Baru-baru ini Bupati Aceh Barat memberi pernyataan yang sungguh mengejutkan. “Perempuan tidak berpakaian syariah (berhijab) layak diperkosa. Karena perempuan tidak berhijab dapat membuat lelaki terangsang.” Demikianlah isi pernyataan tersebut sebagaimana dilansir oleh sebuah media online. Benarkah wanita tidak berhijab layak diperkosa?
Benarkah wanita tidak berhijab penyebab pria jatuh dalam dosa perzinahan? Bagaimana seseorang dapat terhindar dari dosa perzinahan? Setiap orang wajib bersandar pada kebenaran firman Allah, bukan aturan manusia. Dengan demikian mereka dapat terhindari dari dosa perzinahan, dan dapat menempatkan wanita pada posisi yang benar.
Tuntunan Berpakaian dan Berhijab
Cara berpakaian seseorang selain dipengaruhi oleh musim/iklim, budaya juga sangat berperan. Islam misalnya. Mengadopsi budaya Arab dalam berbusana. Karena agama Islam berkiblat ke tanah Arab. Sehingga, sah-sah saja bila wanita Muslim memilih berbusana ala negara tersebut. Selain itu, umat Muslim juga percaya hijab adalah pakaian wanita Muslim. Tapi bila hijab dianggap sebagai alat untuk menghindari kaum tertentu dari dosa, rasanya tidak masuk akal. Dan lagi, apakah pernyataan Bupati Aceh tersebut merupakan ajaran Islam, atau hanya pandangannya semata?
Pantaskah menjadikan wanita sebagai kambing hitam ketika nafsu birahi pria timbul saat melihat wanita tidak berhijab? Adakah yang dapat menjamin nafsu birahi pria tidak timbul ketika melihat wanita berhijab? Anda dapat mencari di google berita tentang wanita berhijab diperkosa.
Selain itu, situs Islam bernama wikiislam mencatat, Saudi Arabia termasuk dalam sepuluh negara tertinggi pencari situs porno. Mengapa hal ini bisa terjadi. Bukankah seharusnya pria-pria Saudi terhindari dari dosa pornografi karena wanita-wanita di sana berhijab. Jadi pernyataan bahwa wanita tidak berhijab layak diperkosa sangatlah keliru.
Sumber dari Segala Dosa adalah Hati!
Manusia hidup di dunia yang penuh dengan dosa. Setiap hal yang kita lihat, jamah, bahkan makan, dapat membuat kita jatuh dalam dosa. Bahkan orang-orang di sekeliling kita. Jika Anda ingin terbebas dari dosa, caranya bukan dengan menyingkirkan semua sumber dosa tersebut. Jelas hal itu mustahil.
Satu-satunya yang perlu Anda lakukan adalah membuang hati Anda yang penuh dengan dosa, dan menggantinya dengan hati yang baru. Karena sebelum Anda bertindak, hal tersebut sudah terlintas di pikiran Anda. Sebelum terlintas di pikiran Anda, sudah terlebih dahulu timbul niat di hati Anda. Jadi, sumber utama yang membuat Anda jatuh dalam dosa adalah hati Anda. Bukan pikiran atau mata Anda. Itulah sebabnya firman Allah berkata, “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rasul Besar Matius 15:19).
Jadi, bila Anda ingin terhindar dari dosa perzinahan, caranya bukan dengan meminta semua wanita berhijab. Tapi membuang sumber dosa zinah itu dari hati Anda!
Isa Berkata “Aku Dapat Memberi Hati Baru Bagimu!”
Ibarat sebuah wadah makanan, bila wadah tersebut telah terkontaminasi dengan suatu dzat yang dapat merusak kesehatan, maka satu-satunya cara adalah mengganti wadah tersebut dengan wadah yang baru. Sehingga ketika Anda meletakkan makanan di sana, tidak akan membahayakan Anda.
Demikian juga dengan hati Anda. Karena dalam hati Anda terdapat sumber dosa, maka tidak ada yang dapat Anda lakukan selain mengganti hati tersebut dengan hati yang baru. Dan ketika Anda mempunyai hati yang baru, bersih dari dosa, maka otomatis Anda memiliki hidup yang baru. Hidup yang berkenan kepada Allah. Sebagaimana Isa Al-Masih berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah saudara setuju dengan pernyataan pejabat daerah tentang wanita tidak berhijab layak diperkosa? Mengapa?
