Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Mengakibatkan pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba, yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa akibat pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Jadi, gempa bumi tidak ada hubungannya dengan gaya hidup manusia. Terlebih cara berbusana wanita. Sebagaimana yang disampaikan seorang Politikus Pakistan baru-baru ini. Jadi benarkah dosa penyebab gempa bumi?
Cara Wanita Berbusana Mengakibatkan Gempa?
Politikus Pakistan bernama Maulana Fazlur Rehman, meminta angkatan bersenjata Pakistan melancarkan operasi militer, terhadap wanita mengenakan celana jeans di seluruh Pakistan. Menurutnya, ketidak-sopanan wanita penyebab gempa bumi, inflasi, dan bencana lainnya [Indian Express, 8 Juni 2015].
Aceh secara kaffah atau keseluruhan, sudah mendeklarasikan syariat Islam sejak tahun 2001. Wanita-wanita Aceh wajib berhijab. Termasuk non-Muslim. Tahun 2004 Aceh diluluh-lantakkan gempa dan tsunami. Setidaknya 280 ribu korban jiwa.
Jadi, rasanya terlalu berlebihan dan tidak masuk akal, bila menyalahkan cara berpakaian wanita atas sebuah bencana alam, bukan?
Bukankah Allah Dapat Murka?
Memang benar, Allah dapat murka. Bahkan dalam sholatnya, umat Muslim selalu meminta agar Allah menjauhkan mereka dari murka-Nya. “ . . . bukan (jalan) mereka yang dimurkai . . .” (Qs 1:7).
Juga Kitab Allah mencatat, bagaimana Allah menghancurkan kota Sodom dan Gomora dengan murka-Nya. “Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, . . .” (Taurat, Kitab Kejadian 19:24). Jelas dosa penyebab gempa bumi dan bencana alam lainnya.
Apakah Penyebab Allah Murka?
Suatu hari Isa Al-Masih menegur dengan keras para pemuka agama. Isa berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Injil, Rasul Besar Matius 23:17 KSI).
Umat beragama lebih cenderung memperhatikan hal-hal jasmani. Ketika mereka berpenampilan agamis, mereka merasa sudah berkenan di hadapan Allah. Tapi firman Allah berkata lain. Allah melihat jauh ke dalam hati seseorang. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab Nabi 1 Samuel 16:7).
Ketika Allah menemukan hati yang penuh dengan dosa, itulah yang membuat-Nya murka. Sebagaimana ketika Ia mengetahui umat-Nya di Sodom dan Gomora penuh dosa, Dia menghancurkan kota tersebut. Mungkinkah juga gempa di Pakistan, akibat Allah murka melihat hati pria Pakistan dan sikap mereka kepada wanita, yang tidak berkenan pada Allah?
Isa Al-Masih Menolong Anda Menjauhkan Diri Dari Murka Allah
Demikianlah kita ketahui, bahwa penyebab Allah murka adalah hati yang penuh dosa. Sehingga untuk menghindari murka Allah, seseorang harus terlebih dahulu membersihkan dosa yang tersembunyi dalam hatinya.
Maka para pemuka agama, termasuk mereka di Pakistan, dan kita sekalian, perlu meminta pertolongan kepada Isa Al-Masih. Agar Dia membersihkan hati kita dari dosa. Sebagaimana firman Allah berkata, “ . . . dan darah Isa, Sang Anak yang datang daripada-Nya, menyucikan kita dari semua dosa. Jikalau kita mengakui dosa-dosa kita, maka Allah, yang dapat dipercaya dan benar itu, akan mengampuni dosa-dosa kita serta menyucikan kita dari semua kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7, 9 KSI).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, pantaskah menyalahkan wanita atas sebuah bencana alam yang terjadi? Sebutkan alasan saudara!
- Selain Politisi Pakistan, sebelumnya Ulama Senior Islam di Iran juga menyalahkan gaya hidup anak muda atas gempa yang terjadi di Iran. Menurut saudara, mengapa negara-negara Islam cenderung menyalahkan gaya hidup dengan bencana alam yang terjadi?
- Menurut saudara, apakah setiap bencana alam merupakan bentuk murka Allah? Sebutkan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Busana Wanita Atau dosa Penyebab Gempa Bumi?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
~
Semua orang bisa saja mengada-ada tentang Yesus. Yang penting adalah mana pengakuan Yesus yang dapat membersihkan hati manusia?Yang saya butuhkan pengakuan langsung dari Yesus, bukan perkataan dari Yohanes!
