Baru-baru ini Bupati Aceh Barat memberi pernyataan yang sungguh mengejutkan. “Perempuan tidak berpakaian syariah (berhijab) layak diperkosa. Karena perempuan tidak berhijab dapat membuat lelaki terangsang.” Demikianlah isi pernyataan tersebut sebagaimana dilansir oleh sebuah media online.
Benarkah wanita tidak berhijab penyebab pria jatuh dalam dosa perzinahan? Bagaimana seseorang dapat terhindar dari dosa perzinahan? Setiap orang wajib bersandar pada kebenaran firman Allah, bukan aturan manusia. Dengan demikian mereka dapat terhindari dari dosa perzinahan, dan dapat menempatkan wanita pada posisi yang benar.
Tuntunan Berpakaian dan Berhijab
Cara berpakaian seseorang selain dipengaruhi oleh musim/iklim, budaya juga sangat berperan. Islam misalnya. Mengadopsi budaya Arab dalam berbusana. Karena agama Islam berkiblat ke tanah Arab. Sehingga, sah-sah saja bila wanita Muslim memilih berbusana ala negara tersebut. Selain itu, umat Muslim juga percaya hijab adalah pakaian wanita Muslim. Tapi bila hijab dianggap sebagai alat untuk menghindari kaum tertentu dari dosa, rasanya tidak masuk akal. Dan lagi, apakah pernyataan Bupati Aceh tersebut merupakan ajaran Islam, atau hanya pandangannya semata?
Pantaskah menjadikan wanita sebagai kambing hitam ketika nafsu birahi pria timbul saat melihat wanita tidak berhijab? Adakah yang dapat menjamin nafsu birahi pria tidak timbul ketika melihat wanita berhijab? Anda dapat mencari di google berita tentang wanita berhijab diperkosa.
Selain itu, situs Islam bernama wikiislam mencatat, Saudi Arabia termasuk dalam sepuluh negara tertinggi pencari situs porno. Mengapa hal ini bisa terjadi. Bukankah seharusnya pria-pria Saudi terhindari dari dosa pornografi karena wanita-wanita di sana berhijab.
Sumber dari Segala Dosa adalah Hati!
Manusia hidup di dunia yang penuh dengan dosa. Setiap hal yang kita lihat, jamah, bahkan makan, dapat membuat kita jatuh dalam dosa. Bahkan orang-orang di sekeliling kita. Jika Anda ingin terbebas dari dosa, caranya bukan dengan menyingkirkan semua sumber dosa tersebut. Jelas hal itu mustahil.
Satu-satunya yang perlu Anda lakukan adalah membuang hati Anda yang penuh dengan dosa, dan menggantinya dengan hati yang baru. Karena sebelum Anda bertindak, hal tersebut sudah terlintas di pikiran Anda. Sebelum terlintas di pikiran Anda, sudah terlebih dahulu timbul niat di hati Anda. Jadi, sumber utama yang membuat Anda jatuh dalam dosa adalah hati Anda. Bukan pikiran atau mata Anda. Itulah sebabnya firman Allah berkata, “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rasul Besar Matius 15:19).
Jadi, bila Anda ingin terhindar dari dosa perzinahan, caranya bukan dengan meminta semua wanita berhijab. Tapi membuang sumber dosa zinah itu dari hati Anda!
Isa Berkata “Aku Dapat Memberi Hati Baru Bagimu!”
Ibarat sebuah wadah makanan, bila wadah tersebut telah terkontaminasi dengan suatu dzat yang dapat merusak kesehatan, maka satu-satunya cara adalah mengganti wadah tersebut dengan wadah yang baru. Sehingga ketika Anda meletakkan makanan di sana, tidak akan membahayakan Anda.
Demikian juga dengan hati Anda. Karena dalam hati Anda terdapat sumber dosa, maka tidak ada yang dapat Anda lakukan selain mengganti hati tersebut dengan hati yang baru. Dan ketika Anda mempunyai hati yang baru, bersih dari dosa, maka otomatis Anda memiliki hidup yang baru. Hidup yang berkenan kepada Allah. Sebagaimana Isa Al-Masih berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah saudara setuju dengan pernyataan pejabat daerah di atas? Mengapa?