- Menurut saudara, apakah yang membuat pria sering jatuh dalam dosa perzinahan?
- Bagaimana cara agar seseorang terhindar dari dosa perzinahan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Ahmadulillah… Puji Syukur kehadirat Illahi bahwa wacana ini, yaitu wacana yang mengadu domba diantara sesama Muslim tidak ada yang mengikuti atau merespon. Menandakan bahwa umat Islam sudah sangat memaklumi bahwa situs ini adalah situs penghasut diantara kaum Muslimin dan Muslimah.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua umat Muslim di tanah air dan di seluruh dunia. Amin,
~
Sdr. Ahmad Zaihab,
Terimakasih atas kesediaan Anda berpartisipasi membaca dan menuliskan komentar pada artikel ini.
Berbeda dengan doa Anda yang hanya ditujukan bagi kesejahteraan kaum Muslim, kami justru mendoakan agar seluruh umat manusia apapun agamanya, dapat terbuka mata hatinya terhadap kebenaran sejati dari Allah yang mendatangkan kesejahteraan, baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan akhirat kelak.
Hanya kebenaran sejati dari Allah yang mengungkapkan betapa hati kita telah diliputi dosa. Salah satunya seperti yang dikisahkan dalam artikel. Bukannya mengoreksi hati yang sarat segala pikiran jahat, zinah, dan najis, manusia cenderung melempar kesalahan pada pihak lain (dalam hal ini adalah konsep tentang orang yang tidak berhijab layak menanggung hukuman dosa zinah para lelaki pelaku perkosaan).
Kami yakin bahwa para pembaca artikel (meskipun tidak menuliskan komentarnya) dapat memetik pesan berharga yaitu koreksi diri terhadap hati yang berdosa, dan bagaimana mencari solusinya dengan datang kepada Isa Al-Masih, Allah Maha Suci yang sanggup memperbarui hati dan hidup seseorang.
~
Yuli
~
Sdri. Yuli,
Apakah Anda yakin dengan yang Anda tulis itu? Anda belajar mengenai Islam, Anda tahu Islam ditujukan bagi siapa. Coba Anda tanyakan pada hati Anda, apakah benar yang Anda tulis dan Anda doakan itu untuk seluruh umat manusia?
Semua orang yang pernah mengikuti situs ini baik yang non-Muslim maupun yang Muslim sangat paham tujuan situs ini, yaitu merusak kaidah umat Islam. Dari judul dan isinya saja sudah terlihat bahwa situs ini memiliki tujuan yang ingin menghancurkan Islam. Situs dari non-Islam tetapi berbicara Islam seakan-akan sudah sangat menguasai ilmu Islam melebihi ulama-ulama Islam sendiri.
Anda membohongi diri Anda sendiri dan Allah SWT Maha Tahu apa yang dilakukan oleh mahluk-Nya.
Bertobatlah sebelum ajal menjemput Anda.
Wassalam.
~
Sdr. Ahmad Zaihab,
Apakah Anda kurang mengikuti perkembangan berita di Indonesia? Pernyataan Bupati Aceh Barat di atas sudah dimuat di berbagai media beberapa saat yang lalu. Jadi artikel di atas sepenuhnya berpijak pada fakta yang nyata terjadi, tak ada seorangpun yang menyangkal kebenaran fakta tsb.
Nah, justru melalui fakta ini, dengan penuh keprihatinan sebagaimana Allah sedih melihat umat ciptaan-Nya tidak menyadari keberdosaan diri melainkan justru mengangkat diri sebagai “hakim” atas orang lain (menganggap diri sendiri saleh dan orang yang tidak sepaham dengannya layak dimurkai Allah), kami mengajak seluruh pembaca berintrospeksi diri di hadapan Allah, memohon pertolongan-Nya untuk membersihkan hati kita yang kotor. Karena tanpa kesucian hati, Allah yang Maha Suci tidak mungkin berkenan kepada kita.
Maka, silakan Anda pertimbangkan sendiri, apakah niat yang demikian tidak Allah ridhoi?
