejahatan kemanusiaan, pelanggaran HAM terbesar seperti nazi dengan Hitler, polkot, pembom kota Nagasaki & Hiroshima, pembom Palestina, WTC, Pantagon, pembom Bali. Pembantaian umat Muslim poso, Myanmar, Thailand, Irak, Afganistan, Palestina, Sarajevo. Penjajahan dan pembunuhan oleh para penjajah negeri kita, Belanda, Inggris, Portugis dan Jepang. Semuanya yang tidak sesuai ajaran agama tidak akan masuk sorga dan otomatis tidak akan bersanding dengan bidadari.
~
Saudara Jaja Hermawan,
Menurut saudara pelaku bom Bali II tidak masuk sorga dan tidak akan bersanding dengan bidadari, mengapa? Bukankah menurut pengakuannya ia “akan masuk sorga. Saat meledak dan darah saya mengalir, saat itu dosa saya akan dihapuskan. Dan akan dijemput 72 bidadari”.
Bagaimana menurut saudara dengan ayat ini: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (Q 9:123).
~
Daniar
~
Baik pelaku bom Bali II ke, pelaku bom nuklir Nagasaki Hirosima ke, pelaku pembantaian Muslim Poso, pembantaian Muslim Bosnia, kekejian nazi si Hitler, Volkot, para penjajah negeri kita yang membunuh rakyat, menimbulkan penderitaan berabad-abad. Saya yakin mereka tidak akan masuk sorga. Karena itu bukan ajaran agama yang sesungguhnya, itu salah kaprah.
Si pembom Bali itu ngakunya masuk sorga, ngakunya aja kan, Belum tentu benar. Anda juga belum tentu masuk sorga kan, mungkin saja anda berdosa karena sering mencemooh agama lain.
~
Saudara Jaja Hermawan,
Terimakasih atas kesetiaan Saudara Jaja dalam berdiskusi di situs ini.
Bagaimana dengan perintah dalam kitab Saudara Jaja ini:
” Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka . . . “ (Qs 9:5).
“. . . berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka . . .” (Qs. 9:73).
Bukankah ayat di atas mendukung untuk jihad. Memang benar masuk sorga bukan karena amal ibadah yang kita lakukan. Jadi keselamatan pelaku bom Bali II belum pasti.
Namun di dalam Isa Al-Masih ada kepastian. “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Saudara Jaja, Inti dari pengajaran Isa Al-Masih adalah “Kasih”. Kasih kepada seluruh manusia, termasuk mereka yang kita pandang tidak layak diampuni. Seseorang yang memutuskan untuk bertobat dan mengikuti Isa Al-Masih, maka orang tersebut telah pindah dari gelap kepada terang Isa Al-Masih.
“Yesus berkata: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”(Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
~
Daniar
*****
Jawaban yang insya Allah tidak menyesatkan untuk Saudara Jaja:
“Wahai Nabi, berjihadlah menentang orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bertindak keras terhadap mereka. Dan (sebenarnya) tempat mereka ialah neraka Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (Qs 9:73).
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan suatu (sebab) yang benar” (Qs 6:151).
Kata “jiwa” dalam ayat di atas bersifat umum mencakup jiwa Muslim dan non muslim. Semuanya haram dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan syariat. Misalnya tindak pembunuhan yang dilakukan. Maka syariat memperbolehkan membunuhnya sebagai hukuman atas perbuatan yang dilakukan.
Orang kafir harbi adalah seluruh orang musyrik dan Ahli kitab yang boleh diperangi atau semua orang kafir yang menampakkan permusuhan dan menyerang kaum Muslimin.
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukannya, berarti mereka telah menjaga jiwa dan harta mereka dariku (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) kecuali dengan (alasan-red) hak Islam serta hisab mereka diserahkan kepada Allah” [HR al-Bukhâri].
~
Saudara An Nur,
Maaf lagi-lagi kami harus menghapus komentar saudara, karena lebih dari satu kolom.
Setelah membaca penjelasan saudara, timbul pertanyaan dalam benak kami. Bila berkenan kiranya saudara dapat memberikan tanggapan, terimakasih.
Berdasarkan penjelasan dan kutipan ayat kitab saudara di atas, bagaimana pandangan saudara terhadap pelaku bom Bali II? Lalu, bagaimana menurut saudara dengan korban bom Bali II apakah mereka pantas untuk dibunuh?
Lagi, menurut kutipan hadist HR al-Bukhari di atas apakah tidak bertentangan dengan “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (Qs 109:6). Bukankah setiap pribadi berhak menentukan pilihannya sendiri?
~
Daniar
~
Sekarang intinya begini saja. Muhamad mengatakan yang mati syahid akan dapat kenikmatan seks dengan 72 bidadari. Sedangkan Isa menyatakan “itu sesat”. Isa di Al-Quran dikatakan termulia di dunia dan akhirat, Dia suci, Dia Firman Allah berarti yang diucapkan benar dari Allah. Jadi mana yang kamu percaya? Isa atau Muhammad?
~
Saudara Rianti,
Memang bila kita melihat situasi sorga berdasarkan sabda Isa Al-Masih, sangat berbeda dengan keterangan yang disampaikan Al-Quran.
Al-Quran menyebutkan di sorga pesta pora, makan, minum, dan kawin. Sebaliknya menurut Isa Al-Masih sorga adalah tempat suci dimana dosa tidak mendapat tempat sama sekali. Sebab Allah bertahta di dalamnya. Oleh karena itu, manusia hidup seperti malaikat. Seluruh pikiran, perasaan, dan kehendaknya untuk menyenangkan Allah, dan bukan mengejar kenikmatan.