Bagaimana kalau suatu hari nanti seseorang mengaku bertemu Yesus dan mengajarkan yang aneh-aneh kepada Anda, apakah Anda akan percaya orang tersebut?
~
Sdr. Gembala yang baik,
Setujukah Anda dengan pendapat politikus Pakistan di atas? Apakah ketidaksopanan wanita penyebab tunggal terjadinya bencana?
Tentang pertanyaan Anda, mari simak sabda Yesus sebelum peristiwa kematian-Nya: “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 26:28). Yesus rela menyerahkan diri-Nya menggantikan hukuman dosa kita. Dengan curahan darah-Nya di kayu salib, dosa manusia yang beriman kepada-Nya diampuni.
Nah, bukankah sabda Yesus dan surat 1 Yohanes 1:7,9 sama? Tentu, karena Yohanes adalah rasul dan saksi mata penyaliban Yesus (Injil Yohanes 19:25-27).
Ajaran Yesus ada dalam seluruh Alkitab, khususnya Perjanjian Baru (PB: Injil dan surat-surat para rasul/murid Yesus, ditulis abad 1M). Para penulis adalah saksi mata kejadian yang kenal dan ikut Yesus selama pelayanan-Nya di dunia. Jadi, ajaran yang bertentangan dengan PB dan ditulis setelah abad 1M bukan ajaran Yesus.
~
Yuli
~
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita (2015-06-24 09:06) menulis:
“Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 26:28)
Namun dalam buku ‘The Five Gospels’ hasil dari penelitian para pakar Kristen, Injil Matius 26:28 tidak tertulis dengan tinta merah. Artinya, mereka setuju bahwa ayat tsb bukan perkataan asli Yesus, tapi perkataan orang lain yang mengatasnamakan Yesus.
~
Sdr. Gembala yang baik,
Tahukah Anda, organisasi “Jesus Seminar”mempublikasikan hasil penelitian yang Anda maksud? “Jesus Seminar” hanyalah sekumpulan kecil sarjana Kristen yang menggabungkan diri dengan orang-orang awam. Penelitian mereka mengabaikan metode ilmiah dan disiplin ilmu yang mendukung seperti teologi, ilmu sejarah, arkeologi, geologi, geografi, dll. Lebih aneh lagi, voting sesuai selera subjektif seseorang (bukan riset pembuktian ilmiah) digunakan untuk menentukan manakah ayat perkataan Yesus atau bukan.Sebagian besar pakar & guru besar teologi yang kredibel dan tersohor menolak hasil rekayasa mereka. Nah, dengan pikiran logis, masihkah Anda mempercayai “Jesus Seminar” yang hanya mengejar popularitas dan sensasi?
Berfokus pada sabda Yesus dalam Injil Matius 26:28, tidakkah Anda ingin menerima pengampunan dosa di hadapan Allah? Pengampunan dosa hanya tersedia melalui darah Yesus yang menyucikan. Di luar Yesus, segala usaha kita sia-sia.
~
Yuli
~
Saya akan memberikan komentar mengenai salah satu atau mungkin lebih pada beberapa item pertanyaan diatas. Mohon respon kesediaan dari Anda.
Saya juga berniat berbagi pendapat pribadi, semoga bermanfaat.
~
Sdr. Syam,
Terimakasih atas kesediaan Anda bergabung dalam dialog ini.
Pertanyaan Sdr. Gembala yang baik telah kami jawab, silakan mencermatinya. Hal penting yang perlu kita pahami adalah, selidikilah sumber bacaan kita sebelum menelan mentah-mentah informasi yang dibawanya. Ini bertujuan untuk menjaga diri kita masing-masing dari kesesatan.
Ohya, kami tunggu komentar Anda berkaitan dengan pernyataan sensasional dari politikus Pakistan yang menganggap busana wanita sebagai penyebab gempa bumi di negaranya. Setujukah Anda? Silakan argumentasikan dengan dalil-dalil dari sumber yang sahih. Terimakasih.
~
Yuli
~
Halo Sdr. Gembala yang baik,
Kalau Anda punya pedoman Al-Quran sebagai modal dasar menuntun umat, maka gunakanlah itu. Jangan memakai suara-suara sumbang di luar buku pedoman Anda untuk membenarkan ajaran Islam.
Bukankah Anda menganggap kafir terhadap orang-orang di luar agama Anda? Jadi, mengapa masih menggunakan hasil pemikiran orang kafir? Atau, barangkali Al-Quran tidak mampu memecahkan masalah?