~
Yuli
~
Ya ampun! Sebegitunyakah kedangkalan hati nurani seorang pemimpin untuk berucap? “Nauzubillahhi Min Zalik, ya Pak Bupati yang terhormat”.
~
Terimakasih atas komentar Anda, Sdr. Boas.
Kiranya pernyataan Anda menyadarkan kita semua untuk berintrospeksi diri, sudahkah masing-masing kita memiliki sikap hati yang bersih di hadapan Allah. Menganggap diri saleh dengan standard yang kita buat sendiri adalah bentuk dari ketidaksalehan, bahkan keangkuhan hidup:
“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (Injil, Surat Rasul 1 Yohanes 2:16).
~
Yuli
~
Sebenarnya hijab atau jilbab itu busana yang digunakan bunda Maria, diikuti oleh wanita-wanita yang beriman. Pernahkah kita melihat patung atau gambar bunda Maria tanpa kerudung?
Mereka menghinanya padahal dia adalah ibunda dari yang mereka Tuhankan.
~
Sdr. Kartipah,
Mari simak ulang isi artikel di atas. Apakah ada unsur penghinaan terhadap penggunaan hijab? Jika ada, silakan Anda tunjukkan pada kalimat mana?
Dengan hati yang bersih, tentu kita dapat menangkap isi artikel yang justru menyajikan ironisme. Jika seorang pejabat publik dengan tanpa berpikir panjang berkata bahwa “Perempuan tidak berpakaian syariah (berhijab) layak diperkosa. Karena perempuan tidak berhijab dapat membuat lelaki terangsang” , maka jelas menunjukkan bahwa dosa perzinahan dianggapnya legal dengan cara melemparkan tanggungjawab kepada si korban, bukan si pelaku. Ironis, bukan? Di satu sisi pejabat tsb seakan-akan menyatakan dirinya saleh dengan mengharuskan setiap wanita berhijab dengan dasar Al-Quran yang diimaninya. Namun, di sisi lain, ia justru mengumbar nafsu zinahnya tanpa rasa bersalah terhadap nafsu liarnya itu serta tindakan keji yang diakibatkannya. Jadi, masih dapatkah ia disebut orang saleh?
Mari, bercermin dari kisah di atas, seberapa sering kita bersikap sama seperti pejabat publik tsb? Allah tentu tidak berkenan terhadap orang munafik. Mari, datang kepada Isa Al-Masih, satu-satunya Pribadi yang dapat menghapus kekejian hati kita. Baca: http://tinyurl.com/dxj8uck.
~
Yuli
~
Sdr Yuli,
Yang saya tanyakan adalah apakah anda benar-benar mendoakan seluruh umat manusia?
Di sisi lain, kalau Anda tidak suka dengan kalimat si bupati, mengapa Anda tidak datang ke Aceh sana dan melakukan penolakan atas kata-katanya di depan dia atau di depan masyarakat Aceh?
Tapi, yang Anda lakukan adalah membuka diskusi ini dengan kalimat menyalahkan busana kaum Muslimah (bukan meyalahkan kalimat bupati) dan memecah belah umat Islam dan Kristiani.
Apakah anda merasa lebih baik dari si bupati tersebut?
~
Sdr. Ahmad Zaihab,
Jika Anda bersedia berpikir dengan serius, tentu Anda paham bila kami tidak sekedar mendoakan seluruh umat manusia agar memperoleh keselamatan kekal. Lebih dari itu, kami juga bersedia menjadi jawaban atas doa-doa kami dengan menyampaikan kabar keselamatan Allah ini kepada sebanyak mungkin orang.
Nah, dapatkah Anda lihat bahwa tindakan kami di atas lebih efektif bagi penyampaian berita keselamatan yang dunia butuhkan, daripada sekedar berorasi di depan sang bupati untuk menunjukkan kekeliruannya? Tidakkah hati nurani sang bupati akan menghakimi perkataannya sendiri?
Saudaraku, silakan periksa ulang seluruh isi artikel berikut komentar-komentar kami, adakah satu kalimat saja yang menyalahkan busana hijab kaum Muslimah? Jika ada, silakan dikutipkan.
Ada baiknya Anda membaca komentar kami kepada Sdr. Kartipah di atas (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-09-01 11:56).
