Umumnya orang mengenal Islam sebagai agama yang memungkinkan pria memiliki lebih dari satu isteri. Bagi Muslim, poligami bukan saja hal yang normal, tetapi juga hal yang baik. Benarkah poligami ide yang baik dalam pernikahan? Dan bagaimana ketetapan pertama Allah tentang pernikahan?
Umat Muslim Mendukung Poligami
Islam memungkinkan seorang pria untuk memiliki hingga empat isteri dalam waktu yang bersamaan. Alasan utama yang dilontar Muslim, karena di dunia jumlah wanita lebih banyak dibanding pria. Sehingga jumlah pria yang ada tidak cukup bagi setiap wanita untuk memiliki seorang suami.
Disamping itu, secara alami pria tertarik pada lebih dari satu wanita. Maka, bila ada seorang suami memiliki hanya satu isteri, berarti dia telah menyangkal naluri alaminya.
Umat Muslim juga berpendapat bahwa monogami merupakan ide dari Barat. Tentu pendapat itu tidak benar, melihat segala perceraian yang terjadi di Barat. Sebaliknya, poligami adalah tradisi dari semua budaya, dari abad ke abad.
Apakah Poligami Ide yang Baik?
Kelihatannya poligami mungkin menjadi ide yang baik. Tapi biasanya dalam poligami, isteri pertama sering dilupakan. Suami jelas lebih memberi perhatian kepada isteri keduanya, yang tentunya lebih muda dan juga mungkin lebih cantik. Lambat laun, hal ini dapat membuat suami melupakan pada isteri pertamanya, dan biasanya juga dapat melupakan anak-anaknya.
Melihat pada fakta ini, dapatkah dikatakan bahwa poligami ide yang baik dalam sebuah pernikahan? Kirimkan tanggapan Anda lewat email ini.
Pernikahan yang Ditetapkan Allah
Setelah Allah menciptakan Adam, lalu Ia menciptakan Hawa sebagai isteri Adam. Allah hanya menciptakan satu isteri untuk Adam. “Lalu berkatalah manusia itu: ‘Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.’ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”(Taurat, Kitab Kejadian 2:23-24).
Inilah cara Allah menciptakan pernikahan. Suami dan isteri bersatu. Bagaimana bisa seorang suami bersatu dengan lebih dari satu isteri?
Jika Anda mempunyai pandangan lain tentang konsep pernikahan, kirimkan lewat email ini.
Gambaran Isa Al-Masih dan Umat-Nya
Allah juga menciptakan pernikahan untuk menggambarkan hubungan Isa Al-Masih dan umat Allah. Contoh terbaik akan hal ini di Injil, Surat Efesus 5:25-27; “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus [Isa Al-Masih] telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”
Seorang suami wajib mencintai isterinya dan membantunya dalam pertumbuhan untuk lebih dekat kepada Allah. Seperti Isa Al-Masih yang mengasihi kita begitu rupa, bahkan rela Ia mati bagi kita, untuk memungkinkan kita memiliki hubungan dengan Allah.
Suami hanya bisa belajar untuk mencintai isterinya dengan benar, ketika dia mengerti akan cinta Tuhan baginya dengan mengirimkan Juruselamat ke dunia, yaitu Isa Al-Masih.
[Staf Isa Islam Dan Kaum Wanita – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa Islam Dan Kaum Wanita.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setujukah saudara bahwa poligami merupakan ide terbaik dalam sebuah pernikahan? Jelaskanlah alasannya!
- Mengapa sejak semula Allah tidak menciptakan pernikahan poligami?
- Menurut saudara, mengapa agama Islam menganut ajaran poligami?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Poligami Merusak Pernikahan Islam Terkenal di Indonesia
- Nabi Islam Menolak Suami Fatimah Berpoligami!
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Apabila Anda memiliki keinginan untuk didoakan, silakan mengisi permohonan doa dengan cara klik link ini.