~
Sdr. Boas,
Mohon maaf, kami telah mengedit komentar Anda demi kesantunan bersama. Bagaimanapun, apa yang Anda sampaikan memang perlu dipertimbangkan bagi Sdr. Gembala dan rekan-rekan Muslim lainnya.
Pertanyaan dari Sdr. Gembala yang didasarkan pada penelitian rekayasa telah kami klarifikasi dengan penjelasan singkat tentang organisasi mana (“Jesus Seminar”) yang mempublikasikan riset rekayasa tersebut. Kiranya penjelasan kami dapat meluruskan kesimpangsiuran yang banyak dipercayai rekan-rekan kita Muslim.
Satu hal penting, sabda Yesus tentang pengampunan dosa hanya melalui darah-Nya (Injil Matius 26:28) adalah pernyataan abadi Allah yang tidak bisa lenyap, apalagi dibatalkan. Bukankah Allah sendiri berfirman: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Injil, Rasul Lukas 21:33).
~
Yuli
~
Baru sempat kembali ke forum kesayanganku dan ternyata ada berita menarik.
Saya kasihan dengan umat Muslim yang dengan mudah termakan berita yang hanya menguntungkan si penerbit semata. Buku The Five Gospels, telah mencuri berapa banyak dana dari Muslim. Bayangkan, harga per buku sekitar US$ 40, dan apa yang didapatkan? Setahun yang lalu, sahabat Muslim saya memperlihatkan buku tsb dengan alasan tertentu. Tapi saya bersyukur karena dia mulai menyebut nama Yesus. Mudah-mudahan Yesus menjamahnya.
Sdr.Gembala yang baik, dalam buku yang penuh warna-warni itu justru menandakan keraguan pengarangnya. Saya teliti ada hal yang terselubung dalam buku itu. Silakan Anda baca sendiri.
Sdr.Gembala, mengapa Anda tidak mencari tahu tentang Al-Quran? Sebaliknya, bagaimana tanggapan Anda jika ada yang mengatakan: “Kelompok Zaid bin Tsabit membakar lembaran-lembaran Al-Quran (baca: firman Allah) yang mula-mula sehingga yang ada selanjutnya bukan yang asli lagi …”? Dan bagaimana pula ayat-ayat yang dikabarkan dimakan kambing? Teman-teman Muslim tentu akan membela kitab suci yang diimani.
Dulu ketika saya masih di Aliya, ulama pun melarang saya banyak bertanya. Heran ya, kalau ada buku yang menyinggung Islam, kantornya pun dibom. Cobalah caci-maki Kristen, maka tak ada yang bereaksi karena Yesus adalah kasih .Kiranya kasih karunia Yesus Kristus dapat tercurah untuk Saudara.
~
Sdr. Mimie,
Terimakasih telah bergabung kembali di forum diskusi kita ini. Apa yang Anda bagikan sangat bermanfaat untuk mempertajam kejelian kita dalam menyikapi setiap informasi baru yang didapat. Tidak sekedar menelan dan mempercayai, melainkan menelaah sejauh mana kebenaran info yang disampaikan agar kesesatan dapat dihindarkan.
Belajar dari Al-Quran dan literatur-literatur Islam seperti yang Anda sarankan kepada rekan-rekan Muslim sangat bermanfaat untuk menelaah kesejatiaan ajaran berdasarkan bukti dan fakta yang nyata tersaji. Kiranya kasih dan kemurahan Isa Al-Masih menerangi rekan-rekan Muslim dalam usahanya bertemu kebenaran sejati dari Allah.
~
Yuli
~
Tanggapan untuk Sdr. Syam: silakan, saya pasti senang sekali menyimaknya supaya kita dapat saling berbagi,
~
Bagi para sahabat Muslim atau Muslimah, menurut saya situs ini cukup bermanfaat. Kritikan, komentar, koreksi, dll, semua itu bisa kita jadikan bahan renungan bagi diri kita pribadi mengenai sejauh mana pemahaman kita tentang Islam.
Berpegang teguhlah pada keyakinan kita terhadap Allah SWT. Insya Allah bisa manambah ilmu pemahaman kita tentang Islam sehingga Islam tidak hanya sekedar kita jadikan sebagai identitas, tapi juga sebagai prinsip hidup kita pribadi.
Semoga bermanfaat.