~
Yuli
~
Yuli,
Argumentasi anda lemah. Semua jelas tersirat bahwa tujuan situs ini (bukan hanya diskusi ini), lebih banyak menyampaikan fitnah daripada kebenaran.
Dari judul situs / isi diskusi sengaja ditampilkan yang berbau Islam, tetapi isi selalu mengina Islam. Jadi jelas tujuannya menghasut umat non-Islam dan umat Islam untuk saling berbantah yang akhirnya menimbulkan marah / benci. Apakah IDI tidak berani menampilkan judul dan isi yang memang milik non-Islam? Atau miliknya sendiri? Mengapa harus mendompleng pada ketenaran Islam?
~
Sdr. Ahmad Zaihab,
Silakan Anda buktikan dengan fakta (bukan opini semata) atas tuduhan Anda kepada kami.
Sebaliknya, mari cermati kutipan kalimat dari artikel di atas: “Cara berpakaian seseorang selain dipengaruhi oleh musim/iklim, budaya juga sangat berperan. Islam misalnya. Mengadopsi budaya Arab dalam berbusana. Karena agama Islam berkiblat ke tanah Arab. Sehingga, sah-sah saja bila wanita Muslim memilih berbusana ala negara tersebut. Selain itu, umat Muslim juga percaya hijab adalah pakaian wanita Muslim. Tapi bila hijab dianggap sebagai alat untuk menghindari kaum tertentu dari dosa, rasanya tidak masuk akal. Dan lagi, apakah pernyataan Bupati Aceh tersebut merupakan ajaran Islam, atau hanya pandangannya semata?”
Dengan pikiran jernih, tentu Anda dapat menangkap pesan yang bernada netral dari kalimat tsb.
Maka, hindarilah berburuk sangka.
~
Yuli
~
Hai, umat Nasrani!
Kalau seorang Bupati berkata seperti itu, maka dia telah keluar dari ajaran Al-Quran.Tetapi kalau terjadi skandal seks yang melibatkan para pastor, kardinal, uskup dilingkungan Vatikan dan gereja Katholik yang sudah menjadi rahasia umum, timbulnya ajaran sesat seks bebas “Children of God”, maka itu adalah buah ajaran porno yang terdapat dalam Alkitab.
~
Sdr. Usil,
Apa kabar Saudaraku? Akhirnya setelah sekian lama Anda bergabung juga. Terimakasih.
Pendapat Anda terhadap pernyataan Bupati Aceh Barat cukup netral. Kiranya hal ini dapat Anda tularkan kepada Sdr. Ahmad Zaihab di atas.
Mengenai tindakan asusila dari para tokoh agama seperti yang Anda sebutkan, tentu para pembaca Alkitab tahu bahwa sama dengan ajaran “Children of God”, keduanya jelas tidak bersumber dari Alkitab, firman Allah yang Maha Suci.
~
Yuli
~
Situs ini bohong. Patung bunda Maria saja berhijab, kecuali patungnya Yesus yang tidak memakai baju.
~
Sdr. Botek,
Ajaran Alkitab tidak bersumber dari patung, tapi dari firman Allah yang telah nyata terbukti kegenapannya, baik yang tercatat dalam Alkitab sendiri, maupun fakta dan bukti arkeologis di luar Alkitab.
Nah, bagaimana dengan ajaran keimanan Anda sendiri?
~
Yuli
~
Sdr. Yuli,
Pernyataan Anda tsb salah dan dapat dikatakan fitnah yaitu “Islam misalnya. Mengadopsi budaya Arab dalam berbusana. Karena agama Islam berkiblat ke tanah Arab”. Ini tidak benar dan dapat dikatakan fitnah.
Yang benar, busana tsb adalah perintah dalam Al-Quran dan Muslimah yang beriman mengikuti perintah tsb. Bangsa Arab berhijab karena perintah Qs 33: 59. Demikian pula Muslimah Indonesia berhijab karena perintah Allah.
Kita pun tahu bahwa perintah itupun ada pada Injil Anda. Jadi hijab adalah busana orang beriman yang taat akan perintah Allah, bukan busana bangsa Arab. Jadi anda memfitnah Muslimah Indonesia seakan-akan mengikuti budaya Arab.