*
Maaf untuk apa website ini dibuat? Untuk memecah kaum kami (Muslim)? Untuk menjelekkan nabi-nabi kami? Untuk memperolok Tuhan kami?
Kata-kata anda sangat terpelajar dan santun tapi setiap hurufnya mengandung racun.
Lalu anda berpikiran anda paling benar? Atau memang anda diajarkan dalam agama anda menghujat, menjatuhkan, dan memperolok agama lain?
Semoga anda terselamatkan dari jalan yang sekarang anda tempuh, ingat jika nanti ada bencana pada kehidupan anda jangan bertanya, Kenapa?
Sekian terima kasih.
~
Saudara Sugeng Waluyo,
Sepertinya saudara sudah salah dalam memberi penilaian kepada kami. Tujuan kami bukan untuk memecah, menjelekkan atau memperolok siapapun. Tujuan website ini untuk tempat saling bertukar-pikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan wanita dan kepercayaannya.
Isa Al-Masih tidak mengajarkan untuk menghujat, menjatuhkan ataupun memperolok. Justru Dia mengajarkan supaya selalu mengasihi sesama. “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Untuk itulah kami juga ingin berbagi kasih.
Kami memandang bahwa kita tentu boleh saja saling menyampaikan argumentasi mengenai kepercayaan masing-masing. Jika Saudara menemukan bahwa ternyata apa yang kami tulis adalah salah, maka tentu Saudara boleh memberi masukan kepada kami. Sehingga kita dapat memperoleh manfaat dari sini.
~
DA
*
Untuk saudara Sugeng Waluyo,
Jika isi dari artikel di atas tidak benar, kenapa saudara merasa jika agama saudara dipecah, dan merasa bahwa situs ini memperolok Tuhan dan nabi-nabi saudara?
Bukankah ini adalah suatu fakta yang sudah terjadi dan terus terjadi. Bukankah poligami hanya di ijinkan oleh umat Muslim saja?
Jika saudara menganggap ini salah, berarti saudara tidak percaya dan yakin dengan ajaran Islam sendiri!?
*
Saya pernah melihat diskusi sudut pandang tentang poligami, ada debat Islam dan poligami.
Namun di artikel ini saya lihat tidak ada bahan tersebut, artikel ini tidak lengkap. Jadi, jangan ada yang pindah keyakinan.
~
Saudara Andre,
Forum ini adalah forum diskusi, bukan forum untuk memaksakan seseorang menerima apa yang kita yakini. Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi kita untuk boleh saling berinteraksi dengan sopan di tempat ini.
Poligami sepintas hanya memikirkan kepentingan pria saja? Jadi, merupakan ide baikkah poligami itu? Bagaimana menurut Saudara?
~
DA
*
Kepada Staff IDI Yth,
Sebuah pertanyaan buat anda. Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk memiliki keturunan. Akan tetapi kenapa ada para pendeta/pastor dan biarawati tidak mau nikah? Apakah ada anjuran dalam ajaran Yesus?
~
Saudara Mekar,
Terima kasih atas pertanyaan saudara. Memang setiap pernikahan mendambakan keturunan, tapi bukan itu tujuan utamanya.
Ada wanita ataupun pria yang memang tidak menikah. Mengenai orang yang tidak menikah Isa Al-Masih mengatakan demikian: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti” (Injil, Rasul Besar Matius 19:11-12).
~
DA
*
Jika berpoligami:
1. Suami bisa melampiaskan nafsunya berdasarkan keinginannya saat itu. Dalam hal ini nafsu lebih dominan.
2. Setidaknya memberikan kesempatan kepada beberapa wanita yang belum memperoleh suami atau susah mendapatkan suami. Pada kenyataannya nilai lahiriah menjadi patokan atau ukuran untuk berpoligami
3. Menyisakan banyak permasalahan keluarga atau menimbulkan masalah baru dalam keluarga. Kecenderungan nilai kesetiaan menjadi berkurang.