~
Sdr. Syam,
Terimakasih untuk respon positif Anda terhadap keberadaan situs kami. Kami senang bila pelayanan kami dapat membantu rekan-rekan Muslim memahami lebih dalam mengenai ajaran yang dipegangnya berdasarkan Al-Quran dan hadits-hadits.
Kiranya melalui keseriusan yang mendalam atas pemahaman terhadap Islam dan keseluruhan sejarah serta ajarannya, rekan-rekan dapat semakin mengenal Isa Al-Masih, S-Sirat Al-Mustaquim (jalan lurus, Qs 1:6) yang menjadi jembatan keselamatan kita menuju sorga. Artikel berikut dapat membantu pemahaman kita: http://tinyurl.com/pe3renk.
~
Yuli
~
Sdr/i Staff Isa dan Islam,
Terimakasih atas apresiasi dan sarannya. Saat ini saya belum bisa memberikan situs-situs mengenai Islam yang bisa saya sarankan untuk dikunjungi. Namun, jika bersedia meluangkan waktu, saudara/i bisa nonton channel TV yang khusus mengkaji tentang Al-Quran. Maaf, saya tidak dapat memberikan alamat dan frekuensi yang lengkap.
~
Sdr. Syam,
Terimakasih untuk sarannya.
Untuk itulah kami, situs IDI ada sebagai salah satu sarana bagi rekan-rekan Muslim dan non-Muslim memahami ayat-ayat Al-Quran yang mengungkapkan keunikan Isa Al-Masih. Ia bukan sekedar nabi utusan Allah, melainkan satu-satunya jalan lurus (S-Sirat Al-Mustaquim) menuju sorga. Itulah mengapa secara khusus ayat-ayat Al-Quran lebih banyak menulis tentang keberadaan Isa Al-Masih dibandingkan dengan nabi-nabi lain karena Isa Al-Masih sajalah rahasia keselamatan kekal yang kita butuhkan. Kunjungilah artikel penting berikut: http://tinyurl.com/bwxsuab.
~
Yuli
~
Sdr. Syam,
Saudara mengatakan situs ini sangat bermanfaat. Saya kira tidak perlu mencari referensi dari mana-mana. Mari kita diskusi dengan nurani dan akal kita.
Sebagai jawaban atas artikel kali ini, saya katakan saya tidak perlu menjadi bangsa lain sejak saya menerima Isa Al-Masih. Itulah Gusti Allah yang Maha Segala-galanya. Bagaimana tanggapan Anda?
~
Sdri. Mimie,
Terimakasih untuk apresiasi Anda terhadap situs kami. Ya, Anda benar. Kami menyajikan penelaahan mendalam terhadap ayat-ayat Al-Quran dan Alkitab tentang kebenaran Allah yang sangat kita butuhkan.
Kebenaran Allah menyatakan bahwa oleh keadilan-Nya, dosa sebagai ketidaktaatan kepada Allah harus mendapatkan hukuman setimpal yaitu maut (neraka: keterpisahan kekal dari Allah), tersurat dalam Qs 2:81 dan Injil, Surat Roma 6:23). Namun oleh kasih-Nya kepada manusia, keselamatan dan pengampunan dosa diberikan Allah hanya melalui Isa Al-Masih (juga tersurat dalam Injil, Surat Roma 6:23). Itulah sebabnya Al-Quran menulis kedatangan Isa Al-Masih sebagai [u]tanda[/u] bagi manusia dan [u]rahmat[/u] dari Allah (Qs 19:19-21).
Artikel berikut menjelaskannya lebih rinci: http://tinyurl.com/p8q3kgz.
~
Yuli
~
Sebaliknya, saya mau bertanya:
Jika Yesus punya kasih yang sering Anda gembar-gemborkan, bagaimana dengan kejadian bencana alam yang terjadi selama ini? Apa tanggapan Anda?
~
Sdr. Aldino,
Terimakasih untuk pertanyaan Anda yang sangat menarik.
Menanggapi suatu bencana, mari simak teguran Isa Al-Masih (Yesus) di dalam Injil:
“Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Injil, Rasul Lukas 13:4-5).
Kesimpulan: [u]jangan menghakimi orang lain[/u] dengan cara menilai bencana yang ditimpanya selalu akibat dosanya. Sebaliknya, koreksi diri kita sendiri, adakah kita telah benar-benar bertobat dari dosa?
Kemurahan (kasih sayang) Allah menanti pertobatan kita. Mari, tanggapi kemurahan-Nya dengan bertobat dan taat kepada Isa Al-Masih, Tuan di atas segala tuan (Injil, Kitab Wahyu 17:14).
