Setiap wanita yang baru menikah tentu mempunyai impian untuk membina keluarga yang bahagia. Menjadi isteri dan ibu yang dicintai suami dan anak-anak adalah impian setiap wanita. Saya percaya Fany Octora (18 tahun) juga mempunyai impian yang sama. Itulah sebabnya dia mau dilamar saat usianya masih muda, dan pria yang melamarnya seorang duda. Namun tak disangka, itu adalah sebuah pernikahan kilat bagi dirinya.
Alih-alih membina rumah tangga bahagia, setelah menikah empat hari Fani justru ditalak suaminya melalui pesan singkat. “Hari ini saya menceraikan kamu!” Mungkin begitulah kira-kira isi pesan singkat yang diterima Fany Octora (18 tahun) dari suami sirinya yang baru menikahinya beberapa hari. Sang suami yang juga menjabat sebagai kepala daerah itu, menceraikan Fany dengan alasan bahwa Fany sudah tidak perawan.
Perceraian dan Pernikahan Dini dalam Islam
Salahkah bila seorang suami menceraikan isterinya? Menurut ajaran Islam, tidak! Suami berhak menceraikan isterinya bila dia mau. “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik” (Qs 2:229). Ayat lain dalam Al-Quran berkata, “Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain . . . ” (Qs 4:2).
Selain itu, Islam juga memperbolehkan menikahi anak dibawah umur, seperti yang terjadi pada diri Fany Octora. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Dimana isteri terakhirnya belum genap berusia sepuluh tahun ketika dinikahi sang nabi.
Maksud dan Tujuan Pernikahan
Ketika ditanya “apakah tujuan pernikahan”? Maka kita akan menemukan berbagai jawaban. Ada yang berkata, tujuan pernikahan untuk melanjutkan keturunan. Ada juga yang berpendapat, untuk menghalalkan seks dan menghindari hubungan terlarang. Dan masih banyak alasan lain, dimana umumnya alasan-alasan yang dilontarkan lebih bersifat hal-hal jasmani.
Tentu tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut. Tapi, apakah tujuan pernikahan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani? Lalu, bagaimana bila kebutuhan jasmani itu tidak tercukupi? Itulah sebabnya mengapa banyak pernikahan kilat terjadi.
Kitab suci berkata, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Dan lagi dikatakan, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Seorang pria yang telah menikah, akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Allah telah mempersatukan mereka dalam perkawinan yang kudus, dan tidak ada manusia yang berhak menceraikannya dengan alasan apapun!
Pria dan wanita yang telah bersatu, bukan hanya sekedar tinggal bersama dalam satu rumah. Bersatu dengan isteri maksudnya mempunyai hubungan terdekat. Mereka menjadi satu roh, satu jiwa, dan satu tubuh. Inilah maksud dan tujuan sebenarnya dari sebuah pernikahan menurut kebenaran firman Allah!
Isa Al-Masih dan Solusi Pernikahan
Memang, tidak menutup kemungkinan dalam pernikahan terjadi perselisihan atau beda pendapat. Namun bercerai atau berpoligami bukanlah solusi terbaik bagi masalah dalam pernikahan. Ada satu solusi indah yang ditekankan dalam Kitab Suci Injil, “Hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (Injil, Surat 1 Rasul Petrus 3:7)
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya” (Injil, Surat 1 Rasul Petrus 3:1).
Demikianlah sebuah rumah tangga seharusnya dibangun atas dasar kebenaran firman Allah. Sehingga ketika ada badai, baik suami maupun isteri mempunyai solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian, pernikahan kilat tentu akan dapat dihindari.
Namun, dapatkah suami mengasihi isterinya walau sang isteri mempunyai kekurangan? Firman Allah berkata, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17). Demikianlah, seorang pria yang telah menerima pembaharuan dalam kasih Isa Al-Masih, akan mampu mengasihi isterinya dengan kasih ilahi.
[Staf Isa dan Islam – Bagi anda suami-suami, rindukah saudara mengasihi isteri anda dengan kasih ilahi? Mintalah hati yang baru. ]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pernikahan “Kilat” Aparat Pemerintah”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
To: Staf IDI,
Pertanyaan saya, intinya yakni: jika anda mempunyai istri tetapi istri anda tukang berselingkuh, mabuk, dugem dan hal ini sudah berjalan bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Dan jika diluruskan istri anda malah berkata kasar, mencaci maki dan melawan.
Apa yang akan anda lakukan? Meneruskan pernikahan atau menceraikannya? Saya tunggu jawaban anda, terimakasih.