4. Pribadi yang berpoligami lebih banyak memikirkan hal-hal duniawi ketimbang perkara rohani.
5. Jika pribadi itu kaya secara duniawi dan memiliki kesanggupan dalam berpoligami sepintas segala kesusahan duniawi terpenuhi. Tetapi pada kenyataannya menimbulkan permasalahan dari sisi rohani dengan pribadi yang bersangkutan dengannya.
~
Saudara Anjo,
Terima kasih atas komentar saudara, yang telah menyampaikan permasalahan yang timbul akibat poligami. Kesimpulannya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa poligami bukan ide yang baik dalam pernikahan.
~
DA
*
Memahami kebaikan poligami itu bukan diukur berdasarkan logika melainkan dengan “iman”. Kalau Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan seperti itu maka selaku orang beriman sewajibnya mengatakan “sami’na wa Atho’na”. Karena seseorang yang beriman yakin bahwa sesuatu yang diperintahkan itu pasti mengandung kebaikan, baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui.
~
Saudara Rafi,
Adalah baik jika kita menaati perintah Allah. Namun ada yang perlu dipertanyakan. Karena ketetapan Allah sejak semula mengenai pernikahan adalah seorang suami hanya berhak atas satu istri. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Demikian Isa Al-Masih sangat menentang poligami dan menekankan satu istri saja seumur hidup! “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).
Masak Allah plin-plan, tidak konsisten? Tidak. Jadi jelas Allah tidak akan memberi wahyu yang bertentangan dengan yang sudah diwahyukan. Artinya poligami adalah salah satu pelanggaran terhadap ketetapan Allah.
~
DA
*
Padahal di Alkitab nabi-nabi poligami. Bahkan kuantitasnya jauh lebih banyak, seperti tak berbatas.
~
Saudara Agung benar, di dalam Alkitab para nabi-nabi ada yang poligami. Itulah firman Allah, tidak menyembunyikan dosa. Bahwa dalam diri manusia terdapat satu ikatan dosa yang membelenggu mereka. Egois, serakah, kejahatan, gelap mata. Keserakahan inilah yang akhirnya membuat manusia tidak mematuhi aturan yang telah Allah tetapkan.
Salah satu ketetapan Allah yang telah dilanggar manusia adalah hal perkawinan. Dimana ketika Allah menciptakan manusia, Dia telah menetapkan, satu suami hanya berhak atas satu istri, demikian sebaliknya. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Nah, salah satu ajaran Isa Al-Masih adalah memperbaiki kehidupan sosial yang dirusak tersebut.
~
DA
*
Semoga pengurus situs ini nantinya menjadi wanita yang dimuliakan oleh Allah, diberikan keselamatan dan Hidayah. Cukup satu ayat yang dia baca maka ia beriman. Mengapa saya begitu yakin, karena tidak ada yang mustahil bagi Allah.
~
Saudara Dani Muhammad,
Terima kasih atas komentarnya. Saudara Dani benar, kami percaya akan iman yang timbul dari Injil. Keselamatan kami adalah pemberian dari Allah, bukan hasil usaha kami. Penjelasannya dapat saudara Dani baca di url ini: http://tinyurl.com/6ntpehg.
Kami yakin keselamatan kekal adalah pengharapan bagi setiap umat manusia, bukan?
Demikian menjadi wanita yang dimuliakan oleh Allah adalah harapan setiap wanita, bukan? Jadi menurut Saudara Dani poligami ide yang baikkah?
~
DA
*
Dalam kehidupan manusia selalu berhasrat dan bernafsu. Pandangan Al-Quran mencakup semua. Maksud ayat nikahilah 1,2,3,4 wanita tapi bila tidak mampu berlaku adil nikahi satu saja. Kembali pada setiap pria, apakah kalian mampu berlaku adil? Jawabannya ada pada diri masing-masing. Janganlah menyalahkan ayat yang sebenarnya hanya nafsu yang terpuaskan.