~
Yuli
~
Sdr. Aldino,
Dua ayat pembanding untuk Anda renungkan. Jauh sebelum Al-Quran, Alkitab telah menulis:
“Sebab kita pasti mati, kita seperti air yang tercurah ke bumi, yang tidak terkumpulkan. Tetapi Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya seorang yang terbuang jangan tinggal terbuang dari pada-Nya” (Kitab Nabi 2 Samuel 14:14).
Sedangkan AlQuran menulis: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (Qs 21:35).
Alkitab mengatakan bahwa Allah menghendaki kita diangkat/diselamatkan (tidak terbuang), demikian pula dengan sabda Yesus kepada penjahat yang bertobat dan mengakui kedaulatan-Nya sebagai Raja semesta, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Injil, Rasul Lukas 23:43).
Itulah kasih Tuhan Yesus Kristus: sekarang, bukan menunggu pada hari penghakiman.
~
Sdri. Mimie,
Terimakasih untuk firman Allah dalam Alkitab yang Anda bagikan.
Ya, Anda benar. Allah yang Mahakasih menampakkan karakter sejati-Nya di dalam Alkitab. Ia tidak menghendaki kebinasaan orang berdosa, melainkan keselamatan mereka. Allah menghendaki pertobatan kita.
Sebaliknya, karakter Allah Mahabenar dan Mahakasih justru dikaburkan dengan ayat Al-Quran: “…Kami akan menguji kamu dengan [u]keburukan[/u] dan kebaikan [u]sebagai cobaan[/u]…” (Qs 21:35 sebagaimana Anda cantumkan). Mengapa? Karena “… Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya” (Injil, Surat Rasul Yakobus 1:13-14). Jadi, jika manusia binasa dalam neraka, bukan Allah penyebabnya, tapi manusia sendiri yang [u]menolak bertobat[/u] karena sebenarnya Allah telah menyediakan keselamatan baginya melalui Isa Al-Masih (Yesus).
~
Yuli
~
Ibu mimie sok pintar. Anda ini siapa dan saya siapa? Agama Anda apa? Dan agama saya apa?
Apa kitab yang Anda pakai? Kitab apa yang saya jadikan pedoman?
Sungguh berbeda pemahaman kita, bu Mimie. Janganlah terlalu dibenturkan. Kalau saya berkata menggunakan kitab yang saya imani pun, bu Mimie pasti membantahnya. Untukku agamaku, untukmu agamamu.
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs 64:11).
Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan para ulama ini untuk pelajaran buat kita. Anggap saja ini teguran yang kita kaitkan dengan perbuatan manusia yang zolim baik terhadap Tuhannya, dirinya, maupun orang lain. Ingatkah anda tentang peristiwa kaum Sodom? Apa yang dilakukan kaum Sodom hingga Tuhan murka? Orang waras pasti berpikir ada sebab dan akibat dalam hubungan antara manusia dan Tuhannya.
~
Sdr. Aldino,
Komentar Sdri. Mimie sebenarnya sedang meneruskan jawaban kami (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-07-03 09:56) atas pertanyaan Anda. Namun karena keterbatasan kolom dari Sdri. Mimie, maka kami (staff) memberikan keterangan tambahan supaya lebih jelas maksudnya.
Sdr. Aldino, kami setuju bahwa segala sesuatu (termasuk musibah) terjadi atas seijin Allah. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menanggapi musibah itu sendiri?
Artikel di atas menjelaskan bagaimana kesombongan para politikus Pakistan menuding penyebab terjadinya bencana di negaranya adalah ulah wanita yang tidak berbusana Muslim syar’i. Dengan kata lain, mereka hendak “cuci tangan” atas dosa-dosanya sendiri. Bukannya introspeksi diri dan bertobat, mereka malah menuduh orang lain penyebabnya. Bukankah sikap buruk seperti ini menjadi tabiat dosa yang selalu menolak pertobatan? Mari, renungkan ulang.
~
Yuli
~
Sdr. Aldino,
Betul kita sama-sama mengimani bahwa segala yang terjadi atas seijin Allah. Kita juga sedang berkabung dalam peristiwa yang terjadi di Medan. Tapi, apakah musibah jatuhnya pesawat TNI itu diazab oleh Allah?
Ayat-ayat yang saya sebut jelas tertulis pada kedua kitab. Saya mengimani sabda Isa Al-Masih dan percaya pada pengorbanan-Nya di atas kayu salib demi orang berdosa. Ketika Anda bertanya di mana kasih Yesus yang digembor-gemborkan, Injil Lukas 23:43 itu yang saya pegang dan menjadi pedoman dalam hidupku.