~
Saudara Cak Gimin,
Memang dalam setiap rumah tangga memiliki masalah, misal seperti yang saudara Gimin sampaikan. Tapi bukan berarti harus mengambil keputusan yang tragis! Yaitu bercerai. Justru di sinilah letak kesetiaan seseorang diuji terhadap pasangannya. Disikapi dengan baik dan diselesaikan sesuai dengan kebenaran firman Allah.
Dengan tegas Isa Al-Masih mengatakan bahwa: “Demikianlah mereka [suami dan isteri] bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia “ (Injil, Rasul Besar Matius 19:6). Artinya perceraian tidak dibenarkan oleh Allah.
Seorang isteri Kristen yang benar-benar telah menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih, tentu mereka akan tahu bahwa selingkuh adalah zinah di mata Allah.
Isa Al-Masih datang ke dunia untuk memperbaiki kondisi seperti ini. Ia ingin membentuk hati kita menjadi baru, agar suami-istri dapat mengasihi sebagaimana semestinya. Pembaharuan ini dapat dialami setiap rumah tangga.
Saudara Gimin, rindukah saudara memiliki istri yang tunduk dan mengasihi suami?
~
DA
*
Apakah niat nikahnya Aceng sama dengan niat nikahnya Rosullulloh. Dari perkataannya saja sudah terlihat kalau Aceng itu menikah lantaran ada masalah keluarga. Jamannya juga lain pada jaman itu pria banyak yang berperang. Sehingga banyak wanita kehilangan suami dan ada juga yang tidak memiliki pasangan. Di tanah Arab sana dengan suhu yang panas banyak wanita yang sulit mendapat pekerjaan sehingga banyak wanita yang menjadi budak setelah suaminya meninggal.
Pernikahan dalam Islam itu dianjurkan tapi perceraian itu dibenci oleh Allah dan rasul-Nya. Adapun pria yang menceraikan istrinya harus meninggalkan harta dan memberi nafkah lahir hingga wanita yang diceraikan memiliki pegangan (suami).
~
Saudara Harol,
Apapun alasannya pernikahan dan perceraian Aceng dengan Fany, tidak ada yang dapat disalahkan. Mengapa, karena hal itu didukung oleh Al-Quran. “. . . . maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (Qs 4:3) dan Islam mengajarkan bercerai adalah halal (Qs 65:1).
Bagaimana mungkin Allah membenci sesuatu yang halal? Allah sendiri yang mengijinkan perceraian, lalu Allah pula yang membencinya. Apakah Allah ragu-ragu dengan firman-Nya? Sungguh tidak masuk akal!
Oh ya satu lagi, jadi menurut saudara apakah poligami tidak relevan untuk zaman ini? Lalu, jelas perceraian dibenci Allah mengapa dilakukan?
~
DA
*
Apakah penganut Kristen menghormati para anak-anak dan wanita. Bagaimana dengan kasus pelecehan sexual yang dilakukan para pendeta, tahun 1970 korbannya mencapai ribuan orang, dan masih banyak kasus-kasus serupa. Jangan hanya menjelekkan Islam lihat dulu apa yang dilakukan para orang-orang Kristen.
~
Saudara Robot
Inti ajaran Isa Al-Masih adalah Kasih. Mengasihi Allah dan mengasihi sesama baik anak-anak, muda dan tua bahkan mengasihi dan mendoakan orang yang membenci kita.
Mengapa melakukan dosa? Itulah bukti bahwa manusia berada dalam belenggu dosa. Seorang Pendeta bukan jaminan orang tersebut benar-benar hidup kudus sesuai dengan kebenaran firman Allah. Sama halnya dengan ustad. Tidak jarang bukan kita melihat pendeta atau ustad yang jatuh dalam dosa.
Sama halnya seperti saudara, apakah saudara mau taat pada Allah atau tidak, itu adalah pilihan saudara. Karena manusia adalah budak dosa, untuk itulah mereka memerlukan anugerah dari Allah untuk menolong mereka.
Nah, Isa Al-Masih datang ke dunia untuk memperbaiki kondisi seperti ini. Ia ingin membentuk hati kita menjadi baru, untuk hidup berkenan kepada Allah (Injil, Surat I Tesalonika 4:1).
~
DA
*
To: Staf IDI,
Ternyata anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya, jawaban anda hanya berputar dan berkelit, jawab saja dengan tegas dalam dua pilihan ini, bercerai atau tidak. Itulah pilihannya.
~
Saudara Cak Gimin,
Begitu detail penjelasan kami, kami kira saudara sudah paham. Ok, jawabannya tidak.