Saya sebagai keluarga Muslim. Bapak saya, suami saya, kakak ipar saya tidak ada yang poligami. Janganlah dipandang Islam cuma poligami saja. Maksud Allah adalah menghindarkan manusia dari zinah. Lihatlah kehidupan yang berlaku sekarang jangan pada satu titik saja.
~
Saudara Yuni,
Mengenai pertanyaan Saudara Yuni, apakah pria mampu berlaku adil? Kitab saudara Yuni sendiri menjawab bahwa “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian…” (Qs 4:129).
Kalau tidak salah saudara Yuni menyatakan bahwa poligami hanya untuk memuaskan nafsu. Poligami untuk menghindari manusia dari zinah.
Seperti yang Saudara Yuni tulis di atas bahwa manusia selalu berhasrat dan bernafsu. Maka timbul pertanyaan apakah dengan menikahi dua, tiga atau empat hasrat dan nafsu itu akan hilang/terpuaskan dan menjamin tidak berzinah? Jadi, ide yang baikkah poligami menurut saudara Yuni?
Satu-satunya cara untuk menghindari dosa adalah memberitahu Allah, bahwa kita tidak berdaya untuk mengubah diri sendiri.
Itulah sebabnya Isa Al-Masih datang ke dunia dan mati di kayu salib. Dia datang sebagai Penanggung dosa. Tujuan-Nya membebaskan manusia dari dosa dan kesalahan. Juga untuk memberi kuasa-Nya, agar manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.
“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia [Isa Al-Masih], tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:6).
~
DA
*
Apapun yang diajarkan dalam agama Islam sebagai umat Islam kami wajib menaati perintah Allah dan meneladani rasul kami. Seperti anda menaati perintah agama anda. Jadi tidak ada masalah bagi kami umat Islam tentang hal ini. Karena kami telah memilih Islam kami akan menaatinya.
~
Saudara Prima,
Memang setiap orang mesti berpegang pada agamanya sendiri. Tetapi pantas juga kalau setiap orang melakukan penilaian atas agamanya sendiri. Mungkin dalam agamanya, ada hal-hal yang tidak benar.
Mungkin tidak pernah saudara Prima pikirkan, apakah poligami adalah ide yang baik?
~
DA
~
Apa pun penjelasan anda, seorang Muslim tak akan pernah terpengaruh dengan rayuan murahan para penggembala munafik.
Selamanya Muslim tak akan pernah meyakini agama anda dan Tuhan anda yang ada tiga/banyak itu (Bapak, Anak, Roh Kudus, bunda Maria, dan orang-orang yang dianggap suci oleh umat Kristen itu)
Logika sehat tak pernah menerima keyakinan irrasional ini.
~
Saudara Hamba Moehammad,
Penjelasan kami bukan untuk merayu atau memaksakan keyakinan kami kepada saudara atau umat Muslim lain. Tetapi mari kita berpikir dan belajar bersama bagaimana seharusnya wanita diperlakukan sesuai dengan kebenaran firman Allah. Karena kaum wanita adalah ciptaan Allah seperti halnya kaum pria, bukan?
Khususnya pada topik ini tentang poligami. Bila melihat dampak yang ditimbulkan seperti wanita pasti mengalami penderitaan batin, perhatian pada istri pertama dan anak-anaknya pasti berkurang, yang tragis adalah perceraian. Bukankah dampak tersebut sangat merugikan wanita?
Untuk itu mari kita merenungkan dari hati kita yang paling dalam, apakah poligami ide yang baik?
Saudaraku, kamipun tidak menyakini banyak Allah tetapi satu Allah yang Esa. Kiranya saudara dapat membaca penjelasannya di sini: http://tinyurl.com/dy8j2nk
~
Daniar
~
Poligami adalah pilihan bukan paksaan. Sama dengan pilpres kemarin mau pilih Jokowi atau Prabowo terserah.