Pertanyaannya, bagaimana kita bisa masuk ke sana? Apakah dengan pemboman yang membunuh banyak orang? Isa Al-Masih bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih lah jalan satu-satunya ke sorga!
~
Daniar
~
Yang menyatakan sorga itu penuh hawa nafsu itu siapa? Al-Quran atau interpretasi anda? Apakah perkawinan dengan bidadari itu mengandung hawa nafsu? Perkawinan bisa bersifat rohaniah, bukan jasmaniah. Begitu juga makanan, itu hanya gambaran tentang kehidupan akhirat. Sama dengan kata “kota” dan “permata” dalam ayat Injil.
Kitab yang sesungguhnya itu adalah diri anda sendiri (hati) bukan Injil ataupun Al-Quran, karena di situlah terletak kebenaran dan kasih.
~
Saudara Ahmad,
Maaf beberapa komentar saudara kami hapus karena lebih dari satu kolom.
Silakan perhatikan kutipan ayat ini: “Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan,” mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (Qs. 52:17-20).
Sungguh aneh, mengapa selalu menggambarkan sorga dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi? Bukankah di dunia berbeda dengan di sorga?
Kitab Suci Injil berkata: “Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Injil, Surat Roma 14:17).
Saudara Ahmad, Allah memberitahukan kepada kita melalui mulut nabi-Nya, yaitu nabi Yeremia, bahwa, “hati itu licik” (Kitab Nabi Yeremia 17:9). Demikian Isa Al-Masih menegaskan bahwa: “Semua hal-hal jahat ini [dalam ayat 20-22] timbul dari dalam [hati] dan menajiskan orang” (Injil Rasul Markus 7:23).
Kebenaran dan kasih hanya ada di dalam Isa Al-Masih!
~
Daniar
~
Saya adalah seorang Muslim dan saya terus terang saja mengimani Injil karena Injil adalah juga wahyu Allah. Saya hanya bertanya tentang kebenaran?
Untuk staff Isa dan Islam khususnya Saudara Daniar, kami mohon maaf atas kata-kata kami yang menyinggung perasaan. Kami hanya ingin menyatakan bahwa umat Islam dan Nasrani itu bersaudara. Ajaran Islam dan Kristen itu saling menggenapi. Muhammad dan Yesus itu sama-sama pembawa ajaran tauhid karena Yesus dinyatakan di dalam Al-Quran. Kami mengundurkan diri dari forum diskusi ini. Kami ucapkan selamat natal dan tahun baru.
~
Saudara Ahmad,
Maaf beberapa komentar saudara kami hapus karena lebih dari satu kolom. Dan kami jadikan satu kolom.
Kami mengucapkan terimakasih atas kesediaan Saudara Ahmad dalam memberi komentar maupun membaca artikel-artikel kami. Kami juga mohon maaf bila kata-kata kami tidak berkenan di hati Saudara Ahmad. Juga terimakasih atas ucapan selamat natal dan tahun baru. Saat inipun Sang Raja Damai masih memberi “rasa damai” kepada setiap orang yang mau menerimanya.
Petunjuk dan terang dalam Injil mengungkapkan bahwa Isa Al-Masih adalah kebenaran. “Kata Yesus: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Kiranya di tahun 2014 ini Saudara Ahmad, mengenal dan menerima kebenaran di dalam hati saudara. Tuhan memberkati.
~
Daniar
~
Tambahan untuk Saudara Ahmad. Salah satu hadits Qudsi tentang sorga menyebutkan: ”kusediakan bagi hamba-hamba ku yang soleh, sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlintas oleh hati manusia”. Ini berarti sorga itu bersifat rohani, terimakasih.
~
Saudara Widodo,
Bila membaca penjelasan hadist di atas apa yang diberikan di sorga berbeda dengan dunia.
Namun Al-Quran menjanjikan bahwa “…bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci” (Qs. 2:25). Al-Quran menawarkan bahwa di sorga ada kenikmatan-kenikmatan jasmani.
Kitab Suci Injil juga menawarkan kenikmatan, tetapi kenikmatan yang dimaksud bukanlah kenikmatan jasmani. “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Injil, Kitab Wahyu 21:4).
~
Daniar
~
Itu memang sudah jadi takdir Hawa karena bagaimanapun Hawa itu ditakdirkan dari bagian tulang rusuk Adam. Anda juga silakan kalau mau berpoligami. Apa memerdekakan seseorang itu bukan merupakan suatu kebaikan? Dan memang buktinya kaum Hawa itu lebih banyak dibandingkan kaum Adam. Itu adil menurut saya.
~
Saudara Atutz,
Maaf kami tidak dapat menanggapi komentar saudara di sini karena komentar saudara tentang poligami. Sedangkan topik di atas membahas tentang “benarkah sorga menyediakan bidadari bagi pembom?
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana tanggapan saudara tentang kenikmatan sorga yang dijanjikan dalam Al-Quran?
2. Mengapa Isa Al-Masih menekankan tidak ada kawin atau dikawinkan di surga yang sangat bertolak belakang dengan ayat Al-Quran tersebut?
3. Bagaimana cara saudara memperoleh keselamatan sorgawi?
Bila saudara Atutz ingin membahas tentang poligami silakan beralih di sini: http://tinyurl.com/bqlqkbu.
Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di: .
~
Daniar