Pernikahan adalah sebuah wadah bertemunya pria dan wanita yang saling mengasihi. Sebelum memasuki mahligai rumah tangga, kedua mempelai mengucap janji untuk sehidup semati di hadapan Allah dan dihadapan para saksi.
Demikian Isa Al-Masih memberi satu pengajaran bahwa seorang isteri harus dikasihi dan tidak boleh bercerai. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
~
DA
*
Cerai halal bila tak dapat dibendung lagi, bila tak ada penyelesaian. Lebih baik cerai dari pada pisah ranjang tanpa saling peduli.
~
Saudara Rolli,
Bercerai maupun pisah ranjang bukan solusi terbaik.
Kami dapat menyadari jika saudara Rolli mengatakan bahwa cerai halal. Karena kitab saudara Rolli dituliskan, “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu bisa rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik “ (Qs 2:229). Inilah ayat Al-Quran yang menghalalkan perceraian.
Namun Isa Al-Masih mengajarkan kepada pengikut-Nya untuk tetap memegang teguh hukum yang telah Allah berikan pada pernikahan pertama sejarah manusia. Yaitu, “ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging ” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
~
DA
*
Banyak orang yang bercerai lebih tepatnya karena ketegaran hati manusia itu sendiri
melupakan bahwa “apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”.
~
Saudara Henry,
Benar, manusia telah membuat pilihan yang salah dengan melanggar ketetapan Allah yaitu bercerai.
“Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:8-9).
Isa Al-Masih menekankan bahwa, “Sejak semula tidaklah demikian”. Dengan kata lain sejak semula di Taman Firdaus tidak ada perceraian. Isa Al-Masih menekankan, satu istri saja seumur hidup! Inilah hal ideal yang Allah inginkan bagi manusia.
Namun, apa yang terjadi seperti pada artikel di atas tidak dapat disalahkan. Karena menurut ajaran Islam, suami berhak menceraikan isterinya bila dia mau. “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik” (Qs 2:229).
Lagi, dikatakan:“Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain . . . ” (Qs 4:2).
Artinya ada izin untuk bercerai. Pertanyaannya: Benarkah Allah telah mengubah ketetapannya?
~
DA
~
Terimakasih atas kesetiaan saudara-saudara mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami.
Saran kami, dalam memberi komentar kiranya saudara dapat mengikuti aturan yang sudah kami cantumkan pada setiap artikel yang ada di situs ini.
Berikut kami copy kembali aturan tersebut:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
~
DA
~
Ternyata para staff IDI selalu memperhatikan Islam ya, terimakasih. Begitu ada kasus tentang Islam cepat direspon oleh para staff. Apakah dalam menafsirkan ayat Al-Quran di atas anda berdiskusi dengan ahli kitab Al-Quran atau menafsirkan antara staff IDI atau saudara da saja?
Apakah pasangan suami istri Kristen tidak pernah cerai? Jika pernah uruslah dulu saudara kalian itu. Saudara DA semangat sekali memberikan solusi dengan dalil-dalilnya. Apakah saudara DA telah menikah? Jika ya, semoga sakinah, mawadah warahmah.
~
Saudara Usop,
Bagaimana menurut saudara dengan kasus di atas?
Saudara Usop, kami belajar tentang Islam dari orang Islam, buku-buku Islam, Hadist dan Al-Quran. Bila menurut saudara penjelasan kami di atas salah, silakan memberi penjelasan menurut ilmu saudara.
Saudara Usop, memang ada pasangan “Kristen” yang bercerai. Tapi ketika suami istri Kristen bercerai jelas mereka sedang melanggar ketetapan Allah. Memang kami semangat memberitakan kebenaran dari Allah. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya.
~
Daniar
~
Ternyata website pencucian otak. Yang buat artiket referensinya cetek. Masih jaman kristenisasi dengan cara kaya gini. Jangan bahas kejelekan Islam lah, bahas tuh Pendeta pedofil, pelecehan seksual di gereja.
~
Saudara Alfatih,
Kami kira saudara sudah membaca artikel-artikel kami. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih. Mungkin saudara Alfatih menemukan tulisan kami yang menarik/memaksa orang untuk masuk agama Kristen?
Untuk meluruskan pandangan saudara, silakan baca maksud situs ini di http://tinyurl.com/cz7hez3
Jika Saudara Alfatih menemukan ada tulis kami yang salah, maka tentu Saudara boleh memberi masukan kepada kami. Sehingga kita dapat memperoleh manfaat dari sini, betul tidak?
~
Daniar