~
Sdri. Mimie,
Kami melihat penjelasan Anda benar adanya. Intisari yang Anda bagikan adalah kasih Allah melalui pengorbanan Isa Al-Masih bagi keselamatan kita, manusia berdosa.
Maka implikasinya, sebagai orang yang sama-sama berdosa, janganlah kita terlalu cepat menghakimi orang lain atas musibah yang menimpa mereka. Jika ini kita lakukan, maka tanpa sadar kita sedang memposisikan diri lebih tinggi (lebih benar) daripada orang lain yang kita hakimi. Sebaliknya, tidak semua musibah datang sebagai bentuk azab Allah. Mengapa? Karena dalam “api musibah yang membakar”, tak jarang pula Allah sedang memurnikan emas atau perak. Maka, daripada menghakimi orang lain, lebih baik kita berintrospeksi diri.
~
Berarti Anda secara langsung menyetujui Tuhan saya, Allah SWT mempunyai kuasa dan atas seijin-Nya, musibah terjadi? Dengan hati bingung, saya mau bertanya: Siapakah Tuhan Anda sebenarnya?
Mengenai tulisan staff: “… para politikus Pakistan menuding penyebab terjadinya bencana di negaranya adalah ulah wanita yang tidak berbusana Muslim syar’i. Dengan kata lain, mereka hendak “cuci tangan” atas dosa-dosanya sendiri…”, saya sangat spendapat dengan Anda. Justru itulah mengapa bencana didatangkan oleh Allah SWT, bukan karena busananya saja, tetapi apakah tata kehidupan sudah dijalankan dengan benar menurut ajaran agama? Itulah sebabnya saya berkata, mungkin Allah sedang menegur kita, agar sadar apa yang telah kita lakukan hingga terjadi bencana.
~
Sdr. Aldino,
Tentu Anda setuju kita semua adalah manusia ciptaan, bukan? Nah, apakah Tuhan Pencipta kita berbeda sehingga Anda katakan “Tuhan saya” dan “Tuhan Anda”? Pengenalan kita terhadap Tuhan-lah yang berbeda. Anda menolak Pribadi Allah Esa yang Tritunggal sebagaimana Allah nyatakan di Alkitab, firman-Nya. Silakan pelajari: http://tinyurl.com/kz2vgq5.
Saudara, yakinkah Anda bila Pakistan tidak menjalankan syariat Islam dengan benar? Justru di sanalah syariat Islam sangat kuat, bahkan lebih ketat daripada di Aceh. Tautan “penjara kanvas” dalam artikel berikut membeberkan fakta tegaknya syariat Islam di negara-negara tsb: http://tinyurl.com/lrjpaa2.
Dengan meminjam pola pikir Anda: “… mengapa bencana didatangkan oleh Allah SWT, bukan karena busananya saja, tetapi apakah tata kehidupan sudah dijalankan dengan benar menurut ajaran agama?…“, apakah hendak Anda simpulkan syariat Islam tidak sesuai dengan tata kehidupan beragama yang benar sehingga mengakibatkan musibah dan bencana?
~
Yuli
~
Ibu Mimie,
Perihal bencana, kita harus juga mengimani takdir yang baik dan buruk. Tidak semua bencana merupakan adzab, apalagi dikaitkan dengan kematian (kiamat kecil) seseorang. Itu hanya Allah yang tahu.
Jika diberikan bencana apapun, umat Islam akan selalu mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Hanya ikhlas dan bertawakallah kita kepada-Nya.
Masalah pengorbanan Yesus di kayu salib, sebenarnya Yesus yang minta atau orang Romawi yang berjasa menyalib Yesus? Mengapa umat-Nya tidak menyalib waktu Yesus kecil saja agar umat-Nya lebih cepat diselamatkan?
~
Sdr. Aldino,
Anda perlu berhati-hati saat membicarakan musibah dalam kaitannya dengan takdir Allah. Silakan baca lagi komentar kami sebelumnya (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-07-03 10:34).
Allah tidak pernah menakdirkan hal buruk kepada manusia karena “… Allah tidak dapat [u]dicobai oleh yang jahat[/u], dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri …” (Injil, Surat Rasul Yakobus 1:13-14).