~
Sdr. Ahmad Zaihab,
Anda perlu membuka lebih luas wawasan Anda tentang sejarah dunia. Apa yang kami tuliskan tentang busana hijab didasarkan pada bukti otentik sejarah. Jauh sebelum Islam ada di abad ke-7 M, budaya hijab sudah dikenal sejak abad 13 s/d 6 SM. Selengkapnya, baca tautan “Penjara Kanvas” pada artikel berikut: http://tinyurl.com/lrjpaa2.
~
Yuli
~
Astagfirullah…
Orang Kristen kafir najis bicara tentang Islam? Beginilah jadinya. Peremehan, sinisme, dan penghinaan terhadap ajaran Islam yang suci dan mulia berkedok dialog. Kalian memang kafir najis!
~
Sdr. Ibnu Lahm,
Mohon Anda jabarkan makna “kafir” dan “najis” itu sendiri. Ketika Anda menyatakan orang lain kafir dan najis, yakinkah Anda tidak menjadi bagian dari kedua golongan tsb? Padahal, firman Allah jelas menegur: “…siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama…” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22). Artinya kita harus mempertanggungjawabkan setiap tuduhan yang kita buat bagi orang lain, benarkah tuduhan kita? Sungguhkah kita tidak termasuk dalam tuduhan tsb? Jika hati, mulut, dan hidup kita tidak ubahnya seperti apa yang kita tuduhkan, maka kitapun layak menerima hukuman yang sama.
Artikel berikut membantu Anda: http://tinyurl.com/8829qar.
~
Yuli
~
Orang Islam / Muslim yang tak kuanggap kafir dan najis bicara tentang Kristen? Beginilah jadinya. Peremehan, sinisme dan penghinaan terhadap ajaran kekristenan yang suci dan mulia berkedok dialog.
Kalian tidak kafir dan tidak najis, tetapi banyak ajaran Islam yang najis!
~
Sdr. Boas,
Menindaklanjuti komentar Anda, berikut kami berikan beberapa tautan artikel mengenai ajaran-ajaran Islam yang tidak bersesuaian dengan kemahasucian Allah:
– http://tinyurl.com/llbmfuu
– http://tinyurl.com/m7z9r6l
– http://tinyurl.com/jw7sjmr
– http://tinyurl.com/mwzwr7g
~
Yuli
~
Sdr. Yuli,
Sepertinya Anda yang harus membuka wawasan. Sudah saya katakan bahwa Injil Andapun menulis demikian karena pemuka agama anda meyakini bahwa hijab adalah perintah Sang Pencipta, Bahkan kaum Yahudi pun jauh sebelum Nabi Isa AS dilahirkan sudah meyakini bahwa hijab bagian dari ritual agama mereka. Jadi jelas hijab bukan budaya tetapi perintah.
~
Sdr. Ahmad Zaihab,
Silakan Anda cermati kembali komentar kami sebelumnya (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-09-08 09:16). Nampaknya Anda belum membaca tautan “penjara kanvas” yang kami sarankan. Di sana wawasan sejarah tentang hijab akan memperkaya pemahaman Anda.
~
Yuli
~
Ini topik tambah hangat. Baru sempat kembali,
kerudung, populernya jilbab yang pernah saya kenakan selama 20 tahunan. Tentu karena kewajiban dan belum lagi ikut pamer bisa dapat dari butik high class.
Setelah saya meneliti kerudung, baik sebelum Islam dan sesudahnya, sama sekali bukan perintah dari Allah. Pernyataan pejabat Aceh sungguhlah perlu dipertanyakan. Fatwa yang dikeluarkan serupa hadist Sahih Bukhari 8, Nomer 395:
Dikisahkan oleh ‘Umar (bin Al-Khattab): Allah setuju denganku akan tiga hal dan Dia mewahyukan ayat-ayat tentang hal itu, satu diantaranya adalah ayat kerudung bagi wanita (Q 33:59)..
Pernyataaan pejabat ini mencerminkan hasratnya sendiri. Muslim yang punya hati nurani pasti tidak setuju.
~
Sdri. Mimie,
Terimakasih untuk komentar Anda. Kiranya apa yang Anda sampaikan dapat menjadi perenungan bersama, betapa kita perlu belajar lebih sungguh terhadap ajaran yang kita terima, sungguhkah berasal dari Allah ataukah dari hasrat manusia semata.