~
Saudara Syaiful,
Memang menurut Al-Quran poligami adalah pilihan, bukan paksaan. Tetapi pada kenyataannya, poligami adalah “hak mutlak” bagi seorang suami. Karena Al-Quran sendiri mengijinkan. Sehingga seorang suami yang ingin berpoligami, biasanya mereka lebih cendrung egois dan menganjurkan agar istrinya dapat memahami keinginannya untuk berpoligami, betul tidak?
Apapun alasannya, baik suatu pilihan atau pun tidak, poligami tetaplah bukan ajaran dari Allah. Sebab sejak semula Allah telah menetapkan seorang suami hanya berhak atas satu istri, demikian sebaliknya.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
~
Daniar
~
Saya seorang Muslim, bahkan disekolahkan oleh orang tua di pesantren. Saya tinggal di Medan, Sumatera Utara. Kalau soal poligami, saya sangat tidak setuju. Itu memang duniawi. Jika saat pacaran saja diselingkuhi, kita sakit hati. Apalagi saat nanti menikah dipoligami, tambah pusing.
~
Sdri. Ayu,
Terimakasih untuk komentar Anda. Apa yang Anda sampaikan sangat logis dan layak menjadi bahan perenungan bersama.
Inti dari sebuah hubungan kasih antar insan adalah komitmen kesetiaan, kepercayaan, dan cinta/kasih yang tak bersyarat. Ketiga hal ini menimbulkan rasa aman dan bahagia bagi seluruh anggota keluarga. Poligami, bagaimanapun alasannya, telah nyata merusak rasa aman & bahagia dalam keluarga.
Mari kita semua jujur menilai, jangan dibutakan oleh ajaran yang menentang Firman Allah: “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia” (Kitab Amsal Sulaiman 3:3-4)
~
Yuli
~
Alkitab banyak menceritakan tentang hidup poligami. Bukankah Alkitab yang mengabarkan tentang kehidupan para nabi terdahulu yang berpoligami? Istri nabi Daud berapa dan gundiknya berapa? Salomo istrinya berapa, gundiknya berapa,dan seterusnya.
Nabi terakhirlah (Muhammad) yang bisa mengatur poligami, bahkan mempersulit orng yang ingin berpoligami dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
~
Sdr. Uciha,
Karena inspirator Alkitab adalah Allah yang Maha Benar, maka isinya jujur menyatakan kebobrokan kehidupan manusia, termasuk para nabi. Mengapa? Karena nabi pun adalah manusia berdosa!
Carilah dalam Alkitab, adakah perkawinan poligami para tokoh seperti Abraham, Daud, dan Salomo merupakan perintah Allah kepada mereka? Tak satupun ayat Anda temukan. Sebaliknya, tentang segala pelanggaran manusia termasuk ulah para tokoh Alkitab dalam hidup perkawinannya, Yesus (Isa Al-Masih) dengan tegas menegur: “Karena ketegaran hatimu …, tetapi sejak semula tidaklah demikian” (injil, Rasul Besar Matius 19:8).
Saudaraku, tidakkah Anda sadar Muhammad berlaku seperti para pemuka Yahudi (kaum Farisi) yang munafik? Inilah alasannya:
1. Seperti orang saleh, ia mengajarkan hukum poligami yang nampak baik padahal jelas menentang hukum Allah sejak penciptaan Adam-Hawa
2. Dia menetapkan syarat poligami yang berat pada para pengikutnya (maksimum 4 istri, harus adil). Tapi membebaskan dirinya dari semua syarat tsb (istri lebih dari 10, bebas dari kaum manapun, banyak intrik ketidakadilan antar istri, para mantan istrinya tidak boleh diperistri orang lain).
Nyata bahwa ajaran manusia tidak dapat disejajarkan dengan ajaran Allah sejati.
~
Yuli
~
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita,
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).
Apaka firman ini yang mendasari pelarangan poligami?
~
Anda benar, Sdr. Uciha!
Sejak semula Allah menciptakan satu orang Adam dan satu orang Hawa yang dibentuk-Nya dari tulang rusuk Adam untuk kemudian Allah [u]persatukan dalam pernikahan yang kudus[/u]. Itulah sebabnya dikatakan: “…sehingga keduanya menjadi satu daging”.