[u]”Allah mengizinkan”[/u] bencana terjadi tidak berarti Ia menakdirkan hal buruk. “Izin Allah” bisa saja terjadi sebagai bentuk sebab-akibat yang telah manusia kerjakan. Tapi, [u]tujuan “izin Allah” adalah kebaikan[/u], bukan keburukan. Bukankah Anda juga mengamini hikmah di balik segala sesuatu?
Jadi, Tuhan tidak dapat kita persalahkan dengan berpikiran bencana yang menimpa adalah takdir buruk dari Tuhan.
~
Yuli
~
Sdr. Aldino,
Tentang pertanyaan Anda seputar pengorbanan Yesus, mari simak ayat Injil berikut: “Lalu mereka [orang-orang Yahudi] mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:59).
Ahli Taurat Yahudi yang membenci Yesus sejak lama punya banyak kesempatan membunuh-Nya, tapi gagal karena Allah belum mengizinkan. Ketika “waktu Allah” tiba, Allah mengizinkan persekongkolan mereka dengan “meminjam tangan” pemerintah Romawi untuk menyalibkan Yesus (baca selengkapnya dalam empat kitab Injil di Alkitab). Lewat kematian Yesus disalib, pengampunan dosa manusia yang beriman kepada Yesus terjadi.
Nah, bukankah “bencana” yang Yesus alami adalah “izin Allah” untuk kebaikan kita? Apakah Allah berhutang budi kepada ahli Taurat Yahudi / tentara Romawi yang menyalibkan Yesus? Tidak, bukan? Karena seluruh rencana keselamatan tsb adalah “izin Allah”. Jadi, jika seandainya bukan ahli Taurat Yahudi atau tentara Romawi pun, Allah dapat memakai orang lain untuk menyelesaikan rencana keselamatan-Nya.
~
Yuli
~
Sdr. Aldino,
Kelahiran, kehidupan, kematian, sampai kebangkitan Yesus sudah diramalkan para nabi jauh sebelum kedatangan-Nya di dunia.Saya persilakan Anda mempelajari kitab Taurat atau Alkitab Perjanjian Lama (PL).
Andaikan penyaliban Yesus tidak sesuai dengan nubuatan yang telah dirancang Allah, mubazir-lah para pengikut Isa Al-Masih. Al-Quran juga menguatkan kelahiran, kematian, dan kebangkitan Isa Al-Masih, bahkan mencatat Isa Al-Masih akan datang kembali menjadi hakim yang adil, bukan?
Murka Allah bisa saja terjadi, tapi kita tidak berhak untuk menyebut apapun atas rencana Allah. Adakah umat non-Muslim yang mengatakan musibah Medan adalah kutukan? Malah saya mendoakan keluarga korban diberi ketabahan.
Salam.
~
Sdri. Mimie,
Terimakasih untuk penjelasan Anda kepada Sdr. Aldino. Kiranya Sdr. Aldino dapat membuktikan ucapan Sdri. Mimie melalui pembacaannya langsung dari keseluruhan Alkitab.
~
Yuli
~
Ibu Mimie,
Dapatkah saya bertanya, Allah yang Anda maksud itu siapa? Apakah Allah dan Yesus itu sama menurut Anda?
Siapakah para nabi yang meramalkan kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus? Jadi, apakah Anda setuju kalau orang Yahudi dan Romawi yang menyalib Yesus berjasa terhadap kaum Anda?
~
Sdr. Aldino,
Silakan Anda simak ulang komentar kami (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-07-14 09:18) untuk mengetahui siapakah Allah dan Yesus.
Di bagian atas Sdri. Mimie telah menyarankan Anda membaca Alkitab Perjanjian Lama untuk mengetahui siapakah nama nabi-nabi yang menubuatkan kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Maka, kerjakanlah saran tsb. Artikel berikut juga dapat membantu Anda: http://tinyurl.com/6uh4jag.
Untuk pertanyaan Anda tentang “jasa orang Yahudi dan Romawi” dalam penyaliban Yesus, silakan simak ulang komentar kami (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-07-14 10:32) untuk menghindari kekusutan pikiran lebih lanjut.
~
Yuli
~
Untuk umat Kristen:
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Apa maksud dari ayat ini? Tolong perhatikan, ada berapa tokoh yang disebut Bapa dan aku (Yesus). Kalau kita perjelas dengan kalimat lain “datang kepada Tuhan melalui utasan-Nya (Yesus)”, setujukah Anda? Lalu bandingkan dengan “datang kepada Tuhan melalui tuhan”. Apakah Tuhan ada dua?