~
Yuli
~
Jawaban sesuai tema diatas:
1) Setuju, sesuai Imamat 19:19
2) Karena Tuhan memaksa laki-laki berzina sesuai Yehezkiel 16:22-38, Ulangan 23:1-2, Kidung Agung 4:1-7 dan Kejadian 38:8-9 serta Kidung Agung 7:6-13.
3) Dengan iman kepada “Penebusan Dosa”
~
Sdr. Amuba,
Jika Anda ingin memperolok ajaran Alkitab sebagai firman Allah, saran kami, jangan memperolok diri Anda sendiri dengan apa yang Anda sampaikan. Karena semua pernyataan Anda menunjukkan betapa keruhnya pikiran dan hati Anda terhadap nafsu birahi hingga menumpulkan akal sehat Anda dalam memaknai sebuah bacaan.
~
Yuli
*****
1. Jelas sangat tidak setuju karena sangat tidak memiliki hati nurani. Pernyataan beliau sangat tidak mencerminkan karakter yang bijaksana sebagai seorang pemimpin.
2. Hati dan pikiran yang kotor sangat bisa membawa kita jatuh ke dalam dosa, termasuk perzinahan.
3. Kalau saya menghindari dosa perzinahan dengan cara berpikiran jernih dan ingat akan buah dari dosa.
Dan yang terahkir, bagi setiap orang yang memiliki niat ataupun memperbolehkan pemerkosaan terjadi, bagaimana kalau hal itu terjadi pada anak perempuan kita, atau istri kita, atau ibu kita sendiri atau pada diri Anda sendiri? Tentu tidak ada yang mau hal itu terjadi.
Terimakasih.
P. Siregar
*****
Sdr. P. Siregar,
Terimakasih untuk partisipasi Anda menjawab tiga pertanyaan fokus.
Apa yang Anda sampaikan benar bahwa segala sesuatu termasuk dosa perzinahan pun berasal dari hati yang kotor. Itulah sebabnya maka Allah mengingatkan kita: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Kitab Amsal Sulaiman 4:23).
Namun permasalahannya, dapatkah hati yang terlanjur kotor dapat menjaga dengan penuh kewaspadaan? Tentu dengan kekuatan sendiri kita tidak mampu karena sejatinya setiap kita telah menjadi tawanan dosa. Hanya kuasa Allah di dalam Isa Al-Masih yang dapat membasuh kotornya hati manusia. Untuk itu mari kita penuhi undangan Isa Al-Masih agar kita memiliki hati baru yang bersih: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3).
Artikel berikut membahas “kelahiran kembali”: http://tinyurl.com/pfvmbbh.
~
Yuli
~
Isa Berkata “Aku Dapat Memberi Hati Baru Bagimu!”.
Respon: Lantas, kemana Bapa dan Roh Kudus? Apakah mereka tidak dapat memberikan kalian hati yang baru selain Yesus? Bukankah mereka juga adalah Allah, Tuhan kalian juga?
~
Sdr. Usil,
Menurut Anda, atas kehendak siapakah Yesus Sang Firman berkenan datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia berdosa? Mari, simaklah sabda Yesus berikut: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak [Yesus] tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:19).
Selanjutnya, baca pula sabda Yesus berikut: “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:26).
Nah, nyata bukan, bahwa Bapa, Anak (Yesus), dan Roh Kudus adalah kesatuan hakikat Allah yang esa dan esa pulalah segala kehendak-Nya?
~
Yuli
~
Dear Ibu Yuli,
Terimakasih telah merespon jawaban saya atas tiga pertanyaan di atas dan memberi saya link “kelahiran kembali” tinyurl.com/pfvmbbh.
Setelah saya membacanya dan menerima firman Allah dengan segenap hati dan pikiran saya, saya berterimakasih kepada Ibu Yuli dan tim website ini yang dengan segala kebesaran hati dan kesabaran menjawab semua pertanyaan.
Jangan pernah patah semangat Bu Yuli dan tim di dalam menjadi garam dan terang dunia. Saya akan selalu membawa Ibu Yuli dan tim di dalam doa saya.
Tuhan menyertai kita semua.