Penyatuan dua pribadi selalu melibatkan unsur kesetiaan agar tetap utuh. Maka, kehadiran wanita lain dalam perkawinan poligami pasti menghancurkan unsur kesetiaan yang telah dibangun suami-istri. Akibatnya, perpecahan pasti terjadi, entah secara formal (perceraian), atau informal.
~
Yuli
~
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia” (Kitab Amsal Sulaiman 3:3-4).
Apakah firman ini ada menyebutkan kasih setia diperuntukkan hanya satu org? Apakah jika Yesus berkata kasih hanya diperuntukan satu, bukan seluruh umat-Nya?
~
Sdr. Uciha,
Di dalam “kasih” selalu ada unsur “setia” yang artinya “tidak berkhianat/menyakiti” orang yang kita kasihi. Nah, dapatkah Anda bayangkan, jika istri/suami Anda yang telah berjanji setia membangun rumah tangga bersama Anda, di kemudian hari menaruh hati kepada orang lain, apakah Anda tidak terluka? Dapatkah pasangan Anda dikatakan setia? Renungkanlah dengan bijak.
Yesus dalam hubungan kasih-Nya dengan jemaat-Nya, mengumpamakan diri-Nya sebagai pengantin pria yang setia kepada pengantin wanita-Nya, yaitu jemaat-Nya (baca kembali Injil, Surat Efesus 5: 25-27 seperti tertulis dalam artikel). Kasih sempurna Yesus kepada jemaat-Nya dibuktikan melalui kesetiaan-Nya yang merelakan diri-Nya mati di kayu salib bagi keselamatan umat-Nya. maka, kebangkitan-Nya dari kematian membuktikan bahwa kuasa kasih-Nya menang atas kuasa dosa.
~
Yuli
~
“Kasih sempurna Yesus kepada jemaat-Nya dibuktikan melalui kesetiaan-Nya yang merelakan diri-Nya mati di kayu salib bagi keselamatan umat-Nya. maka, kebangkitan-Nya dari kematian membuktikan bahwa kuasa kasih-Nya menang atas kuasa dosa”
Bukanlah bentuk kasih Yesus, tetapi kekejaman para rabi Yahudi dan orang yg menginginkan kematian Yesus. Jadi bukanlah kemenangan kuasa kasih atas kuasa dosa ,tetapi bertambah-tambahlah dosa mereka yang menghendaki kematian Yesus.
~
Sdr. Uciha,
Apakah Anda tidak mampu menjawab pertanyaan kami: “jika istri/suami Anda yang telah berjanji setia membangun rumah tangga bersama Anda, di kemudian hari menaruh hati kepada orang lain, apakah Anda tidak terluka? Dapatkah pasangan Anda dikatakan setia?” sehingga Anda lari dari pokok bahasan utama?
Silakan jawab dulu pertanyaan kami di atas karena berkaitan erat dengan paham poligami yang Anda yakini.
~
Yuli
~
“jika istri/suami Anda yang telah berjanji setia membangun rumah tangga bersama Anda, di kemudian hari menaruh hati kepada orang lain, apakah Anda tidak terluka? Dapatkah pasangan Anda dikatakan setia?” sehingga Anda lari dari pokok bahasan utama?
Saya sudah pernah merasakan itu, asal anda tahu. Hanya orang yang tidak bisa menerima kenyatan yang bisa sakit hat. Jika sesuatu hal tidak bisa dipaksakan lagi,mengapa harus dipaksakan?
Hal poligami mengapa hanya Islam saja yang kalian dakwa? Di tempat saya ada juga umat Nasrani yang beristri dua, bahkan ada yang sudah berumah tangga masih pergi ke lokalisasi. Apakah itu bisa dibilang setia?