- Menurut saudara, apakah yang membuat pria sering jatuh dalam dosa perzinahan?
- Bagaimana cara agar seseorang terhindar dari dosa perzinahan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
otoya mengatakan
~
Bismillah ir-Rahman ir-Rahim
Mohon tidak diperdebatkan pendapat Bapak Bupati yang terhormat. Mari kita lihat esensi hijab itu sendiri.
Semoga Allah membukakan hati dan pikiran kita untuk menerima kebenaran-Nya. Amin.
staff mengatakan
~
Sdr. Otoya,
Jika Anda menghimbau untuk tidak memperdebatkan pendapat sang bupati, apakah Anda menganggapnya wajar dan benar?
Ketika Anda mendoakan supaya kita semua menerima kebenaran Allah mengenai ajaran hijab, tidakkah ganjil bila kita harus mematikan suara nurani dan akal sehat terhadap pernyataan bupati tsb? Apakah dengan tidak berhijab meski berbusana sopan bagi si korban wanita, seorang lelaki pemerkosa tidak dapat dipersalahkan tindakannya?
Mari, pertimbangkan dengan akal dan nurani yang jernih. Sebenarnya, perintah hijab itu untuk menata akhlak atau sekedar mencari pembenaran atas kebobrokan moral manusia? Jika untuk menata akhlak, mengapa bukan hati manusia yang ditata? Bukankah akar dosa berasal dari hati yang jahat?
“Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rasul Besar Matius 15:19).
~
Yuli
staff mengatakan
~
Untuk Sdr. Otoya,
Mohon maaf, sesuai aturan baku pemberian komentar pada situs ini, semua komentator tidak diperkenankan memberikan tautan artikel dari situs lain. Untuk itu kami menghapus tautan-tautan yang Anda bagikan.
Jika Anda ingin memberikan tangggapan, silakan kemukakan argumentasi Anda dengan jelas dalam satu kolom. Terimakasih.
~
Yuli
putra mengatakan
~
Bagi saya, hijab dan jilbab bukanlah sebuah tameng untuk mencegah nafsu birahi seseorang. Saya berikan contoh: banyak TKI kita yang bekerja di tanah Arab menjadi korban kekerasan seksual hingga hamil setibanya di tanah ai. Bukankah mereka menggunakan penutup kepala sewaktu bekerja? Ini sudah sering kita lihat di banyak media informasi. Jadi pernyataan bupati di atas sungguh sangat tidak berdasar. Terimakasih.
staff mengatakan
~
Ya Sdr. Putra, Anda benar.
Pusat dari produksi dosa adalah hati manusia. Bagaimanapun kerasnya usaha kita untuk mencegah dosa secara eksternal, jika hati si pendosa belum diubahkan, semua usaha apapun sia-sia belaka. Maka, hijab penutup tubuh wanita pun sama sekali bukan solusi untuk mencegah percabulan, perzinahan, bahkan perkosaan.
Untuk itulah Allah dalam diri Isa Al-Masih memberikan solusi efektif bagi kita semua. Barangsiapa ingin terbebas dari ikatan dosa, setiap hati harus rela datang kepada-Nya, mengimani kuasa kematian dan kebangkitan Isa yang telah menang atas kuasa dosa dan maut. Dari sinilah pemulihan hati yang kotor menjadi bersih, baru bisa terjadi.
~
Yuli
sangpengembara mengatakan
~
Saya sering mendengar sebuah kata-kata bijak: “kejahatan terjadi bukan karena niat dari pelaku, tetapi karena adanya kesempatan”, dan saya berpikiran sama. Tapi saya bingung bahwa semua dosa itu timbul karena niat? Padahal kejahatan itu dapat timbul kapan saja dan di mana saja.
staff mengatakan
~
Sdr. Sang Pengembara,
Ada tolok ukur yang berbeda antara cara manusia dan cara Allah memandang kejahatan. Dalam keterbatasannya, manusia baru menyadari sesuatu yang kasat mata. Namun, Allah yang Maha Tahu bisa melihat apa yang tidak kasat mata.