Atau seperti contoh datang ke tukang bakso melalui tukang bakso. Harusnya datang ke tukang bakso melalui tukang ojek. Berarti kalo tujuannya tukang bakso, ketemu tukang ojek dulu baru ketemu tukang bakso. Jika dikaitkan, Isa/Yesus bukan Tuhan. Jika berakal sehat, anda akan paham.
Banyak dari kalangan Kristiani mengimani dengan percaya kepada Juruelamat, pasti selamat dan masuk surga. Lalu, apakah semua umat Kristiani mau mati sekarang atau menginginkan kematian yang cepat datang kepadanya dengan alasan agar cepat masuk surga?
~
Sdr. Aldino,
Agar pikiran Anda tidak mengembara tanpa dasar, sangatlah baik bagi Anda membuka pikiran dan hati untuk mempelajari artikel berikut: https://tinyurl.com/o6sqduv. Anda akan paham siapakah Bapa dan Yesus.
Tantangan Anda kepada umat Kristiani untuk menginginkan kematian dengan cepat cukup menggelikan. Bagaimanapun, inilah jawaban kami: “Karena bagiku hidup adalah Kristus [Isa Al-Masih/Yesus] dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku [u]bekerja memberi buah[/u] … aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus–itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Injil, Surat Filipi 1:21-24).
“Bekerja memberi buah” artinya hidup yang dianugerahi keselamatan kekal melalui Isa Al-Masih ini kami persembahkan bagi kemuliaan Allah sebagai ucapan syukur. Yaitu hidup benar seperti Allah inginkan agar menjadi teladan bagi orang lain. Dengan begitu, orang lain bisa menerima kabar keselamatan dari Isa Al-Masih, diselamatkan, dan hidup benar pula di hadapan Allah.
~
Yuli
~
Saya sependapat dengan Sdr. Aldino tentang menguji keimanan umat Kristiani yang meyakini selamat dan masuk sorga hanya dengan percaya bahwa Isa Al-Masih adalah Juruselamat dan Tuhan.
Sebagai bahan perbandingan bagi umat Kristen, tolong renungkan bahwa umat Islam yakin akan masuk surga setelah dipenuhinya keimanan terhadap ketauhidan-Nya (mengesakan Allah Swt), bertakwa dengan mengerjakan amal shaleh dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Tanpa semua itu, mustahil mendapatkan surga.
Pada hakikatnya, Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Jjadi kalau kita mau berpikir sehat, manusia ibarat kitab yang berjalan dan kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Maha Pencipta yaitu Allah Swt.
~
Sdri. Amel,
Tentang kesetujuan Anda dengan komentar Sdr. Aldino, mari simak komentar kami (# Staff Isa Islam dan Kaum Wanita 2015-07-14 11:13) untuk menghindari kesalahpahaman.
Tentang akhirat, tentu Anda setuju dengan ayat Al-Quran ini, bukan? “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam” (Qs 43:74).
Apakah Anda orang berdosa? Amal saleh dan ketakwaan tidak bisa menghapus dosa. Jika teman Anda menyakiti Anda, apakah kebaikannya bisa menyembuhkan hati Anda tanpa ia minta maaf? Demikian pula dosa yang tidak bisa diganti dengan apapun kecuali hukuman: “Upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23). Sebanyak apapun amal saleh dan ketakwaan, jika kita berdosa, kita pasti kekal di neraka.
Untuk itulah Isa Al-Masih mati disalib menggantikan hukuman kekal yang seharusnya kita tanggung. “Barangsiapa percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih], ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
~
Yuli
~
Menyedihkan sekaligus menggelikan bila memahami Allah SWT memakai istilah tukang bakso & ojek.
“Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” “Firman itu telah menjadi manusia [Yesus], dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
“…Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya)…” (Qs 4:171)
Jadi, Yesus (Isa Al-Masih) adalah Firman/Kalimat Allah, Roh Allah, & Allah sendiri.
~
Sdr. Candy,
Terimakasih untuk penjelasan Anda tentang Yesus yang adalah Kalimat/Firman Allah, yaitu Allah sendiri melalui ayat Injil dan Al-Quran yang Anda bagikan.
Kiranya hal ini dapat lebih jauh mendorong semua umat untuk lebih mendalami siapakah Yesus sebenarnya dan mengapa Ia perlu datang ke dunia untuk mati disalib, bangkit, dan kembali ke sorga.
Artikel berikut dapat menjadi bahan perenungan yang baik bagi kita semua: http://tinyurl.com/c2quvd8.
~
Yuli