Terimakasih,
Philip Siregar
~
Terimakasih Sdr. Philip Siregar,
Kami sangat tersemangati dengan dukungan doa Anda bagi pelayanan kami. Mari bersama-sama kita wartakan kabar keselamatan dari Allah bagi rekan-rekan yang belum mendengarnya. Forum diskusi dalam artikel-artikel kami pun menunggu partisipasi pelayanan Anda selanjutnya dalam mewartakan kebenaran firman Allah.
Tuhan memberkati Anda dan keluarga.
~
Yuli
~
Bukankah di Kristen juga ada kewajiban berkerudung? “Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya” (Injil, Surat 1 Korintus 11:5).
Nah, di jaman sekarang yang mengaku iman kepada nabi Isa AS (Kristen), mana ada yang berkerudung, kecuali biarawati? Maka sebaiknya Aadmin mengajari kaumnya sendiri, jangan malah mendakwah umat agama lain.
~
Sdr. Bajra,
Alkitab bukanlah Al-Quran kitab Anda yang tidak memiliki konteks sehingga ditafsirkan harus berlaku di segala tempat dan zaman. Maka, metode membaca dan memaknai Alkitab pun berbeda dengan Al-Quran.
Untuk ayat Alkitab yang Anda ambil, silakan baca secara lengkap dari Surat 1 Korintus 11:2-16. Latar belakang masyarakat Korintus yang tidak beriman kepada Isa Al-Masih saat itu adalah penyembah berhala dan praktik persundalan dimana biasanya wanita yang terlibat di dalamnya berambut cepak tanpa berkerudung. Maka, untuk membedakan pengikut Isa dengan mereka, kerudung menjadi pilihan yang baik saat itu. Jadi, ayat ini berbicara tentang budaya. Ini terbukti pada ayat 14: “Bukankah alam sendiri menyatakan…”. Dikatakan “alam”, bukan “Allah”.
Maka, sesuai perkembangan budaya saat ini yang tentu berbeda dengan budaya di Korintus abad 1 Masehi waktu itu, tentu saja budaya berkerudung tidak lagi menjadi patokan yang mutlak. Yang terpenting dari intisari ayat dalam Surat Korintus tsb adalah pergunakanlah busana yang memuliakan Allah dengan menjaga kehormatan diri.
~
Yuli
~
Artikel bagus, sangat mencerminkan kecerdasan penulis. Cara berbusana wanita Muslimah bukan berkiblat dari negara Timur Tengah, tapi dari firman Tuhan. Di Al-Quran tertulis tentang cara menutup aurat untuk kami Muslim & Muslimah. Hamba-Nya yang taat akan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bukankah dalam Alkitab/Injil/Bibel juga tertulis mengenai penutup kepala untuk wanita? Coba dibaca lagi kitab sucinya. Sudahkah kalian menjalankan perintah-Nya?
Simpelnya seperti ini. Tanyakan kepada 10 orang laki-laki, bagaimana perbedaan pendapat mereka ketika diperlihatkan wanita dengan hijab dan tanpa hijab?
~
Sdr. Ali,
Mari kita dudukkan persoalan busana hijab dan sejenisnya dalam kerangka yang benar. Sejarah membuktikan bahwa sejak abad 13 SM, ribuan tahun sebelum Al-Quran ada (baca: http://tinyurl.com/lrjpaa2), budaya berbusana seperti itu sudah umum di Timur Tengah.
Demikian pula Injil yang ditulis abad 1 M juga mencatatnya sebagai kelaziman budaya berbusana bagi wanita pengikut Isa Al-Masih. Ini bukan perintah Tuhan, melainkan hanya untuk membedakan dengan para penyembah berhala pada waktu itu (baca komentar kami sebelumnya kepada Sdr. Bajra: # Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-10-06 10:29).
~
Yuli
~
Semoga hidayah Allah senantiasa datang kepada kalian. Amin.
~
Sdr. No Name,
Terimakasih untuk doanya.
Mohon dijelaskan lebih rinci, hidayah seperti apa yang Anda maksudkan?
Ohya, bagaimana Anda sendiri menyikapi pernyataan pejabat daerah di atas? Setujukah Anda dengan pernyataan beliau? Mengapa?
~
Yuli