~
Maaf Sdr. Uciha jika pertanyaan kami mengusik Anda. Apakah dalam hal pengalaman Anda, hal itu terjadi dalam ikatan perkawinan, atau masihkah dalam jenjang pra-nikah? Jika telah terikat dalam hubungan nikah, cukup aneh jika sebagai manusia normal, Anda tidak memiliki perasaan sakit. Apakah dalam hal ini Anda “pelaku” atau “korban”? Atau, apakah Anda sudah tidak memiliki rasa cinta terhadap pasangan hingga merasa biasa saja? Dengan kata lain, dalam pernikahan Anda tidak ada penyatuan jiwa diantara Anda dan pasangan sehingga saat salah satu selingkuh, perasaan Anda tetap datar. Sebaliknya, bukankah Allah sendiri yang menghendaki penyatuan “dua menjadi satu” dalam ikatan perkawinan (Taurat, Kitab kejadian 2:24)?
Tentang poligami, apakah sepak terjang tetangga Nasrani Anda didasarkan pada ayat-ayat Alkitab? Tentu tidak, bukan? Sebaliknya justru dalam kitab suci Islamlah poligami dianjurkan.
~
Yuli
~
“Maaf Sdr. Uciha jika pertanyaan kami mengusik Anda. Apakah dalam hal pengalaman Anda, hal itu terjadi dalam ikatan perkawinan, atau masihkah dalam jenjang pra-nikah? Jika telah terikat dalam hubungan nikah, cukup aneh jika sebagai manusia normal, Anda tidak memiliki perasaan sakit. Apakah dalam hal ini Anda “pelaku” atau “korban”?”
Saya sudah pernah bercerai. Jujur saya tidak merasa sakit hati karena saya punya prinsip: lahir, jodoh, rezki, dan maut bisa terjadi pada diri kita dan akan kita lalui. Coba Anda tanyakan pada Nasrani yang bercerai, apakah mereka suka,tapi memang itu bisa terjadi.
~
Sdr. Uciha,
Dengan prinsip yang Anda pegang (lahir, jodoh, reski, dan maut), menurut Anda, apakah perceraian yang Anda alami adalah takdir Allah? Dengan kata lain, apakah Allah penyebab bencana yang dialami manusia? Jika Allah Maha Benar dan Maha Penyayang, mengapa Allah bisa punya rancangan celaka bagi umat-Nya? Di manakah letak Maha Penyayang-Nya? Ataukah di balik prinsip yang seperti Anda pegang, manusia sedang melempar tanggung jawab dosanya kepada Allah dengan mengatakan: “semua dalam takdir Allah”?
Anda perlu lebih serius memikirkan hal ini, Saudaraku. Jika tidak, Anda sedang dikelabuhi dengan konsep “allah palsu” yang tidak pernah membawa Anda kepada kebenaran sejati dari Allah.
~
Yuli
~
Staff Isa Islam dan Kaum Wanita:
“Anda perlu lebih serius memikirkan hal ini, Saudaraku. Jika tidak, Anda sedang dikelabuhi dengan konsep “allah palsu” yang tidak pernah membawa Anda kepada kebenaran sejati dari Allah”
Saya setuju dengan Anda.Ajaran palsu bisa terjadi jika saya pelajari pada ajaran Kristen yang banyak pemalsuan. Saya juga baca Alkitab, banyak pertentangan. Jadi saya sarankan pada Anda, mumpung masih ada kesempatan, carilah ajaran yang benar. Mungkin Islam baik untuk Anda.
~
Sdr. Uciha,
Jika ajaran Islam sungguh berasal dari Allah, mengapa ajaran tsb sangat tidak konsisten dengan karakter sejati Allah yang setia dan menghendaki kesetiaan umat-Nya, termasuk dalam bermonogami? Bukankah dalam Taurat dan Injil Allah telah menyatakannya? Lalu mengapa Islam justru menganggap poligami, bahkan perceraian sebagai “persetujuan Allah” bahkan “takdir dari-Nya”?
Dengan hati dan akal yang jernih tentu kita semua dapat membedakan manakah ajaran yang sejati dan bukan.
~
Yuli