Manusia mendefinisikan kejahatan berdasarkan tindakan nyata yang terlihat. Sedangkan Allah melihat kejahatan sejak dari niat di dalam hati. Karena kemahasucian Allah, segala niat buruk sudah didefinisikan Allah sebagai kejahatan.
Mari kita telaah kasus perkosaan dan pembunuhan anak kelas 3 SD yang baru saja terjadi di Jakarta. Bagi pria pada umumnya, anak kecil tsb tidak memberikan daya tarik seksual, bukan? Tapi, bagaimana dengan si pelaku kejahatan? Apakah dalam hal ini si korban bersalah dengan memberi kesempatan? Tidak, bukan? Maka jelaslah bahwa segala bentuk kejahatan bermula dari niat dosa yang tumbuh di dalam hati manusia.
Mari, belajar bertanggungjawab terhadap apapun dalam diri kita, bukannya melempar kesalahan pada pihak lain.
~
Yuli
Ibnu Lahm mengatakan
~
Buat Admin yang kafir dan najis,
Allah sendirilah yang mengatakan bahwa kalian najis. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang kafir musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini (yaitu tahun penaklukan kota Mekkah)” (Al-Quran surah At-Taubah ayat 28).
Maka, sekali lagi aku katakan, kalian kafir Kristen najis. Binasalah agama kalian, binasalah kalian.
staff mengatakan
~
Sdr. Ibnu Lahm,
Menurut Anda, lebih kafir dan najis manakah: orang yang mengasihi para pengutuk dan pembencinya, atau orang yang menyetujui pemerkosaan kepada wanita yang tidak berjilbab seperti pada artikel di atas?
Tentu Anda setuju bila Allah Maha Tahu dan Maha Suci, bukan? Mungkinkah Allah tidak memandang najis hati yang dikuasai kebencian terhadap orang lain, merasa diri paling benar, namun dikuasai oleh berbagai nafsu yang menyengsarakan orang lain?
~
Yuli
nova mengatakan
~
Diskusi ini tidak ada manfaatnya sama sekali. Bagiku agamaku, bagimu agamamu”
staff mengatakan
~
Sdr. Nova,
Terimakasih untuk komentar Anda.
Apa yang membuat Anda merasa diskusi topik ini tidak ada manfaatnya? Apakah karena Anda jengah dengan apa yang disampaikan oleh pejabat publik dalam kajian artikel di atas? Jika ini penyebabnya, Anda patut lega karena menandakan bila mekanisme sistem moralitas Anda masih berjalan sehat. Sebab sangat menyedihkan bila tindak asusila malah dibenarkan atas nama penegakan syariat, bukan?
Hal terpenting yang dibahas pada artikel ini adalah sumber dosa zinah, yaitu hati yang berdosa. Maka jelas hijab bukan solusi efektifnya karena hijab tidak dapat menutupi apalagi membersihkan hati yang berdosa. Bukankah Anda beragama dengan tujuan menghindari dan menyelesaikan masalah dosa? Jadi, masihkah topik diskusi ini tidak ada manfaatnya bagi Anda?
~
Yuli
Gandhi Waluyan mengatakan
~
Apakah ada orang Kristen yang sudah mencungkil matanya karena telah bernafsu melihat wanita yang membuka auratnya? Bukankah lebih baik wanita yang disuruh menutup auratnya sehingga tidak ada laki-laki yang dicungkil matanya? Silakan baca dan laksanakan kitab Anda, Injil Matius 5:27-29.
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Gandhi Waluyan,
Mari cerna ulang pendapat Anda yang menyatakan: “Bukankah lebih baik wanita yang disuruh menutup auratnya sehingga tidak ada laki-laki yang dicungkil matanya?” Jika dirunut, pangkal pertanyaan Anda bisa jadi: “Bukankah lebih baik Allah tidak menciptakan wanita supaya pria tidak tergoda?” Atau “Bukankah lebih baik Allah tidak menciptakan mata bagi pria supaya ia tidak berdosa karena memandang dan menginginkan wanita?” Tentu Anda tahu inti semua pertanyaan tsb, bukan? Andai Anda mendapati anak Anda sedang berbuat kesalahan tapi mengelak mengakuinya, malah melemparkan kesalahan pada orang lain dan enggan mengambil tanggungjawab atas perbuatannya, apa yang Anda pikirkan dan rasakan? Nah, sebagai orang yang mengaku beriman dan bertakwa, seberapa sering kita mendukakan hati Allah dengan sikap seperti itu?
Jika demikian Sdr. Gandhi, apakah Anda setuju dengan pendapat pejabat Pemda di atas bahwa wanita yang tidak berhijab layak diperkosa? Silakan Anda pertimbangkan ulang.
~
Yuli
Gandhi Waluyan mengatakan
~
Lalu mengapa Yesus memerintahkan orang mencungkil matanya jika melihat aurat wanita? Mengapa tidak memerintahkan wanita menutup auratnya dengan sempurna agar tidak mengundang dosa?
Pernahkah Anda membaca kisah seorang tukang sol sepatu di Mesir yang sangat konsisten menjalan ajaran Yesus, dimana dia sampai mencungkil matanya karena ketika sedang mengesol sepatu wanita, dia tidak sengaja melihat aurat wanita itu. Bayangkan, hanya dengan melihat saja sudah dikatakan Yesus sebagai dosa dan Anda harus mencungkil mata. Artinya aurat wanita menurut Yesus bisa menyebabkan manusia masuk dalam lembah dosa, minimal matamu bisa dicungkil. Jika saya simpulkan, Anda menentang perintah Yesus.
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Gandhi Waluyan,
Berapa usia si tukang sol sepatu? Bila di bawah 11 tahun, wajar bila perkembangan kognitifnya masih belum mampu bernalar secara abstrak. Namun, ada pula orang yang perkembangan kognitifnya tidak sejalan dengan usia kronologisnya (usia fisik). Maka pertanyaannya, apakah Anda setuju dengan penafsiran si tukang sol sepatu dalam memaknai sabda Yesus?
Saudaraku, dengan tetap berfokus pada perbincangan kita sebelumnya, lebih mudah mana bagi Allah: tidak menciptakan wanita, atau menciptakan wanita yang berpotensi menyeret pria dalam dosa? Dengan meminjam pola pikir Anda, bukankah lebih mudah bila wanita tidak perlu tercipta? Faktanya, Allah menciptakan wanita. Bukankah pola pikir tsb pada akhirnya mengarahkan Anda menyalahkan Allah untuk dosa-dosa Anda? Tidak logis, bukan? Silakan pertimbangkan ulang komentar kami tanggal 15 Oktober 2018 pada 12:25 pm.
~
Yuli
Kucing malam mengatakan
~
Ketiga pertanyaan yang Saudara tanyakan di atas nampaknya tersurat, artinya sudah terlampir dalam artikel yang Saudara tulis sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi.
Tetapi saya tertarik untuk menanyakan perihal lain, yaitu mengenai pembaharuan hati sebagaimana terlampir dalam artikel di atas. Berikan penegasan, siapakah yang melakukan pembaharuan hati, memberi hati yang baru? Allah Bapa, ataukah Yesus sebagai perantara kehendak-Nya?
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita mengatakan
~
Sdr. Kucing Malam,
Menanggapi apa yang Anda tanyakan, kami pun ingin bertanya. Siapakah yang bisa memberikan “hati baru” menurut Anda? Apakah oknum selain Allah bisa melakukannya? Seandainya bisa, seberapa besar kuasanya hingga menyamai Allah, Sang Pencipta hati dan hidup manusia?
Saudaraku, seandainya Yesus hanya sekedar “perantara kehendak Allah Bapa” sebagaimana Anda pahami, bagaimana Anda dapat menjelaskan penyataan lugas Yesus tentang diri-Nya: “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil Yohanes 10:30)? Untuk itu, silakan baca artikel berikut: https://tinyurl.com/y7be2vga untuk mengenal lebih jauh siapakah Yesus Kristus (Isa Al-Masih) sesungguhnya.
~
Yuli